• Tidak ada hasil yang ditemukan

KISAH INSPIRATIF MASA SILAM

Dalam dokumen BAGIAN KESATU OASE HIKMAH (Halaman 175-196)

Para Nabi Mengabarkan Kedatangan Muhammad Saw Kabar Pertama:

Saat Nabi Ya’qub alaihissalam mengadakan obrolan bernuansa keagamaan kepada cucu-cucunya di depan Gubuk Duka, beliau berkata: “Sebagian nabi lebih utama daripada nabi lain.”

Cucunya bertanya: “Jadi, sebelum kakek, juga ada nabi-nabi lain?”

“Ada banyak nabi sebelumku, Nak. Juga setelahku. Adam adalah bapak semua manusia. Nuh dan datukku (kakekku) Ibrahim, adalah para nabi sebelumku. Yusuf dan yang lainnya adalah para nabi setelahku. Nabi terakhir yang bernama Ahmad, adalah keturunan pamanku, Ismail.” Jawab beliau.

Anak perempuan Nabi Ya’qub yang bernama Dinah ikut bertanya “Ayah, siapa nabi yang paling mulia?”

Lalu beliau menjawab, “yang cakupan kenabiannya lebih luas dari nabi-nabi lain. Setiap nabi ditugaskan untuk membimbing kaum tertentu. Contohnya, aku diperintah memberi petunjuk kepada kaumku. Tapi ada satu nabi yang bertugas membimbing semua umat manusia. Dia adalah nabi terakhir."

Kabar Kedua:

Saat Nabi Yusuf selesai menjalankan risalahnya di Mesir, malaikat datang mengunjunginya, menyaksikan saat detik-detik pertemuan Nabi Yusuf dan keluarganya setelah berpisah selama tiga puluhan tahun. Malaikat itu kemudian berkata, “melalui dirimu, Tuhan telah menampakkan pemerintahan manusia terpilih di muka bumi, untuk menunjukkan keindahan kekuasaan Ilahi kepada umat masa depan.”

Nabi Yusuf berkata, “Tapi, masih banyak manusia hidup dalam kesesatan dan kemiskinan.”

Malaikat menjawab, “Ketika al-Mau’ud (Yang Dijanjikan) datang, umat manusia akan makmur dan terbebas dari kezaliman seperti rakyat Mesir.”

Nabi Yusuf penasaran, “Yang Dijanjikan?”

Malaikat menjawab, “Ya, dia yang namanya telah menghiburmu disaat-saat kesulitan.”

Beliau penasaran, "Siapa dia? Kapan dia datang?”

“Saat nabi terakhir datang, Sang Juru Selamat juga akan datang. Saat itu, hanya ada satu pemerintahan dan Yang Dijanjikan adalah penguasanya. Ia akan menyebarkan keadilan di seluruh dunia.”

“Anda pasti akan bertemu nabi terakhir dan Yang Dijanjikan. Sampaikan salamku kepada mereka.” kata Nabi Yusuf.

Kabar Ketiga:

Saat malaikat menemui Maryam yang tertidur di ruangan khususnya di Kuil Sulaiman karena keletihan ibadah, namun bangun kembali saat suara malaikat itu tiba, dan menyampaikan pesan Tuhan, “Maryam, Tuhan telah memilihmu dan menyucikanmu. Dia memilihmu diantara para wanita untuk mengemban perkara besar dari-Nya. Maryam, taatilah seluruh perintah Tuhanmu, bersujudlah kepada-Nya, dan salatlah bersama orang-orang yang salat.”

Dalam pandangannya kala itu, tersingkap hal ghaib, pandangannya menjadi berbeda, Maryam berjalan menujud Quds untuk salat, ia melihat hal lain, bukan para pendeta, padahal di dalamnya ada banyak para pendeta Yahudi sedang salat kala itu.

Karena tempat itu terlarang bagi wanita, hal ini menyebabkan Maryam dipukuli pendeta. Saat kembali ke ruangannya, Nabi Zakaria menemuinya, dan meminta keterangan darinya. Maryam menjelaskan, “saat masuk Quds dan salat di belakang para pendeta tiba-tiba tirai alam ghaib tersingkap. Kulihat barisan malaikat yang menanti kedatanganku untuk memulai upacara. Mereka begitu indah hingga nafasku tertahan, mereka menyambutku dan mengelilingiku. Tiba-tiba ruangan dipenuhi bau harum semerbak, dari arah Quds masuk cahaya menyilaukan dan dari cahaya itu, ada seruan yang mengumumkan namaku berserta nama tiga orang lain. Salah satu nama begitu dielukan malaikat adalah nama wanita yang membuatku bergetar bahagia mendengarnya. Seluruh jiwaku spontan dipengaruhi rasa cinta kepadanya. Saat cinta ini begitu menguasaiku, tiba-tiba saja malaikat bertakzim kepadaku.

Seperti tiga wanita lainnya, aku juga diminta tabah menghadapi kesulitan yang mendera. Lalu, kami salat bersama para malaikat di Quds.”

Lalu Nabi Zakaria memberikan keterangan, “kalian adalah empat wanita pilihan di alam semesta.”

Maryam bertanya, “siapa wanita mulia itu?”

“Banggalah pada dirimu, Maryam. Dia wanita termulia di alam semesta, putri dari nabi akhir zaman. Kalian berempat adalah kebanggaan surga dan penghuninya. Kesucian dan ketakwaan bersumber dari kalian.”

Kabar Keempat:

Saat gempar isu di Yerusalem tentang Nabi Isa itu “Tuhan atau Anak Tuhan”, isu politik dengan niat kotor. Para pendeta Yahudi, pembesar Romawi, dan masyarakat Yerusalem dan kota lainnya berbondong menemui Nabi Isa, yang saat itu berada di sekitar gurun Yordania.

Singkat kata, Nabi Isa tidak terhibur dengan kata-kata Pembesar Romawi, yang mencoba menjilat lidah kepadanya. Nabi Isa mengatakan, “Yang membuatku terhibur adalah kedatangan seorang nabi setelahku yang akan mengikis semua dugaan kalian tentang diriku. Agamanya akan menyebar ke seluruh penjuru. Termasuk ke tempat ini. Sebagaimana yang telah dijanjikan Tuhan kepada Ibrahim. Yang membuatku terhibur adalah agamanya tidak akan berakhir. Karena Tuhan sendiri yang akan menjaga pondasi agamanya.”

*** PELAJARAN

Sebagai tambahan dan penguat keterangan, mengenai Nama Nabi Muhammad Saw dalam Injil, menurut Syekh Ahmad Deedat bahwa nama Nabi Muhammad Saw disebutkan di dalam bible, dengan sebutan Mohammadim. Dalam kitab Injil versi lama, surat ke-5 yaitu Sulaiman, ayat ke-16 dalam bahasa Ibrani, ‘Hickoo Mamittakin ve Killu MOHAMMADIM Zehbidie Li Zahre’I Baena Jerusalem’.

Jika para nabi sebelum Nabi Muhammad Saw. mengabarkan kedatangannya, yang notabene belum mereka lihat orangnya, namun mempercayai kedatangannya. Kiranya apa yang akan mereka lakukan jika hidup sezaman dengan Nabi Akhir Zaman? Tentu mengimaninya. Kita yang merupakan umatnya, sungguh bersyukur menjadi umat yang beriman kepadanya.

Masih ingat kisah Nabi Musa as dan Nabi Harun as? Kisah Fir'aun dan Qorun? Kisah yang terjadi sekitar 3500 tahun yang lalu, yang diabadikan dalam al-Qur'an. Jika belum ingat atau belum tahu, mari baca terjemahan Firman Allah dalam QS. Al-A’râf ayat 103-126. Cukup panjang memang, hitung-hitung kita membaca Al-Qur'an.

Berikut petikan terjemahannya:

"Kemudian Kami utus Musa sesudah rasul-rasul itu membawa ayat-ayat Kami kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Musa berkata: "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Rabb semesta alam, wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Rabbmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku". Fir'aun menjawab: "Jika benar kamu membawa suatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar". Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya. Dan ia mengeluarkan tangannya, maka seketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya. Pemuka-pemuka kaum Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai, yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu". (Fir'aun berkata): "Maka apakah yang kamu anjurkan?" Pemuka-pemuka itu menjawab: "Beritangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai". Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir'aun mengatakan: "(Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?" Fir'aun menjawab, "Ya, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku)". Ahli-ahli sihir berkata: "Hai Musa, kamulah yang akan melempar lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan". Musa menjawab: "Lemparkanlah (lebih dahulu)!". Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). Dan Kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!". Maka seketika tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: "Kami beriman kepada Rabb semesta alam, (yaitu) Rabb Musa dan Harun". Fir'aun berkata: "Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu, sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam

kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya dari padanya; maka kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini); demi, sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik, kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya". Ahli-ahli sihir itu menjawab: "Sesungguhnya kepada Rabblah kami kembali. Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Rabb kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami". (Mereka berdo'a): "Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)". (QS. Al-A’râf: 103-126)

Alkisah, Fir'aun mengumpulkan sebanyak 70.000 penyihir untuk melawan Nabi Musa as dan Nabi Harun as, jumlah yang tidak sepadan, tapi karena yang dihadapi adalah mukjizat Allah, maka sihir apapun tidak ada apa-apanya, justru malah membuat beriman para penyihir itu.

Tapi apa yang dilakukan Fir'aun setelah itu? Selain menghukum para penyihir yang telah beriman kepada Tuhan Nabi Musa itu, Fir'aun juga berkolaborasi dengan Qorun. Untuk apa? Pengalihan isu.

Karena setelah kejadian adu mukjizat dan sihir itu, dan dimenangkan oleh Nabiyullah Musa as. Beritanya langsung menyebar kemana-mana, menjadi tranding topic, ditwitt banyak orang, dishare kemana-mana, dilike jutaan bahkan milyaran orang, jadi buah bibir dimana-mana. Rating naik.

Karena hal ini, Fir'aun merasa dirugikan, untuk menghilangkan, mengaburkan dan menguburkan topik hangat itu, maka Fir'aun berpikir untuk memunculkan topik lain yang harus lebih hangat. Maka, dimunculkanlah isu baru.

Apa itu?

Fir'aun mendatangi Qorun, dan memintanya untuk berjalan keliling kota, tour and travelling, dengan membawa semua kekayaan, semua emas, dan pelayan yang dimilikinya, dengan jaminan keamanan dari Fir'aun. Berhasil? Benar saja, seisi kota digegerkan dengan isu baru, topik baru, yang cukup ampuh menurunkan rating topik sebelumnya.

Maka, orang-orang sumbu pendek langsung mere-twitt, nge-share, nge-like isu baru yang dimunculkan Fir'aun dan Qorun itu.

*** PELAJARAN

Banyak isu yang cepat berganti di negeri ini, siapapun orangnya, jika memang berniat jahat untuk sesuatu, maka tolong berilah hidayah ya Allah. Aamiin.

Sihir di zaman modern ini adalah media. Pelaku sihirnya adalah cyber crime. Media bisa memutihkan yang hitam dan menghitamkan yang putih. Seperti sihir. Jika diibaratkan dengan Fir'aun, maka 'orang-orang' yang menyewa pelaku kejahatan sosial media ini adalah Fir'aun modern. Dan orang-orang yang disewanya adalah para penyihir itu, penyebar hoax, pengalih isu, penjatuh derajat, pengabur, dan pengubur karakter. Semoga mereka diberi hidayah. Aamiin.

Anak Nabi Kok Kafir?

Kata kafir itu tidak berdiri sendiri, harus ada objeknya, kafir kepada siapa? Dan kafir kepada satu objek, belum tentu kafir kepada objek yang lainnya, misalkan saya mengikuti Allah dengan bertakwa kepada-Nya, berarti saya kafir kepada Iblis, sebaliknya jika saya mengikuti Iblis, saya juga tetap kafir, kafir kepada Allah.

Salah satu yang diceritakan al-Qur’an telah kafir kepada Allah adalah Kan’an. Kan’an adalah salah satu putra Nabi Nuh as. Sedang putra-putra Nabi Nuh yang lainnya yang beriman, mau menerima ajaran yang dibawa ayahnya, tidak menentang Allah, yaitu Sam, Ham, dan Jafits.

Anak Nabi kok bisa kafir? Tentu saja bisa. Sebagaimana manusia baligh yang sudah bisa memilih, Kan’an memilih kafir, dan pilihannya bukanlah kesalahan sang ayah, Nabi Nuh As. Karena Nabi Nuh sudah menjalankan tugasnya sebagai utusan Allah. Maka, konsekuensi kekafirannya diserahkan kepada Kan’an.

Siapapun, kalau mau menjadi kafir, dipersilahkan oleh Allah Swt, sebagaimana tertera dalam firman-Nya berikut ini:

“Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, barang

siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim,

yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (itulah) minuman yang paling buruk dan tempat yang paling jelek” (QS. Al-Kahf [18] ayat 29)

Setiap pilihan memiliki konsekuensi yang harus ditanggung, beriman ada konsekuensinya berupa syariat Allah yang harus dijalani, kafir ada konsekuensinya berupa siksa karena melanggar perintah-Nya.

Saat Allah memerintahkan Nabi Nuh melalui wahyu untuk membuat kapal besar di atas gunung, beliau membuatnya tanpa tahu akan adanya banjir besar, beliau taat kepada

setiap perintah Allah. Lalu ketika banjir besar itu datang, Kan’an tetap memilih kekafirannya, ia mendaki gunung tinggi dan berkeyakinan akan selamat dari banjir bah itu.

Akhirnya, Kan’an telah tenggelam dalam banjir bersama-sama orang kafir lainnya, yang tidak mau beriman kepada Allah, tidak beriman kepada Nabi Nuh, menentang ajaran Allah yang disampaikan kepada Nabi-Nya. Sedang Nabi Nuh as. beserta orang-orang yang beriman kepadanya diselamatkan dari badai banjir itu dengan menumpangi kapal yang dibuat sebelumnya.

Kan’an adalah termasuk orang yang mendapat azab dari Allah. Hanya Allah saja yang bisa melenyapkan azab banjir bah tersebut.

Mengenai kisah Kan’an yang ditenggelamkan dalam banjir, telah diabadikan dalam Al-Qur’an Surat Hud [11] ayat 42-45 sebagai berikut:

”Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya Kan’an sedang anak itu berada di tempat yang jauh terepencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”. Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan sendiri ke gunung yang dapat memeliharaku dari air banjir! Nuh berkata: “Tidak ada yang dapat melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah saja yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah”, dan air pun disurutkan, perintah pun telah diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas Bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang dzalim.” Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesunggunya janji engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.”

*** PELAJARAN

Kisah Kan’an mungkin terulang di zaman modern ini, mungkin ada beberapa orangtua di zaman sekarang, yang mendapati anaknya membangkang terhadap setiap nasihat orangtuanya, bahkan mungkin seperti Kan’an, membangkang terhadap Allah, maka setelah usaha menasihatinya, serahkanlah segala sesuatunya kepada Allah sambil mendoakannya, sebagaimana Nabi Nuh As tetap mendoakan anaknya.

Anak adalah amanah, saat kita sebagai orangtua sudah berusaha sekuat tenaga menjaga amanah itu agar tetap baik, tetapi usaha kita nampaknya gagal karena

pembangkangan dari si anak, bertawakkallah kepada Allah, memohon kepada-Nya kebaikan untuk anak kita di dunia dan akhirat. Semoga Allah Swt mengabulkan. Aamiin.

Meminta Bantuan Pada Ifrit?

Ketika Ratu Balqis ingin memenuhi undangan Nabi Sulaiman untuk datang ke tempatnya, sebagai negeri yang berserah diri. Lalu Nabi Sulaiman berkata kepada yang hebat di sekitarnya:

"Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." (QS. An-Naml ayat 38)

Ifrit sakti memenuhi seruan itu bahwa ia mampu memindahkan singgasana Ratu Balqis sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya (ayat 39), “Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya."

Lalu hadir pula orang yang diberi hikmah dari Al-Kitab (Taurat dan Zabur), bahwa ia sanggup memindahkannya sebelum Nabi Sulaiman berkedip. “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip…." (QS. An-Naml ayat 40)

Dari dua pilihan itu, Nabi Sulaiman memilih kalangan manusia sakti nan shalih itu, yang telah diberi hikmah dari al-Kitab. “…Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS. An-Naml ayat 40)

*** PELAJARAN

Pilihan Nabi Sulaiman ini mengajarkan akan sesuatu hal yang besar kepada kita, yakni boleh meminta bantuan kepada sesama manusia, hakikatnya memang Allah yang menentukan, tapi manusia yang menjadi perantaranya. Untuk itulah kita harus tetap

bersyukur kepada Allah Swt. sebagaimana yang Nabi Sulaiman lakukan, bersyukur kepada Allah, bukan justru sombong yang akan mengundang murka Allah.

Pelajaran lainnya yaitu, hindari meminta bantuan kepada bangsa jin atau manusia yang berkolaborasi dengan jin. Bayangkan jika Nabi Sulaiman memilih bantuan Ifrit, mungkin saat ini akan ada banyak orang yang meminta bantuan kepada bangsa jin, manusia-manusia 'sakti' pengganda uang, dukun berkedok ustadz dengan covernya yang aduhai, lalu mengaitkannya dengan Nabi Sulaiman. Naudzubillah. Sungguh, dari setiap takdir Allah mengandung hikmah yang besar.

Kisah ini berlanjut pada ayat selanjutnya, "Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal (nya)." Ayat ke 41.

Pelajaran dari ayat ke-41 ini adalah, ATM. Amati. Tiru. Modifikasi. Tips ATM ini bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk berkarya. Walaupun sudah ada karya orang lain tentang satu objek, kita masih bisa membuat karya lainnya dengan objek yang sama namun dengan sudut pandang yang lain. Misalkan, sudah ada orang yang membuat buku tentang cara mendidik anak, kita masih bisa membuat buku dengan topik yang sama namun dengan sudut pandang yang berbeda. ATM = Amati Tiru Modifikasi.

Pertanyaan mengenai istana Ratu Balqis adalah, dimanakah singgasana Ratu Balqis itu saat ini? Inilah yang dikaji oleh KH. Fahmi Basya dan sudah dituangkan dalam berbagai buku, yang merujuk kepada Indonesia yakni Borobudur dan Candi Ratu Boko, dan sebagainya. Adapun kebenarannya, wallahu a'lam.

Air Mata Saudara Yusuf

Menurut saya, salah satu film yang benar-benar mengaduk perasaan, adalah film Nabi Yusuf alaihissalam. Meski dengan banyak episode dan membutuhkan waktu banyak untuk menuntaskannya, tapi justru semakin diikuti setiap episodenya, jalan ceritanya semakin menarik dan sesuai dengan al-Qur'an.

Jalan cerita dimulai dengan kisah kehidupan sang ayahanda, Nabi Ya'qub (Israil) alaissalam, berdakwah di sekitar Kan'an, dan harus 'melawan' ahli sihir yang memperdaya masyarakat. Kelahiran putra ke-11-nya langsung menunjukkan mukjizat.

Dilanjutkan dengan mimpi sang ayahanda, mimpi sang anak. Ah... walaupun garis besar cerita sudah kita ketahui, tapi penggambaran yang apik, benar-benar seolah penonton hadir dimasa itu.

Singkatnya, apa yang dilakukan saudara-saudara Nabi Yusuf? Mereka menceburkan Nabi Yusuf ke dalam sumur, dan berdusta kepada sang ayahanda, Nabi Ya'qub as., bahwa Yusuf telah dimangsa Srigala.

"Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar". (QS. Yusuf: 16-17)

Air mata yang menipu, menutupi perilaku dan angkara murka. Maka orang-orang yang beriman dan cerdas tak akan terkecoh dengan air mata dusta, seperti halnya ayah Nabi Yusuf as yang tidak terkecoh walaupun diperlihatkan pakaian Nabi Yusuf yang dilumuri darah.

*** PELAJARAN

Jangan berbohong, bersumpah palsu, apalagi disertai tangisan dan membawa-bawa nama Allah. Ini dosa besar. Karena yang benar pasti terungkap yang salah kelak disiksa. Hanya Allah yang Maha Kuasa. Jangan terkecoh oleh air mata dusta.

Gegara Nabi Ismail as

Nabi Ismail as putra sulung Nabi Ibrahim as dari istrinya yang bernama Hajar. Nabi Ibrahim as mengajak Hajar dan Ismail as (ketika masih bayi) ke tengah padang pasir di Mekkah. Nabi Ibrahim as kemudian meninggalkan keduanya di tempat yang kering itu atas perintah Allah, karena Ibrahim harus pergi dakwah ke Palestina.

Dalam perjalanannya itu, tidak henti-hentinya Nabi Ibrahim as memanjatkan doa memohon keselamatan bagi istri dan putra yang ditinggalkannya, karena sebagai ayah, mana tega meninggalkan istri dan anaknya di tengah padang yang tandus.

Dalam dokumen BAGIAN KESATU OASE HIKMAH (Halaman 175-196)