• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kewenangan BAPEPAM-LK di Pasar Modal Untuk Melakukan Penegakan Hukum

MONEY LAUNDERING DI PASAR MODAL

A. Kewenangan BAPEPAM-LK di Pasar Modal Untuk Melakukan Penegakan Hukum

BAPEPAM-LK sebagai lembaga pengatur, pengawas, dan pembina disebut dengan wewenang. Wewenang disebut dengan peran, maka sub-bab ini membahas mengenai peran BAPEPAM-LK sebagai Regulator, Pengawas, dan Pembina. Mengingat pasar modal merupakan salah satu sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi para pemodal, serta memiliki peranan strategis untuk menunjang pembangunan nasional, kegiatan pasar modal perlu mendapat pengawasan agar pasar modal dapat berjalan secara teratur, wajar, efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan kelompok. Untuk itu, BAPEPAM-LK diberi kewenangan dan kewajiban untuk membina, mengatur, dan mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal. Pengawasan tersebut dilakukan dengan menempuh upaya-upaya, baik yang bersifat prefentif dalam bentuk aturan, pedoman, bimbingan, dan arahan maupun secara represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi.

Wewenang BAPEPAM-LK tercantum pada Bab II Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang secara garis besarnya mencakup90 :

89

Pasal 3, menyebutkan bahwa :

(1) “Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan Pasar Modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal yang selanjutnya disebut Bapepam.

(2) Bapepam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri”. Pasal 4, menyebutkan bahwa :

“Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan oleh Bapepam dengan tujuan untuk mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat”.

Pasal 5, menyebutkan bahwa :

“Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4, Bapepam berwenang untuk :

a. Memberi :

1)Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek;

2)Izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara Pedagang Efek, dan Wakil Manajer Inestasi; dan

3)Persetujuan bagi Bank Kustodian.

b. Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat;

c. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru;

d. Menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta menyatakan, menunda atau membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran;

e. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap undang- undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya;

f. Mewajibkan setiap Pihak untuk :

1)Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan di Pasar Modal; atau

2)Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud.

90

g. Melakukan pemeriksaan terhadap :

1)Setiap Emitten atau Perusahaan Publik yang telah atau diwajibkan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam; atau

2)Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan undang-undang ini.

h. Menunjuk Pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g; i. Mengumumkan hasil pemeriksaan;

j. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek atau menghentikan Transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal;

k. Menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat;

l. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud;

m. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal;

n. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang Pasar Modal;

o. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas undang- undang ini atau peraturan pelaksanaannya;

p. Menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam Pasal 1 angka 5; dan

q. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan undang-undang ini”. Kewenangan BAPEPAM-LK meliputi kewenangan untuk membuat peraturan, melakukan pemeriksaan dan penyidikan, menjatuhkan sanksi administratif dan denda. Secara garis besar, fungsi-fungsi yang dimiliki BAPEPAM-LK adalah fungsi pembuat peraturan (rule-making), pemeriksaan dan penyidikan, dan penegakan hukum (law enforcement). Fungsi rule-making bersifat quasi-legislatif karena BAPEPAM-LK bukanlah badan yang dibentuk negara untuk membuat peraturan perundang-undangan, tetapi diberikan kewenangan oleh undang-undang untuk membuat peraturan khusus di bidang pasar modal. Undang-undang memberikan

kewenangan kepada BAPEPAM-LK untuk melakukan penegakan hukum dengan memberikan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan, penyidikan sampai menjatuhkan denda dan sanksi atas setiap pelanggaran dan kejahatan di bidang pasar modal.

Untuk kejahatan di bidang pasar modal, fungsi penuntutan ada pada lembaga kejaksaan. Undang-undang juga memberikan kewenangan kepada BAPEPAM-LK untuk melakukan tindakan hukum represif dengan melakukan tindakan pemeriksaan, penyidikan, pengenaan sanksi. Fungsi ini disebut dengan fungsi kekuasaan quasi- judicial.91 Sehubungan dengan teori-teori tentang pencucian uang di atas, perlu ditegaskan bahwa dalam hal ini BAPEPAM-LK tidak memiliki kewenangan untuk melakukan upaya penegakan hukum terhadap perbuatan-perbuatan yang dapat diidentifikasikan sebagai tindak pidana pencucian uang. BAPEPAM-LK hanya melakukan kerjasama dengan PPATK dalam melakukan upaya penegakan hukum di bidang pencucian uang dalam hal ada dugaan terjadinya tindak pidana pencucian uang di pasar modal.

Pencucian uang melalui Pasar Modal cenderung lebih merupakan tahapan

layering ataupun integration daripada tahapan placement. Namun demikian, hal tersebut bukan berarti tidak ada transaksi uang tunai di Pasar Modal. Penempatan uang tunai dalam kegiatan Pasar Modal dimungkinkan pada saat92 :

1. Setoran awal pembukaan rekening nasabah;

2. Kewajiban penyetoran tunai pada saat memenuhi margin call;

91

Ismail Dalla, The Emerging Asian Bond Market, (Washington DC : The World Bank, 1995), hal. 37.

92

3. Masuknya uang tunai daria Pembeli Siaga dalam proses Right Issue; 4. Transaksi luar bursa.

Adapun proses layering dan atau integration di Pasar Modal dapat dilakukan melalui93 :

1. Transaksi bursa; 2. Transaksi luar bursa;

3. Penggunaan perusahaan Special Purpose Vehicle dalam transaksi.

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menyamarkan asal-usul dana yang berasal dari tindak pidana asal dengan adanya perpindahan efek dan atau perpindahan uang dari satu pelaku ke pelaku yang lain, sehingga akhirnya pelaku dapat menikmati uang hasil transaksi bursa maupun transaksi luar bursa tersebut seolah-olah merupakan hasil dari transaksi yang sah.94

Jika BAPEPAM-LK mempunyai wewenang sebagai pengatur, pengawas, dan pembina maka dalam hal pencucian uang juga BAPEPAM-LK haruslah bertindak mengatur, mengawasi dan membina setiap orang yang melakukan investasi di Pasar Modal Indonesia. Hal inilah yang disebut sebagai peran. Untuk mengejar pelaku pencucian uang di Pasar Modal Indonesia, BAPEPAM-LK menetapkan beberapa penyidik dari kalangan instansinya sendiri. Cara yang ditempuh untuk menetapkan penyidik tersebut adalah dengan mengeluarkan Surat Keputusan Kepala BAPEPAM-

93

Ibid.

94

LK. Selanjutnya, apabila sudah terbentuk barulah menyelidiki setiap transaksi keuangan yang mencurigakan.

Menurut Pasal 3 KMK No. 503/KMK.01/1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal, fungsi BAPEPAM-LK adalah95 :

a. “Penyusun peraturan di bidang Pasar Modal;

b. Pembinaan dan pengawasan terhadap Pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari Bapepam dan Pihak lain yang bergerak di Pasar Modal;

c. Menetapkan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emitten dan Perusahaan Publik;

d. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;

e. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal;

f. Pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan-perundang-undangan yang berlaku”.

Seharusnya BAPEPAM-LK langsung menindak setiap orang yang sudah dicurigai oleh PPATK dalam melakukan pencucian uang. Jadi, tidak perlu untuk menetapkan penyidik. Salah satu caranya adalah dengan membekukan rekening dari nasabah yang melakukan pencucian uang tersebut agar tidak bisa melakukan transaksi. Hal ini adalah dengan mencontoh badan pengawas dari negara lain. Penetapan penyidik yang dilakukan BAPEPAM-LK membutuhkan waktu yang lama karena terkait dengan birokrasi di Indonesia yang berbelit-belit. Jika langsung ditindaklanjuti dengan upaya hukum yang dilakukan maka akan tercipta kepastian hukum bagi pelaku kejahatan pencucian uang di pasar modal Indonesia.

95

Organisasi, http://www.bapepam.go.id/old/profil/organisasi.htm., diakses pada 31 Maret 2011.

Apabila BAPEPAM-LK tidak melaporkan bahwa telah terjadi transaksi keuangan mencurigakan di wilayah kewenangannya maka menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Pasal 30 ayat (3) mengatakan bahwa96 :

“Sanksi administratif yang dikenakan oleh PPATK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa :

a. Peringatan; b. Teguran tertulis;

c. Pengumuman kepada publik mengenai tindakan atau sanksi; dan/atau d. Denda administratif”.

BAPEPAM-LK juga menunggu laporan dari Penyedia Jasa Keuangan yang berada di bawah wewenangnya. Hal inilah yang menjadikan lambatnya penegakan hukum yang menjamin kepastian hukum di dalam tindak pidana pencucian uang di pasar modal. Seharusnya setelah BAPEPAM-LK menerima laporan dari setiap emiten, bank-bank kustodian, maupun perusahaan efek mengenai transaksi keuangan mencurigakan BAPEPAM-LK harus menyerahkan laporan secepatnya kepada PPATK agar dapat ditindaklanjuti dan disidangkan di pengadilan. Selanjutnya, PPATK memberikan berkas perkara kepada penyidik (sesuai dengan KUHAP).

Bertolak dari kasus L/C Fiktif Bank BNI’46 pada bab sebelumnya, PPATK tidak menerima laporan dari BAPEPAM-LK mengenai Transaksi Keuangan Mencurigakan. Laporan yang tidak diterima tersebut menyebabkan para pelaku kejahatan money laundering leluasa untuk melakukan pencucian uang di pasar modal. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran hukum BAPEPAM-LK sebagai lembaga pengawas pasar modal dalam hal pelaporan Transaksi Keuangan

96

Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Op.cit.

Mencurigakan. Transaksi Keuangan Mencurigakan yang tidak disampaikan dikarenakan prinsip Know Your Customer tidak jalan. Hal tersebut sudah pasti mempengaruhi masyarakat dalam hal kepercayaan untuk menginvestasikan dananya ke pasar modal.

Penyidik disini harus menerapkan azas pembuktian terbalik. Agar dapat menegakkan hukum dalam hal pencucian uang tersebut. Namun, hal ini sulit dilakukan karena pihak penyidik masih lemah dalam hal penerapan azas tersebut. Kesulitan itu dikarenakan azas yang digunakan selama ini untuk kejahatan konvensional adalah azas praduga tidak bersalah. Dimana setiap orang yang menjadi tersangka dalam tindak pidana haruslah diduga tidak bersalah untuk menjunjung tinggi hak azasi manusianya. Namun, hal ini dikecualikan untuk tindak pidana pencucian uang seperti yang terlihat dalam Pasal 69 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.97

Menurut teori Sistem Hukum (Lawrence M. Friedman), jika undang-undang sebagai substansinya sudah baik maka selanjutnya harus diikuti dengan lembaga pengawasnya sebagai struktur dari undang-undang tersebut. Selain kedua hal tersebut, Lawrence M. Friedman juga menyebutkan mengenai Kultur Hukum dari suatu negara dalam menanggapi kasus-kasus hukum. Dalam konteks pencucian uang yang dikaitkan dengan kultur hukum ini maka masalah selanjutnya adalah mengenai azas hukum yang belaku. Azas hukum tersebut adalah berubahnya pengaturan dari azas praduga tidak bersalah menjadi azas pembuktian terbalik.

97

Dengan perubahan azas yang terjadi, para penegak hukum kesulitan karena tidak adanya sosialisasi dari setiap lembaga seperti PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan. Belum lagi dimentahkan dengan budaya korupsi di suatu negara. Buktinya dapat dilihat pada kasus L/C Fiktif Bank BNI 46 yang sudah dipaparkan di atas bahwa para pejabat petinggi bank tersebut sama sekali tidak tersentuh hukum. Bagaimana hukum di Indonesia ditegakkan jika setiap aspeknya tidak mendukung. Ditinjau dari segi perundang-undangannya bahwa ada kejanggalan dalam penyidikan yang dilakukan oleh BAPEPAM-LK terkait dengan pencucian uang di bursa efek. Kejanggalan tersebut adalah BAPEPAM-LK menetapkan kembali penyidik sebagai pihak internalnya untuk menyelidiki apakah benar telah terjadi pencucian uang atau tidak. Seharusnya di dalam peraturan mengenai hal itu harus jelas mengenai siapa yang menyelidiki, menuntut dan menjatuhkan hukuman.

Dalam hal sudah diketahuinya telah terjadi pencucian uang di pasar modal oleh penyidik BAPEPAM-LK maka pihak BAPEPAM-LK melayangkan surat kembali pihak yang terlibat di dalamnya. Hal ini membutuhkan waku yang lama dan sudah pasti berbelit-belit dengan begitu para pelaku yang melakukan tindak pidana pencucian uang tersebut waspada dan menarik dananya ke tempat lain. Namun, untuk mencegah hal itu terjadi Ketua BAPEPAM-LK mengeluarkan Keputusan No. Kep- 476/BL/2009 tentang Prinsip Mengenal Nasabah Oleh Penyedia Jasa Keuangan di Bidang Pasar Modal. Prinsip mengenal nasabah (Know Your Customer) adalah prinsip yang diterapkan Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal untuk mengetahui latar belakang dan identitas Nasabah, memantau rekening Efek dan transaksi Nasabah, serta melaporkan transaksi keuangan mencurigakan, dan transaksi

keuangan yang dilakukan secara tunai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tindak pidana pencucian uang, termasuk transaksi keuangan yang terkait dengan Pendanaan Kegiatan Terorisme.98

Sebagaimana diatur dalam Pasal 100 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, BAPEPAM-LK berwenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap setiap pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap Undang-Undang Pasar Modal dan atau peraturan pelaksanaannya.99

1. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, penyidik tersebut mempunyai wewenang untuk menerima laporan, pemberitahuan, dan pengaduan adanya tindak pidana di bidang pasar modal, meneliti kebenaran laporan, meneliti pihak yang diduga terlibat, memanggil, memeriksa, meminta keterangan dan barang bukti, memeriksa pembukuan, catatan dan dokumen, memeriksa tempat yang diduga terdapatnya barang bukti serta melakukan penyitaan, memblokir rekening pihak yang diduga terlibat;

2. Melakukan penggeledahan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, untuk kepentingan penyidikan. Penyidik melakukan penggeledahan rumah atau penggeledahan pakaian atau penggeledahan badan menurut tata cara yang ditentukan dalam undang-undang. Lebih lanjut ditentukan bahwa yang berwenang untuk mengeluarkan Surat Perintah Penggeledahan di tempat tertentu adalah penyidik dengan tembusan kepada

98

Angka 1 huruf k., Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No. Kep-476/BL/2009 tentang Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan di Bidang Pasar Modal

99

Ketua BAPEPAM-LK dan Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan. Sebelum melakukan penggeledahan, penyidik BAPEPAM-LK mengajukan permintaan izin kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat untuk melakkukan Pemeriksaan di tempat tertentu.

3. Melakukan pemanggilan terhadap pihak yang diduga mengetahui atau terlibat dalam pelanggaran terhadapUndang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan atau peraturan pelaksanaannya atau pihak lain apabila dianggap perlu.

4. Memeriksa catatan, pembukuan, atau dokumen-dokumen pendukung lainnya. 5. Meminjam atau membuat salinan atas dokumen-dokumen sebagaimana

disebut di atas.

6. Melakukan penyitaan terhadap benda bergerak atau tidak bergera, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penuntutan dengan izin Ketua Pengadilan Negeri setempat. Dalam keadaan mendesak penyitaan bisa dilakukan tanpa izin dari KetuaPengadilan Negeri setempat. Benda-benda yang dapat disita dalam hal ini adalah benda-benda yang telah/sedang/akan dipergunakan oleh pihak mereka baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan tindak pidana di bidang Pasar Modal dan benda lainnya yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan tindak pidana yang dilkakukan oleh tersangka. Ditentukan dalam KUHAP bahwa penyidik berwenang untuk memerintahkan kepada orang yang menguasai benda yang disita, menyerahkan benda tersebut kepadanya untuk kepentingan pemeriksaan dan kepada yang menyerahkan benda itu harus diberikan surat

tanda terima. Ketentuan KUHAP menyatakan bahwa benda sitaan disimpan dalam rumah penyimpanan benda sitaan negara dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan tanggung jawab atasnya ada pada pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan dan benda tersebut dilarang untuk dipergunakan oleh siapapun.

7. Penyelesaian Perkara. Setelah diadakan pemeriksaan ternyata diperoleh keyakinan bahwa terdapat pelanggaran atas Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya yang dilakukan oleh pelaku, maka BAPEPAM-LK dapat mengenakan sanksi administratif ataupun pidana.

8. Penuntutan. Kewenangan BAPEPAM-LK dalam hal penuntutan terhadap kasus tindak kejahatan di bidang pasar modal berada di tangan kejaksaan. BAPEPAM-LK tidak berwenang untuk itu. Tugas BAPEPAM-LK adalah melakukan pemeriksaan dan penyidikan terhadap tindak pidana di bidang pasar modal, setelah semua hasil pemeriksaan dan penyidikan dibuat, BAPEPAM-LK akan menyerahkan berkas tersebut kepada kejaksaan. Selanjutnya pihak kejaksaan akan menindaklanjuti hasil kerja BAPEPAM-LK tersebut, setelah dikaji, kejaksaan akan memberikan keputusan, berkas perkara dianggap lengkap dan bisa diteruskan untuk melakukan penuntutan atau berkas perkara dianggap tidak lengkap, tidak jelas, maka kejaksaan akan mengembalikan berkas tersebut kepada BAPEPAM-LK untuk disempurnakan. Namun, tampaknya sampai saat ini kerjasama BAPEPAM- LK dan pihak Kejaksaan harus lebih ditingkatkan agar titik-titik kelemahan

dari hasil kerja kedua instansi tersebut bisa diatasi, sehingga penegakan hukum atas tindak pidana pasar modal bisa dioptimalkan.

BAPEPAM-LK memiliki struktur organisasi. Struktur yang terakhir diputuskan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Secara ringkas, mencakup100 :

1. ”Ketua BAPEPAM-LK;

2. Sekretaris BAPEPAM-LK, membawahi 5 (lima) bagian yaitu : a. Bagian Perencanaan dan Organisasi;

b. Bagian Kepegawaian; c. Bagian Keuangan;

d. Bagian Kerjasama Internasional dan Hubungan Masyarakat; e. Bagian Umum.

3. Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum, membawahi 4 (empat) bagian yaitu :

a. Bagian Perundang-Undangan; b. Bagian Penetapan Sanksi; c. Bagian Bantuan Hukum; d. Bagian Profesi Hukum.

4. Biro Riset dan Teknologi Informasi, membawahi 5 (lima) bagian yaitu : a. Bagian Riset Ekonomi;

b. Bagian Riset Pasar Modal;

c. Bagian Riset Asuransi, Dana Pensiun dan Lembaga Keuangan Lain; d. Bagian Sistem dan Teknologi Informasi;

e. Bagian Pengelolaan Data dan Informasi.

5. Biro Pemeriksaan dan Penyidikan, membawahi 4 (empat) bagian yaitu : a. Bagian Pemeriksaan dan Penyidikan Pengelolaan Investasi;

b. Bagian Pemeriksaan dan Penyidikan Transaksi dan Lembaga Efek; c. Bagian Pemeriksaan dan Penyidikan Emiten dan Perusahaan Publik

Sektor Jasa;

100

BAPEPAM-LK, “Struktur Organisasi BAPEPAM-LK”, http://www.bapepam.go.id/bapepamlk/organisasi/struktur.htm., diakses pada 17 Mei 2011.

d. Bagian Pemeriksaan dan Penyidikan Emiten dan Perusahaan Sektor Riil.

6. Biro Pengelolaan Investasi, membawahi 5 (lima) bagian yaitu : a. Bagian Pengembangan Kebijakan Investasi;

b. Bagian Pengembangan Produk Investasi;

c. Bagian Bina Manajer Investasi dan Penasihat Investasi; d. Bagian Pengawasan Pengelolaan Investasi;

e. Bagian Kepatuhan Pengelolaan Investasi.

7. Biro Transaksi dan Lembaga Efek, membawahi 5 (lima) bagian yaitu : a. Bagian Pengembangan Kebijakan Transaksi dan Lembaga Efek; b. Bagian Pengawasan Lembaga Efek;

c. Bagian Kepatuhan Lembaga Efek; d. Bagian Pengawasan Perdagangan; e. Bagian Wakil Perusahaan Efek.

8. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, membawahi 5 (lima) bagian yaitu :

a. Bagian Penilaian Perusahaan Jasa Keuangan; b. Bagian Penilaian Perusahaan Jasa Non-Keuangan; c. Bagian Pemantauan Perusahaan Jasa Keuangan;

d. Bagian Pemantauan Perusahaan Perdagangan dan Perhubungan; e. Bagian Pemantauan Perusahaan Properti dan Real Estate.

9. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil, membawahi 5 (lima) bagian yaitu :

a. Bagian Penilaian Perusahaan Pabrikan; b. Bagian Penilaian Perusahaan Non-Pabrikan; c. Bagian Pemantauan Perusahaan Aneka Industri;

d. Bagian Pemantauan Perusahaan Industri Dasar, Logam dan Kimia; e. Bagian Pemantauan Perusahaan Pertambangan dan Agrobisnis.

10.Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, membawahi 4 (empat) bagian yaitu :

a. Bagian Standar Akuntansi dan Pemeriksaan;

b. Bagian Akuntan, Penilai, dan Wali Amanat Pasar Modal; c. Bagian Pengembangan Keterbukaan dan Tata Kelola; d. Bagian Pengembangan Pasar Modal Syariah.

11.Biro Pembiayaan dan Penjaminan, membawahi 4 (empat) bagian yaitu : a. Bagian Lembaga Pembiayaan;

b. Bagian Pemeriksaan Lembaga Pembiayaan; c. Bagian Lembaga Penjaminan;

12.Biro Perasuransian membawahi 5 (lima) bagian yaitu : a. Bagian Kelembagaan Perasuransian;

b. Bagian Analisis Keuangan Perasuransian;

c. Bagian Analisis Penyelenggaraan Usaha Perasuransian; d. Bagian Pemeriksaan Perasuransian;

e. Bagian Perasuransian Syariah.

13.Biro Dana Pensiun, membawahi 5 (lima) bagian yaitu : a. Bagian Kelembagaan Dana Pensiun;

b. Bagian Analisis Penyelenggaraan Program Dana Pensiun; c. Bagian Pemeriksaan Dana Pensiun;

d. Bagian Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dana Pensiun;

e. Bagian Analisis, Evaluasi, dan Pelaporan Pengelolaan Dana Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil.

14.Biro Kepatuhan Internal, membawahi 4 (empat) bagian yaitu : a. Bagian Kepatuhan I;

b. Bagian Kepatuhan II; c. Bagian Kepatuhan III; d. Bagian Kepatuhan IV”.

Biro-biro yang ada pada BAPEPAM-LK lebih banyak dari yang dimiliki oleh SEC (Amerika Serikat) dan MAS (Singapura). Dengan kata lain, karyawan dan staff BAPEPAM-LK sebagai lembaga otoritas pasar modal lebih banyak jadi oleh karena itu pekerjaan yang diemban juga lebih sedikit.