• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. SPIRITUALITAS KONGREGASI PARA SUSTER AMAL KASIH

B. Kharisma dan Spiritualitas

1. Kharisma

pribadi untuk kepentingan umat beriman. Menurut Santo Paulus, kharisma merupakan karunia (hadiah istimewa) atau anugerah Roh Kudus yang luar biasa, yang diberikan kepada orang beriman supaya membantu karya keselamatan dan melayani umat. Karunia atau anugerah itu bermacam-macam (1 Kor 12:1-4; bdk. Rm 12). Kharisma adalah bakat, kemampuan baik yang sederhana maupun yang luar biasa dan dijiwai oleh Roh.

Karunia-Karunia itu diwujudkan untuk perkembangan dan kemajuan Gereja, bukan hanya kegiatan atau kesibukan belaka, tetapi terutama pada pengembangan umat. Paulus menyatakan bahwa gereja adalah Tubuh Kristus. Komunitas kristiani merupakan kesatuan. Dalam komunitas kristiani setiap anggota mempunyai talenta masing-masing. Tetapi semua anggota adalah penting dan tubuh komunitas membutuhkan karya masing-masing. Setiap anggota melaksanakan tugas pelayanan lewat pewartaan iman Kristiani, kesaksian hidup, semangat melayani. Dapat dikatakan bahwa kharisma merupakan rahmat khusus yang diterima oleh orang tertentu maupun kelompok dalam macam-macam anugerah (1 Kor 12:11) yang harus dikembangkan (Jacobs, 1979: 19).

Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium secara spesifik menjelaskan kharisma kharisma sebagai berikut:

Kharisma-kharisma itu, entah yang amat menyolok, entah yang lebih sederhana, dan tersebar lebih luas, sangat sesuai dan berguna untuk menanggapi kebutuhan gereja, maka hendaknya diterima dengan rasa syukur dan gembira. Namun kharisma-kharisma yang luar biasa, jangan dikejar-kejar begitu saja; jangan pula terlalu banyak hasil yang pasti diharapkan dari padanya untuk karya kerasulan (LG, art. 12).

Dalam pelayanan setiap orang mampu bersikap dan bertindak sebagai murid Kristus yang mau berjuang bersama sesamanya dalam segala aspek kehidupan. Kharisma merupakan anugerah kepada setiap pribadi atau suatu kelompok.

Kelompok ini dapat menimba kelimpahan anugerah yang diberikan kepada seorang tokoh. Kharisma juga dapat dimengerti sebagai anugerah Roh Kudus yang diberikan kepada perorangan atau kelompok untuk membangun jemaat, yang disertai dengan kemampuan untuk mewujudkannya dalam bentuk pelayanan (Darminta, 1983b: 14). Dari penjabaran diatas dapat dipahami bahwa setiap orang Kristen adalah karismatis karena masing-masing menerima rahmat Allah dengan cuma-cuma dengan segala pemberian rohani dan Roh Kudus, teristimewa keselamatan dalam Yesus Kristus dan hidup kekal. Setiap orang maupun kelompok dianugerahi kemapuan dalam Roh Kudus, sehingga mampu melakukan hal-hal yang sesuai dengan kebutuhan jemaat. Kharisma secara umum berarti anugerah rohani dari Allah, anugerah Roh Kudus, anugerah ini bermacam-macam antara lain: iman, cinta dan harapan. Anugerah rohani selalu berhubungan erat dengan cinta kasih sebab setiap anugerah berakar pada cinta Kasih. Karena itu membuat setiap orang bertumbuh dalam cinta kasih. Kharisma yang dianugerahkan menurut suatu pilihan bagi setiap orang atau kelompok yang menerimanya. Ada orang yang menanggapi kharisma yang diberikan dengan hidup ditengah-tengah dunia ini sebagai seorang awam yang memperkembangkan jemaat, ada juga orang yang menanggapi kharisma dengan memilih hidup sebagai seorang selibat. Dengan demikian orang tersebut bergabung dalam tarekat yang ia masuki yang tentunya memiliki kharisma khusus yang dihidupi.

b. Kharisma Tarekat Religius

Dalam hidup selibat seorang diikat oleh kesatuan dengan yang lain dalam satu tarekat (kongregasi) yang mempunyai cita-cita yang sama sesuai dengan

semangat pendiri Tarekat yang terlebih dahulu digerakan oleh Roh. Dalam hal ini kharisma dimengerti sebagai berikut:

Daya kekuatan Allah dalam Roh sebagai daya cipta. Kharisma merupakan daya kehidupan untuk melawan daya kematian dan penghancuran. Kharisma merupakan daya kekuatan untuk menjalankan Misi sesuai dengan Visi Tarekat. Sesuai dengan kebutuhan keadaan, Allah menganugerahkan daya hidup Ilahi-Nya. Kharisma memberikan kekhasan dalam menjawab kebutuhan. Kharisma memberikan ciri khas dalam hidup dan menjawab tantangan serta kebutuhan. Kharisma merupakan kekuatan atau keunggulan jawaban Allah. Berdasarkan kharisma setiap tarekat memberikan sumbangan khas dalam pelayanan terhadap kemanusiaan dan kehidupan. Kekhasan dan keunggulan bukan berarti mengungguli yang lain, melainkan melakukan pelayanan secara berbeda kualitatif, melakukan pelayanan yang tidak dilakukan oleh pihak-pihak lain. Dari sini terdapat salah satu pembentuk unsur khas dari kerohanian Tarekat Religius. Dari sini akan muncul prinsip pengandaian (Darminta, 1983a: 12) .

Secara umum dapat dikatakan kharisma tarekat dianugerahi Roh untuk pembangunan Gereja dan pelayanan misi dari Tuhan di dalam Gereja. Sejarah historis kharisma dianugrahkan kepada gereja lewat orang tertentu atau kelompok tertentu untuk menjawab tantangan-tantangan hidup, supaya kuasa Allah nampak dalam kehidupan manusia. Maka kharisma dapat berkaitan dengan misteri hidup Allah dalam wujud konkretnya dalam hidup Yesus, sifat-sifat Ilahi yang nampak dalam pribadi Yesus, tindakan-tindakan Allah dalam diri dan hidupYesus terhadap orang banyak.

Dapat memberi kesan bahwa kharisma itu merupakan sebagian kecil dari seluruh aspek dan kekayaan hidup. Namun sebagian kecil bagaikan pintu masuk kedalam seluruh misteri dan hakekat hidup Ilahi yang menyapa hidup manusia demi keselamatan dunia. Bagaimanapun juga kharisma dapat menghantar dan membawa orang masuk kedalam hidup mistik, kesatuan manusia dengan Allah serta membawa keputusan dan pilihan “politis” dalam pengabdian dan keterlibatan hidup bagi

kepentingan sesama. Oleh karena itu kharisma selalu mempunyai ciri khas pengabdian dan pelayanan.

Pada zaman sekarang orang semakin menyadari bahwa sebagaimana gereja dipanggil untuk melayani Kerajaan Allah, maka kharisma tidak dapat, tidak juga tertuju kepada pengabdian kepada Kerajaan Allah. Boleh dikatakan kalau demikian kharisma merupakan pelayanan Ilahi bagi manusia, supaya hidup menurut nilai-nilai kerajaan Allah sekaligus memperjuangkan terwujudnya hidup berdasarkan Kerajaan Allah (Darminta, 1983a: 208).

c. Kharisma Kongregasi ADM

Sebagai tarekat religius, kongregasi ADM, mempunyai warisan kharisma lewat pribadi pendiri. Karena itu kharisma kongregasi senantiasa terkait dengan pendiri kongregasi, yang telah menerima anugerah khusus dari Tuhan dan alat istimewa untuk karya penyelamatan di dunia. Dengan demikian seluruh anggota wajib menghidupi semangat dan teladan hidup pendiri dalam hidup dan karya. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa pada awalnya Sr. Seraphine atas permintaan orang sakit, menderita dan miskin di Sittard yang diwakili oleh Deken Roersch memperjuangkan harapan dan permintaan mereka sehingga para suster tetap melayani orang-orang yang menderita sakit dan miskin serta mengunjungi dari rumah ke rumah. Di dalam relasi dan keintimannya dengan Tuhan, Ia merasa senasib dan sependeritaan dengan orang-orang yang menderita saat itu. Beliau sungguh memahami penderitaan mereka sehingga Sr. Seraphine bersedia tinggal di Sittard untuk melayani orang-orang yang miskin, sakit dan menderita. Pengabdian religius menuntut dari para suster ADM untuk mengikuti Kristus dengan sikap siap

sedia, sederhana dan kesediaan untuk berkorban. Sama seperti Kristus maka diri pribadi manusialah yang diperhatikan, dalam pengabdian para suster mengutamakan pelayanan kepada orang-orang miskin dan terpojokan (Konst, no. 75). Motto hidupnya jika kita tidak demi kasih kepada Tuhan dan demi keselamatan sesama manusia, telah meninggalkan segala sesuatu dan telah bersedia mengorbankan tidak hanya kesehatan, tetapi bahkan hidup kita, serta menunaikan tugas-tugas kita, lalu untuk tujuan apakah kita lakukan semuanya itu. Baginya Allah bukanlah sesuatu yang jauh tak terhampiri (transenden), tetapi Allah dialami sebagai yang dekat dan

nyata (imanen), bahkan Allah dialami sebagai kesatuan dengan dirinya dengan

seluruh keprihatinan dan kepedulian. Karena cintanya kepada Kristus dan sikapnya yang selalu mendengarkan Roh Kudus serta selalu bertindak berdasarkan kepenuhan rahmat Kristus melahirkan tindakan peduli dan memberi perhatian besar bagi orang sakit, miskin dan orang yang paling hina di dalam masyarakat sekaligus melihat Kristus yang menderita dalam diri orang-orang yang sakit, miskin dan menderita serta melayani mereka dengan penuh gembira dan ketulusan.

Sebagai suster ADM pelayanan dan pengabdian ini dapat memberi sumbangan bagi perkembangan tubuh Kristus yang mistik, yang telah mencurahkan darah-Nya. Para suster ADM meneruskan karya penebusan-Nya dengan memberi bantuan guna meringankan penderitaan rohani dan jasmani orang lain dimanapun mereka berada (Konst, no. 75). Kharisma ADM adalah kharisma penebusan kharisma inilah yang diwariskan oleh Ibu Seraphine Pendiri kongregasi suster-suster ADM. Kharisma suster-suster Amalkasih Darah Mulia ikut mengambil bagian dalam cinta kasih penebusan Kristus yang total. Putera manusia menjadi total bagi kita (Konst, no. 7).

Dari sini para suster ADM ikut ambil bagian dengan cara yang lebih kontemplatif dan dengan cara yang lebih aktif. Kedua cara ini jelas berkaitan erat satu sama lain. Teks dari surat kepada orang Ibrani: “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat, dengan Darah, dan tampa penumpahan Darah tidak ada pengampunan.” Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena ketika Ia masuk kedunia, Ia berkata: Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki, tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan, lalu Aku berkata sungguh Aku datang, dalam gulungan Kitab ada tertulis tentang Aku, untuk melakukan kehendak-Mu, Ya Allah-Ku (Ibr 9: 22; 10:4-7).

Darah adalah simbol penyucian dan pengampunan. Darah manakah yang harus ada? Bukan darah lembu jantan atau darah kambing jantan, tetapi darah dari Dia yang bersabda Aku datang Ya Allah, untuk melakukan kehendak-MU (Ibr 9:12-14) itulah Darah Penebusan. Kharisma suster-suster ADM adalah menghormati Darah Penebusan, dengan doa, kata-kata, dan perbuatan. Seluruh hidup Kristus adalah satu dan seluruhnya misteri penebusan. Penebusan mempunyai tempat utama dalam misteri wafat pada salib. Karena itu suster-suster ADM selalu menyanyikan Engkau telah menebus kami ya Tuhan, dalam darah-Mu.

Menurut Ajaran Gereja Katolik, “Puer, natus est nobis“ (seorang Putera lahir bagi kita) bagi keselamatan kita Ia wafat pada salib, hal ini berkaitan dengan hidup Yesus di dunia. Seluruh hidupnya senantiasa untuk pelayanan demi penebusan kita umat manusia. Misteri Paskah Penebusan dalam seluruh hidup Yesus adalah karya.

bahwa Kristus demi keselamatan manusia dari surga turun kedunia. Kharisma ADM adalah ikut mengambil bagian dalam cinta kasih Penebusan yang total (Herwida, 1989: 69-71).