Daftar Singkatan untuk Standard:
KOMUNIKASI DENGAN KELUARGA DAN TEMAN- TEMAN-TEMAN
Standard
“Meskipun perkecualian terkandung dalam prinsip 16 paragraf 4 dan prinsip 18 paragraf 3, komunikasi tahanan atau orang yang dipenjara dengan dunia luar dan khususnya keluarganya atau pengacaranya tidak boleh diingkari lebihdari beberapa hari saja.” BPP, Prinsip 15.
“Orang yang ditahan atau dipenjara memiliki hak untuk dikunjuni dan berhubungan dengan, khususnya anggota keluarganya dan harus diberikan kesempatan yang memadai untuk berkomunikasi dengan dunia luar, tunduk pada kondisi yang sesuai dan pembatasan sebagaimana ditentukan dalam undang-undang atau kebijakan yang sah.” BPP, Prinsip 19.
“Narapidana di bawah pengawasan seperlunya, harus diijinkan untuk berkomunikasi dengan keluarganya dan kawan-kawan yang berkelakuan baik, dalam selang waktu yang regular, baik melalui korespondensi maupun dengan menerima kunjungan.” SMR, Aturan 37.
“Orang yang belum diadili harus diijinkan untuk segera memberitahu keluarganya mengenai penahanannya dan harus diberikan seluruh fasilitas yang sesuai untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya, dan untuk menerima kunjungan mereka, tunduk hanya pada pembatasan dan pengawasan yang diperlukan untuk kepentingan administrasi keadilan dan keamanan, dan ketertiban di dalam institusi itu.” SMR Aturan 92.
“Sangat penting juga bagi para narapidana untuk memelihara hubungan yang baik dengan dunia luar. Di atas segalanya, seorang narapidana harus diberikan sarana untuk melindungi relasinya dengan keluarga dan teman-teman dekatnya. Prinsip penuntun
seharusnya adalah promosi dari hubungan dengan dunia luar; pembatasan terhadap kontak semacam itu harus didasarkan khususnya pada kepentingan keamanan yang terukur, atau pertimbangan sumber daya.
CPT hendak menekankan falam konteks ini, kebutuhan akan fleksibilitas terkait dengan penerapan aturan mengenai kunjungan dan komunikasi dengan telepon berhadapan dengan narapidana yang keluarganya hidup jauh terpisah (dengan demikian, kunjungan regular tidak dapat dilakukan). Sebagai contoh, narapidanan dapat dijikan untuk mengakumulasi waktu kunjungan dan/atau ditawarkan meningkatnya kemungkinan untuk berkomunikasi melalui telepon dengan keluarganya.” CPT, GR, § 51.
“Negara harus:
Menjamin bahwa semua orang yang dirampas kebebasannya memiliki (…) hak untuk dikunjungi dan berhubungan dengan anggota keluarganya.” RIG, Ketentuan 31.
Lihat juga CDD, A-8-b), B-1-f) dan B-3-b) dan IDRCPDL, Pasal 36 Paragraf 1 dan 2 dan Pasal 38.
Anak-anak
“Narpidana anak dan remaja harus dijinkan untuk berkomunikasi dengan keluarganya, teman-teman dan orang lain atau perwakilan dari organisasi di luar penjara yang memiliki reputasi yang baik, untuk meninggaklan fasilitas tempat penahanan untuk mengunjungi rumah dan keluarganya dan untuk memperoleh ijin khusus untuk meninggalkan fasilitas penahanan untuk alasan-alasan pendidikan, pelatihan kejuruan, atau alasan-alasan penting lainnya. (……).” RPJDL, Aturan 59.
“Menurut pasal 10 paragraf 3, pelanggar anak-anak dan remaja harus (…) diberikan perlakuan yang sesuai dengan usia mereka dan status hukumnya sejauh berkaitan dengan kondisi tempat penahanan, seperti (…) kontak dengan kerabat, yang
4
bertujuan untuk kelanjutan perbaikan dan rehabilitasi mereka.” GC 21 Paragraf 13.
Lihat juga RPJDL 60, 61, 62, dan IDRCPDL Pasal 39. Komentar
Mekanisme kunjungan perlu menyadari bahwa syarat/ketentuan akses untuk keluarga sangatlah penting. Hampir semua tahanan akan pada suatu hari nanti kembali bebas. Apabila mereka diijinkan dan didorong untuk memelihara sebanyak mungkin hubungan dengan keluarga dan teman-temannya, ini akan membantu reintegrasi mereka setelah dibebaskan.
Pelaksana kunjungan harus memonitor apakah keseimbangan yang baik dijaga antara kebutuhan untuk keamanan dan kemanusiaan. Kontak dengan keluarga dan kawan-kwan tidak seharusnya menjadi privilese untuk beberapa tahanan, tapi hak untuk seluruhnya. Narpidana tidak boleh kehilangan kunjungan dan komunikasi sebagai suatu tindakan disipliner. Penyelidikan dan penggeledahan harus dilakuakn dengan hormat, sopan dan bijaksana. Hak anggota keluarga dan teman-teman juga merupakan wilayah perhatian yang sesuai untuk tim pelaksana kunjungan.
Kunjungan merupakan sarana yang paling baik untuk menjaga hubungan. Mekanisme kunjungan harus memonitor keadaan di mana kunjungan dilakukan, karena hal ini merupakan suatu tolok ukur dari penghormatan yang diberikan pada narapidana dan keluarganya oleh pejabat penjara yang berwenang. Umumnya, kontak fisik dengan tahanan harus diijinkan. Kunjungan pribadi atau keluarga di ruang khusus yang memungkin kedekatan yang lebih harus didukung. Ini harus diperluas untuk menawarkan kunjungan intim (suami-istri) dengan pasangannya. Untuk memudahkan kunjungan keluarga yang regular, tahanan harus ditahan di tempat penahanan yang layak yang terletak paling dekat dengan rumah mereka.
Tim pelaksana kunjungan harus memeriksa ke narapidana apakah ketentuan untuk berkomunikasi telepon memadai (khususnya untuk yang berwarganegara asing) dan apakah tahanan menerima surat secara utuh dan tepat pada waktunya. Mekanisme kunjungan harus mengetahui sistem sensor atau monitoring apa yang berlaku dan apakah itu proporsional dihadapkan pada risiko potential yang dimunculkan oleh individu tertentu. Situasi tahanan berwarga negara asing membutuhkan perhatian yang berkelanjutan. Mekanisme kunjungan harus memonitor dukungan apa yang tersedia dalam memecahkan problem khusus yang mereka hadapi berkaitan dengan komunikasi dengan keluarga dan teman-teman, pengaturan pembebasan, dan kembali ke negara mereka.
Narapidana anak-anak dan remaja serta perempuan juga membutuhkan perhatian khusus dari mekanisme kunjungan. Sta-tus rentan dari para narapidana remaja membuat semakin penting untuk reintegrasi mereka, bahwa mereka dapat mememlihara dan mengembangkan hubungan dengan keluarganya dan secara khusus orang tuanya. Perempuan di banyak kebudayaan mengambil tanggung jawab utama untuk perawatan anak, dan pemenjaraan seorang ibu akan berdampak pada anak-anaknya. Mekanisme kunjungan harus memonitor apakah ketentuan khusus dibuat untuk membantu keluarga dari narapidana remaja dan anak-anak dan tahanan perempuan, karena jarak yang jauh mereka umumnya harus menempuh perjalanan untuk melakukan kunjungan (fasilitas untuk narapidana anak-anak dan remaja, dan perempuan lebih sedikit jumlahnya dan karenanya lebih mungkin mereka terletak jauh dari rumah).
Mekanisme kunjungan harus memeriksa ketentuan apa yang ditetapkan oleh penjara untuk membangun kembali hubungan dari tahanan yang telah kehilangan kontak dengan keluarnyanya karena konflik bersenjata atau bencana alam. Penjara harus membangun hubungan dengan agen pelacakan pusat Palang Merah Internasional (ICRC central tracing agency), baik langsung atau melalui Palang Merah Nasional atau komunitas bintang merah.
Acuan pokok Kunjungan
Seberapa sering kunjungan dari orang di luar penjara diijinkan? Berapa lama waktu kunjungan itu?
Apakah ada pembatasan kunjungan untuk tahanan dari kategori tertentu?
Jika ada, apa dasar pemberlakuan pembatasan ini? Bagaiamana keluarga diterima di tempat penahanan?
Informasi apakah yang disediakan untuk memungkingkan keluarga berkomunikasi dan mengunjungan anggota keluarga yang ditahan?
Apakah terdapa ketentuan khusus yang ditetapkan untuk mengunjungi anak-anak?
Apakah penjara atau agen dari luar penjara menyediakan bangunan di mana keluarga dapat menunggu?
Apakah syarat materiil (material conditions) dari kunjungan tersebut?
Apakah tingkat pengawasan dari kunjungan itu?
Apakah penjara membuat pengaturan alternatif untuk tahanan yang tidak pernah menerima kunjungan dari luar?
Apakah terdapat pengaturan khusus untuk komunikasi dengan keluasrga bagi yang berwarga negara asing (khususnya berkaitan dengan komunikasi telepon?)
Surat menyurat
Apakah surat pribadi dikenai penyensoran?
Apabila iya, apakah kriteria untuk penyensoran dan apakah hal itu diketahui staf dan mereka yang dirampas kebebasannya? Apakah persyaratan untuk menerima parsel? Seberapa sering
mereka dapat diterima?
Telepon
Apakah ada kemungkinan unutk para tahanan untuk menelepon? Seberapa sering? Bagaimana sistem pembayarannya?
Apakah akses terhadap kunjungan, surat menyurat, dan telepon dialokasikan secara fair, transparan, dan tidak diskriminatif?