• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Kecamatan Nanggung

Kawasan Pongkor merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Salak dan Halimun yang terletak pada wilayah administrasi Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Pongkor yang secara umum dikenal sebagai kawasan pertambangan emas, sebenarnya merupakan kawasan pegunungan kecil di sekitar Gunung Salak dan Halimun bersama beberapa gunung dan perbukitan lainnya.

Kawasan ini mulai dikenal dan dipadati para pekerja penambangan dan pengolahan emas sejak beroperasinya Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) PT. Aneka Tambang pada tahun 1992. Daya tarik ekonomi ini mengundang minat masyarakat lokal maupun pendatang untuk mencari nafkah di sana, baik sebagai pekerja sektor formal dan informal, legal maupun ilegal seperti Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) atau gurandil. Puncaknya terjadi pada saat masa reformasi tahun 1998 dengan jumlah gurandil diperkirakan sekitar 8000 orang. Secara langsung maupun tidak langsung kondisi ini meningkatkan aktivitas perekonomian di Kecamatan Nanggung, dan di sisi lain juga menimbulkan permasalahan sosial dan lingkungan.

Kecamatan Nanggung secara administratif merupakan bagian dari wilayah barat Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Nanggung merupakan wilayah pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang. Wilayah Kecamatan Nanggung berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukabumi di sebelah selatan, di sebelah utaranya dengan Kecamatan Leuwisadeng, sebelah barat dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten, dan sebelah timurnya dengan Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang.

Jarak pusat pemerintahan Kecamatan dengan desa/kelurahan terjauh adalah 35 Km, jarak dengan Ibu Kota Kabupaten Bogor adalah sekitar 60 Km, sedangkan jarak pusat pemerintahan Kecamatan dengan Propinsi Jawa Barat adalah 240 Km. Saat ini Kecamatan Nanggung memiliki 11 Desa dan ratusan kampung setingkat Rukun Tetangga (RT).

Secara geografis Kecamatan Nanggung berada pada ketinggian 400 – 700 m di atas permukaan laut (m dpl), dengan curah hujan 3000 - 3500 mm per tahun. Kondisi lahan di Kecamatan Nanggung sebagian besar berupa perbukitan dan pegunungan.

Mata pencaharian penduduk Kecamatan Nanggung yang terbesar adalah di sektor pertanian secara luas termasuk perkebunan dan perikanan sebesar 58.42 %, baik sebagai petani pemilik ataupun sebagai petani penggarap buruh tani (Siallagan 2010). Lahan sawah ini tidak saja terletak di lahan datar, namun juga pada lereng-lereng bukit yang miring. Sebagian besar merupakan lahan sawah tadah hujan (ladang) terutama pada wilayah desa-desa yang berbukit seperti Desa Malasari, Bantar Karet, Cisarua, dan Curug Bitung.

Sektor pertambangan, baik legal maupun ilegal diyakini berperan cukup besar terhadap mata pencaharian penduduk Nanggung selain pertanian. Walaupun menurut data monografi Kecamatan Nanggung (Siallagan 2010) hanya sekitar 12% saja yang bekerja di sektor pertambangan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa aktivitas pertambangan dan turunannya begitu mempengaruhi kehidupan dan perekonomian masyarakat hingga saat ini.

Usaha perikanan di Kecamatan Nanggung tidak berkembang baik seperti di beberapa kecamatan tetangga yang menjadi sentra produksi perikanan Kabupaten Bogor, yaitu antara lain Kecamatan Pamijahan, Cibungbulang, dan Ciampea. Data hasil produksi perikanan per kecamatan di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Lampiran 1. Produksi ikan konsumsi di Kecamatan Nanggung pada tahun 2011 sebesar 141,36 ton, hanya 0,25% dari total produksi ikan konsumsi Kabupaten Bogor yang sebesar 56.576,67 ton. Sedangkan produksi Kecamatan Pamijahan, Cibungbulang, dan Ciampea secara berurutan sebesar 2.681,74 ton (4,74%), 2.078,84 ton (3,67%), dan 2.477,00 ton (4,38%).

Walaupun demikian produksi perikanan konsumsi di Kecamatan Nanggung secara statistik terus meningkat sejak tahun 2008. Produksi ikan konsumsi pada tahun 2011 meningkat 271,48 % dari tahun 2010. Peningkatan jumlah produksi ini seiring dengan meningkatnya luas lahan produksi. Namun meningkatnya jumlah produksi ini tidak diiringi dengan meningkatnya jumlah rumah tangga perikanannya. Dengan demikian berarti seharusnya rerata kepemilikan lahan pada setiap pelaku usaha perikanan semakin besar. Besarnya produksi perikanan di Kecamatan Nanggung tahun 2010-2011 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Produksi perikanan Kecamatan Nanggung tahun 2010-2011

Sumber : Data Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor 2010-2011

Sektor perikanan di Kecamatan Nanggung didominasi oleh budidaya kolam air tenang. Kolam air tenang ini umumnya terletak di sekitar halaman rumah masyarakat, dengan luasan dan tingkat keseriusan usahanya berbeda-beda. Sentra kolam ikan air tenang di Kecamatan Nanggung umumnya terletak di Desa Malasari, Bantar Karet, Cisarua, Curug Bitung, Nanggung, dan Kalong Liud. Desa-desa tersebut juga termasuk sentra penambangan dan pengolahan emas di Kawasan Pongkor.

Jika dilihat dari kondisi alam, Kecamatan Nanggung memiliki potensi untuk menjadi sentra produksi perikanan. Hal ini didukung oleh adanya sumber air dan lahan yang sangat luas yang belum dimanfaatkan secara optimal. Di Kecamatan Nanggung ini terdapat Sungai Cikaniki beserta dengan anak-anak sungainya seperti Sungai Cisarua, Sungai Cihiris, Sungai Ciparay, Sungai Cileungsi, Sungai Cisangku dan sebagainya yang mengalir di kawasan kegiatan pertambangan Gunung Pongkor dan pemukiman dengan pola aliran dendritik. Selain sungai-sungai tersebut di atas di Kawasan Pongkor terdapat pula mata air-mata air seperti Cidenok dan Cimaja, yang dimanfaatkan untuk sawah, perikanan, dan kebutuhan masyarakat lainnya.

Luasnya lahan perkebunan, peternakan, sawah, dan lahan pertanian lainnya dapat dikombinasikan dengan usaha perikanan sehingga merupakan suatu peluang bagi peningkatan produksi perikanan. Dengan demikian tentunya No Jenis Usaha 2010 2011 RTP (orang) Areal (ha) Produksi (ton) RTP (orang) Areal (ha) Produksi (ton) A.Budidaya Perikanan Air Tawar

1 Kolam Air Tenang

315 6.29 49.18 140 7.46 140.06

2 Kolam Air Deras 0 0 0 0 0 0

3 Perikanan Sawah

0 0 0 0 0 0

4 Jaring Apung 0 0 0 0 0 0

5 Karamba 0 0 0 0 0 0

B. Perikanan Tangkap Air Tawar

1 Perairan Umum 0 14 7.40 1.30

JUMLAH A+B

(Ikan Konsumsi) 315 6.29 49.18 154 14.86 141.36

C. Ikan Hias 2 0.008 58.45 4 0.018 68.09

diharapkan berdampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat yang secara umum masih sangat tergantung kepada sektor pertanian dan pertambangan serta pengolahan emas. Usaha seperti mina padi dan mina silva juga dapat menjadi alternatif kecukupan protein hewani yang murah dan sehat bagi masyarakat Nanggung.

Permintaan ikan yang cukup tinggi terutama untuk kolam pemancingan dan konsumsi masyarakat pada hari-hari besar keagamaan seperti maulid, puasa, dan lebaran, menunjukkan bahwa potensi pasar cukup baik. Sebagai contoh, sebuah kolam pemancingan saja setiap bulannya mendatangkan ikan mas rerata 3 ton dari Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan hanya untuk kebutuhan usaha pemancingan saja.

Usaha perikanan sejauh ini belum menjadi usaha utama bagi masyarakat Nanggung, melainkan masih lebih kepada usaha sampingan dan rekreasi. Sebagian besar skala usaha maupun prosesnya masih bersifat tradisional, dengan sebagian besar kolam ikan terletak di sekitar rumah dan sekaligus berfungsi sebagai penampungan limbah rumah tangga. Walaupun di beberapa lokasi ditemukan kolam ikan yang sudah dibeton dan ditata bagus, namun pemeliharaannya lebih kepada pemenuhan hobi daripada sebagai suatu bisnis. Sehingga teknik dan teknologi budidaya ikan yang baik belum menjadi perhatian pemiliknya.

Selain minimnya pengetahuan dan dukungan teknis serta modal bagi usaha perikanan di Kecamatan Nanggung, faktor pencemaran lingkungan perairan serta debit air dan suhu yang fluktuatif juga menjadi kendala masif. Sungai Cikaniki dan beberapa anak sungai lainnya tidak bisa dibuat keramba, karena dasarnya yang berbatu serta debit airnya besar dan berarus kencang dan keruh pada musim hujan. Sebaliknya pada musim kemarau debit airnya kecil sehingga riskan untuk dibuat keramba.

Kawasan Pongkor dan Kecamatan Nanggung merupakan bagian wilayah hutan lindung dan Taman Nasional Gunung Halimun - Salak, namun debit dan ketersediaan air terutama pada musim kemarau bisa sangat sedikit. Hal ini terjadi sejak semakin maraknya perluasan kawasan pertambangan dan perambahan hutan yang berdekatan dengan sumber air, sehingga menyebabkan ketersediaan

semua lahan dan sumber air di Kecamatan Nanggung ini tercemar dan tidak layak untuk dimanfaatkan. Karena pengolahan emas umumnya berada di sekitar Sungai Cikaniki dan beberapa anak sungainya, maupun di kawasan pemukiman, maka masih cukup luas lahan yang dapat dimanfaatkan terutama di sekitar kawasan hutan. Berdasarkan hal tersebut maka usaha perikanan perlu digalakkan lagi demi pemenuhan kebutuhan gizi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.