• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

PENGATURAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM (BUYBACK)

B. Motivasi pelaksanaan buyback dalam aspek pasar modal

3. Kondisi Tertentu Untuk Melakukan Buyback

Adanya kondisi tertentu (special occasion) menjadi suatu pra syarat untuk melakukan buyback. Sebab buyback secara hukum jika dilakukan dalam kondisi normal adalah merupakam pelanggaran terhadap Undang-Undang Pasar Modal dan prinsip dasar pasar perseroan publik dimana sebagian atau keseluruhan sahamnya dikuasai oleh publik. Disamping itu buyback adalah sebuah instrument perlindungan atau lebih tepat disebut instrumen penyelamatan (rescue) terhadap harta dan modal perseroan publik atau emiten dalam pasar modal. Sehingga instrumen ini baru dapat digunakan ketika adanya ancaman yang nyata dan signifikan terhadap harta dan modal perseroan terbatas. Ancaman yang dimaksud adalah pengurangan nilai dan/atau jumlah modal dan kekayaan perseroan terbatas akibat turunnya harga saham sebagi komponen modal perseroan publik sebagi konsekuensi logis perdagangan di pasar modal.41

41

2009

Buyback sendiri bukanlah kondisi yang diharapkan untuk terjadi baik oleh emiten maupun investor. Buyback terjadi dalam kondisi pasar yang mengalami kelesuan atau menuju pada katastropi atau kolaps sebab pada prinsipnya buyback dilaksanakan sedang terjadi sebuah situasi yang tidak baik untuk dunia perekonomian.

Buyback sama halnya dengan naik dan turunnya harga saham dapat terjadi akibat faktor yang bersifat internal maupun eksternal bursa. Faktor dari dalam bursa dapat diakibatkan kelesuan pasar dikarenakan kondisi perekonomian. Atau karena kondisi diluar pasar yang berakibat buruk terhadap perdagangansaham di lantai bursa.

Hal-hal tersebut yang mempunyai dampak yang signifikan terhadap perdagangan saham di bursa yang dapat didefenisikan sebagi kondisi khusus. Kondisi-Kondisi khusus tersebut yang sudah pernah terjadi diantaranya adalah

1. Wall Street Crash of 1923

Peristiwa ini merupakna salaah satu sejarah kelam dalam dunia pasar modal. Krisis ini dalah merupakan krisis yang paling dahsyat dalam sejarah Amerika Serikat. Peristiwa ini dikenal dalam empat fase itu yaitu Black Thursday,Black Friday, Black Monday, dan Black Tuesday

The Wall Street Crash of 1929, also known as the Great Crash or the Stock

Market Crash of 1929, was the most devastati

of th

fallout. Four phases—Black Thursday, Black Friday, then Black Monday, and Black Tuesday—are commonly used to describe this collapse of stock values. All four are appropriate, for the crash was not a one-day affair. The initial crash occurred on Thursday, October 24, 1929, but the catastrophic downturn of Monday, October 28 and Tuesday, October 29 precipitated widespread alarm and the onset of an unprecedented and long-lasting economic depression for the United States and the world. This stock market collapse continued for a month Economists and historians disagree as to what role the crash played in subsequent

"Briefly, the Depression did not start with the stockmarket crash. Nor was it clear at the time of the crash that a depression was starting. On November 23, 1929, The Economist asked: "Can a very serious Stock Exchange collapse produce a serious setback to industry when industrial production is for the most part in a healthy and balanced condition? ... Experts are agreed that there must be some setback, but there is not yet sufficient evidence to prove that it will be long or that it need go to the length of producing a general industrial depression." But The Economist cautioned: "Some bank failures, no doubt, are also to be expected. In the circumstances will the banks have any margin left for financing commercial and industrial enterprises or will they not? The position of the banks is without doubt the key to the situation, and what this is going to be cannot be properly assessed until the dust has cleared away.

The October 1929 crash came during a period of declining real estate values in the United States (which peaked in 1925) near the beginning of a chain of events

that led to the

At the time of the crash,

The

and excess in the city, and despite caution of the dangers of speculation, many believed that the market could sustain high price levels. Shortly before the crash,

economist

looks like a permanently high plateau." The optimism and financial gains of the

great

NYSE collapsed. Stock prices fell on that day and they continued to fall, at an unprecedented rate, for a full month.

In the days leading up to Black Tuesday, the market was severely unstable.

Periods of selling and high volumes of

periods of rising prices and recovery. Economist and author

correlated these swings with the prospects for passage of the

again, reaching a low point of the great

Dow reached its lowest level of the 20th century and did not return to pre-1929 levels until 23 November 1954. 42

2. October Mini Crash 27 October 1997

Mini Crash 1997 merupakan salah katu krisis finansial yang terburuk dalam sejarah perekonomian dunia. Krisis ini dimulai di sejumlah Negara- Negara di Asia yang pertumbuhannya sedang pesat seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, Jepang, India dan lain lain. Krisis ini mengguncang bukan hanya bursa saham tetapi perekonomian Negara-

42

negara di berbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri Krisis Ekonomi 1997 berubah menjadi Krisis Multidimensi yang berkepanjangan yang mengakibatkan terjadinya proses reformasi Mei 1998.

Dahsyatnya krisis pada saat tersebut bakana tercatat sebagai yang terburuk dalam sejarah New York Stock Exchange dalam 112 tahun seperti yang diutarakan dalam situs Wikipedia

(www.wikipedia.org) The October 27, 1997 mini-crash is the name of a global

that the

biggest points loss in its

the

"mini-crash" because the percentage loss was relatively small compared to some other notable crashes. But after the crash, the markets still remained positive for

43

3. 9-11 Attack

Peristiwa Penyerangan pada 11 September 2001 oleh 2 pesawat penerbangan komersil yang dibajak teroris dan menabrakkan pesawat tersebut ke gedung World Trade Centre di New York, membuat dunia terguncang

Peristiwa ini mengakibatkan dampak yang serius dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam dunia pasar modal peristiwa ini mangakibatkan keguncangan yang sangat berarti,sebagai akibat dari peristiwa tersebut tidak sedikit perusahana yang bangkrut. Proses perdanganagn di berbagai bursa pun terpaksa dilakukan suspense atau penghentian perdagangan. Dampak buruk peritiwa ini jelas disamapaikan dalam situs wikipedia

The attacks had a significant economic impact on the United States and world

markets. The

(AMEX),

September 17. When the

Average (DJIA) stock market index fell 684 points, or 7.1%, to 8921, a record- setting one-day point decline. By the end of the week, the DJIA had fallen 1,369.7 points (14.3%), its largest one-week point drop in history, though later surpassed

in 2008 during the

the week

Economist and Crisis Consultant

of New York to compute the economic damages to The World Trade Center site. He writes in his book, Strategy 360, "The World Trade Center damages, estimated by the New York City Mayor's Office, were staggering: Clean up and stabilization of the WTC site - $9.0 billion; Repairing and replacing damaged infrastructure - $9.0 billion; Rebuilding the World Trade Center as smaller buildings - $6.7 billion; Repairing and restoring other damaged buildings - $5.3 billion; Lost rent of the destroyed buildings - $1.75 billion."

In New York City, about 430,000 job-months and $2.8 billion in wages were lost in the three months following the 9/11 attacks. The economic effects were mainly

focused on the city's

have declined by $27.3 billion for the last three months of 2001 and all of 2002. The Federal government provided $11.2 billion in immediate assistance to the

for economic development and infrastructure needs.

The 9/11 attacks also hurt

provided by

Community Development Block Grants and Economic Injury Disaster Loans.

Some 31.9 million square feet of

destroyed

office real-estate market and office employment were less affected than initially expected because of the financial services industry's need for face-to-face

interacti

the attacks

cutback in air travel capacity, and exacerbating financial problems in the

struggling U.S.44

4. Stock Market Downturn 2002

Merupakan dampak lanjutan dari peristiwa 9 september yang berpengaruh pada tahun 2002 Peristiwa ini sering disebut sebagai atau stock market crash atau the internet buble bursting.Peristiwa ini menunjukkan kelesuan pada kondisi pasar modal (bearish) dimana pada tahun-tahun sebelumnya kondisi pasar modal mengalami peningkatan. Hal ini juga dikarenakan lanjutan dari peristiwa 11 September yang mengakibatkan nilai tukar Dolar Amerika melemah terhadap Euro dan mencapai level 1 (satu) berbanding 1 (satu)pada tahun tersebut. Selain

itu juga kerugian yang signifikan dibukukan oleh perusahaan di bidang internet yang mengakibatkan tutupnya perusahaan tersebut seperti Webvan, Exodus, Adelphia dan WorldCom. Selain itu skandal besar dalam dunia usaha seperti kasus Enron dan Worldcom juga mengakibatkan kepercayaan terhadap emiten menjadi berkurang

The stock market downturn of 2002 (some say

recovering from lows reached following the

and September leading to lows last reached in

declined steadily against the

the euro's introduction.

This downturn can be viewed as part of a larger

decade-l

Internet companies

value, but remain in business to this day and have generally good long term

growth prospects. An outbreak of

large corporations were forced to restate earnings (or lack thereof) and investor

confidence suffered. The

stock market downturn, as investors became unsure about the prospect of

45

5. Krisis Ekonomi November 2008

Krisis ekonomi yang diakibatkan oleh macetnya kredit di sektor perumahan di Amerika Serikat yang berimbas ke seluruh dunia terutama bagi Amerika dan Uni Eropa yang mengandalkan Perekonomiananya pada industri yang padat kapital.

Krisis ini memakan korban yang tidak sedikit bahkan raksasa finansial sekelas Lehman Brothers di Amerika Serikat menjadi korban Krisis Ekonomi Global November 2008. Indonesia sendiri juga mengalami dampak atas krisis tersebut, sehingga perdangan di bursa di suspend selama 3 hari dan berujung

dengan buyback yang dilakukan oleh sejumlah emiten dan sejumlah Badan Usaha Milik Negara.

2. Kondisi Pasar Menentukan Harga Saham

Dalam Pasar Modal dikenal dua istilah untuk menggambarkan kondisi perdangan di bursa yaitu Bullish untuk menyatakan bursa sedang bergairah dan Bearish untuk menggambarkan kondisi pasar yang sedang mengalami kelesuan Ada sejumlah faktor yang mendorong pasar dalam kondisi bullish. Antara lain, sebagian besar orang dan investor percaya terhadap kondisi makro ekonomi, stabilitas keamanan dan politik, iklim usaha yang baik, kepercayaan luar negeri meningkat, dan pertumbuhan ekonomi yang membaik. Penyebab lain, mereka juga yakin sektor usaha seperti industri dan jasa juga akan maju dan berkembang.

Sebaliknya, kondisi yang mendorong pasar dalam kondisi bearish adalah kondisi-kondisi negatif yang tengah menyergap. Seperti stabilitas makro ekonomi terganggu akibat naiknya harga minyak bumi, dan rupiah mengalami depresiasi yang tajam terhadap USD. Kondisi ini biasanya akan membuat kalangan usaha merasa cemas, banyak perusahaan melakukan PHK akibat peningkatan biaya yang tidakterkendali,danlainsebagainya.

Kondisi bullish dan bearish dipercaya sebagian ahli sebagai siklus bisnis. Artinya, situasi itu normal alias alamiah saja. Akan selalu berulang dan berulang. Seperti halnya roda kehidupan, ada kalanya naik dan adakalanya turun. Dalam siklus naik dan turun yang normal, selalu terjadi perbedaan harapan. Setiap orang dan setiap investor akan memiliki tingkat persepsi yang berbeda-beda.

45

2009

Contoh klasik yang dikedepankan dalam konteks ini adalah bagai melihat gelas yang berisi air setengahnya. Mereka yang pesimis mengatakan bahwa gelas tersebut setengah kosong. Sedangkan orang optimis berpendapat bahwa gelas tersebut setengah isi.Begitu juga ketika harga saham di bursa efek mengalami penurunan, investor pesimis mengatakan, harga saham sudah terlalu mahal (overbought) dan kondisi ekonomi akan memburuk dan terus-menerus terjun. Akibatnya, mereka menjual sahamnya. Sebaliknya, investor yang optimis berpendapat, harga saham sudah murah dan ekonomi akan segera membaik. Itulah sebabnya mereka akan membeli saham-saham yang menjadi pilihan. Interaksi seperti inilah yang akan menyebabkan pasar modal secara alamiah akan memiliki bantalan/pendukung ketika kondisi bursa menurun (level support). Di sisi lain, persepsi seperti tadi akan mendorong pasar akan menahan diri untuk tidak terlalu naik ke atas (level resistance) ketika bursa mengalami peningkatan secara terus-menerus.46

BAB III

MEKANISME PELAKSANAAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM