• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahwa dalam menjalankan kebijakan pemerintahan TERGUGAT IV tidak menjalankan atau bertentangan dengan kewajiban hukumnya sebaga

Dalam dokumen menguak tabir g30s bagian pertama (Halaman 121-127)

Lembaga Bantuan Hukum

TAHUN PERISTIWA

III. SIFAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM

38. Bahwa dalam menjalankan kebijakan pemerintahan TERGUGAT IV tidak menjalankan atau bertentangan dengan kewajiban hukumnya sebaga

Presiden RI sebagaimana terurai dibawah ini :

a. TERGUGAT IV tidak memulihkan harkat dan martabat PARA PENGGUGAT

sebagai Warga Negara Republik Indonesia yang terkena stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI ;

1. Bahwa PARA PENGGUGAT harkat dan martabatnya sebagai warga negara Indonesia belum dipulihkan oleh TERGUGAT IV. Pemulihan ini merupakan kewajiban TERGUGAT IV saat menjabat sebagai Presiden RI ;

2. Bahwa PARA PENGGUGAT sebagai warga negara telah dengan sengaja dilekatkan stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI oleh pemerintah sebelumnya tanpa melalui proses hukum yang adil, benar dan transparan. Proses dimaksud pun tidak mengedepankan asas praduga tak bersalah (presumption of innoncent) ;

3. Bahwa tanpa adanya proses hukum yang adil, benar, transparan dan

mengedepankan asas praduga tak bersalah (presumption of innocent) PARA PENGGUGAT di vonis terlibat G30S dan PKI di duga dalangnya. Secara badan hukum PKI menjadi organisasi terlarang, akan tetapi secara individu- individu sebagai warga negara PARA PENGGUGAT memiliki hak yang harus dipenuhi dan tidak boleh dilanggar. Sudah selayaknya hak-hak warga negara harus dikedepankan dan diselesaikan lewat peradilan yang fair tanpa inter- vensi kekuasaan ;

4. Bahwa selama dan/atau sedang menjabat sebagai Presiden RI, TERGUGAT IV memiliki kewajiban untuk memberikan rehabilitasi sesuai dengan Pasal 14 UUD 1945

“Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi”

5. Bahwa pengertian rehabilitasi adalah pemulihan kembali harkat dan martabat seseorang yang telah dirampas hak asasinya tanpa pernah dinyatakan bersalah melakukan suatu tindak pidana melalui peradilan yang terbuka dan transfaran (fair trial). Kondisi PARA PENGGUGAT seperti yang dijelaskan dalam point sebelumnya, mewajibkan TERGUGAT IV rehabilitasi ;

b. TERGUGAT IV tetap membiarkan stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau

stigma/tuduhan/cap PKI tetap melekat pada diri PARA PENGGUGAT ;

1. Bahwa stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI terus menerus melekat sampai dengan TERGUGAT IV saat dan/atau sedang menjabat sebagai Presiden RI. Melekatnya stigma/tuduhan/cap sepanjang tahun dalam diri PARA PENGGUGAT merupakan pembunuhan karakter (character assasination) yang sengaja dibuat oleh TERGUGAT V ;

2. Bahwa stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI bukan hanya melekat pada aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI) dan organisasi massa dibawahnya (baca: PKI), melainkan kepada anak dan cucu- nya (baca: PKI), tetapi juga melekat pada warga negara yang bukan aktivis dan anak-cucu aktivis PKI. Kerugian yang dialami dan dirasakan oleh kedua- nya pada saat terkena stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/ tuduhan/cap PKI adalah sama ;

3. Bahwa dalam hal ini PARA PENGGUGAT yang beranggotakan korban stigma/ tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI belum mendapat- kan hak berupa gaji/upah dan/atau tunjangan dan/atau pensiun dan/atau pesangon dan/atau penghasilan dari pekerjaan, pendidikan, tanah dan bangunan serta kreasi seni dan budaya. Akibatnya kepastian untuk memenuhi penghidupan yang layak terhadap keluarga dan diri sendiri yang berasal dari hak-hak PARA PENGGUGAT tidak terpenuhi ;

4. Bahwa tanpa ada stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/ cap PKI yang sengaja dibangun oleh pemerintah yang berkuasa, dalam hal ini jabatan yang pernah dan/atau sekarang diduduki oleh TERGUGAT IV, tentu- nya PARA PENGGUGAT akan memperoleh hak-haknya dalam usia produktif dan usia pensiun ;

5. Bahwa PARA PENGGUGAT dengan stigma/tuduhan/cap terlibat G30S

dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI, terkadang juga dijauhi oleh isteri, anak, cucu dan keluarga lainnya sampai pada tingkat penderitaan PARA PENGGU- GAT bertambah ketika isteri, anak, cucu dan keluarganya enggan mengakui PARA PENGGUGAT sebagai orang tua dan anggota keluarga ;

6. Bahwa tidak cukup hanya itu, PARA PENGGUGAT dengan stigma/tuduhan/ cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI, juga mengalami kesulitan dalam membina rumah tangga. Kerap kali perkawinan yang hendak dilakukan PARA PENGGUGAT gagal atau perkawinan yang telah di bina gagal di tengah jalan hanya akibat diketahui PARA PENGGUGAT menyandang stigma/ cap/tuduhan tersebut ;

7. Bahwa ketakukan dari anak, cucu dan keluarga PARA PENGGUGAT akan stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI yang melekat pada diri PARA PENGGUGAT terkait pula dengan sulitnya mencari pekerjaan dan mendapatkan penghidupan yang layak. Sehingga putusan pahit untuk menjauhi pihak yang terkena stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI harus diambil untuk mengurangi resiko stigma ; 8. Bahwa oleh karenanya TERGUGAT IV selama dan sedang menjabat sebagai

Presiden belum dan tidak memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak PARA PENGGUGAT yang selama ini dengan sengaja dibatasi oleh Pemerin- tah

9. Bahwa maksud memberikan perlindungan adalah kewajiban TERGUGAT IV untuk menjamin kebebasan PARA PENGGUGAT memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa ada diskriminasi dan membatasi dengan per-

aturan yang pernah ada. Perlindungan ini bukan semata kepada warga negara tidak terkena stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/ tuduhan/cap PKI tetapi kepada seluruh warga negara, termasuk PARA PENGGUGAT ; 10. Bahwa pemenuhan dimaksudkan adalah kewajiban TERGUGAT IV terhadap

hak-hak PARA PENGGUGAT dalam usia produktif dan/atau usia pensiun dalam mendapatkan gaji/upah dan/atau tunjangan dan/atau pensiun dan/atau pesangon dan/atau penghasilan dari pekerjaan, pendidikan, tanah dan bangu- nan serta kreasi seni dan budaya, yang sengaja dihilangkan oleh Pemerintah sebelumnya. Sampai sekarang PARA PENGGUGAT belum mendapatkan pemenuhan sebagaimana dimaksud diatas ;

11. Bahwa berdasarkan kewajiban hukum yang harus dijalankan merupakan tanggungjawab TERGUGAT IV sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerin- tahan. Oleh karena itu TERGUGAT IV telah dengan sengaja mengabaikan kewajiban hukumnya sebagaimana tertulis dalam UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 27 ayat (1)

“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”

c. TERGUGAT IV masih mempertahankan dan menjalankan pemerintahan

dengan menggunakan peraturan-peraturan diskriminatif dalam kewenangan- nya ;

1. Bahwa peraturan-peraturan yang diskriminatif tersebut terdiri dari aturan- aturan yang membatasi ruang gerak PARA PENGGUGAT dalam mendapat- kan pekerjaan. Dalam persyaratannya PARA PENGGUGAT apabila akan melamar pekerjaan di instansi pemerintah harus dinyatakan tidak terlibat dalam organisasi terlarang dan/atau tidak terlibat dalam G30S/PKI. Meskipun demikian, PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok III yang berstatus sebagai anak harus mendapatkan perlakukan yang sama dari peraturan ini ; 2. Bahwa adanya Surat Edaran Nomor : 02/SE/1975 tentang Surat Keterangan

Tidak Terlibat dalam G.30S/PKI dari Badan Administrasi Kepegawaian Negara menghambat akses PARA PENGGUGAT untuk mendapatkan hak yang sama dengan warga negara lainnya untuk bekerja dan terlibat dalam pemerintahan. Begitupun dengan Surat Edaran Nomor: 01/SE/1976 tentang Surat Ketera- ngan Tidak Terlibat G.30S/PKI untuk Mutasi Kepegawaian yang dikeluarkan oleh Badan Administrasi Kepegawaian Negara yang merugikan PARA PENG- GUGAT ;

3. Bahwa TERGUGAT IV masih mempertahankan peraturan berupa Keputusan Presiden Nomor : 28 Tahun 1975 tentang Perlakuan terhadap Mereka yang terlibat G30S/PKI Golongan C. Keputusan ini sangat diskriminatif karena sebagai warga negara PARA PENGGUGAT memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum. Di dalam hal ini, PARA PENGGUGAT belum dan tidak pernah mengetahui persis apa yang sebenarnya terjadi pada tanggal 01

Oktober 1965. Oleh karenanya sangatlah tidak adil apabila stigma/tuduhan/ cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI menjadikan PARA PENGGUGAT kehilangan hak-haknya sebagai warga negara ;

4. Bahwa penggolongan status bukan hanya diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1975, tetapi ada peraturan penggolongan terhadap PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, IV, V, VI dan VII berupa Golongan A dan Golongan B. Peraturan Golongan A dan Golongan B meskipun sulit untuk mencari dasar hukumnya tapi tertulis dalam beberapa konsideran radiogram dan telegram yang pernah dikeluarkan oleh TERGUGAT V semasa menjabat sebagai PANGKOPKAMTIB dan Presiden RI ;

5. Bahwa berkaitan dengan Penelitian Khusus yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor: 16 Tahun 1990 Tentang Penelitian Khusus Bagi Pegawai Negeri berlaku pada saat TERGUGAT IV masih menjabat sebagai Presiden RI. Masih diberlakukannya peraturan ini jelas merugikan PARA PENGGUGAT untuk mendapatkan hak-hak warga negara PARA PENGGUGAT ;

6. Bahwa peraturan yang diskriminatif terdapat pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 24 Tahun 1991 tentang Kartu Tanda Penduduk Seumur Hidup Tidak Berlaku Bagi Warga Negara Republik Indonesia yang Berusia 60 tahun Tapi Pernah Terlibat Langsung ataupun Tidak Langsung dengan Organisasi Terlarang (OT). Juga adanya larangan melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 32 Tahun 1981, mengenai warga negara yang terlibat langsung maupun tidak langsung G.30S/PKI dan tidak bersih lingkungan, untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI, guru dan pendeta. Peraturan ini masih berlaku sampai dan pada saat TERGUGAT IV menjabat sebagai Presiden RI ; 7. Bahwa oleh karena itu, TERGUGAT IV sebagaimana kewajiban hukumnya

untuk memegang teguh UUD 1945 dalam menjalankan pemerintahan telah sengaja mengabaikan hak-hak warga negara PARA PENGGUGAT yang diatur dalam UUD 1945, hak-hak tersebut berupa :

Pasal 27 ayat (1)

“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”

Pembukaan UUD 1945 alinea Keempat::

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, …”

8. Bahwa makna dari pasal 27 ayat (1) dan pembukaan (preambule) alinea Keempat UUD 1945 telah secara tegas menyatakan bahwa PARA PENGGUGAT memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum dan pemerintahan. Pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang

adil merupakan tanggungjawab dari Pemerintah Negara Republik Indonesia terhadap hak yang melekat disetiap orang termasuk PARA PENGGUGAT ; 9. Bahwa dengan masih berlakunya Surat Edaran Nomor : 02/SE/1975 tentang

Surat Keterangan Tidak Terlibat dalam G.30S/PKI, Surat Edaran Nomor : 01/SE/1976 tentang Surat Keterangan Tidak Terlibat G.30S/PKI Untuk Mutasi Kepegawaian, Keputusan Presiden Nomor : 28 Tahun 1975 tentang Perlakuan terhadap Mereka yang terlibat G30S/PKI Golongan C dan peraturan lainnya mengenai Golongan A dan Golongan B, Keputusan Presiden Nomor : 16 Tahun 1990 Tentang Penelitian Khusus Bagi Pegawai Negeri Republik Indonesia, serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 24 Tahun 1991 tentang Kartu Tanda Penduduk Seumur Hidup Tidak Berlaku Bagi Warga Negara Republik Indonesia yang Berusia 60 tahun Tapi Pernah Terlibat Langsung ataupun Tidak Langsung dengan Organisasi Terlarang (OT), serta Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor: 32 Tahun 1981 tentang Larangan Menjadi Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI, guru, dan pendeta terhadap mereka yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam G.30S/PKI dan mereka yang tidak bersih lingkungan, menegaskan bahwa TERGUGAT IV dalam men- jalankan pemerintahan tidak memegang teguh UUD 1945 dan melanggar sumpah dan janji sebagai Presiden RI ;

10. Bahwa TERGUGAT IV telah dengan sengaja mempertahankan peraturan diskriminatif yang berada dibawah kewenangannya tersebut bertentangan dengan UUD 1945, sebagaimana Ketetapan MPRS Nomor : XX/MPRS/1966 yang telah menjelaskan bahwa hirarki peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, Surat Edaran Nomor : 01/SE/1975, Surat Edaran Nomor : 01/SE/1976, Keppres 28 Tahun 1975 dan aturan Golongan A dan B lainnya, Keputusan Presiden Nomor : 16 Tahun 1990 serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 24 Tahun 1991, Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 32 Tahun 1981 tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Sehingga perbuatan TERGUGAT IV dikategorikan melakukan perbuatan melawan hukum dengan tidak menjalankan kewajiban hukumnya pada saat menjabat sebagai Presiden RI ;

d. TERGUGAT IV Bertentangan dengan Kewajiban Hukumnya dengan Melanggar Hak-hak Ekonomi Sosial dan Budaya PARA PENGGUGAT dalam UUD 1945 ;

1. Bahwa TERGUGAT IV dengan tidak melakukan pemulihan harkat dan

martabat, membiarkan stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/ tuduhan/cap PKI yang terus menerus melekat pada PARA PENGGUGAT dan tetap menjalankan dan mempertahankan peraturan-peraturan yang diskri- minatif terhadap PARA PENGGUGAT bertentangan dengan kewajiban hukum ;

2. Bahwa hak PARA PENGGUGAT atas pekerjaan belum terpenuhi dengan adanya stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI terus melekat dan masih diterapkannya peraturan yang diskriminatif, sehingga PARA PENGGUGAT sulit mendapatkan hak atas penghidupan yang layak dari hasil pekerjaannya, pendidikannya, barang milik pribadi dan kreasi seni dan

budayanya. PARA PENGGUGAT senantiasa memperjuangkan hak-haknya tersebut, akan tetapi selalu terhalang dengan stigma, persyaratan dan sejum- lah persyaratan. Oleh karena itu selayaknya hak-hak warga negara berupa hak ekonomi, sosial dan budaya dilindungi dan dipenuhi oleh TERGUGAT IV ;

3. Bahwa penghidupan yang layak bagi PARA PENGGUGAT dari Wakil

Kelompok I, II, III, IV dan VI belum terpenuhi. Merupakan kewajiban TERGUGAT IV untuk memenuhi penghidupan layak PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, III, IV dan VI yang selama ini pernah mengabdi dan memajukan Negara. PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, III, IV dan VI yang pernah bekerja di instansi pemerintahan maupun swasta dapat diartikan sebagai turut andil dalam memajukan program-program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan memajukan produktifitas masyarakat. Oleh karenanya hak atas gaji/upah dan/atau tunjangan dan/atau pensiun dan/ atau pesangon dan/atau penghasilan dari pekerjaan dan strata pendidikan, pada masa-masa usia produktif dan masa-masa usia pensiun wajib diberikan oleh TERGUGAT IV ;

4. ahwa hak milik atas barang milik pribadi dari PARA PENGGUGAT banyak yang dirampas dan dirusak oleh karena adanya peristiwa G30S. Saat TERGUGAT IV menjabat sebagai Presiden RI, barang-barang milik pribadi belum dikembalikan kepada PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok V, berupa tanah dan bangunan. TERGUGAT IV dengan tidak berbuat sesuatu untuk mengembalikan hak milik pribadi PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok V, jelas bertentangan dengan kewajiban hukumnya ;

5. Bahwa TERGUGAT IV belum memberikan perlindungan terhadap PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok V untuk mendapatkan kembali hak barang milik pribadi yang dirampas pada saat peristiwa G30S. Saat G30S terjadi barang milik tersebut dirampas secara semena-mena dan melawan hukum. Dengan membiarkan barang milik pribadi PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok V dirampas oleh pihak lain, TERGUGAT IV berarti membenarkan pengambilalihan secara semena-mena. Tindakan ini dapat diartikan sebagai perbuatan pembiaran oleh TERGUGAT IV ;

6. Bahwa TERGUGAT IV belum memberikan perlindungan terhadap PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok VII yang tidak dapat melanjutkan hasil kreasi seni dan budayanya akibat stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI. Kreasi seni dan budaya PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok VII dihambat oleh pemerintah sebelumnya yang meng- akibatkan PARA PENGGUGAT tidak bisa mengembangkan diri dalam bentuk seni dan budaya ;

7. Bahwa TERGUGAT IV dengan tidak berbuat sesuatu dalam melindungi nilai- nilai kreasi seni dan budaya terhadap PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelom- pok VII bertentangan dengan kewajiban hukumnya untuk melindungi hak seni dan budaya ;

8. Bahwa dengan tidak dilindunginya hak seni dan budaya PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok VII, sangat berpengaruh pada peningkatan kualitas hidup

dan kesejahteraan umat manusia. PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelopok VII memiliki kemampuan mengolah dan mengembangkan seni dan budaya yang dikuasai, akan tetapi dengan adanya stigma/tuduhan/cap terlibat G30S dan/atau stigma/tuduhan/cap PKI PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok VII kehilangan kreasi dalam mengembangkan bakat. TERGUGAT IV ber- tanggungjawab atas terhalangnya hak asasi PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok VII yang diatur dalam UUD 1945 ;

9. Bahwa berdasarkan uraian diatas, TERGUGAT IV telah mengabaikan kewa- jiban hukumnya pada saat menjabat, antara lain :

Pembukaan UUD 1945 alinea Keempat

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehi- dupan bangsa, …”

10. Bahwa TERGUGAT IV tidak memberikan perlindungan terhadap hak-hak sekonomi, sosial, dan budaya PENGGUGAT. Perlindungan dimaksud semata-semata untuk melindungi PARA PENGGUGAT sebagai warga negara Indonesia dalam rangka memajukan kesejahteraan masyarakat dan kecerdasan bangsa. Olehkarenanya aturan dasar yang tertuang dalam alinea keempat UUD 1945, jelas telah dilanggar TERGUGAT IV dengan turunan penegasannya dalam pasal 27 (2) UUD 1945 yang berbunyi : Pasal 27 ayat (2)

“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III dan TERGUGAT IV melanggar kewajiban hukum dengan tidak melindungi, memajukan, me- negakkan, dan memenuhi hak asasi dari PARA PENGGUGAT sebagaimana kewajiban tersebut telah diatur dalam UU. No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia ;

Dalam dokumen menguak tabir g30s bagian pertama (Halaman 121-127)