• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Bapepam XI.B3 Tentang Pembelian Kembali Saham Emiten

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

PENGATURAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM (BUYBACK)

A. Pengaturan Hukum Pembelian Kembali Saham (buyback)

3. Peraturan Bapepam XI.B3 Tentang Pembelian Kembali Saham Emiten

Dalam Kondisi Perekonomian Yang Berpotensi Krisis

Buyback tidak dapat dilaksanakan begitu saja dalam kondisi normal sebab dalam kondisi normal tindakan buyback dalah sebuah bentuk pelanggaran dalam pasar modal,sebab sebuah perseroan publik tidak boleh menguasai sendiri saham yang telah di keluarkananya ke dalam bursa, hal ini (emiten menguasai sendiri sahamnya) tentunya bukanlah hal yang patut di pasar modal sebab dapat

28

mengakibatkan perdagangan menjadi semu, dan emiten dapat mengatur sedemikian rupa harga sahamnyasehingga kondisi pasar menjadi tidak sempurna.

Buyback adalah sebuah tindakan penyelamatan (rescue) sebagaimana ketentuan Undang–Undang PT memasukkan ketentuan mengenai buyback sebagai instrumen perlindungan modal dan kekayaan Perseroan. Sebuah tindakan penyelamatan atau pemberian perlindungan baru dapat diberikan apabila terjadi ancaman atau adanya potensi ancaman.

Undang-undang perseroan terbatas tidak menjelaskan dengan eksplisit kenapa perseroan melakukan sebuah tindakan yang disebut dengan buyback dalam rangka perlindungan modal dan kekayaan perseroan tersebut. Undang- Undang hanya menjelaskan bahwa buyback tidak boleh mengakibatkan kondisi modal perseroan menjadi lebih kecil dari kekayaan bersih perseroan, alasan kenapa tindakan itu harus dilakukan atau ketika kapankah perbuatan itu dapat dilakukan tidak dijelaskan lebih lanjut dalam Undang-Undang PT.

Namun dari judul ketentuan dalam undang-undang tersebut dapat kita simpulkan bahwa modal dan kekayaan perseroan terbatas dapat terancam keselamatannya oleh karena perlu itu dilindungi, mengenai kapan dan bagaimana modal dan kekayaan dapat dikatakan mengalami ancaman adalah sesuatu yang jelas tidak disebutkan secara eksplisit dalam Undang-Undang PT.

Namun dalam undang-undang Pasar Modal menyebutkan bahwa Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) dapat melakukan tindakan untuk menghentikan perdagangan di bursa apabila terjadi kondisi darurat. Ketentuan ini terdapat dalam pasal 5 huruf K undang-undang pasar modal

yang menyebutkan bahwa Bapepam berwenang untuk menghentikan perdagangan efek untuk sementara waktu dalam keadaan darurat.30

Lebih lanjut dalam penjelasan pasal tersebut dijabarkan bahwa yang termasuk dalam kondisi darurat adalah keadaan-keadaan memaksa diluar kemampuan para pihak sebagai akibat misalnya peperangan, peristiwa alam seperti banjir, gunung meletus, pemogokan, sabotase, huru-hara, turunnya keseluruhan atau sebagian besar harga efek yang tercatat di bursa, sedemikian besar dan terjadi secara mendadak (crash ) atau kegagalan dam pembayaran sistem tranksaksi.31

Karl Marx seorang ekonom dan filsuf yang sangat terkenal akan doktrin doktrinnya mengenai permasalahan ekonomi dan kemasyarakatan pernah mengeluarkan teori tentang nilai lebih (surplus value) dalam teorinya tersebut lebih kurang Marx mengatakan bahwa pemilik modal (kaum kapitalis) akan senatiasa meningkatkan proses produksi untuk mendapatkan nilai lebih dari produksi tersebut untuk selanjutnya menambah modal mereka dan melakukan proses produksi berkelanjutan dengan tujuan mendapat nilai lebih dengan melupakan kesejahteraan pekerja.

Dalam dunia usaha pada hakekatnya semua ingin menciptakan keuntungan, laba, deviden dan berbagai istilah lainnya dan satu hal lagi yang merupakan keniscayaan dalam dunia usaha yaitu semua pelaku usaha akan mengejar peningkatan atau penambahan jumlah, dan selalu mengurangi menghindari pengurangan.

32

30

Pasal 5 huruf K UU No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

31

Penjelasan Pasal 5 huruf K Undang-Undang No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

32

Dari penjelasan ini satu hal yang paling ditakuti oleh pelaku usaha adalah jika skala bisnisnya mengalami penurunan atau jumlah kekayaannya menjadi berkurang, sebab hal tersebut tentunya akan mengakibatkan kapasitas produksinya ikut berkurang atau dengan bahasa sederhana seorang yang sudah kaya tentunya tidak ingin menjadi berkurang kekayaannya dari kondisinya saat ini tetapi sebaliknya ingin menjadi lebih kaya lagi.

Dengan demikian ancaman yang mungkin terjadi bagi modal dan kekayaan emiten adalah kemungkinan untuk berkurangnya jumlah dan nilai modal dan kekayaan yang dimiliki oleh emiten. Berkurangnya nilai atau jumlah ini tentunya bukanlah sesuatu hal yang disukai oleh emiten, sebab akan mengakibatkan penurunan nilai emiten secara total.

Ketentuan tentang buyback dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP- 401/BL/2008 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berpotensi Krisis Mengenai pengaturan kondisi yang dapat mengakibatkan dilaksanakannya sebuah tindakan buyback diatur oleh Bapepam LK Untuk sebuah kondisi khusus yang pernah terjadi di Indonesia yaitu kondisi yang terjadi tahun 2008.

a) Kondisi Pasar yang Berpotensi Krisis

Kondisi Pasar Yang Berpotensi Krisis adalah kondisi pasar dimana indeks harga saham gabungan pada Bursa Efek di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dalam jangka waktu paling kurang 20 (dua puluh) hari bursa akibat kondisi perekonomian yang tidak mendukung pergerakan harga pasar Efek yang wajar dan dapat bersifat sistemik.

b) Ketentuan Untuk Membeli Kembali

Emiten atau Perusahaan Publik dapat membeli kembali sahamnya tanpa melanggar ketentuan Pasal 91, Pasal 92, Pasal 95, dan Pasal 96 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, sepanjang memenuhi peraturan ini. Dalam hal terjadi Kondisi Pasar Yang Berpotensi Krisis sebagaimana dimaksud dalam angka 1, maka Emiten atau Perusahaan Publik dapat melakukan pembelian kembali sahamnya tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.

Pembelian kembali saham oleh Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud dalam angka 3 paling banyak 20% (dua puluh perseratus) dari modal disetor. Pembelian kembali saham sebagaimana dimaksud dalam angka 4 hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam angka Besarnya volume pembelian kembali saham oleh Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud dalam angka 4 Peraturan Bapepam LK XI.B3 dalam satu hari Bursa tidak dibatasi. Emiten atau Perusahaan Publik yang melaksanakan pembelian kembali saham sebagaimana dimaksud dalam angka 4 Peraturan Bapepam LK XI.B3 wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK dan Bursa Efek dimana sahamnya diperdagangkan paling lambat satu hari sebelum pelaksanaan pembelian kembali saham, informasi sebagai berikut:

1. Perkiraan jadwal dan biaya pembelian kembali saham tersebut

2. Perkiraan menurunnya pendapatan Emiten atau Perusahan Publik sebagai akibat pelaksanan pembelian kembali saham dan dampak atas biaya pembiayaan emiten atau perusahaan publik.

3. Pembahasan dan analisa manajemen mengenai pengaruh pembelian kemabali saham terhadap kegiatan usaha dan pertumbuhan Emiten atau Perusahaan Publik di masa mendatang

Jika pembelian kembali saham dilakukan melalui Bursa Efek, maka transaksi beli dilakukan melalui satu Anggota Bursa Efek. Orang Dalam Emiten atau Perusahaan Publik dilarang melakukan transaksi atas saham Emiten atau Perusahaan Publik tersebut pada masa pembelian kembali saham yang dilakukan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud. Saham yang dibeli kembali oleh Emiten atau Perusahaan Publik dapat dijual kembali kepada direktur atau karyawan melalui Employee Stock Option Plan atau Employee Stock Purchase Plan yang telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan Peraturan Nomor IX.E1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Benturan Kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama Perusahaan.

c) Ketentuan Untuk Menjual Kembali Saham

Saham yang dibeli kembali oleh Emiten atau Perusahaan Publik dapat dijual kembali di luar bursa pada nilai pasar wajar, tetapi tidak lebih rendah dari harga pembelian kembali saham tersebut. Saham yang dibeli kembali dapat dijual melalui Bursa Efek dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Transaksi jual harus melalui salah satu anggota bursa

2. Transaksi jual hanya dapat dilaksanakan setelah 30 ( tiga puluh hari ) sejak pembelian kembali oleh Emiten atau Perusahaan Publik dilaksanakan seluruhnya

3. Penjualan dilarang dilaksanakan pada saat pembukaan dan penutupan perdagangan atau dalam waktu 30 (tiga puluh) menit sesudah pembukaan atau (tiga puluh) menit sebelum penutupan

4. Penawaran jual harus sama atau lebih tinggi dari harga perdaganag sebelumnya

5. Maksimum penjualan kembali saham pada setiap hari adalah 25 % (dua puluh lima perseratus) dari volume perdagangan harian emiten atau perusahaan publik tersebut,dengan ketentuan apabila mengakibatkan pecahan satuan perdagangan maka pecahan tersebut dibulatkan menjadi satu satuan perdagangan.

6. Orang Dalam emiten atau Perusahaan publik melakukan tranksasi saham emiten atau perusahaan publik tersebut pada hari yang sama dengan penjualan kembali saham yang dilakukan oleh emiten atau perusahan publik melalui bursa efek.33

Jika dalam rangka memenuhi peraturan perundang-undangan, Emiten atau Perusahaan Publik menjual saham yang dibeli kembali pada harga yang lebih rendah dari harga pembelian kembali, maka kerugian yang terjadi wajib diungkapkan secara jelas dalam laporan laba rugi Emiten atau Perusahaan Publik. Emiten atau Perusahaan Publik yang sahamnya dicatatkan pada Bursa Efek dilarang membeli kembali sahamnya jika akan mengakibatkan berkurangnya jumlah saham pada suatu tingkat tertentu yang mungkin mengurangi secara signifikan likuiditas saham pada pasar atau dipenuhinya persyaratan delisting

33

saham tersebut dalam Bursa Efek. Kondisi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 ditetapkan oleh Bapepam LK.