• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LARANGANi RANGKAPi JABATANi NOTARISi DANi

D. Larangani Rangkapi Jabatani Notarisi Sebagaii Advokat

Manusiai yangi hidupi bermasyarakati padai hakikatnyai terikati olehi hukum.i Dii setiapi suduti kehidupani dii situi adai hukum.i Hukumi adai dimana-mana.i Bahkani diantarai manusiai yangi hidupi dii hutani padai masai purbai puni tetapi berlakui suatui hukumi yangi dikenali dengani hukumi rimba.i Jikai demikiani halnya,i masyarakati

merupakani jaringani hukumi (webi ofi law).i Ahlii hukumi dengani sendirinyai berperani pentingi karenai berhadapani dengani tatai kehidupan136.i Berdasarkan konsep negara hukum, dimana setiap proses pelaksanaan aktivitas baik pemerintah ataupun masyarakat selalu didasarkan pada hukum yang berlaku agar mencegah adanya tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh masing-masing pihak137.

133 Anonim,i “Biografii Todungi Mulyai Lubis,” i http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-idirektori/4250-advokat-peduli-ham,i

diunduhi 30i Desemberi 2019.

134 Ibidi i

135I Ibid

136i Siscai Yunii Alisha.i Op.Cit.i hlm.i 8

137 Budiman Ginting, dkk (ed), Refleksi Hukum dan Konstitusi di Era Reformasi, (Medan:

Pustaka Bangsa- Press, 2002), hlm.101.

Ahlii hukumi selalui terlibati dengani kegiatani menciptakani hukum,i melaksanakani hukum,i mengawasii pelaksanaannya,i dani apabilai terjadii

pelanggarani hukum,i makai perlui adai pemulihannyai (penegakannya).i Terakhiri adalahi kegiatani pendidikani hukumi yangi menghasilkani parai ahlii hukum,i betapai pentingnyai ahlii hukumi sehinggai tidaki berlebihani jikai dikatakani bahwai

“peradabani manusiai ditentukani olehi parai ahlii hukum”.i Baiki buruki peradabani masyarakati bergantungi padai baiki buruknyai perilakui parai ahlii hukumnya138.

Hukumi mempunyaii artii pentingi dalami kehidupani manusia.i Peraturani hukumi mengaturi dani menjelaskani bagaimanai seharusnya:i

1. Legislatori menciptakani hukum;i

2. Pejabati melaksanakani administrasii negara;i

3. Notarisi merumuskani kontrak-kontraki hartai kekayaan;i 4. Polisii dani jaksai menegakkani ketertibani hukum;i

5. Pengacarai membelai kliennyai dani menginterpretasikani hukum;i

6. Hakimi menerapkani hukumi dani menetapkani keputusannya;i 7. Pengusahai menjalankani kegiatani bisnisnya;i

8. Konsultani hukumi memberikani nasihati hukumi kepadai kliennya;i 9. Pendidiki hukumi menghasilkani ahlii hukum139

Pekerjaani yangi ditanganii olehi parai profesionali hukumi tersebuti dii atasi tadii

merupakani bidang-bidangi profesii hukum,iyangi jikai dirincikani adalahi sebagaii berikuti ini:

a) Profesii Legislator;i

138i Jonii Ibrahim,i Teorii dani Metodei Penelitiani Hukumi Normatif.i (Malang:i Bayumedia,i 2010).i hlm.i 47.i i

139i Ibidi

b) Profesii Administratori Hukum;i c) Profesii Notaris;

d) Profesii Polisi;i e) Profesii Jaksa;i

f) Profesii Advokati (Pengacara);i g) Profesii Hakim;i

h) Profesii Hukumi Bisnis;i i) Profesii Konsultani Hukum;i j) Profesii Doseni Hukum140

Keseluruhani i profesii hukumi tersebuti memilikii etikai profesii yangi harusi ditaati.i Kitai semuai hidupi dalami jaringani keberlakuani hukumi dalami berbagaii bentuki formalitasnya.i Semuai berjalani sesuaii dengani aturani hukumi yangi berlaku.i Namun,i yangi namanyai manusiai dalami menjalanii kehidupannyai tidaki terlepasi darii kecenderungani menyimpangi dani menyeleweng.i Profesionali hukumi yangi tidaki

bertanggungi jawabi melakukani pelanggarani dalami menjalankani profesinyai karenai lebihi mengutamakani kepentingani pribadii ataui golongannya.i Padahali adanyai normai hukumi secarai essensiali menuntuni kei arahi manai seharusnyai berbuati yangi membahagiakani semuai pihak.i i Dengani berpedomani padai norma-normai hukum,i masyarakati berharapi banyaki kepadai profesionali hukumi agari Setiapi kelompoki

profesii memilikii norma-normai yangi menjadii penuntuni perilakui anggotanyai dalami melaksanakani tugasi profesi.i Norma-normai tersebuti dirumuskani dalami bentuki tertulisi yangi disebuti etikai profesii hukumi yangi wajibi ditaatii olehi setiapi profesionali

140i Ibid

hukumi yangi bersangkutan.i Dalami melaksanakani kewajibannya,i profesionali hukumi perlui memiliki:i

1. Sikapi manusiawi,i artinyai tidaki menanggapii hukumi secarai formali belaka,i melainkani kebenarani yangi sesuaii dengani hatii nurani;i

2. Sikapi adil,i artinyai mencarii kelayakani yangi sesuaii dengani perasaani masyarakat;i

3. Sikapi patut,i artinyai mencarii pertimbangani untuki menentukani keadilani dalami suatui perkarai konkret;i

4. Sikapi jujur,i artinyai menyatakani sesuatui itui benari menuruti apai adanya,i dani menjauhii yangi tidaki benari dani tidaki patut141.i

Setiapi profesii hukumi jugai memilikii kodei etiki tersendirii dalami melaksanakani tugasi dani jabatannya.i Seorangi Notarisi misalnya,idalami melaksanakani tugasi jabatannyai harusi berpegangi teguhi kepadai Kodei Etiki Notaris,i karenai tanpai itui harkati dani martabati profesionalismei akani hilangi samai sekali.i

Parai Notarisi mempunyaii persamaani dalami pekerjaani dengani advokat.i Keduanyai menuangkani suatui kejadiani dii bidangi ekonomii dalami suatui bentuki hukum,imemberii nasehati kepadai parai pelanggani dani mengharapkani mendapati kepercayaani darii mereka.i Tetapii adai perbedaani prinsip,i yaitu:i

1. Seorangi Notarisi memberii pelayanani kepadai semuai pihak,i advokati kepadai

satui pihak.i Seorangi Notarisi menciptakani suatui hukumi melaluii perjanjian-perjanjiani yangi dibuatnyai tanpai memihaki salahi satui pihaki dengani tujuani agari parai pihaki dapati terhindari darii masalahi sehinggai semuai pihaki puas;i

141i Ibid.i hlmi 66

advokati hanyai berusahai memuaskani satui pihak.i Kalaupuni dalami usahai itui tercapaii suatui konsensus,i padai dasarnyai iai memperhatikani hanyai

kepentingani pelanggannya;i

2. Pekerjaani seorangi Notarisi adalahi untuki mencegahi terjadinyai suatui persoalani antarai pihak-pihak,i sedangkani seorangi advokati menyelesaikani suatui persoalani yangi sudahi terjadi.i

Berdasarkani penjelasani tersebuti makai dapati diperolehi kesimpulani bahwai pekerjaani seorangi Notarisi lebihi luasi darii apai yangi digambarkani dii atas,i tetapii adanyai perbedaani nyatai sekalii dalami hali tersebuti diatas.i Padai umumnyai A.W.i Voorsi menganjurkani supayai berpegangi padai pedomani sebagaii berikut:i Dalami membelai haki satui pihaki diharapkani seorangi Notarisi tidaki ikuti campur,i tetapii dalami hali mencarii dani membuati suatui bentuki hukumi dii manai kepentingani pihak-pihaki berjalani paralel,i Notarisi memegangi peranan.i Sehinggai tugasi Notarisi bukani menyelesaikani masalahi tapii menghindarii timbulnyai suatui masalahi melaluii

kontrak-kontraki yangi iai buat.i Jadii dapati dikatakani bahwai Notarisi itui menciptakani hukumi darii setiapi kontraki yangi iai buati sedangkani advokati hanyai memberii nasehat.i Contohi kasusi Notarisi yangi bertindaki sebagaii advokati tidaklahi mengherankani sebabi parai Notarisi sewaktui meraihi gelari Sarjanai Hukumi jugai mendapati kuliahi dii bidangi hukumi pidana.i Walaupuni begitu,i kitai harusi bersikap,i

sekalii telahi memilihi profesii sebagaii Notaris,i kitai harusi konsekueni dani tetapi bertindaki sebagaii Notaris.i

Setiapi Notarisi mengetahuii bahwai dalami pasali 3i (g)i pasali 17(i c),i (d),i (e),i (f),i (g),i (h),i (i)i Undang-undangi Jabatani Notarisi Nomori 30i Tahuni 2004i

sebagaimanai telahi diubahi dengani Undang-Undangi Nomori 2i Tahuni 2014i Notarisi dilarangi melakukani rangkapi jabatan.i Sebelumi adanyai Undangi undangi Jabatani

Notarisi Nomori 30i tahuni 2004,i larangani mengenaii rangkapi jabatani Notarisi inii jugai telahi diaturi dalami Pasali 10i Peraturani Jabatani Notaris.i i Pertimbangani diadakannyai larangan-larangani tersebuti antarai laini adalahi apabilai Notarisi melakukani rangkapi jabatan,i hali inii dapati mempersuliti tugasi pengawasani yangi dilakukani terhadapi parai Notarisi dani selaini itui jugai dapati menyebabkani Notarisi yangi bersangkutani tidaki dapati menjalankani pekerjaani sebagaimanai mestinyai dani secarai profesionali sehinggai dapati merugikani masyarakati umum.i Hali inii disebabkani karenai pikirani Notarisi tersebuti tidaki fokusi karenai terbagii antarai keduai jabatani yangi iai rangkapi akibatnyai iai tidaki dapati bekerjai secarai profesional.Berdasarkani hasili wawancarai dengani salahi satui Notarisi dii Kotai Medani larangani bagii Notarisi untuki merangkapi jabatani sebagaii Advokati adalahi karenai Notarisi bersifati mandiri,iindependenti dani tidaki memihak,i berbedai dengani Advokati yangi memihaki salahi satui pihak142.i

Makai jikai Notarisi merangkapi jabatani sebagaii Advokati makai akani adai kepentingani dirii pribadii dalami hali aktai yangi dibuatnyai dani merugikani masyarakati yangi membutuhkani pelayanani sebagaii seorangi Notaris.i Demikiani jugai halnyai dengani Advokati jugai dilarangi untuki merangkapi jabatani sebagaii Notarisi karenai hali inii sudahi diaturi dalami Pasali 18i Tahuni 2003i Undang-Undangi Advokat143.i

Sebagaimanai yangi tertuangi didalami Undang-Undangi Advokati yangi berisii sebagaii berikut:i

Pasali 20i

142i Transkripi Wawancarai dengani Notarisi dii Kotai Medan.i 30i Desemberi 2019

143i Transkripi Wawancarai dengani Advokati dii Kotai Medan.i 30i Desemberi 2019

1. Advokati dilarangi memegangi jabatani laini yangi bertentangani dengani kepentingani tugasi dani martabati profesinya.i

2. Advokati dilarangi memegangi jabatani laini yangi memintai pengabdiani sedemikiani rupai sehinggai merugikani profesii Advokati ataui mengurangii kebebasani dani kemerdekaani dalami menjalankani tugasi profesinya.i

3. Advokati yangi menjadii pejabati negara,i tidaki melaksanakani tugasi profesii Advokati selamai memangkui jabatani tersebut.i

Jadi,i Umumnyai seorangi Notarisi harusi berpegangi teguhi padai fungsinya,i yaitui sebagaii seorangi penengahi yangi tidaki bolehi berpihak,i bukani seorangi

pembelai dani jabatani lainnyai dii luari jabatani Notarisi yangi dilarangi olehi undang-undang.i Jadii jelaslahi bahwai larangani rangkapi jabatani tersebuti adalahi suatui usahai pencegahani agari tidaki terjadii benturani kepentingani (conflicti ofi interest).i Karenai

jabatani Notarisi haruslahi netral,i beradai dii tengahi tengahi tidaki berpihaki padai salahi satui pihak.

Oleh karena itu, agar Notaris dapat memberikan pelayanan jasa secaramaksimal serta menghasilkan produk akta yang benar-benar terjaga otentisitasnyasehingga memiliki nilai dan bobot yang handal, serta tidak menimbulkan kerugianbagi diri Notaris dan masyarakat yang membutuhkan jasanya, maka Notaris harusmengindahkan yang menjadi tugas dan kewajiban yang diamanatkan baik olehUUJN, Kode Etik Notaris maupun perundang-undangan yang terkait, sertamenghindari larangan-larangan yang telah ditentukan144.

144 Iwaris Harefa. Kewenangan majelis Kehormatan Notaris dalam Memberikan Persetujuan Terhadap Pemanggilan Penyidik Penuntut Umum dan Hakim Berkaitan dengan Ketentuan Pasal 66 Ayat (1) Undang-Undang Jabatan Notaris. Tesis Magister Kenotariatan.

(Medan: Universitas Sumatera Utara, 2018). hlm. 56.

BABi III

PENGAWASANi i MAJELISi PENGAWASi NOTARISi TERHADAPi NOTARISi YANGi MERANGKAPi JABATANi SEBAGAIi ADVOKAT

A. Majelisi Pengawasi Notaris

Seorang Notaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pada jabatannya harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, atas dsar tersebut maka dibentuklah majelis pengawas notaris yang memiliki tugas untuk mengawasi kinerja notaris dan memastikan tindakan yang dilaksanakan oleh notaris tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan145.

Mengacui padai pengertiani Majelisi Pengawasi menuruti Pasali 1i ayati (6)i UUJN,i yangi dirumuskani sebagaii berikuti :i “Majelisi Pengawasi adalahi suatui badani yangi mempunyaii kewenangani dani kewajibani untuki melaksanakanpembinaani dani

pengawasani terhadapi Notaris”146. Dapati dilihati bahwai lembagai inilahi yangi nantinyai diharapkani dapati mengantisipasii kekurangani dani kelemahani yangi adai padai pengawasani terdahulu.i Ruangi lingkupi pengawasani padai Notarisi berlakui bagii Notaris,i Notarisi Pengganti,i Notarisi Penggantii Khususi dani Pejabati Sementarai Notarisi (Pasali 67i ayati (6)i UUJN).i Pengawasani Notarisi meliputii perilakui Notarisi dani pelaksanaani jabatani Notarisi (Pasali 67i ayati (5)).

Perilakui Notarisi dani pelaksanaani jabatani Notaris,i sepertii yangi telahi

diketahuii diuraikani dalami UUJNi tepatnyai dii dalami Babi IIIi yangi mengaturi tentangi

145 Gamaliel Partigor Sibarani. Kajian Hukum Terhadap Kedudukan Notaris yang Menjadi Dosen PadaProgram Studi Magister Kenotariatan. Tesis Magister Kenotariatan. (Medan:

Universitas Sumatera Utara, 2019). hlm 78.

146 H. Budi Untung, Visi Global Notaris, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001), hlm 65.

78

Kewenangan,i Kewajibani dani Larangani selaini itui dalami Kodei Etiki Notarisi jugai diaturi dalami Babi IIIi yaitui babi yangi mengaturi tentangi Kewajiban147,i Larangani dani

Pengecualian148.i Untuki melakukani pengawasan,i Majelisi Pengawasi diberikani kewenangani untuki melakukani pemeriksaani terhadapi Notaris,i menyelenggarakani sidangi untuki memeriksai adanyai dugaani pelanggarani Kodei Etiki Notarisi ataui pelanggarani pelaksanaani jabatani Notaris,i mengambili keputusani hinggai pemberiani sanksii kepadai Notarisi yangi melanggari UUJNi dani Kodei Etiki Notaris.i Selaini itui Majelisi Pengawasi jugai diberii kewenangani untuki mengaturi segalai sesuatui yangi berhubungani dengani ijini cutii Notaris,i menetapkani Notarisi pengganti,i protokoli cutii Notarisi dani melakukani tindakan-tindakani yangi dianggapi perlui untuki menyelenggarakani hal-hali sepertii tersebuti dii atasi (Pasali 70i sampaii dengani Pasali 77i UUJN).

Majelisi pengawasi Notarisi merupakani suatui badani yangi memilikii kewenangani sertai kewajibani untuki melaksanakani pengawasani sertai pembinaani

terhadapi profesii Notaris 149 .i Terdapati mekanismei untuki menuntuti suatui pelanggarani hukumi yangi dilakukani olehi Notaris.i Mekanismei tersebuti bertujuani agari tidaki semuai kasusi hukumi yangi melibatkani Notarisi dapati menjerati Notarisi dalami penyelidikkan.i Dalami hali inii terdapati majelisi yangi akani menilaii mengenaii terdapati kesalahani ataui tidaki olehi seorangi Notaris.i Kemudiani dalami rangkai

mencegahi adanyai kesengajaani ataui tidaki pelanggarani olehi seorangi Notaris,i

147 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Press, 2002), hlm. 311

148 Siscai Yunii Alisha.i Op.Cit.i hlm.i 12.

149i Sulhan,i et.al.i Profesii Notarisi dani Pejabati Pembuati Aktai Tanahi (Panduani Praktisi dani Mudahi Taati Hukum),i Cetakani Pertama,i (Jakarta:i Mitrai Wacanai Media,i 2018).,i hlm.i 6.i i

makaterdapati pembinaani bagii kalangani Notarisi yangi dilakukani olehi Majelisi Pengawasi Notaris150.

Sebelumi berlakunyai ketentuani UUJNi mengenaii pengawasan,i pemeriksaani dani penjatuhani sanksii terhadapi Notarisi dilaksanakani olehi badani peradilani yangi padai waktui itui diaturi dalami Pasali 140i Reglementi opi dei Rechtelijkei Organisatiei eni Heti Deri Justitiei (Stbl.i 1847i No.23),i Pasali 96i Reglementi Buitengewesten,i Pasali 3i Ordonantiei Buitengerechtelijkei Verrichtingeni i Lembarani Negarai 1946i Nomori 135i dani Pasali 50i Peraturani Jabatani Notarisi (PJN)i yangi menegaskani bahwai Pengawasani terhadapi Notarisi dilakukani olehi Peradilani Umumi dani Mahkamahi Agungi sesuaii dalami ketentuani Pasali 32i dani 54i Undang-Undangi Nomori 35i Tahuni 1965i mengenaii Pengadilani dalami Lingkungani Peradilani Umumi dani Mahkamahi Agung.i Selanjutnyai dibuati aturani dalami Surati Edarani Mahkamahi Agungi RIi Nomori 2i Tahuni 1984i mengenaii Tatai Carai Pengawasani Terhadapi Notarisi dani Keputusani Bersamai Ketuai Mahkamahi Agungi dani Menterii Kehakimani Nomori

KMA/006/SKB/VII/1987i mengenaii Tatai Carai Pengawasan,i Penindakani dani Pembelaani Dirii Notaris,i terakhiri dalami ketentuani Pasali 54i Undang-Undangi Nomori 8i Tahuni 2008151.

Sejaki Tahuni 1999i sampaii dengani tahuni 2001i telahi dilakukani perubahani atasi Undang-Undangi Dasari (UUD)i 1945i sertai padai amandemeni tersebuti jugai

telahi merubahi mengenaii kekuasaani kehakiman.i Mahkamahi Agungi berlandaskani dengani aturani hukumi tersebuti hanyai memilikii kewenangani hanyai dalami bidangi peradilan,i sedangkani dalami segii organisasi,i administrasi,i dani finansiali telahi

150iFreddyi Harrisi dani Lenyi Helena.,i Notarisi Indonesia.,i Cetakani Keduai (Jakartai Pusat:i PT.i Lintasi Cetaki Djaja,i 2017).,i hlm.i 144i i

151iHabibii Adjie.i Op.Cit.i hlm.i 1

menjadii kewenangani Departemeni Kehakiman.i Setelahi pengalihani kewenangani tersebut,i Notarisi yangi diangkati olehi pemerintahi dalami hali inii Menterii tidaki tepati

lagii jikai pengawasannyai dilakukani instasii laini yaitui badani peradilan,i karenai dalami hali inii menterii sudahi tidaki memilikii kewenangani terhadapi badani peradilan,i kemudiani mengenaii pengawasani terhadapi Notarisi diaturi dalami ketentuani Pasali 54i UUi Nomori 8i Tahuni 2004i dicabuti olehi Pasali 91i UUJN.i Meskipuni demikiani tidaki berartii bahwai dengani telahi bergantinyai instansii dalami melakukani pengawasan,i tidaki akani lagii terjadii pelanggarani yangi dilakukani olehi seorangi Notaris.i Olehi sebabi itu,i peranani masyarakati diperlukani untuki mengawasii dani senantiasai melaporkani segalai dugaani tindakani Notarisi dalami melaksanakani tugasi jabatannyai tidaki sesuaii dengani ketentuani aturani yangi berlakui kepadai Majelisi Pengawasi Notarisi setempat152

Dasari hukumi mengenaii keberadaani Majelisi Pengawasi Notarisi saati ini,iyaitu:i

1. Undang-Undangi Nomori 2i Tahuni 2014i tentangi Perubahani Atasi Undang-Undangi Nomori 30i Tahuni 2004i tentangi Jabatani Notarisi (UUJN);i

2. Peraturani Menterii Hukumi dani HAMi RIi Nomori M.02.PR.08.10i Tahuni 2004i tentangi Tatai Carai Pengangkatani Anggota,i Pemberhentiani Anggota,i Susunani Organisasi,i Tatai Kerja,i dani Tatai Carai Pemeriksaani Majelisi Pengawasi Notarisi (Permenkumhami M.02/2004);i

3. Peraturani Menterii Hukumi dani HAMi Nomori 25i Tahuni 2014i tentangi Syarati

dani Tatai Carai Pengangkatani Perpindahan,i Pemberhentian,i dani Perpanjangani Masai Jabatani Notarisi (Permenkumhami 25/2014);i

152i Ibid.i hlmi 2-3

4. Peraturani Menterii Hukumi dani HAMi Nomori 40i Tahuni 2015i tentangi Susunani Organisasi,i Tatai Carai Pengangkatani Anggota,i Pemberhentiani Anggotai dani

Tatai Kerjai Majelisi Pengawasi Notarisi (Permenkumhami 40/2015)i

5. Peraturani Menterii Hukumi dani HAMi Nomori 27i Tahuni 2016i tentangi Formasii Jabatani Notarisi dani Penentuani Katagorii Daerahi (Permenkumhami 27/2016)i 6. iKeputusani Menterii Hukumi dani HAMi RIi Nomori M.39-PW.07.10i Tahuni 2004i

tentangi Pedomani Pelaksanaani Tugasi Majelisi Pengawasi Notarisi (Kepmenkumhami M.39/2004)153.

B. Kewenangani Majelisi Pengawasi Notarisi Berdasarkani Tingkatannya 1. Majelisi Pengawasi Daerah

Ketentuani dalami keanggotaani MPDi dilakukani dengani unsur-unsuri sebagaii berikut:i

a) Unsuri pemerintah,i ditentukani olehi Kepalai Divisii Pelayanani Hukumi Kantori Wilayah;i

b) Unsuri organisasii notaris,i ditentukani olehi Pengurusi Daerahi INI;i

c) Unsuri ahli/akademisi,i ditentukani olehi pemimpini fakultasi hukumi perguruani tinggii setempat,i jikai padai kabupaten/kotai tidaki terdapati fakultasi hukumi ataui sekolahi tinggii ilmui hukumi makai penentuani dilakukani olehi Kepalai Kantori Wilayahi ataui pejabati yangi ditunjuknya.i

Masing-masingi unsuri tersebuti mengusulkani 3i (tiga)i orangi caloni nyai untuki menjadii MPD.i Jikai segalai unsuri dani syarati telahi terpenuhi,i kemudiani caloni MPDi akani diangkati dengani Surati Keputusani olehi Kepalai Kantori Wilayah.i Begitui jugai

153iFreddyi Harrisi dani Lenyi Helena.i Op.Cit.i hlmi 146

dengani tatai cara,i unsuri dani syarati dalami pengangkatani MPW154.i Susunani Ketuai hakimi dengani persetujuani majelisi kehormatani Notarisi berwenang:

a. Mengambili fotokopii minutai aktai dan/ataui surat-surati yangi dii lekatkani

156Lindai Chonitai Oktaviai Sihombing,i Analisisi Yuridisi Terhadapi Upayai Hukumi Administrasii Atasi Putusani Majelisi Pengawasi Notarisi Dalami Undang-Undangi No.i 2i Tahuni 2014i Tentangi Perubahani Atasi Undang-Undangi Nomori 30i Tahuni 2004i Tentangi Jabatani Notaris,i Tesis,(Medan: Universitasi Sumaterai Utara,i 2017),i hlmi 34.

157Andre Prima Sembiring. Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Majelis Pengawas Wilayah Dalam Penerapan Sanksi atas Pelanggaran Administrasi yang dilakukan Notaris Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. Tesis Magister Kenotariatan. (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2015). hlm 45.

158iHabibi Adjie.i Op.Cit.hlmi 6-7.

1. Dalami melakukani pemeriksaan,i seorangi MPDi sebelumi melakukani pemeriksaani berkalai ataui setiapi waktui yangi dianggapi perlu,i terlebihi dahului

secarai tertulisi kepadai Notarisi yangi bersangkutani palingi lambati 7i (tujuh)i harii kerja;i

a. Surati pemberitahuani tersebuti mencantumkani jam,i hari,i tanggali dani namai anggotai MPDi yangi akani melakukani pemeriksaan;i

b. Padai waktui yangi sudaji ditentukani untuki melakukani pemeriksaani Notarisi tersebuti harusi beradai dii kantornyai dani menyiapkani protokoli Notaris159.i Kemudiani Pasali 16i mengaturi dalami hali pemeriksaani terhadapi Notarisi yangi dilakukani olehi sebuahi Timi pemeriksa,iantarai lain:i

1. Pemeriksaani yangi dilakukani secarai berkalai olehi timi pemeriksai yangi terdirii atasi 3i (tiga)i orangi anggotai darii masing-masingi unsuri yangi telahi dibentuki olehi MPDi dani dibantui olehi 1i (satu)i orangi sekertaris;i

2. Timi pemeriksai dapati wajibi menolaki untuki memeriksai Notarisi yangi

memilikii hubungani perkawinani ataui hubungani darahi baiki garisi lurusi kei atasi ataui kebawahi tanpai pembatasani derajat,i dani garisi lurusi kei sampingi sampaii derjati ketigai dengani Notaris;i

3. Jikai timi pemeriksai tersebuti memilikii hubungani yangi dimaksudi sepertii diatas,i makai ketuai MPDi wajibi menunjuki penggantinya.i

Hasili pemeriksaani tersebuti kemudiani wajibi dibuati beritai acarai dani kemudiani dilaporkani kepadai MPWi dani pengurusi organisasii jabatani Notaris,iyangi diaturi dalami Pasali 17,i antarai laini :i

159i Ibid.i hlmi 10-11

1. Hasili pemeriksaani yangi telahi diaturi dii dalami Pasali 15i kemudiani dituangkani kei dalami beritai acarai pemeriksaani yangi selanjutnyai

ditandatanganii olehi ketuai Timi Pemeriksai dani Notarisi yangi diperiksa;

2. Beritai acarai pemeriksaani tersebuti kemudiani disampaikani kepadai MPWi setempati dengani tembusani kepadai Notarisi yangi diperiksa,ipengurusi daerahi Ikatani Notarisi Indonesiai (INI)i sertai MPP.

Wewenangi mengenaii MPDi jugai diaturi dii dalami Keputusani Menterii Hukumi dani Haki Asasii Manusiai Republiki Indonesiai Nomori M.i 39-PW.07.10i Tahuni 2004i dalami hali tugasi majelisi pengawasi Notarisi adalahi melaksanakani kewenangani yangi telahi dii terangkani diatas,i dani kewenangani lainnyai yangi meliputi160:i

1. Menyampaikani kepadai MPWi dalami hali tanggapani yangi diungkapkani MPDi atasi keberatani putusani penolakani cuti;i

2. Memberitahukani kepadai MPWi atasi adanyai dugaani unsuri tindaki pidanai

yangi ditemukani olehi MPDi darii hasili laporani yangi telahi disampaikan;i 3. Mencatati mengenaii izini cutii yangi diberikani dalami bentuki sertifikati cuti;i 4. Menandatanganii sertai memberii parafi bukui daftari aktai dani bukui khususi

yangi digunakani untuki mengesahkani tandai tangani surati dibawahi tangani (legalisasi)i dani untuki membukukani surati dibawahi tangani (waarmeking);i

5. Menerimai sertai menatausahakani beritai acrai penyerahani protokol;i 6. Menyampaikani kepadai MPWi mengenaii :i

160Junita Sila Kariana Zebua.Analisis Yuridis Tugas Jabatan Notaris dan Perlindungan Terhadap Notaris dan Perlindungan Hukum Terhadap Notaris.Tesis Magister Kenotariatan.(Medan: Universitas Sumatera Utara, 2010). Hlm. 34

a. Laporani berkalai setiapi dalami jangai waktui 6i (enam)i bulani sekalii ataui padai bulani Julii dani Januari;i

b. Laporani insidntili setiapi 15i (limai belas)iharii setelahi dilakukannyai pemberiani izini cuti161.

Ketentuani dalami Pasali 70i UUJNi dalami hali inii mengaturi mengenaii wewenangi MPDi yangi berkaitani dengan162i :i

1. Menyelenggarakani sidangi untuki memeriksai adanyai dugaani pelanggarani Kodei Etiki ataui pelanggarani pelaksanaani jabatani Notaris;i

2. Melakukani pemeriksaan;i terhadapi Protokoli Notarisi secarai berkalai 1i (satu)i kalii dalami 1i (satu)i tahuni ataui setiapi waktui yangi dianggapi perlu;i

3. Memberikani izini cutii untuki waktui sampaii dengani 6i (enam)i bulan;i

4. Menetapkani Notarisi penggantii dengani memperhatikani usuli Notarisi yangi bersangkutan;i

5. Menentukani tempati penyimpanani Protokoli Notarisi yangi padai saati serahi

terimai protokoli Notarisi telahi berumuri 25i (duai puluhi lima)i tahuni ataui lebih.;i

6. Menunjuki Notarisi yangi akani bertindaki sebagaii pemegangi sementarai protokoli Notarisi yangi diangkati sebagaii pejabati negarai ,i sebagaimanai dimaksudi dalami Pasali 11i ayati (4);i

7. Menerimai laporani darii masyarakati mengenaii adanyai dugaani pelanggarani kodei etiki ataui pelanggarani ketentuani dalami Undang-Undangi ini;i dani

161i Habibi Adjie.i Op.Cit i

162i Ibid

8. Membuati dani menyampaikani laporani sebagaimanai dimaksudi padai hurufi a,i hurufi b,i hurufi c,i hurufi d,i hurufi e,i hurufi f,i hurufi gi kepadai Majelisi Pengawasi

Wilayah.

Wewenangi MPDi jugai diaturi dalami ketentuani Peraturani Menkumhami RIi Nomori M.02.PR.08.10i Tahuni 2004,i pasali 13i ayati (1)i dani (2)i yangi menjelaskani bahwai kewenangani MPDi dalami hali inii bersifati administratif,i yaitu:i

1. Kewenangani Majelisi Pengawasi Daerahi yangi bersifati administratifi dilaksanakani olehi ketua,i wakili ketua,i ataui salahi satui anggota,i yangi diberii wewenangi berdasarkani keputusani rapati Majelisi Pengawasi Daerah.i

2. Kewenangani sebagaimanai dimaksudi padai ayati (1)i meliputi:i

a. Memberikani izini cutii untuki jangkai waktui sampaii dengani 6i (enam)i bulan;

b. i Menetapkani Notarisi Pengganti;i

c. Menentukani tempati penyimpanani Protokoli Notarisi yangi padai saati

serahi terimai Protokoli Notarisi telahi berumuri 25i (duai puluhi lima)i tahuni ataui lebih;i

d. Menerimai laporani darii masyarakati mengenaii adanyai dugaani pelanggarani Kodei Etiki Notarisi ataui pelanggarani ketentuani dalami Undang-Undang;i

e. Memberii parafi dani menandatanganii daftari akta,i daftari surati dii bawahi tangani yangi disahkan,i daftari surati dii bawahi tangani yangi dibukukan,i dani daftari surati laini yangi diwajibkani Undang-Undang;i

f. Menerimai penyampaiani secarai tertulisi salinani darii daftari akta,idaftari surati dii bawahi tangani yangi disahkan,i dani daftari surati dii bawahi tangani

yangi dibukukani yangi telahi disahkannya,i yangi dibuati padai bulani sebelumnyai palingi lambati 15i (limai belas)i harii kalenderi padai bulani berikutnya,i yangi memuati sekurang-kurangnyai nomor,i tanggal,i dani juduli akta.163i

Berdasarkani i Pasali 14i Permenkumhami M.02/2004i diperolehi beberapai kewenangani darii MPD,iantarai laini :i

1. Menunjuki Notarisi yangi akani bertindaki sebagaii pemegangi protokoli Notarisi

1. Menunjuki Notarisi yangi akani bertindaki sebagaii pemegangi protokoli Notarisi