Antarpribadi dan Komunikasi Bisnis
K
omunikasi di lingkungan bisnis bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dan membina hubungan baik. Dengan mengetahui etiket dan sopan santun dalam komunikasi di lingkungan bisnis, maka tujuan komunikasi dapat tercapai.Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan dan pada pertemuan yang sifatnya formal maupun tidak formal. Contoh pertemuan yang bersifat formal adalah komunikasi dalam rapat, konferensi, dan pidato. Sedangkan contoh pertemuan yang tidak formal adalah komunikasi antarpribadi, seperti komunikasi dalam pertemuan sosial. Pesan formal dalam lingkungan bisnis bertujuan untuk membicarakan hal-hal bisnis, sementara pesan tidak formal bisa digunakan untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan bisnis, pribadi, maupun topik-topik umum yang bertujuan untuk memperlancar bisnis dan mempererat hubungan. Media yang digunakan bisa media konvensional dan media yang berbasis internet.
Komunikasi di lingkungan bisnis dapat dilakukan dengan pihak internal perusahaan, seperti antara atasan dengan bawahan, manajer antardepartemen, antarkaryawan; maupun dengan pihak eksternal perusahaan, seperti konsumen, supplier, relasi perusahaan, masyarakat, ataupun komunitas yang berhubungan dengan perusahaan, pihak pemerintahan, dan media. Etiket dan sopan santun sangat penting untuk diperhatikan dalam komunikasi di lingkungan bisnis.
Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan antara seseorang dan orang lain, atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, dalam suatu masyarakat maupun organisasi, bisnis maupun nonbisnis. Komunikasi dapat dilakukan secara tatap muka ataupun menggunakan media tertentu, baik media konvensional (telepon, surat, atau memo), maupun media internet (telepon seluler, aplikasi pesan singkat, panggilan video, konferensi video, dan surel). Bahasa yang digunakan biasanya tidak formal dan mudah dipahami, bisa menggunakan bahasa gaul, bahasa daerah, ataupun bahasa campuran, disesuaikan dengan siapa yang diajak bicara. Contoh, bila pihak yang diajak bicara berasal dari kota Surabaya dan kita bisa berbahasa ‘Suroboyoan’, kita bisa menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi agar hubungan menjadi lebih akrab.
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan di masyarakat atau dalam pertemuan sosial bertujuan untuk membina hubungan baik dan lebih bersifat
personal (pribadi). Sementara itu, komunikasi antarpribadi yang terjadi di dalam organisasi atau perusahaan tidak hanya memiliki tujuan yang terkait dengan bisnis. Komunikasi antarpribadi yang terjadi pun dapat digunakan untuk membina hubungan baik dengan rekan kerja. Itu berarti, topik bahasan yang dapat diangkat dalam komunikasi antarpribadi di dalam organisasi atau perusahaan pun sangat bervariasi dan dapat disesuaikan dengan tujuan komunikasinya. Agar komunikasi antarpribadi dapat efektif, kedua belah pihak harus dapat saling menghargai, bertoleransi, dan bisa menjadi pendengar yang baik.
Dapat kita simpulkan bahwa cakupan tujuan komunikasi antarpribadi sangatlah beragam. Secara garis besar, komunikasi antarpribadi memiliki beberapa tujuan utama, yaitu menyampaikan informasi, berbagi pengalaman pribadi, menumbuhkan simpati, bekerja sama untuk mencapai satu tujuan, mengungkapkan isi hati, dan memberi motivasi.
Menyampaikan Informasi
Contohnya, karena mengetahui bahwa film yang ditunggu-tunggu sudah tayang di bioskop, Anda menyampaikan informasi tersebut kepada sahabat atau rekan kerja yang sama-sama memiliki hobi menonton film dan selanjutnya merencanakan untuk menonton bersama.
Berbagi Pengalaman Pribadi
Pengalaman yang dibagikan bisa berupa pengalaman menyenangkan maupun menyedihkan. Anda bisa saja berbagi cerita tentang liburan yang baru saja Anda lakukan, wawancara kerja yang paling berkesan, kisah perjalanan menulis skripsi, ataupun pengalaman ketika sakit. Biasanya, seseorang akan berbagi pengalaman pribadinya dengan orang yang sudah ia kenal dekat dan dipercaya.
Jika rekan Anda membagikan pengalaman pribadinya dengan Anda, jagalah kepercayaan itu dan jangan seenaknya menceritakan kembali pengalaman rekan Anda. Kepercayaan sangatlah penting di dalam komunikasi bisnis.
Menumbuhkan Simpati
Simpati yang terbentuk bisa berupa dukungan moral, bantuan, atau menjadi sukarelawan. Contoh, bila ada seorang teman yang tertimpa musibah, kita bisa menunjukkan rasa simpati dengan memberikan dukungan moral dengan mengunjunginya, memberikan bantuan dalam bentuk dana atau keperluan lainnya, atau memberi bantuan tenaga untuk meringankan bebannya. Untuk
menunjukkan simpati, kita perlu memperlihatkan komunikasi nonverbal yang sesuai agar pesan yang ingin disampaikan semakin kuat.
Bekerja Sama untuk Mencapai Suatu Tujuan
Contohnya, dalam rangka menyiapkan acara kejutan untuk salah seorang manajer di hari ulang tahunnya, kita mengajak rekan-rekan kerja kita untuk membantu mendekorasi ruangan dan masak bersama. Atau, karena besok pagi di kantor akan ada acara kunjungan mahasiswa dari salah satu universitas di Jakarta, kita minta beberapa orang rekan kerja untuk bekerja sama membantu mengisi tas dengan hadiah dan brosur produk yang akan dibagikan kepada mahasiswa.
Mengungkapkan Isi Hati
Apabila seseorang sedang menghadapi masalah, ia ingin mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain yang dianggap dapat memberikan solusi atas masalah yang dihadapi. Contoh, Anda ingin menceritakan kekecewaan terhadap seorang teman yang tidak bertanggung jawab karena meminjam uang dan belum dikembalikan, padahal uang tersebut hendak dibelikan buku. Teman Anda berjanji akan mengembalikannya dalam waktu dua hari, tapi ternyata sudah hampir satu bulan belum dikembalikan dan yang bersangkutan tidak bisa dihubungi. Kita merasa takut sekali kalau uang yang dipinjam tersebut tidak kembali. Untuk tujuan ini, tentunya kita akan memilih orang yang kita anggap bijaksana guna memberikan solusi agar tujuan komunikasi bisa tercapai.
Adakalanya pun seseorang hanya butuh pendengar yang baik untuk mendengarkan keluh kesahnya. Pihak yang menerima pesan harus memahami apa yang diharapkan dari pengirim pesan agar komunikasi dapat berjalan secara efektif. Selain itu, pihak yang ingin menyampaikan pesan juga perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk mencurahkan isi hatinya kepada penerima pesan agar tujuan komunikasi dapat tercapai.
Memberikan Motivasi
Motivasi dapat diberikan untuk membuat seseorang menjadi bersemangat atau untuk menambah semangat seseorang. Untuk mencapai tujuan ini, kita bisa menyampaikan kata-kata yang sifatnya memberi semangat, memberi pujian atau pengakuan atas prestasi yang dicapai, ataupun dengan memberi saran atau kritik yang membangun.
Motivasi dapat diberikan pada orang yang merasa rendah diri, tidak yakin dengan apa yang dikerjakannya, ataupun putus asa. Ketika memberi motivasi
pada orang yang merasa rendah diri, misalnya, kita perlu mendengarkan dan mengetahui sebab ia merasa rendah diri agar kita dapat memberi motivasi dengan tepat. Contoh, seorang rekan menyampaikan bahwa ia merasa tidak percaya diri untuk mempresentasikan skripsinya di depan penguji karena ia tidak biasa bicara di depan dosen dan takut presentasinya buruk. Dalam kasus ini, kita bisa memotivasinya dengan mengatakan, “Kamu pasti bisa! Saya tahu kamu sudah menguasai isi skripsimu. Tidak perlu takut, dosennya baik. Ayo, semangat!”
Sama halnya dengan ketika kita ingin menunjukkan simpati, komunikasi nonverbal yang tepat pun sangat penting untuk memberi motivasi. Selain itu, kita juga perlu mengasah kemampuan mendengarkan agar dapat memberi respons yang sesuai.