• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 Kondisi Sosial - Ekonomi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata

2.3 Kondisi KEK Tanjung Kelayang

Dengan berlakunya penetapan sebagai KEK Pariwisata pada tahun 2016, KEK Tanjung Kelayang baru ditargetkan untuk beroperasi pada tahun 2019. Menurut Dewan Nasional KEK (2018), KEK Tanjung Kelayang merupakan salah satu KEK di Indonesia yang mampu menyelesaikan pembangunannya selama kurang dari tiga tahun sehingga diupayakan percepatan kesiapan operasionalnya. KEK yang berlokasi di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ini memiliki luas lahan 324,4 ha (3,24 km2) yang sepenuhnya telah bersertifikat HGB. Provinsi Kepulauan Babel tidak hanya merupakan wilayah daratan tetapi sebagian besarnya (79,90%) merupakan wilayah lautan, dari total luas wilayah 81.725,06 km2. Sementara itu, wilayah Kabupaten Belitung meliputi 13,97% (2.293,69 km2) dari luas wilayah daratan provinsi tersebut, wilayah terkecil ke-3 di Provinsi Kepulauan Babel. Artinya, lahan KEK Tanjung Kelayang hanya 0,14% dari luas wilayah Kabupaten Belitung, atau 0,72% dari Kecamatan Sijuk. Sama halnya

32 | P u s a t P e n e l i t i a n E k o n o m i L I P I

dengan Provinsi NTB, wisata Provinsi Kepulauan Babel juga mengandalkan wisata bahari dengan unsur sejarah dan budaya/acara adat khas daerah tersebut. Dalam lingkup lebih khusus di Kecamatan Sijuk, yang merupakan wilayah ring pertama KEK Tanjung Kelayang, terdapat pasir putih, bebatuan granit, dan daya tarik wisata alam lainnya.

Tabel 2.5 Data Terkait Kependudukan, Kemiskinan, Pendidikan, dan Ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten Belitung, Tahun 2017

Keterangan Provinsi Kabupaten

Kepulauan Babel Belitung

Jumlah Penduduk (jiwa) 1.430.865 182.418

Kepadatan Penduduk (per km2) 87 80

Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bulan) 587.530 652.989

Persentase Penduduk Miskin (%) 5,2 7,77

Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) 74.090 14.110

Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)* 7,46 8,09

IPM 69,99 70,93

TPAK (%) 66,72 69,29

Jumlah Penggangguran 16.314 1.883

TPT (%) 3,78 2,57

Catatan: *tahun 2015

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Babel, 2018a; BPS Kabupaten Belitung, 2018a; 2018b

Jumlah penduduk di Kabupaten Belitung (182.418 jiwa) termasuk tertinggi ke-2 di Provinsi Kepulauan Babel (sekitar 1,4 juta jiwa) pada tahun 2017 (BPS Kepulauan Babel, 2018a). Sementara itu, Kecamatan Sijuk memiliki jumlah penduduk sebanyak 31.340 jiwa. Dalam Tabel 2.5 tampak bahwa semakin kecil tingkat/lingkup wilayahnya, semakin rendah pula kepadatan penduduknya. Ketika terdapat rata-rata 87 penduduk tiap 1 km2 di Provinsi Babel, ditemukan hanya 76 penduduk/km2 di Kecamatan Sijuk. Ditinjau pada kondisi perekonomian masyarakat, terdapat 74.090 jiwa (5,2%) penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Babel dengan garis kemiskinan Rp587.530/kapita/bulan. Garis kemiskinan di Kabupaten Belitung (Rp652.989/kapita/bulan) lebih tinggi dibandingkan tingkat provinsi tersebut dan tertinggi ke-3 di antara kabupaten/kota lainnya. Dengan garis kemiskinan tersebut, persentase penduduk miskin (7,77%) di kabupaten ini merupakan yang tertinggi dan dengan jumlah penduduk miskin (14.110 jiwa) tertinggi ke-2 se-Provinsi. Sementara itu, total penerima Beras Raskin di Kecamatan Sijuk tercatat sebanyak 2.015 kepala keluarga pada tahun 2017.

33 | P u s a t P e n e l i t i a n E k o n o m i L I P I

Dalam indikator pendidikan yang salah satunya dapat ditinjau dari Rata-Rata Lama Sekolah, Provinsi Kepulauan Babel masih merupakan yang terendah dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Sumatera hingga tahun 2017. Dengan rata-rata lama sekolah 7,46 tahun pada 2015 dan 7,78 tahun pada 2017, artinya rata-rata penduduk di Kepulauan Babel tidak sampai tamat SMP. Meskipun pada indikator ini di Kabupaten Belitung lebih tinggi angkanya, namun hanya terdapat selisih sekitar setengah tahun, yang berarti tetap pula rata-rata penduduk di tingkat kabupaten ini tidak berijazah SMP. Sarana pendidikan di tingkat kecamatan pun relatif masih sulit dilihat dari jumlah sekolah yang tersedia. Di Kecamatan Sijuk hanya terdapat 1 SMA, sementara tingkat pendidikan lainnya lebih banyak, dengan 22 SD dan 4 SMP pada tahun 2017 (BPS Kabupaten Belitung, 2018a). Lebih lanjut, IPM Provinsi Kepulauan Babel pada tahun 2017 masih di level sedang karena masih di bawah 70%, walaupun mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, ditinjau dari indikator IPM secara keseluruhan, Provinsi Kepulauan Babel masih lebih tinggi dibandingkan tiga provinsi lainnya di Pulau Sumatera (Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu). Dalam lingkup kabupaten, IPM Kabupaten Belitung (70,93) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan lingkup provinsi.

Dalam hal ketenagakerjaan, TPAK pada lingkup Provinsi Kepulauan Babel lebih rendah dibandingkan Kabupaten Belitung. Dengan 69,29% penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi, Kabupaten Belitung memiliki TPAK yang tertinggi di antara kabupaten/kota lainnya dalam satu provinsi. Terdapat sebanyak 1.883 orang yang menjadi pengangguran di Kabupaten Belitung dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 2,57% pada tahun 2017. Artinya, dari setiap 1.000 penduduk angkatan kerja terdapat sekitar 26 orang pencari kerja (pengangguran) di kabupaten tersebut. Angka TPT Kabupaten Belitung ini merupakan yang terendah se-Provinsi, sedangan TPT di tingkat provinsi sebesar 3,78%. Di KEK Tanjung Kelayang pada khususnya, sampai akhir tahun 2017 telah merealisasikan penyerapan sekitar 216 tenaga kerja dari total target 23.645 tenaga kerja. Jumlah penyerapan tersebut hanya 11% dari jumlah orang pencari kerja di Kabupaten Belitung.

Lebih lanjut, apabila dikaji berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada penduduk usia >15 tahun yang bekerja selama seminggu yang lalu, tampak bahwa sektor Pertanian merupakan yang terbesar menyerap tenaga kerja di Kabupaten Belitung dan Provinsi Kepulauan Babel pada

34 | P u s a t P e n e l i t i a n E k o n o m i L I P I

tahun 2017 (Gambar 2.10). Kemudian, sektor yang berkaitan langsung dengan pariwisata, yakni sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, menyerap tenaga kerja terbesar ke-2 di tingkat kabupaten dan provinsi tersebut (apabila perhitungan persentase sektor Lainnya tidak digabung). BPS Kabupaten Belitung (2018b) menyebutkan bahwa dengan potensi sektor perikanan yang masih besar, mata pencaharian mayoritas penduduk di Kecamatan Sijuk ialah sebagai nelayan.

Gambar 2.10 Persentase Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk Usia >15 Tahun yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten Belitung Tahun 2017

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Babel, 2018b; BPS Kabupaten Belitung, 2018a (diolah)

Salah satu indikator perekonomian daerah, yakni laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa PDRB di tingkat Kabupaten Belitung tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan Provinsi Kepulauan Babel selama periode 2011-2017. Laju pertumbuhan ekonomi di kedua lingkup wilayah selama tujuh tahun tersebut rata-rata tidak kurang dari 4% dan tidak lebih dari 7%. Selanjutnya, Provinsi Kepulauan Babel dan Kabupaten Belitung memiliki empat lapangan usaha sebagai kontributor utama yang sama dalam PDRB ADHK 2010, khususnya pada tahun 2017 (Tabel 2.6). Akan tetapi, susunan peringkatnya agak sedikit berbeda, dengan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebagai penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Belitung (26,22%), sedangkan sektor Industri Pengolahan yang memiliki persentase PDRB terbesar di tingkat Provinsi Kepulauan Babel (22,72%). Berkaitan dengan sektor pariwisata, yang umumnya terkait langsung dengan sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, kontribusinya

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% Pertanian

Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel dan Restoran Jasa Kemasyarakatan Lainnya

Belitung Kep. Babel

35 | P u s a t P e n e l i t i a n E k o n o m i L I P I

terhadap PDRB di Kabupaten Belitung sekitar 3,37% (Rp201 miliar) dan terhadap PDRB di Provinsi Kepulauan Babel sebanyak 2,27% (Rp1,13 triliun). Lebih spesifik, lapangan usaha Penyediaan Akomodasi (tanpa usaha Makan Minum) menyumbang 0,12% atau senilai Rp61 miliar terhadap total PDRB provinsi tersebut pada tahun 2017.

Gambar 2.11 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten Belitung Tahun 2011-2017 (%)

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Babel, 2018a; BPS Kabupaten Belitung, 2018a

Tabel 2.6 Produk Domestik Regional Bruto ADHK 2010 Berdasarkan Empat Lapangan Usaha Terbesar di Kabupaten Belitung dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017

Uraian Belitung Kepulauan Babel Nilai (Juta Rp) % Nilai (Juta Rp) %

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1,565,386 26.22% 9,083,781 18.16%

Industri Pengolahan 738,527 12.37% 11,363,050 22.72%

Konstruksi 682,968 11.44% 4,252,102 8.50%

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

685,710 11.49% 7,259,823 14.52%

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Babel, 2018a; BPS Kabupaten Belitung, 2018a

Lebih lanjut, beberapa indikator pariwisata dapat terlihat dalam Tabel 2.7 Jika dibandingkan dengan Provinsi NTB seperti yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Babel jauh lebih sedikit. Dengan wisatawan di Provinsi Kepulauan Babel sejumlah kurang dari 450 ribu pada tahun 2017, bahkan masih lebih

6.90 5.50 5.20 4.67 4.08 4.11 4.51 5.93 6.09 5.96 4.72 4.53 4.97 5.29 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kep. Babel Belitung

36 | P u s a t P e n e l i t i a n E k o n o m i L I P I

sedikit dari jumlah wisatawan di Kabupaten Lombok Tengah (sekitar 600 ribu) pada tahun 2016. Di samping itu, proporsi wisatawan asing baik ditinjau di tingkat provinsi maupun kabupaten pun jauh lebih rendah. Wisatawan domestik sangat mendominasi dengan lebih dari 97% dari total wisatawan. Berbeda pula dengan Provinsi NTB yang telah banyak menarik wisatawan mancanegara. Rata-rata lama menginap tamu yang berkunjung di Provinsi Kepulauan Babel selama tahun 2017 lebih tinggi pada tamu asing (sekitar 3 hari) dibandingkan tamu domestik (kurang dari 2 hari).

Tabel 2.7 Jumlah Wisatawan (Asing dan Domestik), Jumlah Hotel dan Kamar di Kabupaten Belitung dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017

Kepulauan Babel Belitung

Wisatawan Asing 7.237 (2%) 5,494 (3%)

Wisatawan Domestik 429.439 (98%) 179.506 (97%)

Jumlah Wisatawan 436,676 ±185.000

Jumlah Hotel 166 59

Jumlah Kamar 4.878 1.941

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Babel, 2018a; BPS Kabupaten Belitung, 2018a

Akselerasi sektor pariwisata di Kabupaten Belitung ditunjukkan pada jumlah tamu yang berkunjung dan lamanya menginap di kabupaten tersebut yang paling banyak dibandingkan kabupaten/kota lainnya se-provinsi. Selain itu, data BPS menunjukkan peningkatan signifikan pada jumlah hotel yang bertambah sebanyak 20 hotel dari tahun 2016 ke tahun 2017. Hal ini salah satunya guna menangkap potensi permintaan dari wisatawan mancanegara di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang tercatat sebagian besar memilih hotel bintang 4 dan 5. Di Kabupaten Belitung, terdapat sejumlah 59 hotel dengan total 1.941 kamar, sedangkan khusus di Kecamatan Sijuk terdapat 2 Hotel Bintang dan 5 Villa pada tahun 2017. Akomodasi di Kecamatan Sijuk ini berlokasi di Desa Air Selumar, Tanjung Binga, Keciput, Sijuk, dan Tanjong Tinggi. Obyek wisata di Kecamatan Sijuk termasuk Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Lor In, Pantai Tanjung Tinggi, dan Bukit Berahu.

Listrik sebagai salah satu infrastruktur dasar yang dibutuhkan dalam pembangunan KEK, di dalam kawasan pada khususnya telah terdapat jaringan listrik berjarak 5 km dari akses utama KEK Tanjung Kelayang untuk menjangkau Hotel Sheraton, serta telah adanya travo listrik 23 kVA.

37 | P u s a t P e n e l i t i a n E k o n o m i L I P I

Selain itu, guna mendukung di wilayah sekitar KEK Tanjung Kelayang, telah terdapat Mobile Power Plant (MPP) Suge berkapasitas 1x25 MW dan PLTU Suge berkapasitas 2x16,5 MW (Dewan Nasional KEK, 2018). Berdasarkan data BPS Kabupaten Belitung (2018a), pada tahun 2017 jumlah pembangkit di tingkat kabupaten ini sebanyak 11 unit dengan daya terpasang 101.090 KW, kapasitas tersambung 160.072 KVA, dan produksi dari PLN Wilayah Belitung sekitar 240 juta KWh. Pelanggan listrik PLN di wilayah tersebut mayoritas rumah tangga (88%) atau sebanyak 83.215 pelanggan, 8% merupakan pelanggan perusahaan, sisanya ialah untuk sarana ibadah/sosial, dinas/instansi/gedung, industri, dan lain-lain. BPS Kabupaten Belitung (2018c) juga mendata bahwa persentase terbesar pengguna listrik PLN, dan sebaliknya persentase terkecil pengguna listrik non PLN ialah kepala rumah tangga yang berpendidikan lebih tinggi (tamat SMA ke atas). Kepala rumah tangga di kabupaten tersebut, yang memiliki sumber penerangan utama di rumahnya yang bukan berasal dari listrik, hanyalah yang berpendidikan rendah (tidak pernah sekolah/tidak tamat SD dan SD/sederajat). Apabila dilihat total persentase rumah tangga yang telah menggunakan listrik, baik PLN maupun non PLN, terdapat sebanyak 99,11% rumah tangga pengguna listrik di Kabupaten Belitung pada tahun 2017. Akan tetapi, berdasarkan data Kementerian ESDM, pada tahun tersebut Provinsi Kepulauan Babel telah mencapai rasio elektrifikasi 99,99%, telah dapat melampaui target dari RUKN 2015-2034 yang awalnya diproyeksikan sebesar 99,22%.

Gambar 2.12 Persentase Pendidikan Tertinggi Kepala Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Penerangan Utama di Kabupaten Belitung Tahun 2017 (%)

Sumber: BPS Kabupaten Belitung, 2018c

96.61 96.55 95.51 98.39 1.62 1.99 4.49 1.61 1.77 1.46 0 0 93 94 95 96 97 98 99 100 Tidak Pernah Sekolah/Tidak Tamat SD

SD dan sederajat SMP dan sederajat SMA ke atas Listrik PLN Listrik Non PLN Bukan Listrik

38 | P u s a t P e n e l i t i a n E k o n o m i L I P I

Dengan kata lain, pasokan listrik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah memadai. Akan tetapi, seperti yang telah disebutkan di bagian awal tulisan ini, permintaan terhadap listrik pun perlu mengimbangi ketersediaan listrik agar dapat terus terdistribusi secara optimal dan berkelanjutan. Sebagai salah satu upaya terkait hal ini, telah terdapat Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel dengan PLN Wilayah Bangka Belitung tentang Sinergi Informasi Investasi dan Pelayanan Kemudahan Mendapatkan Listrik di provinsi ini. Kesepakatan bersama tersebut bertujuan untuk mendorong akselerasi penyerapan investasi dan pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah provinsi berkomitmen untuk menyediakan informasi investasi yang masuk sebagai calon target konsumen PLN, dan sebaliknya PLN juga mengupayakan pelayanan yang memudahkan untuk memperoleh listrik bagi para investor tersebut serta bagi pihak lainnya. Kesepakatan bersama ini kemudian diimplementasikan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PLN Wilayah Bangka Belitung dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi Kepulauan Babel. PKS ini menyebutkan pula bahwa PLN Wilayah Babel berhak memperoleh informasi lengkap mengenai investor yang telah mendapatkan izin operasi ketenagalistrikan dan izin prinsip penanaman modal dari Dinas PMPTSP Provinsi Kepulauan Babel guna menghitung kebutuhan daya investor agar dapat menjamin ketersediaannya.

Berkaitan dengan upaya peningkatan investasi, tercatat bahwa realisasi investasi untuk aktivitas pariwisata di KEK Tanjung Kelayang pada khususnya sebesar 22,72% (atau senilai Rp100 miliar) hingga akhir tahun 2017. Persentase realisasi investasi tersebut dihitung dari total komitmen investasi pelaku usaha, khususnya untuk pembangunan Hotel Sheraton (hotel bintang 5) di KEK Tanjung Kelayang oleh PT Setra Gita Nusantara (Dewan Nasional KEK, 2018). Terdapat dua investor lainnya di bidang perhotelan yang juga telah memiliki MOU dengan melakukan pembangunan di KEK Tanjung Kelayang mulai tahun 2018. Sofitel Hotel & Resort yang termasuk pula salah satu di antaranya, juga merupakan hotel bintang 5 dengan rencana investasi Rp400 miliar (Dewan Nasional KEK, 2018). Selain di Pulau Belitung tersebut, pemerintah provinsi Kepulauan Babel telah mengajukan pula tambahan dua wilayah lainnya untuk menjadi KEK pariwisata di Pulau Bangka, yakni KEK Tanjung Gunung di Kabupaten Bangka Selatan dan KEK Pantai Timur Sungai Liat di Kabupaten Bangka.

39 | P u s a t P e n e l i t i a n E k o n o m i L I P I

Pembangunan infrastruktur dan fasilitas lainnya di dalam KEK Tanjung Kelayang masih dalam proses, seperti kantor BUPP, kantor administrator, pintu gerbang kawasan, jalan akses dan poros kawasan, dan sebagainya. Realisasi anggaran pada tahun 2017 untuk membangun infrastruktur tersebut mencapai Rp100 miliar. Saat Tim LIPI berkunjung ke KEK Tanjung Kelayang pada pertengahan tahun 2018, BUPP menyebutkan bahwa pembangunan kantor administrator sudah dalam tahap finalisasi. Selain itu, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di KEK ini masih dalam proses perencanaan, termasuk rencana jalur pipa air bersih berkapasitas 3,9 L/detik dan terkait skema kerjasama dengan PDAM Kabupaten Belitung. Infrastruktur lainnya yang pada tahun 2017 berstatus masih dalam tahap perencanaan, di antaranya sistem pengelolaan sampah, air limbah, serta sistem dan sarana Teknologi Infomasi dan Komunikasi (TIK). Dukungan infrastruktur di wilayah sekitar, yang mencakup pula di luar KEK Tanjung Kelayang, antara lain Bandara Internasional HAS Hanandjoeddin dan jalan nasional ruas Tanjung Pandan-Tanjung Tinggi guna memperlancar konektivitas. Guna memudahkan pengunjung/wisatawan mancanegara, diperlukan pula proses imigrasi di bandara internasional tersebut secara lebih mudah. Pelebaran jalan kabupaten ruas Buluh Tumbang-Simpang Empat Sijuk sepanjang 22 km juga diupayakan, yang hingga akhir tahun 2017 berstatus masih dalam proses identifikasi lahan namun telah masuk dalam anggaran Kementerian PUPR Tahun Anggaran 2018 senilai Rp150 miliar. Di samping itu, KEK ini masih membutuhkan pembangunan infrastruktur lainnya, seperti jaringan transmisi air bersih dari IPA Kolong Mempadin dan pelebaran jalan nasional beserta pemasangan lampu jalannya. Penyediaan air bersih sebesar 400 L/detik ini diupayakan dengan membangun Waduk Gunung Tajam di atas lahan 12 ha. Meskipun demikian, belum terdapat dukungan anggaran khususnya dari Kementerian PUPR. Adapun sistem pengelolaan persampahan di KEK Tanjung Kelayang yakni melalui TPA Gunung Sadai yang telah rutin beroperasi (Dewan Nasional KEK, 2018).