• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LARANGANi RANGKAPi JABATANi NOTARISi DANi

C. Pengertian,i Kewajibani dani TugasAdvokat

Istilahi advokati dani pengacarai digunakani untuki mendeskripsikani orangi yangi mempunyaii profesii untuki memberikani pelayanani hukum.i Tiap-tiapi sistemi

hukumi tentunyai menggunakani istilahi yangi berbedai untuki mendefinisikani

seseorangi yangi memberikani jasai pelayanani hukumi tersebuti sepertii lawyer,i barrister,i solicitor,i attorney-at-lawi dani laini sebagainya,i namuni semuanyai padai

dasarnyai merupakani profesii yangi memberii pelayanani hukum.i Variasii penamaani advokati sebelumnyai dikarenakani beberapai undang-undangi memakaii istilahi yangi berbedai misalnyai Undang-Undangi Nomori 1i Tahuni 1981i tentangi Kitabi Undang-Undangi Hukumi Acarai Pidanai yangi menggunakani katai “Penasehati Hukum”i dii dalamnyai dani olehi karenai itui melaluii Undang-Undangi Nomori 18i Tahuni 2003i tentangi Advokati (untuki selanjutnyai disingkati menjadii UUi Advokat)i seluruhi penamaani terhadapi profesii yangi berhubungani dengani konteksi pembelaani baiki dii dalami persidangani maupuni dii luari persidangani telahi disatukani menjadii

“Advokat”i sehinggai penamaani beragami sepertii yangi dikemukakani sebelumnyai tidaki digunakani lagi.i Menuruti Black’si Lawi Dictionaryi seorangi Advokati ataui lawyeri adalahi “ai personi learnedi ini thei law,i asi ani attorney,i counseli ori solicitor,i ai personi whoi isi practicingi law.113iPasali 1i ayati (1)i UUi Advokati mendefinisikani

Advokati sebagaii “orangi yangi berprofesii memberii jasai hukumi baiki dii dalami maupuni dii luari pengadilani yangi memenuhii persyaratani berdasarkani ketentuani Undang-Undangi ini.”

Advokati yangi merupakani penegaki hukumi sebagaimanai diaturi dalami UUi Advokati bertugasi memberikani bantuani hukumi ataui jasai hukumi kepadai

masyarakati ataui klieni yangi menghadapii masalahi hukumi yangi keberadaannyai sangati dibutuhkani olehi masyarakat.i Advokati mempunyaii tanggungi jawabi yangi luhur,i baiki terhadapi dirii sendiri,i klien,i pengadilan,i dani Tuhan,i sertai demii tegaknyai

113Bryani A.i Garner,i Black’si Lawi Dictionary,i ed.i 8,i (Amerikai Serikat:i West,i 2004),i hlm.i 799.

keadilani kebenaran.i Dalami sumpahnya,i Advokati bersumpahi tidaki akani berbuati palsui ataui membuati kepalsuan,i baiki dii dalami maupuni dii luari pengadilan.i Sebagaii

pekerjaani bermartabati Advokati karenanyai harusi mampui melibatkani dirii lebihi tinggii dengani aparati penegaki hukum,i dasari filofofis,i asas-asas,i teori-teorii dani tentunyai normai hukumi yangi semuanyai harusi dikuasainya114.

Pekerjaani Advokati dii Indonesiai memilikii perbedaani yangi cukupi menonjoli bilai dibandingkani dengani profesi-profesii hukumi lainnya 115.i Dalami profesii Advokati tidaki dikenali adanyai pembatasani yangi didasarkani wilayahi selayaknyai Notaris116.i Profesii Advokati jugai tidaki bekerjai dii dalami batasani suatui lembagai peradilani selayaknyai Jaksai ataui Hakimi sehinggai dapati beracarai dii pengadilani tingkati manai saja.i Situasii inii padai gilirannyai menjadikani profesii advokati sebagaii profesii yangi memilikii persaingani yangi sangati kerasi dani ketat.i Selaini itu,i perani negarai dalami keadvokatani sangati terbatasi i kalaui tidaki dikatakani tidaki ada117.i Hali inii ditegaskani dalami Pasali 5i ayati (2)i UUi Advokat.i Darii segii keuangani pengacarai

jugai tidaki menerimai gajii tetapi karenai bukani pejabati negarai selayaknyai profesi-profesii hukumi lainnyai dani hanyai mendapati incomei darii honorariumi yangi diterimanya.i Namuni dii baliki pekerjaani profesionalnyai yangi menerimai fee,i seorangi Advokati jugai melakukani pekerjaani probonoi ataui bantuani hukumi secarai cuma-cumai sebagaimanai diamanatkani dalami Undang-Undangi Nomori 16i Tahuni

114iJawahiri Tantowi,i “Peningkatani Kualitasi Advokati Melaluii Pendidikani Advokati

dii Erai Global”,i disampaikani dalami seminari dengani temai “Revisii UUi No.i 13i Tahuni 2003:i Suatui Kemajuani Ataui Kemunduran.i Sumbangsihi untuki RUUi Perubahani UUi Advokat”,i Surabaya,i Jumat,i 5i Aprili 2013.

115iPranotoi Iskandar,i Memahamii Hukumi dii Indonesia,i (Cianjur:i IMRi Press,i 2011),i

hlm.i 166.

116iIbidi

117iTodungi Mulyai Lubis,i Bantuani Hukumi dani Kemiskinani Struktural,i (Jakarta:i

LP3ES,i 1986),i hlm.i 17.

2011i tentangi Bantuani Hukumi dani PPi No.i 83i Tahuni 2008i tentangi Persyaratani dani Tatai Carai Pemberiani Bantuani Hukumi Secarai Cuma-Cuma.

Statusi hukumi seorangi Advokati sebagaimanai dijelaskani dalami Pasali 5i ayati (1)i UUi Advokati adalahi sebagaii pengegaki hukumi yangi bebasi dani mandirii sertai dijamini olehi hukumi dani peraturani perundang-undangan.i Dalami Penjelasani Pasali 5i ayati (1)i dipaparkani bahwai maksudi darii statusi “advokati sebagaii penegaki hukum”i adalahi penyetaraannyai dengani profesi-profesii hukumi dengani statusi “penegaki hukum”i lainnyai sehinggai dalami prosesi peradilani seorangi advokati mempunyaii kedudukani yangi yangi samai dengani profesi-profesii tersebut.i Mengenaii sejauhi manai batasi kewenangani advokati sebagaii penegaki hukumi yangi disetarakani dengani pejabati negarai dengani statusi yangi samai tidaki dijelaskani olehi UUi Advokat.i Yangi menjadii pertanyaani adalahi apakahi definisii darii “disetarakan”i sebagaimanai dimaksudi dalami Penjelasani Pasali 5i ayati (1)i UUi Advokati tersebut.i Mantani Hakimi Ketuai Mahkamahi Konstitusii Akili Mochtari mempertanyakani apakahi maknai

“penegaki hukum”i bagii Advokati samai dengani penegaki hukumi bagii Polisi,i Jaksa,i dani Hakim.i Yangi menjadii permasalahani jumlahi “Organisasii Advokat”i yangi berperani ”satu-satunyai wadah”i berjumlahi lebihi darii satui walaupuni olehi Mahkamahi Konstitusii dalami Putusani Perkarai No.i 014/PUU-IV/2006i diputuskani bahwai “Organisasii Advokat”i yangi dimaksudi dalami UUi Advokati adalahi PERADIi

sehinggai tanpai adanyai satu-kesatuani secarai kelembagaan,i makai advokati tidaki dapati diberikani statusi sebagaii “penegaki hukum”.i Hali inii dikarenakani profesi-profesii hukumi lainnyai yangi memilikii statusi sebagaii “penegaki hukum”i sepertii Polisi,i Jaksa,i dani bahkani Hakimi yangi tergabungi dalami Ikatani Hakimi Indonesiai

(IKAHI)i sudahi memilikii satui kesatuani secarai kelembagaani sedangkani Advokati tidaki dani olehi karenai itui perlui ditinjaui lagii statusnyai sebagaii “penegaki hukum”118. 2. Kewajibani Advokat

Kewajibani melahirkani suatui tanggungi jawabi ataui responsibilitasi (responsibility).i Tanggungi jawabi dengani demikiani dapati diartikani sebagaii kesediaani dasariahi untuki melaksanakani apai yangi menjadii kewajibannya119.i Setiapi bentuki tanggungi jawabi senantiasai menuntuti pertanggungjawabani apabilai perbuatani itui telahi selesaii dilakukan.i Pertanggungi jawabani inii adalahi suatui tindakani memberii penjelasani yangi dapati dibenarkani baiki secarai morali maupuni secarai hukum120.

Kewajiban-kewajibani yangi harusi dipenuhii olehi parai Advokati dalami Kodei Etiki Profesii Advokati Indonesiai mengandungi kewajiban-kewajibani yangi yangi olehi parai Advokati dibebankani kepadai dirinyai sendiri,iyaitu121:

1) Kepribadiani Advokat122:i yangi menyatakani pribadii yangi bertaqwai kepadai

118Muhammadi Yasin,i“Statusi Advokati Sebagaii Penegaki Hukumi Dipersoalkan,”i http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4fd979e0088e5/status-advokat-sebagai-penegak,i diunduhi 23i Desemberi 2019.

119 Shidarta,i Moralitasi Profesii Hukum,i Suatui Tawarani Kerangkai Berpikir,i (Bandung:i PT.i Refikai Aditama,i Bandung,i 2006).i hlm.i 49.

120Ibid.i hlm.i 50.

121E.iSumaryono,i Etikai Profesii Hukum,i Normai Bagii Penegaki Hukum,i (Yogyakarta:i Kanisius,,i 1995).i hlm.i 155-159.

122 Ibid.i hlm.i 155i

tinggii hukum,i Undang-Undangi Dasari Republiki Indonesia,i 5Kodei Etiki menyebutkani bahwai advokati tidaki diperkenankani menambahi

123 Ibid.i hlm.i 156i

124i Ibid.i hlm.i 157

125i Ibid

catatani padai berkasi dii dalam/dii luari sidangi meskipuni hanyai bersifati ”adi ditanganinya,ikecualii apabilai keterangan-keterangani yangi iai berikani itui bertujuani untuki menegakkani prinsip-prinsipi hukumi yangi wajibi

b. Tidaki melakukani tindakani hukumi apapuni tanpai diketahui,i tidaki diperintahkan/disetujuii klien-Advokat,i

c. Advokati tidaki bolehi memindahkan/menggunakani Advokati penggantii kepadai advokati laini tanpai adai persetujuani klien-i Advokat.

d. Dengani pemberiani surati kuasai tersebuti klieni harusi telahi siapi dengani konsekuensii pembayarani jasa/bantuani hukumi sesuaii kasusi yangi dihadapinyai dengani persetujuani sebelumnyai antarai klien-i Advokat.

3. Tugasi Advokat

Tugasi advokati dalami memberikani jasai hukumi kepadai masyarakati tidaki terincii dalami uraiani tugasi (dalami Undang-Undangi Advokati Nomori 18i Tahuni 2003), karenai iai bukani pejabati negarai sebagaii pelaksanai hukum.i Tetapii merupakani profesii yangi bergeraki dii bidangi hukumi untuki memberikani pembelaan,i pendampingan,i dani menjadii kuasai untuki dani atasi namai kliennya.i

Advokati dalami menjalankani profesinyai dilarangi membeda-bedakani

perlakuani terhadapi klieni berdasarkani jenisi kelamin,i agama,i politik,i ras,i ataui latari belakangi sosial,i dani budayai (lihati sebagaimanai ketentuani dalami Pasali 18i ayati (1)i Undang-Undangi Advokati Nomori 18i Tahuni 2003).i Memangi adai kewajibani Advokati untuki tidaki menolaki klien.i Akani tetapi,i tidaki begitui padai pandangan-pandangani moderni saati inii sebagaimanai diajarkani padai doktrini kebebasani

memilihi klieni tersebut128.i

Selaini alasani diskriminatifi sepertii tersebuti diatasi seorangi advokati jugai tidaki dibenarkani menolaki perkarai bagii klieni yangi tidaki mampui membayari “fee”i

128i Muniri Fuady.i Op.Cit.hlm.18

nya,i makai Advokati jugai diwajibkani untuki memberikani bantuani hukumi cuma-cumai (lihati sebagaimanai ketentuani dalami Pasali 22i ayati (1)i Undang-i Undangi

Advokati Nomori 18i Tahuni 2003).i Hanyai sajai aturani teknisnyai dani yangi menanggungi biayanyai harusi diaturi dalami peraturani pemerintahi (lihati sebagaimanai ketentuani Peraturani Pemerintahi Republiki Indonesiai Nomori 83i Tahuni 2008i tentangi Persyaratani Dani Tatai Carai Pemberiani Bantuani Hukumi Secarai Cuma-Cuma)129.i

Hubungani yangi sangati khususi dani antarai Advokati dani kliennyai itui diakibatkani adanyai suatui hubungani “fiduciary”i antarai Advokati dani kliennya.i

Hubungani tersebut,i adai suatui kepercayaani yangi penuhi (trusti andi confidance)i yangi diberikani olehi kileni kepadai Advokati tersebut.i Hubungani “fiduciary”i yangi dimaksudkani untuki tugasi “fiduciaryi duties”i darii seorangi Advokati adalahi tugasi

yangi terbiti secarai hukumi (byi thei operationi ofi law)i darii suatui hubungani hukumi yangi menerbitkani hubungani “fiduciary”i antarai Advokati dani kliennya,i yangi menyebabkani advokati berkedudukani sebagaii “trustee”i dalami pengertiani hukumi

“trust”,i sehinggai seorangi Advokati mempunyaii tanggungi jawabi morali dani hukumi yangi sangati tinggii terhadapi kliennya,i kemampuani (dutyi ofi carei andi skill),i itikadi baik,i loyalitas,i dani kejujurani terhadapi kliennya,i dengani derajati yangi tinggii (highi degree)i dani tidaki terbagi.

Hubungani “fiduciary”i menerbitkani kewajibani “fiduciaryi duties”i tersebut,ijikai antarai advokati dani kliennyai terjadii pemberiani jasai hukumi olehi

Advokat,i secarai teoritis-yuridis,i akani terjadii hubungani sebagaii berikut130: 1) Hubungani “Fiduciaries”i

129i Ibid.i

130i Ibid.i hlm.i 48-49i

Yangi menerbitkani “fiduciaryi duties”,itermasuki “dutyi ofi loyalty”i darii Advokati terhadapi kliennya.

2) Hubungani Keagenani

Dalami inii Advokati sebagaii penerimai kuasai tidaki bolehi bertindaki merugikani kepentingani pemberii kuasa.i Hubungani keagenani menimbulkani hubungani kontraktuali yaitui hubungani kontraki antarai Advokati dani kliennyai dimanai Advokati padai prinsipnyai berjanjii akani memberikani jasai hukumi kepadai kliennyai sesuaii dengani masalahi yangi dihadapii olehi kliennyai itu.i Hubungani antarai Advokati dani klieni inii tunduki pulai padai kaidah-kaidahi hukumi kontrak,i dalami hali kontraki inii pemberiani jasai tertentu,i kontraki inii pemberiani jasai tertentu,i kontraki pemberiani kuasa,i ataui kontraki keagenan.

3) Hubungani Pemberiani Kuasa

Advokati sebagaii penerimai kuasai tidaki bolehi bertindaki merugikani

kepentingani pemberii kuasa.

4) Hukumi Pembuktiani

Olehi Advokat,ifakta/datai yangi didapati darii kliennyai tidaki bolehi digunakani sebagaii alati buktii dii pengadilan.

Tugasi dani fungsii dalami sebuahi pekerjaani ataui profesii apapuni tidaki dapati

dipisahkani satui dengani lainnya.i Karenai keduanyai merupakani sistemi kerjai yangi salingi mendukung.i Dalami menjalankani tugasnya,iseorangi Advokati harusi berfungsi131:

131i Shidarta.i Op.Cit.i hlm.i 15

a. Sebagaii pengawali konstitusii dani haki asasii manusia;

b. Memperjuangkani hak-haki asasii manusiai dalami negarai hukumi indonesia;

c. Melaksanakani Kodei Etiki Profesii Advokat;

d. Memegangi teguhi sumpahi Advokati dalami rangkai menegakkani hukum,i keadilan,i dani kebenaran;i

e. Menjunjungi tinggii sertai mengutamakani idealismei (nilaii keadilani dani kebenaran)i dani moralitas;

f. Menjunjungi tinggii citrai profesii advokati sebagaii profesii terhormati (officiumi nobile);

g. Melindungii dani memeliharai kemandirian,i kebebasan,i derajat,i dani martabati Advokat;

h. Menjagai dani meningkatkani mutui pelayanani Advokati terhadapi masyarakat;

i. Menanganii perkara-perkarai sesuaii Kodei Etiki Profesii Advokat;

j. Membelai klieni dengani carai yangi jujuri dani bertanggungi jawab;

k. Mencegahi penyalahgunaani keahliani dani pengetahuani keahliani dani pengetahuani yangi merugikani masyarakat;

l. Memeliharai kepribadiani Advokat;

m. Menjagai hubungani baiki dengani klieni maupuni temani sejawati antarai sesamai Advokati yangi didasarkani padai kejujuran,i kerahasiaan,i dani

keterbukaani sertai salingi menghargaii dani mempercayai;

n. Memeliharai persatuani dani kesatuani Advokati agari sesuaii dengani wadahi tunggali Organisasii Advokat;

o. Memberikani pelayanani hukumi (legali service);

p. Memberikani nasehati hukumi (legali advice);

q. emberikani konsultasii hukumi (legali consultation);

r. Memberikani pendapati hukumi (legali opinion);

s. Menyusuni kontrak-kontraki (legali drafting);

t. i Memberikani informasii hukumi (legali information);

u. Membelai kepentingani klieni (litigation);

v. Mewakilii klieni dii mukai pengadilani (legali repcresentation);

w. Memberikani bantuani hukumi dengani cuma-cumai kepadai rakyati yngi lemahi dani tidaki mampui (legali aid).

4. Hubungani Antarai Kodei Etiki Advokati Dengani Tanggungi Jawabi Profesii Advokati sertai Realisasinyai dalami Kehidupani Masyarakat

Seorangi Advokati dalami melaksanakani tugasi jabatannyai harusi selalui dilandasii dengani sikapi bertanggungi jawab.i Hali inii jikai dilakukan,i menunjukkani

bahwai seorangi Advokati dapati dikatakani telahi melaksanakani profesinyai secarai profesional.i Bertanggungi jawabi dii sinii dimaksudkani bahwai setiapi Advokati dalami melakukani suatui perbuatani akani selalui dilandasii dengani alasan-alasani yangi benari sehinggai perbuatannyai itui dapati dipertanggungjawabkan.i Dengani demikian,i setiapi Advokati yangi melakukani suatui perbuatani yangi tidaki dilandasii dengani alasani yangi kuati (tidaki dilandasii olehi dasari hukumi ataui moral),i makai berartii perbuatannyai itui tidaki bertanggungjawabi dani perbuatani demikiani inii tidaki bolehi

samai sekalii dilakukani olehi setiapi Advokat.i Selaini hukumi dani moral,i “landasani yangi benar”i yangi dapati menjadii acuani seorangi Advokati adalahi Kodei Etiki Advokat.i Kodei Etiki Advokati padai dasarnyai merupakani sebuahi etikai ataui norma-normai dasari yangi menjadii acuani bagii seorangi Advokati untuki bertindaki dalami

menjalankani tugasi jabatannyai dalami kesehariannya.i Tidaki terbatasi hanyai kepadai Advokat,i setiapi profesii baiki profesii hukumi maupuni profesii lainnyai wajibi mentaatii

kodei etiknyai masing-masing.i Olehi Hendryi Pandapotani Panggabean,i dijelaskani bahwai setidaknyai terdapati tigai (3)i kegunaani kodei etiki dalami menjalankani suatui profesi,i yaitui 1)i untuki meningkatkani wibawai profesii itui sendiri;i 2)i memberikani parameteri ataui kehendaki terhadapi profesi;i dani 3)i memungkinkani anggotai profesii mengaturi dirii sendirii disampingi mentaatii peraturani yangi dikeluarkani penguasai ataui pemerintah132.i Darii uraiani singkati tersebut,i makai terlihati jelasi bahwai hubungani antarai kodei etiki dani tanggungi jawabi profesii sangatlahi erat,i sebabi dengani etikai inilahi parai profesionali hukumi dapati melaksanakani tugasi jabatannyai dengani baiki untuki menciptakani penghormatani terhadapi martabati manusiai yangi padai akhirnyai akani melahirkani keadilani dii tengah-tengahi masyarakati sebagaii suatui wujudi pertanggungi jawabani profesi.

Akani tetapii dalami kenyataannya,i masihi banyaki dijumpaii oknum-oknumi

(Advokat)i yangi terlibati dengani permasalahani terkaiti dengani pelanggarani Kodei Etiki Advokat.i Salahi satui kasusi yangi palingi terkenali adalahi perkarai Todungi Mulyai Lubis.i Kasusi inii bermulai padai tahuni 2002,i ketikai Todungi menjadii salahi seorangi anggotai Timi Bantuani Hukumi Komitei Kebijakani Sektori Keuangani (TBHi KKSK),i mewakilii Badani Penyehatani Perbankani Nasionali (BPPN)i cqi Menterii Keuangani cqi

Pemerintahi RI,i diai ditugaskani untuki melakukani legali auditi terhadapi keluargai

132 Muhammadi Zulfikar,i “Pentingnyai Kodei Etiki dalami Jalanii Profesi,”i http://www.tribunnews.com/nasional/2014/01/25/pentingnya-kode-etik-dalam-jalani-profesi,i diunduhi 30i Desemberi 2019.

Salim,i pemiliki Sugari Groupi Companiesi (SGC)133.i Namun,i ketikai SGCi (pemiliki baru)i berperkarai melawani keluargai Salimi dani pemerintahi dii tahuni 2006,i Todungi

berbaliki membelai keluargai Salim134.i Atasi dasari inilah,i Peradii menilaii Todungi telahi melanggari Pasali 4i hurufi Gi dani Pasali 3i hurufi Bi Kodei Etiki Advokat135.i Menuruti Majelisi Dewani Kehormatan,i Todungi dinyatakani mempunyaii konfliki kepentingani terhadapi keluargai Salim.17i Karenai hali tersebut,i padai tanggali 12i Meii 2008,i Majelisi Dewani Kehormatani Perhimpunani Advokati Indonesiai (Peradi)i DKIi Jakartai memberhentikannyai sebagaii Advokati (mencabuti lesensinyai sebagaii Advokat).