• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGAWASANi i MAJELISi PENGAWASi NOTARISi

A. Majelisi Pengawasi Notaris

Seorang Notaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pada jabatannya harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, atas dsar tersebut maka dibentuklah majelis pengawas notaris yang memiliki tugas untuk mengawasi kinerja notaris dan memastikan tindakan yang dilaksanakan oleh notaris tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan145.

Mengacui padai pengertiani Majelisi Pengawasi menuruti Pasali 1i ayati (6)i UUJN,i yangi dirumuskani sebagaii berikuti :i “Majelisi Pengawasi adalahi suatui badani yangi mempunyaii kewenangani dani kewajibani untuki melaksanakanpembinaani dani

pengawasani terhadapi Notaris”146. Dapati dilihati bahwai lembagai inilahi yangi nantinyai diharapkani dapati mengantisipasii kekurangani dani kelemahani yangi adai padai pengawasani terdahulu.i Ruangi lingkupi pengawasani padai Notarisi berlakui bagii Notaris,i Notarisi Pengganti,i Notarisi Penggantii Khususi dani Pejabati Sementarai Notarisi (Pasali 67i ayati (6)i UUJN).i Pengawasani Notarisi meliputii perilakui Notarisi dani pelaksanaani jabatani Notarisi (Pasali 67i ayati (5)).

Perilakui Notarisi dani pelaksanaani jabatani Notaris,i sepertii yangi telahi

diketahuii diuraikani dalami UUJNi tepatnyai dii dalami Babi IIIi yangi mengaturi tentangi

145 Gamaliel Partigor Sibarani. Kajian Hukum Terhadap Kedudukan Notaris yang Menjadi Dosen PadaProgram Studi Magister Kenotariatan. Tesis Magister Kenotariatan. (Medan:

Universitas Sumatera Utara, 2019). hlm 78.

146 H. Budi Untung, Visi Global Notaris, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001), hlm 65.

78

Kewenangan,i Kewajibani dani Larangani selaini itui dalami Kodei Etiki Notarisi jugai diaturi dalami Babi IIIi yaitui babi yangi mengaturi tentangi Kewajiban147,i Larangani dani

Pengecualian148.i Untuki melakukani pengawasan,i Majelisi Pengawasi diberikani kewenangani untuki melakukani pemeriksaani terhadapi Notaris,i menyelenggarakani sidangi untuki memeriksai adanyai dugaani pelanggarani Kodei Etiki Notarisi ataui pelanggarani pelaksanaani jabatani Notaris,i mengambili keputusani hinggai pemberiani sanksii kepadai Notarisi yangi melanggari UUJNi dani Kodei Etiki Notaris.i Selaini itui Majelisi Pengawasi jugai diberii kewenangani untuki mengaturi segalai sesuatui yangi berhubungani dengani ijini cutii Notaris,i menetapkani Notarisi pengganti,i protokoli cutii Notarisi dani melakukani tindakan-tindakani yangi dianggapi perlui untuki menyelenggarakani hal-hali sepertii tersebuti dii atasi (Pasali 70i sampaii dengani Pasali 77i UUJN).

Majelisi pengawasi Notarisi merupakani suatui badani yangi memilikii kewenangani sertai kewajibani untuki melaksanakani pengawasani sertai pembinaani

terhadapi profesii Notaris 149 .i Terdapati mekanismei untuki menuntuti suatui pelanggarani hukumi yangi dilakukani olehi Notaris.i Mekanismei tersebuti bertujuani agari tidaki semuai kasusi hukumi yangi melibatkani Notarisi dapati menjerati Notarisi dalami penyelidikkan.i Dalami hali inii terdapati majelisi yangi akani menilaii mengenaii terdapati kesalahani ataui tidaki olehi seorangi Notaris.i Kemudiani dalami rangkai

mencegahi adanyai kesengajaani ataui tidaki pelanggarani olehi seorangi Notaris,i

147 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Press, 2002), hlm. 311

148 Siscai Yunii Alisha.i Op.Cit.i hlm.i 12.

149i Sulhan,i et.al.i Profesii Notarisi dani Pejabati Pembuati Aktai Tanahi (Panduani Praktisi dani Mudahi Taati Hukum),i Cetakani Pertama,i (Jakarta:i Mitrai Wacanai Media,i 2018).,i hlm.i 6.i i

makaterdapati pembinaani bagii kalangani Notarisi yangi dilakukani olehi Majelisi Pengawasi Notaris150.

Sebelumi berlakunyai ketentuani UUJNi mengenaii pengawasan,i pemeriksaani dani penjatuhani sanksii terhadapi Notarisi dilaksanakani olehi badani peradilani yangi padai waktui itui diaturi dalami Pasali 140i Reglementi opi dei Rechtelijkei Organisatiei eni Heti Deri Justitiei (Stbl.i 1847i No.23),i Pasali 96i Reglementi Buitengewesten,i Pasali 3i Ordonantiei Buitengerechtelijkei Verrichtingeni i Lembarani Negarai 1946i Nomori 135i dani Pasali 50i Peraturani Jabatani Notarisi (PJN)i yangi menegaskani bahwai Pengawasani terhadapi Notarisi dilakukani olehi Peradilani Umumi dani Mahkamahi Agungi sesuaii dalami ketentuani Pasali 32i dani 54i Undang-Undangi Nomori 35i Tahuni 1965i mengenaii Pengadilani dalami Lingkungani Peradilani Umumi dani Mahkamahi Agung.i Selanjutnyai dibuati aturani dalami Surati Edarani Mahkamahi Agungi RIi Nomori 2i Tahuni 1984i mengenaii Tatai Carai Pengawasani Terhadapi Notarisi dani Keputusani Bersamai Ketuai Mahkamahi Agungi dani Menterii Kehakimani Nomori

KMA/006/SKB/VII/1987i mengenaii Tatai Carai Pengawasan,i Penindakani dani Pembelaani Dirii Notaris,i terakhiri dalami ketentuani Pasali 54i Undang-Undangi Nomori 8i Tahuni 2008151.

Sejaki Tahuni 1999i sampaii dengani tahuni 2001i telahi dilakukani perubahani atasi Undang-Undangi Dasari (UUD)i 1945i sertai padai amandemeni tersebuti jugai

telahi merubahi mengenaii kekuasaani kehakiman.i Mahkamahi Agungi berlandaskani dengani aturani hukumi tersebuti hanyai memilikii kewenangani hanyai dalami bidangi peradilan,i sedangkani dalami segii organisasi,i administrasi,i dani finansiali telahi

150iFreddyi Harrisi dani Lenyi Helena.,i Notarisi Indonesia.,i Cetakani Keduai (Jakartai Pusat:i PT.i Lintasi Cetaki Djaja,i 2017).,i hlm.i 144i i

151iHabibii Adjie.i Op.Cit.i hlm.i 1

menjadii kewenangani Departemeni Kehakiman.i Setelahi pengalihani kewenangani tersebut,i Notarisi yangi diangkati olehi pemerintahi dalami hali inii Menterii tidaki tepati

lagii jikai pengawasannyai dilakukani instasii laini yaitui badani peradilan,i karenai dalami hali inii menterii sudahi tidaki memilikii kewenangani terhadapi badani peradilan,i kemudiani mengenaii pengawasani terhadapi Notarisi diaturi dalami ketentuani Pasali 54i UUi Nomori 8i Tahuni 2004i dicabuti olehi Pasali 91i UUJN.i Meskipuni demikiani tidaki berartii bahwai dengani telahi bergantinyai instansii dalami melakukani pengawasan,i tidaki akani lagii terjadii pelanggarani yangi dilakukani olehi seorangi Notaris.i Olehi sebabi itu,i peranani masyarakati diperlukani untuki mengawasii dani senantiasai melaporkani segalai dugaani tindakani Notarisi dalami melaksanakani tugasi jabatannyai tidaki sesuaii dengani ketentuani aturani yangi berlakui kepadai Majelisi Pengawasi Notarisi setempat152

Dasari hukumi mengenaii keberadaani Majelisi Pengawasi Notarisi saati ini,iyaitu:i

1. Undang-Undangi Nomori 2i Tahuni 2014i tentangi Perubahani Atasi Undang-Undangi Nomori 30i Tahuni 2004i tentangi Jabatani Notarisi (UUJN);i

2. Peraturani Menterii Hukumi dani HAMi RIi Nomori M.02.PR.08.10i Tahuni 2004i tentangi Tatai Carai Pengangkatani Anggota,i Pemberhentiani Anggota,i Susunani Organisasi,i Tatai Kerja,i dani Tatai Carai Pemeriksaani Majelisi Pengawasi Notarisi (Permenkumhami M.02/2004);i

3. Peraturani Menterii Hukumi dani HAMi Nomori 25i Tahuni 2014i tentangi Syarati

dani Tatai Carai Pengangkatani Perpindahan,i Pemberhentian,i dani Perpanjangani Masai Jabatani Notarisi (Permenkumhami 25/2014);i

152i Ibid.i hlmi 2-3

4. Peraturani Menterii Hukumi dani HAMi Nomori 40i Tahuni 2015i tentangi Susunani Organisasi,i Tatai Carai Pengangkatani Anggota,i Pemberhentiani Anggotai dani

Tatai Kerjai Majelisi Pengawasi Notarisi (Permenkumhami 40/2015)i

5. Peraturani Menterii Hukumi dani HAMi Nomori 27i Tahuni 2016i tentangi Formasii Jabatani Notarisi dani Penentuani Katagorii Daerahi (Permenkumhami 27/2016)i 6. iKeputusani Menterii Hukumi dani HAMi RIi Nomori M.39-PW.07.10i Tahuni 2004i

tentangi Pedomani Pelaksanaani Tugasi Majelisi Pengawasi Notarisi (Kepmenkumhami M.39/2004)153.

B. Kewenangani Majelisi Pengawasi Notarisi Berdasarkani Tingkatannya