• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.3 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3.2.1. Kharakteristik Habitat Merak Hijau Jawa

Merak hijau jawa menggunakan berbagai tipe habitat seperti hutan hujan dataran rendah, hutan musim savanna, dan hutan jati bahkan hutan pegunungan di sebaran lokalnya (van Balen dkk 1991, Hernowo 1995). Namun demikian tidak setiap tipe habitat dipilih oleh merak hijau jawa sebagai tempat hidupnya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap berbagai tipe habitat yang digunakan merak hijau jawa (Hernowo 1995, Hernowo 1999, Hernowo and Hernawan 2003, Hernowo and Palita 2004, Hernowo and Wasono 2005) serta studi ini bahwa merak hijau jawa memilih tipe habitat tertentu dan adanya tingkat kesukaan terhadap tipe habitat yang dipilih.

Merak hijau jawa menyukai tempat untuk mencari pakan di areal terbuka (Pattaratuma 1977, Mulyana 1988, Ponsena 1988, Winarto 1993, Hernowo 1995, Hernowo 1999, Supratman 1998, Palita 2002, Hernawan 2003, Rini 2005, Wasono 2005, Sumbara 2006, Yuniar 2007 dan Risnawati 2008). Dedaunan, buah serta biji rerumputan serta semak merupakan pakan utama dari merak hijau jawa. Sembilan belas jenis rumput dan 16 jenis semak serta enam jenis tanaman hortikultura serta lima jenis buah dari pohon tercatat dimakan oleh merak hijau jawa di TNAP dan TNB. Merak hijau jawa memakan berbagai jenis tumbuhan yang cukup banyak variasinya atau lebar kisaran jenisnya (Rini, 2005). Menurut Septania (2009) merak hijau jawa merupakan polyphag species, yang berarti merak hijau jawa memakan jenis pakan yang memiliki kisaran jenis pakan yang beranekaragam. Merak hijau jawa merupakan jenis burung memerlukan pakan yang cukup banyak, karena ukuran tubuhnya cukup besar. Karakteristik tempat makan (feeding site) merak hijau jawa adalah tempat terbuka yang ditumbuhi oleh rerumputan dan semak serta dikelilingi oleh pepohonan (hutan). Bentuk dari areal terbuka adalah padang rerumputan yang dikelilingi hutan, areal tumpang sari, savanna dan hutan yang memiliki rumpang paling sedikit 1 ha. Selain memakan rumput, semak dan buah, merak hijau jawa juga makan rayap, laron dan belalang seperti dikemukan oleh Hernowo 1995, Supratman 1998 dan Hernawan 2003.

Tempat minum merak hijau jawa tidak memiliki kekhasan, yang penting terdapat air secara berkelanjutan, tidak asin dan bersih serta dapat dijangkau oleh merak hijau jawa. Pada musim kemarau air tersedia terbatas di tempat-tempat tertentu saja. Merak hijau jawa akan mendatangi tempat minum setiap hari untuk minum. Tempat minum merak hijau

jawa di TNB dan TNAP berupa bak air minum, sumber air, sungai, cekungan yang bersisi air serta air tergenang. Pergerakan populasi merak (kelompok) juga dipengaruhi oleh ketersediaan air. Berdasarkan hasil pengamatan Brickle 2002, bahwa merak hijau di propvinsi Dak Lak, Vietnam semakin melimpah jumlahnya dengan semakin dekat terhadap sumber air.

Setelah tempat makan merak hijau jawa menjadi panas dengan suhu mencapai sekitar 28-29 0

Merak hijau jawa memilih pohon sebagai tempat tidur (Pattaratuma 1977, Mulyana 1988, Ponsena 1988, Hernowo 1995). Menurut Hernowo (1999), merak hijau jawa memilih pohon tertentu untuk bertengger tidur. Pohon yang disukai oleh merak hijau jawa untuk tidur di TNB adalah pohon pilang dan gebang yang telah meranggas (Risnawati 2008, Yuniar 2007, Hernowo 1995, Mulyana 1988, Pattaratuma 1977), sementara itu di TNAP yang disukai unutk bertengger tidur adalah pohon apak (Supratman 1998, Wasono 2005, Yuniar 2007, Risnawati 2008). Merak biru India (Pavo cristatus) dilaporkan oleh Subramanian and John (2001) di hutan lindung taman Rusa Tirunevelvi Tamil Nadu menyukai pohon asem (Tamarindus indicus), Tekik (Albizia lebbeck), Mimba (Azadirachta indica), jenis sengon (Albizia amara), dan Lontar (Borrassus flabellifer) serta agak kurang pada pohon mengkudu hutan (Morinda tenctoria) dan pilang (Acacia leucophloea). Di Vivekananda Kendra, merak biru menyukai kelapa (Cocos nucifera) sebagai pohon tidur utama, sedangkan yang ke dua adalah asam, mimba, mangga (Mangifera indica) dan akasia duri (Acacia planifrons). Bahkan tiang telekominikasi juga digunakan oleh merak biru jantan sebagai tempat tidur. Ketinggian pohon yang dipilih untuk tidur merak hijau jawa di TNB dan TNAP antara 8 – 24 m (Hernowo 1995, Hernowo 1999, Yuniar 2007, C merak hijau jawa akan berteduh. Merak hijau jawa bisa berteduh di pohon atau dibawah pohon yang teduh. Merak hijau jawa di TNB memilih widoro bukol, pilang, asem, kesambi dan mimba sebagai pohon peneduh (Risnawati 2008, Yuniar 2007, Hernowo 1995, Mulyana 1988). Sementara itu di TNAP merak hijau jawa memilih tempat berteduh pohon walikukun, laban, sonokeling, apak serta jati (Supratman 1998, Wasono 2005, Yuniar 2007, Risnawati 2008). Merak hijau jawa memilih pohon yang rimbun tajuknya, sebagai pohon teduh. Pohon teduh atau tempat berteduh yang dipilih adalah berjarak tidak jauh dari tempat makan. Kharakteristik tempat berteduh (sheltering site) yaitu pohon rimbun atau tempat teduh, serta tempat teduh atau pohon teduh dekat dengan tempat pakan.

Risnawati 2008). Sementara itu Subramanian and John (2001) mencatat bahwa merak biru India tidur pada pohon yang ketinggiannya 8-14 m. Adapun kharakteristik pohon tidur adalah pohon yang tinggi (emergent tree), tidak rimbun tajuknya bahkan meranggas, percabanagan relatif tegak lurus batang, tidak jauh dari pohon tidur terdapat tempat terbuka.

Merak hijau jawa jantan memilih tempat untuk menari pada areal terbuka yang relatif bersih. Di TNB dan TNAP merak hijau jawa menari di padang rumput, areal tumpangsari, savana dan rumpang di hutan (Mulyana 1988, Winarto 1993, Hernowo 1995, Hernawan 2003, Yuniar 2007, Risnawati 2008). Hernowo 1995, melaporkan bahwa merak hijau di TNB menari di Jalan antara Batangan- Bekol Hm 70 – 120 dan jalan Bekol Bama. Tempat yang disukai untuk tempat menari adalah areal terbuka dimana merak betina mudah menemukan merak jantan yang menari atau tempat dimana jantan mudah melakukan tariannya. Berdasarkan hasil penelitian ini, merak hijau jawa menari di areal terbuka yang relatiif bersih di savana bekol, atau di dekat tempat minum Bekol, bahkan jalan antara Batangan Bekol dan Bekol Bama di TNB. Di TNAP merak hijau jawa menari di padang rumput Sadengan, areal terbuka tumpangsari Gunting TNAP. Areal terbuka yang dipilih untuk menari diduga berkaitan dengan kemudahan terhadap gerakan tarian dan penampakan bulu hias merak hijau jantan. Areal terbuka akan mudah menerima cahaya matahari ataupun pantulan cahaya matahari sehingga keindahan bulu hias merak hijau jantan mudah teramati oleh merak hijau betina. Areal terbuka juga memberikan peluang, merak hijau betina mudah menjumpai merak hijau jantan. Dakin 2008, mencatat bahwa secara umum merak biru jantan menari di areal terbuka, dan selanjutnya 74 % dari jumlah tarian merak biru yang diamati langsung terkena sinar matahari. Kharakteristik tempat untuk menari/arena tari merak hijau jawa jantan adalah areal terbuka, relative bersih, mudah ditemukan oleh merak hijau jawa betina.

Merak hijau jawa memilih tempat bersarang pada areal terbuka yang ditumbuhi oleh sesemakan (Mulyana 1988, Winarto 1993, Hernowo 1995, Hernawan 2003). Sering sarang dan telur terkena sinar matahari langsung bila sedang tidak dierami oleh merak betina (Winarto 1993, Hernowo 1995, Hernawan 2003). Bentuk dari sarang sangat sederhana dan kontak langsung dengan tanah. Terkenanya langsung sinar matahari dan kontak langsung dengan tanah telor-telor merak hijau jawa tersebut diduga untuk membantu proses penetasan telurnya.Berdasarkan hasil studi ini sarang dan telor merak hijau jawa

secara langsung adalah sulit ditemukan. Sulitnya sarang merak hijau jawa ditemukan, karena pencurian telor-telor merak tersebut terus berlangsung. Van Balen dkk 1995, menyatakan bahwa masalah yang serius bagi populasi merak hijau di Jawa adalah perburuanliar seperti pencurian telor. Kharakterstik tempat bersarang merak hijau jawa adalah areal terbuka yang ditumbuhi semak dan bentuk sarang oval, telornya bisa langsung terkena sinar matahari.