• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahwa oleh karena kewajiban hukum memegang kekuasaan berdasarkan UUD 1945, maka dengan demikian TERGUGAT I yang dilantik pada

Dalam dokumen menguak tabir g30s bagian pertama (Halaman 113-120)

Lembaga Bantuan Hukum

TAHUN PERISTIWA

III. SIFAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM

35. Bahwa oleh karena kewajiban hukum memegang kekuasaan berdasarkan UUD 1945, maka dengan demikian TERGUGAT I yang dilantik pada

tanggal 20 Oktober 2004 dan menjabat sampai dengan gugatan ini diajukan, TERGUGAT II yang dilantik pada tanggal 23 Juli 2001 dan menjabat sampai dengan tanggal 19 Oktober 2004, TERGUGAT III yang dilantik pada tanggal 20 Oktober 1999 dan menjabat sampai dengan 23 Juli 2001 telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap PARA PENGGUGAT berupa :

a. TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III tidak memulihkan harkat dan martabat PARA PENGGUGAT sebagai Warga Negara Republik Indonesia yang terkena stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI;

1. Bahwa PARA PENGGUGAT harkat dan martabatnya sebagai warga negara Indonesia belum dipulihkan oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGU- GAT III. Pemulihan ini merupakan kewajiban TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III yang pernah dan/atau sedang menjabat sebagai Presiden RI ;

2. Bahwa PARA PENGGUGAT sebagai warga negara telah dengan sengaja dilekatkan stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI oleh pemerintah sebelumnya tanpa melalui proses hukum yang adil, benar

dan transparan. Proses dimaksud pun tidak mengedepankan asas praduga tak bersalah (presumption of innocent). Beberapa kali PARA PENGGUGAT meminta untuk dilakukannya pemulihan harkat dan martabat, namun tidak pernah dilaksanakan oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III ; 3. Bahwa tanpa adanya proses hukum yang adil, benar, transparan dan

mengedepankan asas praduga tak bersalah (presumption of innocent) PARA PENGGUGAT di vonis terlibat G30S dan PKI di duga dalangnya. Secara badan hukum PKI menjadi organisasi terlarang, akan tetapi secara individu- individu sebagai warga negara PARA PENGGUGAT memiliki hak yang harus dipenuhi dan tidak boleh dilanggar. Sudah selayaknya hak-hak warga negara harus dikedepankan dan diselesaikan lewat peradilan yang fair tanpa inter- vensi kekuasaan ;

4. Bahwa begitupun PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok III dan Wakil Kelompok VI yang terkena penelitian khusus di-stigma/tuduh/cap orang tuanya terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam G30S dan PKI menga- lami proses penelitian khusus yang sangat subyektif. Tanpa ada proses hukum terhadap orang tua PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok III dan Wakil Kelompok VI pun mendapatkan ketidakadilan ;

5. Bahwa selama dan/atau sedang menjabat sebagai Presiden RI, TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak menjalankan kewajiban hukumnya yang disebutkan dalam pasal 14 (1) UUD 1945, berbunyi :

“Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertim- bangan Mahkamah agung”

6. Bahwa pengertian rehabilitasi adalah pemulihan kembali harkat dan martabat seseorang yang telah dirampas hak asasinya tanpa pernah dinyatakan bersalah melakukan suatu tindak pidana melalui peradilan yang terbuka dan transfaran (fair trial). Kondisi PARA PENGGUGAT seperti yang dijelaskan dalam point sebelumnya, mewajibkan TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III untuk melakukan rehabilitasi. ;

7. Bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia telah melayangkan surat Nomor : KMA/403/VI/2003 tentang permohonan rehabilitasi terhadap mereka yang menjadi korban dengan tuduhan/cap/stigma PKI yang isinya adalah me- nyarankan kepada Presiden RI agar mengambil langkah-langkah penyelesai- an tuntutan Rahabilitasi korban tuduhan/cap/stigma PKI dengan mengem- balikan harkat dan martabatnya sebagai warga negara sebagaimana telah diamanatkan dalam pasal 14 ayat (1) UUD 1945 amandemen keempat ;

8. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas maka kewajiban hukum

TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III dalam pasal 14 ayat (1) UUD 1945, sebagaimana telah dikuatkan dalil kewajiban Presiden RI oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI) dengan Nomor: KMA/403/VI/ 2003, belum dilaksanakan sewaktu dan/atau sedang menjabat sebagai Presiden RI ;

b. TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III membiarkan stigma/ tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI tetap me- lekat pada diri PARA PENGGUGAT ;

1. Bahwa stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI terus menerus melekat sampai dengan TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III saat dan/atau sedang menjabat sebagai Presiden RI. Melekat- nya stigma/tuduhan/cap sepanjang tahun dalam diri PARA PENGGUGAT merupakan pembunuhan karakter (caracter assasination) yang sengaja dibuat oleh TERGUGAT V yang belum dihilangkan oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III ;

2. Bahwa stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI bukan hanya melekat pada aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI) dan organi- sasi massa dibawahnya (baca: PKI), melainkan kepada anak dan cucu-nya (baca: PKI), tetapi juga melekat pada warga negara yang bukan aktivis dan anak-cucu aktivis PKI. Kerugian yang dialami dan dirasakan oleh keduanya pada saat terkena stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/ cap PKI adalah sama ;

3. Bahwa dalam hal ini PARA PENGGUGAT yang beranggotakan korban stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI belum mendapatkan hak berupa gaji/upah dan/atau tunjangan dan/atau pensiun dan/atau pesangon dan/atau penghasilan dari pekerjaan, pendidikan, tanah dan bangunan serta kreasi seni dan budaya. Akibatnya kepastian untuk memenuhi penghidupan yang layak terhadap keluarga dan diri sendiri yang berasal dari hak-hak PARA PENGGUGAT tidak terpenuhi ;

4. Bahwa tanpa ada stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/ cap PKI yang sengaja dibangun oleh pemerintah yang berkuasa, dalam hal ini jabatan yang pernah dan/atau pada saat dijabat oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III, tentunya PARA PENGGUGAT akan mem- peroleh hak-haknya dalam usia produktif dan usia pensiun ;

5. Bahwa PARA PENGGUGAT dengan stigma/tuduhan/cap terlibat G30S

dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI, terkadang juga dijauhi oleh isteri, anak, cucu dan keluarga lainnya Sampai pada tingkat penderitaan PARA PENGGU- GAT bertambah ketika isteri, anak, cucu dan keluarganya tidak mengakui PARA PENGGUGAT sebagai orang tua dan anggota keluarga ;

6. Bahwa ketakukan dari anak, cucu dan keluarga PARA PENGGUGAT akan stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI yang melekat pada diri PARA PENGGUGAT terkait dengan sulitnya mencari pekerjaan dan mendapatkan penghidupan yang layak. Sehingga merupakan putusan pahit untuk menjauhi pihak yang terkena stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI ;

7. Bahwa oleh karenanya TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III selama dan sedang menjabat sebagai Presiden belum dan tidak memberikan

perlindungan dan pemenuhan hak-hak PARA PENGGUGAT yang selama ini dengan sengaja dibatasi oleh Pemerintah ;

8. Bahwa maksud memberikan perlindungan adalah kewajiban TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III untuk menjamin kebebasan PARA PENG- GUGAT memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa ada diskriminasi dan membatasi dengan peraturan yang pernah dikeluarkan. Perlindungan ini bukan semata kepada warga negara terkena stigma/tuduhan/ cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI tetapi kepada seluruh warga negara ;

9. Bahwa pemenuhan dimaksudkan adalah kewajiban TERGUGAT I,

TERGUGAT II dan TERGUGAT III terhadap hak-hak PARA PENGGUGAT dalam usia produktif dan/atau usia pensiun dalam mendapatkan gaji/upah dan/ atau tunjangan dan/atau pensiun dan/atau pesangon dan/atau penghasilan dari pekerjaan, pendidikan, tanah dan bangunan serta kreasi seni dan budaya, yang sengaja dihilangkan oleh Pemerintah sebelumnya. Sampai sekarang PARA PENGGUGAT belum mendapatkan pemenuhan sebagai-mana dimak- sud meskipun telah dimintakan ;

10. Bahwa berdasarkan kewajiban hukum yang harus dijalankan merupakan tanggungjawab TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Oleh karena itu TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III telah dengan sengaja mengabaikan kewajiban hukumnya sebagaimana tertulis dalam pasal 28 I ayat (4) UUD 1945 Amandemen Kedua yang berbunyi sebagai berikut :

“Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.”

c. TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III masih mempertahankan dan menjalankan pemerintahan dengan menggunakan peraturan-peratu- ran diskriminatif dalam kewenangannya ;

1. Bahwa peraturan-peraturan yang diskriminatif tersebut terdiri dari aturan-aturan yang membatasi ruang gerak PARA PENGGUGAT dalam mendapatkan pekerjaan. Dalam persyaratannya PARA PENGGUGAT apabila akan melamar pekerjaan di instansi pemerintah harus dinyatakan tidak terlibat dalam organi- sasi terlarang dan/atau tidak terlibat dalam G30S/PKI. Meskipun demikian, PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok III yang berstatus sebagai anak harus mendapatkan perlakukan yang sama dari peraturan ini ;

2. Bahwa adanya Surat Edaran Nomor : 02/SE/1975 tentang Surat Keterangan Tidak Terlibat dalam G.30S/PKI dari Badan Administrasi Kepegawaian Negara menghambat akses PARA PENGGUGAT untuk mendapatkan hak yang sama dengan warga negara lainnya untuk bekerja dan terlibat dalam pemerintahan. Begitupun dengan Surat Edaran Nomor: 01/SE/1976 tentang Surat Kete- rangan Tidak Terlibat G.30S/PKI untuk Mutasi Kepegawaian yang dikeluarkan oleh Badan Administrasi Kepegawaian Negara yang merugikan PARA PENG- GUGAT ;

3. Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III masih memper- tahankan peraturan berupa Keputusan Presiden Nomor : 28 Tahun 1975 tentang Perlakuan terhadap Mereka yang terlibat G30S/PKI Golongan C. Keputusan ini sangat diskriminatif karena sebagai warga negara PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, IV, V, VI dan VII memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum. Di dalam hal ini, PARA PENGGUGAT belum dan tidak pernah mengetahui persis apa yang sebenarnya terjadi pada tanggal 01 Oktober 1965. Olehkarenanya sangatlah tidak adil apabila stigma/tuduhan/ cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI menjadikan PARA PENGGUGAT kehilangan hak-haknya sebagai warga negara ;

4. Bahwa penggolongan status bukan hanya diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1975, tetapi ada peraturan penggolongan terhadap PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, IV, V, VI dan VII berupa Golongan A dan Golongan B. Peraturan Golongan A dan Golongan B meskipun sulit untuk mencari dasar hukumnya tapi tertulis dalam beberapa konsideran radiogram dan telegram yang pernah dikeluarkan oleh TERGUGAT V semasa menjabat sebagai PANGKOPKAMTIB dan Presiden RI ;

5. Bahwa peraturan yang diskriminatif terdapat pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 24 Tahun 1991 tentang Kartu Tanda Penduduk Seumur Hidup Tidak Berlaku Bagi Warga Negara Republik Indonesia yang Berusia 60 tahun Tapi Pernah Terlibat Langsung ataupun Tidak Langsung dengan Organisasi Terlarang (OT). Juga adanya larangan melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 32 Tahun 1981, mengenai warga negara baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung G.30S/PKI dan tidak bersih lingkungan, untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI, guru dan pendeta. Peraturan ini masih berlaku sampai sekarang dan berlangsung pada saat TERGUGAT I, TERGU- GAT II dan TERGUGAT III menjabat sebagai Presiden RI ;

6. Bahwa oleh karena itu, TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III sebagaimana kewajiban hukumnya untuk memegang teguh UUD 1945 dalam menjalankan pemerintahan telah sengaja mengabaikan hak-hak warga negara PARA PENGGUGAT yang diatur dalam UUD 1945, hak-hak tersebut berupa : Pasal 27 ayat (1)

“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”

Pasal 28 D ayat (1)

“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”

7. Bahwa makna dari pasal 27 ayat (1) dan pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 telah secara tegas menyatakan bahwa PARA PENGGUGAT memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum dan pemerintahan. Pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil merupakan hak yang melekat disetiap orang termasuk PARA PENGGUGAT ;

8. Bahwa dengan masih berlakunya Surat Edaran Nomor : 02/SE/1975 tentang Surat Keterangan Tidak Terlibat dalam G.30S/PKI, Surat Edaran Nomor: 01/SE/1976 tentang Surat Keterangan Tidak Terlibat G.30S/PKI Untuk Mutasi Kepegawaian, Keputusan Presiden Nomor: 28 Tahun 1975 tentang Perlakuan terhadap Mereka yang terlibat G30S/PKI Golongan C dan peraturan lainnya mengenai Golongan A dan Golongan B, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 24 Tahun 1991 tentang Kartu Tanda Penduduk Seumur Hidup Tidak Berlaku Bagi Warga Negara Republik Indonesia yang Berusia 60 tahun Tapi Pernah Terlibat Langsung ataupun Tidak Langsung dengan Organisasi Terlarang (OT), serta Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 32 Tahun 1981 tentang Larangan Menjadi Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI, guru, dan pendeta terhadap mereka yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam G.30S/PKI dan mereka yang tidak bersih lingkungan, menegaskan bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III dalam menjalankan pemerintahan tidak memegang teguh UUD 1945 dan melanggar sumpah dan janji sebagai Presiden RI ;

9. Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III telah dengan sengaja mempertahankan peraturan diskriminatif yang berada dibawah kewenangannya tersebut bertentangan dengan UUD 1945, sebagaimana Ketetapan MPR Nomor: III/MPR/2000 yang telah menjelaskan bahwa peratu- ran yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, Surat Edaran Nomor : 01/SE/1975, Surat Edaran Nomor: 01/SE/1976, Keppres 28 Tahun 1975 dan aturan Golongan A dan B lainnya serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 24 Tahun 1991 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor: 32 Tahun 1981 tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Sehingga perbuatan TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III dikategorikan melakukan perbuatan melawan hukum dengan tidak menjalan- kan kewajiban hukumnya ;

d. TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III Bertentangan dengan Kewajiban Hukum dengan Melanggar Hak-hak Ekonomi Sosial dan Budaya PARA PENGGUGAT dalam UUD 1945 ;

1. Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III dengan tidak melakukan pemulihan harkat dan martabat, membiarkan stigma/tuduhan/ cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI yang terus menerus melekat pada PARA PENGGUGAT dan tetap menjalankan dan memper- tahankan peraturan-peraturan yang diskriminatif terhadap PARA PENG- GUGAT bertentangan dengan kewajiban hukum sebagaimana diatur secara mendasar dalam UUD 1945 pasca amandemen yang bunyinya sebagai berikut :

Pasal 27 ayat (2)

“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”

2. Bahwa hak PARA PENGGUGAT atas pekerjaan belum terpenuhi dengan adanya stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap

PKI terus melekat dan masih diterapkannya peraturan yang diskriminatif, sehingga PARA PENGGUGAT sulit mendapatkan kembali hak-hak warga negaranya. Kesulitan ini akibat dari adanya peraturan yang masih berlaku di wilayah kekuasaan TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III. Oleh karena itu selayaknya hak atas pekerjaan yang merupakan turunan dari hak ekonomi yang diatur dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945 pasca amandemen secara sengaja tidak dipatuhi oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III ;

3. Bahwa penghidupan yang layak bagi PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, III, IV dan VI belum terpenuhi. Merupakan kewajiban TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III untuk memenuhi penghidu-pan layak PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, III, IV dan VI yang selama ini pernah mengabdi dan memajukan Negara. PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, III, IV dan VI yang pernah bekerja di instansi pemerintahan maupun swasta dapat diartikan sebagai turut andil dalam memajukan program-program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan memajukan produktifitas masyarakat. Oleh karenanya hak atas gaji/upah dan/atau tunjangan dan/atau pensiun dan/atau pesangon dan/atau penghasilan dari pekerjaan dan strata pendidikan, pada masa- masa usia produktif dan masa-masa usia pensiun wajib diberikan oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III ;

4. Bahwa hak milik atas barang milik pribadi dari PARA PENGGUGAT banyak yang dirampas dan dirusak oleh karena adanya peristiwa G30S. Sampai saat ini barang-barang milik pribadi belum dikembalikan kepada PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok V berupa tanah dan bangunan. TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III dengan tidak berbuat sesuatu untuk mengembalikan hak milik pribadi PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok V, jelas bertentangan dengan kewajiban hukumnya yang diatur dalam pasal 28 H ayat (4) UUD 1945 pasca amandemen yang berbunyi sebagai berikut :

“Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.”

5. Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III belum mem- berikan perlindungan terhadap PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok V untuk mendapatkan kembali hak barang milik pribadi yang dirampas pada saat peristiwa G30S. Saat G30S terjadi barang milik tersebut dirampas secara semena-mena dan melawan hukum. Dengan membiarkan peristiwa tersebut TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGU-GAT III berarti membenarkan pengambilalihan secara semena-mena barang milik pribadi PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok V. Oleh karenanya tindakan tidak berbuat sesuatu TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III bertentang dengan kewajiban hukum sebagaimana diatur dalam pasal 28 H ayat (4) UUD 1945 pasca amandemen ;

6. Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III belum mem- berikan perlindungan terhadap PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok

VII yang tidak dapat melanjutkan hasil kreasi seni dan budaya-nya akibat stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI. Kreasi seni dan budaya PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok VII dihambat oleh pemerintah sebelumnya yang mengakibatkan PARA PENGGUGAT tidak bisa mengembangkan diri dalam bentuk seni dan budaya ;

7. Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III dengan tidak berbuat sesuatu dalam melindungi nilai-nilai kreasi seni dan budaya terhadap PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok VII bertentangan dengan kewajiban hukumnya untuk melindungi hak seni dan budaya yang disebutkan dalam :

Pasal 28 C ayat (1)

“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”

8. Bahwa dengan tidak dilindunginya hak seni dan budaya PARA PENG- GUGAT dari Wakil Kelompok VII, sangat berpengaruh pada pening-katan kualitas hidup dan kesejahteraan umat manusia. PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelopok VII memiliki kemampuan mengolah dan mengembangkan seni dan budaya yang dikuasai, akan tetapi dengan adanya stigma/ tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok VII kehilangan kreasi dalam me- ngembangkan bakat. TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III bertanggungjawab atas terhalangnya hak asasi PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok VII yang diatur dalam pasal 28 C ayat (1) UUD 1945 pasca amandemen ;

36. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, TERGUGAT I, TERGUGAT II

Dalam dokumen menguak tabir g30s bagian pertama (Halaman 113-120)