• Tidak ada hasil yang ditemukan

KKN DI DESA KEDITEN

Dalam dokumen KISAH PERJALANAN SEORANG INSAN BIASA DAL (Halaman 152-155)

Qod Anshoha

KKN DI DESA KEDITEN

Well, KKN (Kuliah Kerja Nyata) adalah persyaratan yang harus kutempuh untuk menyelesaikan program S1 di UNDIP. Semua mahasiswa harus melewati tahap ini. KKN adalah bentuk kerja nyata mahasiswa kepada masyarakat dan diharapkan bisa mengaplikasikan mata kuliah yang telah dipelajari selama kuliah.

Pagi itu, aku berkumpul di sebuah ruangan gedung FISIP UNDIP untuk pembagian kelompok KKN nantinya. Aku hanya menemukan dua orang temanku yang sudah duduk di ruangan itu. Ruangan ini serasa asing buatku karena aku tidak mengenal siapapun selain dua orang temanku tadi. Dua orang dosen pembina KKN pun tak lama masuk ke dalam kelas. Suasana yang tadinya ramai berubah menjadi sunyi. Sunyi karena dua orang dosen tersebut akan menentukan siapa koordinator camat dan susunan kepengurusan. Hal ini tentu menjadi momok tersendiri buatku

Aku yang sedang sibuk menyusun skripsi ini akan kewalahan kalau jadi koordinator kecamatan dan pastinya akan kehilangan banyak waktu untuk mengurus tugas akhirku. Aku hanya diam sampai akhirnya dosen tersebut memilih satu anak dari jurusan hukum untuk koordinator camat. Fiuuh, lega rasanya… tapi justru aku ditunjuk sebagai kordes oleh rekanku setelah pembagian kelompok. Kata mereka sih karena wajah dan umurku yang lebih senior daripada temen-temen di grupku.

Dosen pun mulai membagi wilayah-wilayah untuk penempatan. Aku kebagian untuk bermasyarakat di desa Kediten, Plantungan Kendal. Yang ku tau itu daerah gunung. Wah musti siap-siap baju hangat dong nih, pikirku.

Oh ya dalam grup Kediten ini terdiri dari 9 orang anggota. 3 cowo dan 6 cewe. Cowo nya terdiri dari aku, Radit dan Rahmat. Mereka berdua dari jurusan teknik. Yah setidaknya bakal meringankan pekerjaan sebagai kordes nantinya karena anak teknik pasti memiliki semangat kerja yang tinggi. Dan cewenya ada Via, Ilma, Angel, Wulan, Nanda dan Rella.

Selama 3 hari aku dan teman-teman menyusun laporan untuk keperluan di desa. Kamipun semakin akrab. Canda tawa selalu menghiasi keakraban kami. Dan Via adalah orang yang paling geger diantara kami semua. Berbeda dari perkenalan awal yang tampak kalem. Mungkin masih pada jaim. Sedangkan Angel dan Wulan kulihat orang yang paling

rajin. Mereka paling giat menyusun laporan disaat yang lain sedang istirahat. Akupun tak kaget ketika mengetahui IPK mereka cumlaude. Hmm, wajar sih karena rajin,gumamku. Ilma, Nanda, dan Rella sepertinya biasa-biasa saja. Mungkin aku akan mengetahuinya nanti setelah 30 hari bersama. Sedangkan Radit dan Rahmat sepertinya orang sibuk. Yah, maklum lah anak teknik pasti banyak kerjaan di Kampus.

Akhirnya tiba juga saat untuk mulai ber-KKN. Kami mulai men-survey desa yang akan kami tempati. Di luar dugaan bahwa desa kediten berada di kaki gunung. Hawa dingin langsung menusuk kulit meskipun jarum jam masih menunjukkan pukul 12 siang.

Desa Kediten Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah, merupakan satu dari 12 desa di kecamatan Plantungan yang mempunyai jarak 52 KM dari Kabupaten. Sebagian besar mata pencaharian peduduk desa adalah petani, pedagang, buruh dan lain-lain. Pertanian di desa Kediten meliputi kontrak lahan, bagi hasil dan petani pekebun sendiri. Untuk pedagang di Desa Kediten, meliputi perdagangan di pasar desa dan di pinggiran jalan raya maupun di dalam dusun. Sedangkan buruh disana sebagian besar sebagai buruh tani, buruh bangunan serta buruh yang bekerja merantau di luar daerah.

Desa Kediten terbagi atas 4 dukuh antara lain: Dukuh Krajan Kediten dengan Kamituwo Bapak Watman, Dukuh Doplang dengan Kamituwo Bapak Sagino, Dukuh Kenteng dengan Kamituwo Bapak Kusnan, Dukuh Bukit Sari dengan Kamituwo Bapak L. Ahmad Solikhin. Desa Kediten memiliki 13 RT dengan jumlah penduduk 1360 jiwa yang keseluruhan beragama Islam. Kades desa Kediten pada tahun 2012 saat itu adalah Bapak Sahuri, Carik desa Kediten bernama Bapak Siswoyo. Jumlah perangkat desanya terdapat 10 orang.

Mata pencaharian penduduk Kediten saat itu antara lain: jumlah petani terdiri dari 241 orang, pedagang terdiri dari 68 orang, buruh terdiri dari 104 orang, PNS terdiri dari 4 orang. Menurut Bapak Sahuri dan Bapak Siswoyo 75 % kondisi masyarakat adalah petani dengan kehidupan yang kurang layak, 75 % pendidikan masyarakat tidak tamat SD maupun tidak bersekolah, 75 % kondisi bangunan merupakan bangunan semi permanen yang terbuat dari papan kayu jati dan lainnya.

Makanan pokok desa Kediten adalah nasi Jagung. Karena di desa Kediten tidak ada tanaman padi. Selain jagung, hasil utama desa Kediten antara lain tembakau, kopi dan mlinjo. Hasil peternakan dan pertanian dijual langsung ke pasar. Kasus pencurian jarang terjadi.

Jikapun ada biasanya barang yang dicuri adalah pakaian, peralatan rumah tangga maupun barang rongsokan. Jalan akses menuju desa Kediten masih berupa batu dan belum di aspal atau di paving. Terdapat kurang lebih 10 orang yang mengalami cacat mental dan cacat tubuh. Koperasi Unit Desa hanya ada 1 itupun di Kecamatan. Akses dari desa 1 ke desa lainnya cukup jauh dan jalannya masi berupa jalan batu. Desa Kediten hanya memiliki 1 Poliklinik Kesehatan Desa yang letaknya di depan balai desa. Karena letaknya di bawah kaki gunung Bapak Camat Plantungan belum pernah sekalipun mengunjungi desa Kediten. Berjarak sekitar 2 km dari desa Manggungmangu. Kondisi masyarakat desa Kediten berbeda jauh dengan kondisi masyarakat desa Manggungmangu yang lebih mapan.

Keadaan sosial tidak dapat dilepaskan dari tingkat pendidikan masyarakat dan sarana kesehatan. Di Desa Kediten jumlah sarana pendidikan hanya terdiri dari satu Sekolah Dasar dan satu Taman Kanak-kanak. Sedangkan untuk sarana kesehatan terdiri dari satu bidan praktek dan satu PKD.

Keadaan Desa Kediten bisa dikatakan cukup terbelakang dibandingkan desa lainnya. Hal ini dibuktikkan dengan tersedianya jaringan listrik yang tidak merata di seluruh desa. Selain itu terbatasnya jumlah warung-warung kelontong yang lengkap. Desa Kediten terletak di bawah kaki gunung perahu yang banyak terdapat tanaman tembakau dan kopi. Di desa Kediten terdapat usaha mikro kecil menengah yang terdiri dari beberapa kelompok. Seperti pengolahan ceriping/keripik singkong, penggilingan tepung tebu dan kopi, pengolahan limbah kayu, tembakau dan kopi. Komunitas masyarakat yang ada di Desa Kediten antara lain perkumpulan ibu-ibu PKK yang sebagian besar mengadakan pertemuan sebulan sekali. Selain itu juga terdapat beberapa gabungan kelompok petani yang cukup aktif, yaitu: petani tembakau dan kopi.

Karena bertepatan dengan bulan suci Ramadan, selain menjalani kegiatan sebagai anggota tim KKN aku dan teman-teman juga mengikuti beberapa kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan di bulan suci Ramadan. Diantaranya: menjadi imam sholat tarawih, mengisi kultum saat selesai sholat tarawih, mengisi acara khutbah jum’at, mengikuti pengajian dan lainnya. Aku dan teman-teman ngejalanin tugas KKN di desa Kediten selama 30 hari lalu sebagai endingnya aku dan teman-teman disuruh buat laporan kegiatan selama bertugas di desa tersebut.

Dalam dokumen KISAH PERJALANAN SEORANG INSAN BIASA DAL (Halaman 152-155)