BADAN-BADAN YANG MEMONITOR TEMPAT-TEMPAT PENAHANAN
3. Protokol Opsional untuk Konvensi menentang Penyiksaan
3.2. Mekanisme Pencegahan Nasional Menurut OPCAT Standard-standard dan kriteria yang diatur dalam OPCAT secara
spesifik relevan untuk mekanisme kunjungan domestik, yang mungkin dirancang sebagai “mekanisme pencegahan di tingkat nasional”. Mereka juga mencerminkan kepentingan badan-badan inspeksi lain di tingkat nasional karena mereka mewakili “kondisi” yang terefleksikan di tingkat intenasional mengenai jaminan-jaminan yang diperlukan untuk menjamin agar mekanisme pengawasan domestik berfungsi efektif.
3.2.1. Pembentukan atau Pengangkatan Mekanisme Pencegahan Nasional
Negara-negara pihak memiliki kewajiban untuk “menjaga, mengangkat atau membentuk (…) satu atau beberapa aparat pencegahan di tingkat nasional untuk mencegah terjadinya
penyiksaan di tingkat domestik. (Ps. 17)11. Untuk itu, beberapa negara
11 Negara-negara pihak wajib membentuk mekanisme pencegahan nasional dalam satu tahun
perlu membentuk suatu lembaga baru, sementara yang lainnya yang mungkin telah memiliki mekanisme tersebut dapat mempertimbangkan apakah mekanisme itu sepenuhnya memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Protokol Opsional.
Untuk membantu negara-negara pihak dalam membentuk mekanisme nasional yang efektif, Sub-komite dapat menyediakan bantuan dan saran. Untuk itu, Sub-komite memiliki mandat untuk memberikan pendapat/pertimbangan kepada negara anggota mengenai pembentukan mekanisme pencegahan nasional. Sub-komite dapat juga menawarkan bantuan langsung dan pelatihan kepada aparatus pencegahan nasional.
Ketika suatu negara memilih suatu lembaga yang telah ada sebagai “mekanisme pencegahan nasional” di bawah OPCAT, negara tersebut harus menilai apakah lembaga tersebut memenuhi kriteria sebagaimana telah ditentukan dalam Protokol Opsional, khususnya berkaitan dengan kemandirian fungsional. Sub-komite juga dapat menilai fungsi efektif dari mekanisme pencegahan nasioal tersebut. Sub-komite dapat merekomendasikan kepada negara pihak yang bertujuan utnuk meningkatkan kapasitasnya dan mandatnya unutk mencegah terjadinya penyiksaan dan perlakuan yang sewenang-wenang.
Perlu digarisbawahi bahwa pengangkatan ataupun pembentukan mekanisme pencegahan ditingkat nasional tidak dapat dipergunakan oleh negara tersebut untuk memperlemah aktivitas-aktivitas peninjauan oleh badan-badan nasional yang lain, khususnya oleh NGO. Kegiatan monitoring yang dilakukan oleh aktor-aktor yang berbeda seharusnya dilihat sebagai pelengkap dari upaya pencegahan peyiksaan.
3.2.2. Bentuk Mekanisme Pencegahan Nasional
OPCAT tidak menentukan bentuk khusus dari mekanisme pencegahan nasional yang harus dilakukan. Oleh karenanya, negara-negara pihak memiliki keleluasaan untuk memilih bentuk lembaga yang paling sesuai dengan kondisi negara mereka yang spesifik. Suatu mekanisme pencegahan nasional dapat berupa Komisi Nasional HAM, Ombudsman, komisi parlementer, NGO, skema dari
masyarakat biasa,12 atau badan-badan khusus apa pun yang dibentuk
secara spesifik untuk memonitor tempat-tempat penahanan. Negara-negara pihak dapat memutuskan untuk memiliki beberapa mekanisme preventif nasional karena struktur negaranya tersebut (misalnya, Federalisme) atau berdasarkan pada pembagian tematik. Apabila negara memutuskan untuk memiliki beberapa mekanisme pencegahan nasional, baik bersifat regional atau tematik, dianjurkan untuk menemukan suatu mekanisme yang dapat menjalin kerja sama di antara berbagai badan yang berbeda itu, misalnya dengan mempunyai satu badan koordinasi di tingkat nasional yang bekerja untuk menyelaraskan kontribusi dari masing-masing badan pelaksana kunjungan.
3.2.3. Mandat dari Mekanisme Pencegahan Nasional
Efek preventif dari kunjungan-kunjungan ke tempat penahanan tergantung kepada keteraturan dari kunjungan tersebut dan tindak lanjut dari kunjungan tersebut. Oleh karena itu, mekanisme pencegahan nasional diberi mandat untuk melakukan kunjungan secara teratur/rutin ke seluruh tempat-tempat di mana orang mengalami perampasan kebebasan dan untuk membuat rekomendasi-rekomendasi.
Cakupan mandat (Ps. 19)
Mekanisme pencegahan nasional harus diberikan kewenangan setidaknya untuk:
Secara regular/rutin melakukan penilaian terhadap perlakukan yang diberikan pada orang yang mengalami perampasan kebebasan di tempat-tempat penahanan
Membuat rekomendasi perbaikan ke otoritas yang bersangkutan. Mengajukan usulan dan pandangan berkaitan dengan draf
kebijakan yang ada
Definisi tempat-tempat penahanan
Tempat di mana orang-orang mengalami pengurangan/perampasan kebebasan dirumuskan secara umum dalam OPCAT, yang mencakup: Kantor-kantor Polisi
Kantor-kantor satuan keamanan
Pusat-pusat penahanan sebelum persidangan
Tempat penahanan dalam masa persidangan13
Penjara bagi terpidana yang telah dijatuhi hukuman Pusat rehabilitasi anak-anak
Pusat-pusat imigrasi
Area transit di bandara-bandara internasional Kantor untuk pencari suaka
Institusi rehabilitasi mental Tempat penahanan administratif
Tempat-tempat lain di mana orang mengalami pengurangan/ perampasan kebebasan
3.2.4. Jaminan bagi Mekanisme Pencegahan Nasional
OPCAT merumuskan jaminan dan kriteria khusus bagi mekanisme pencegahan nasional untuk menjamin bahwa lembaga ini bebas dari segala bentuk ganguan dari negara. Ketentuan-ketantuan tersebut saling terkait dan harus diterapkan secara bersama-sama agar dapat menjamin kemandirian dari badan ini.
Sebagai suatu sumber panduan, OPCAT mewajibkan negara untuk memberikan pertimbangan yang tepat mengenai “Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan status dan dungsi dari institusi-institusi nasional bagi promosi dan perlindungan hak asasi manusia (Prinsip-Prinsip Paris).14
Jaminan dan kriteria mekanisme pencegahan nasional (Ps. 18)
Sesuai dengan pengaturan Pasal 18 OPCAT, mekanisme pencegahan nasional harus diberikan jaminan sebagai berikut:
Berfungsi secara independen
Wajib memiliki kapabilitas dan kemampuan profesional Sumber-sumber daya yang layak
Berfungsi secara independen
Kemandirian mekanisme pencegahan nasional penting untuk menjamin efektivitas dari lembaga ini dalam pencegahan penyiksaan dan perlakuan-perlakukan sewenang-wenang yang lainnya. Dalam praktik, hal ini berarti bahwa mekanisme
14 Prinsip-prinsip ini diadopsi di bulan Oktober 1991 di Paris dalam satu workshop internasional yang
diselenggarakan oleh UN Centre for Human Rights (Pusat Kajian HAM PBB). Komisi HAM PBB mengeluarkan rekomendasi tersebut di bulan Maret 1992.
pencegahan nasional harus memiliki kemampuan untuk bertindak secara independen dari otoritas negara. Adalah penting bahwa mekanisme pencegahan nasional diterima sebagai suatu yang independen dari otoritas negara.
Kemandirian fungsional mekanisme pencegahan nasional dapat dicapai dengan memiliki:
Basis pendirian yang independen
Agar dapat dibentuk berdasar landasan hukum yang kuat yang memungkinkan keberlangsungannya dalam jangka waktu yang lama, mekanisme pencegahan nasional idealnya dibentuk melalui konstitusi atau melalui penetapan/ keputusan parlemen
Kemampuan untuk merumuskan aturan dan prosedur sendiri
Prosedur beracara tidak diperbolehkan untuk di dimodifikasi oleh otoritas eksternal
Pemisahan dari kewenangan eksekutif dan judikatif
Untuk menjamin efektivitasnya, sebagaimana independensinya, mekanisme pencegahan nasional seharusnya tidak lekatkan pada satu kementerian atau satu lembaga judisial.
Prosedur pengangkatan yang independen dan transparan
Prosedur pengangkatan harus menjadi dasar metode dan kriteria pengangkatan, juga mengenai jangka waktu pengangkatan, privilese dan imunitas apa pun, pembubaran dan prosedur banding. Prinsip-Prinsip Paris menentukan bahwa “untuk menjamin mandat yang stabil bagi para anggota institusi, di mana tanpanya tidak mungkin terdapat independensi yang nyata, pengangkatan mereka harus dilakukan melalui keputusan resmi di mana ditentukan secara spesifik jangka waktu dari mandat tersebut. (…)” Prinsip 3. Prosedur pengangkatan harus melibatkan konsultasi dengan masyarakat sipil (civil society).
Kemandirian finansial
Kemandirian finansial merupakan kriteria fundamental, dan mencakup pendanaan yang cukup (lihat di bawah) demikan juga dengan kapasitas untuk menentukan dan mengusulkan anggaran secara independen.
Pelaksanaan kerja yang transparan dan pelaporan publik
Melalui pelaporan kepada publik mengenai kerja dan fungsinya, mekanisme nasional tersebut akan dikuatkan independensinya, dan juga akan dilihat sebagai sesuatu yang independen. Keahlian dan kemampuan yang memadai
Negara-negara pihak harus mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menjamin anggota-anggota ahli memiliki kemampuan dan pemahaman profesional mengenai hak asasi dan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan perampasan kebebasan. OPCAT juga menganjurkan tercapainya keseimbangan gender dan representasi minoritas yang memadai dalam komposisi mekanisme
pencegahan nasional.15
Komposisi yang sesuai
Untuk mekanisme-mekanisme yang menjalankan kunjungan ke tempat-tempat penahanan, komposisi pluralistik adalah yang pal-ing sesuai, yang mencakup:
Pengacara Perawat
Dokter, termasuk spesialis forensik
Representasi lain dari kelompok masyarakat sipil dan NGO Spesialis pada persoalan seperti HAM, hukum humaniter, sistem
pemenjaraan, dan kepolisian.
15 Ketentuan ini sejalan dengan Prinsip-Prinsip Paris yang menekankan bahwa institusi nasional
Sumber daya yang memadai
Otonomi keuangan merupakan kriteria fundamental, tanpanya mekanisme pencegahan nasional tidak dapat menggunakan kemandiriannya dalam pengambilan keputusan. Mekanisme pencegahan nasional harus dapat secara finansial dan independen menjalankan fungsi dasarnya. Prinsip-Prinsip Paris menekankan pentingnya pendanaan cukup yang “memungkinkannya memiliki staf dan pendapat sendiri, agar dapat mandiri dari pemerintah dan tidak menjadi subjek kontrol finansial (Prinsip 2).”
3.2.5.Akses ke Tempat-Tempat di Mana Orang Mengalami Pengurangan/Perampasan Kebebasan
Berdasarkan OPCAT, mekanisme pencegahan nasional harus diberikan akses ke tempat-tempat di mana orang menderita pengurangan kebebasan. Jaminan-jaminan tertentu harus dipastikan agar mekanisme nasional dapat berfungsi secara efektif.
Mekanisme nasional harus diberikan (Ps. 20)
Akses ke seluruh tempat penahanan yang mereka pilih, termasuk instalasi dan fasilitasnya
Akses terhadap informasi mengenai jumlah orang yang mengalami pengurangan kebebasan
Akses untuk mengadakan wawancara secara pribadi dengan or-ang-orang yang mengalami pengurangan kebebasan, dengan persetujuan mereka dan tanpa kehadiran saksi-saksi, dan dengan orang mana pun yang mereka pilih. Pihak yang berwenang harus juga menjamin bahwa orang yang berkomunikasi dengan tim yang berkunjung tidak menjadi subjek tekananan, ancaman, atau perlakuan yang sewenang-wenang sebagai suatu tindakan pembalasan
Direkomendasikan bahwa mekanisme pencegahan nasional diberikan ijin
Melakukan kunjungan kapan saja tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada pihak pengelola tahanan yang berwenang. Setidaknya, dalam segala situasi akses harus diberikan secepatnya.
3.3. Tindak Lanjut Kunjungan Berdasarkan Protokol