• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pengambilan sampel air, sedimen dan ikan dilakukan secara

purposive sampling (secara sengaja) atau judgement sampling. Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Juni 2012. Penelitian ini dilakukan di tiga kolam ikan masyarakat (A, B, C) di tiga desa yang berbeda. Lokasi dan karakteristik kolam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Lokasi dan karakteristik kolam sampel

Kolam

Lokasi (Desa dan Sumber

Air)

Keterangan

A Malasari; sumber air kolam dari air anak sungai Cisangku

Area atas Kawasan Pongkor; tidak dilintasi sungai Cikaniki; air langsung dari Gunung Halimun; tidak terlalu banyak gelundungan; kolam budidaya semi intensif.

B Cisarua; sumber air dari saluran air dan hujan

± 14 km di bawah Desa Malasari; banyak terdapat gelundungan yang berdekatan; dilintasi Sungai Cikaniki dan anak Sungai Cisarua; kolam budidaya tradisional.

C Kalong Liud; sumber air dari Sungai Cikaniki

± 16 km di bawah Desa Cisarua; jauh dari gelundungan; aliran air melalui sawah; kolam pemancingan dan budidaya komersial semi intensif.

Pengujian secara laboratoris, parameter fisika kimia dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Preparasi serta uji kandungan merkuri dan selenium menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA) dilakukan di Laboratorium Kimia Terpadu, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB; Laboratorium Pengujian, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB; dan Laboratorium Uji Balai Besar Teknologi Pasca Panen, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian. Preparasi dan uji histopatologi dilakukan di Laboratorium Histopatologi, Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan yaitu bahan untuk pengamatan in situ, bahan kimia untuk analisis merkuri dan selenium, bahan kimia untuk parameter kimia seperti analisis DO, bahan pengawet organ ikan (buffer normal formalin) dan bahan kimia untuk membuat preparat histologi. Ikan yang diambil adalah ikan mas yang merupakan hasil budidaya di kolam masyarakat.

Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel meliputi peralatan

sampling air dan sedimen, peralatan pancing, alat bedah ikan (dissecting set), peralatan pengukuran parameter in situ seperti water quality checker (WQC) seperti dalam Tabel 5.

Tabel 5 Alat dan bahan pengambilan sampel dan uji parameter

No Parameter Lingkungan Alat dan Bahan Keterangan Fisika

1 Suhu air (0C) Termometer In situ

2 Kedalaman (cm) Tongkat berskala In situ

3 Kecerahan (cm) Secchi disk In situ

4 Luas (cm) Meteran In situ

5 Kecepatan arus Bola,stopwatch In situ

6 TSS Probe, gravimetrik In situ, Lab 7 TDS Probe, gravimetrik In situ, Lab

8 Konduktivitas Probe In situ

9 Sampel air Botol Sampel; HNO3 In situ

10 Sedimen Cangkul; gayung; saringan; HNO3 In situ

Kimia

1 Oksigen Terlarut (DO) Titrasi In situ

2 Kesadahan (ppm) Titrasi In situ

3 Alkalinitas (ppm) Titrasi In situ

4 pH (unit) pH meter In situ

5 Logam Merkuri (Hg) (ppm)

Spektrofotometer serapan atom (SSA) Laboratorium 6 Selenium (Se) (ppm) Spektrofotometer serapan atom (SSA) Laboratorium

Biologi

1 Ikan Pancing; alat bedah; buffer normal formalin 10%; mistar; timbangan elektrik, mikroskop cahaya

In situ dan Laboratorium

3.3 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu secara observasi lapang dan analisis laboratorium. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.

Data primer yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data kondisi kualitas lingkungan (air, sedimen, ikan) kolam ikan sampel pada saat penelitian dilakukan dan data dampak merkuri dan selenium pada ikan di kolam-kolam tersebut dari hasil analisis laboratorium. Data primer mengenai kondisi terkini dari lingkungan sekitar dilakukan melalui wawancara dengan pemilik kolam, perangkat desa sekitar, dan masyarakat sekitar lokasi penelitian.

Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data penunjang dan pelengkap penelitian antara lain data hasil penelitian terdahulu di Kawasan Pongkor Nanggung dan Sungai Cikaniki baik tentang kualitas air dan dampaknya terhadap organisme, peta dan data lokasi penelitian. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi pustaka maupun pencarian ke instansi-instansi terkait (BLH, DKPP, Kecamatan) maupun melalui internet dan media massa.

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Pengambilan dan Persiapan Sampel

Pengambilan sampel air dilakukan mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7016-2004. Pengambilan sampel air langsung menggunakan dengan botol sampel dengan cara komposit yaitu dengan mencampurkan air dari permukaan, bagian tengah, dan bagian dasar perairan sebanyak 500 ml. Sampel untuk merkuri kemudian difiksasi dengan HNO3. Pada saat yang bersamaan juga dilakukan pengukuran suhu, kedalaman, kecerahan, pH air, oksigen terlarut, kesadahan, alkalinitas. Sampel air yang sudah difiksasi lalu disimpan dalam wadah plastik gelap dan dimasukkan ke dalam cool box lalu dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.

Pengambilan sampel sedimen berdasarkan metode AOAC 973.15 16th edisi 1999, juga dilakukan secara komposit yaitu dengan mencampur sedimen dari bagian tengah dan bagian pinggir kolam dengan memakai cangkul dan gayung. Sampel sedimen lalu difiksasi dengan HNO3 dan disimpan dalam wadah plastik hitam dan disimpan dalam cool box lalu dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.

Sampel ikan yang diambil adalah ikan mas dewasa ukuran sedang rata-rata delapan ekor ikan pada masing-masing tiga kolam ikan sampel dengan menggunakan serok dan pancing. Ikan yang tertangkap lalu ditimbang dan diukur panjangnya. Kemudian ikan sampel dibedah untuk diambil organ hati, ginjal, insang, limpa, usus dan dagingnya.

Sampel organ ikan ini dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu organ dan daging ikan untuk pembuatan preparat histologi yang diawetkan dengan buffer normal formalin 10% serta untuk pembuatan preparat pengukuran kadar merkuri dan selenium yang diawetkan dengan pendinginan. Sampel daging ikan diambil di bagian depan (dorsolateral).

Preparasi sampel untuk uji kadar logam Se dan Hg dilakukan dengan metoda basah sesuai dengan APHA edisi 21th 3111 B. Sampel yang sudah bersih dikering-udarakan pada suhu ruang, lalu digerus dan dihomogenkan, untuk kemudian disimpan dalam botol gelas atau polietilen yang tertutup. Sampel uji sebanyak 3 gr dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 25 ml air suling lalu diaduk dengan menggunakan batang pengaduk. Kemudian ditambahkan 5 - 10 ml asam nitrat (HNO3) pekat dan diaduk hingga bercampur rata, untuk selanjutnya dimasukkan 3-5 butir batu didih dan ditutup dengan kaca arloji. Erlenmeyer tersebut diletakkan di atas penangas listrik dengan suhu 1050 C sampai 1200 C, sampai volume sampel uji tinggal sekitar 10 ml, lalu didinginkan.

Setelah itu ditambahkan 5 ml asam nitrat (HNO3) pekat dan 1 ml – 5 ml asam perklorat (HClO4) pekat tetes demi tetes melalui dinding kaca erlenmeyer. Sampel selanjutnya dipanaskan lagi sekitar 30 menit pada penangas listrik sampai timbul asap putih dan larutan sampel uji menjadi jernih. Lalu setelah didinginkan, sampel disaring dengan kertas saring kuantitatif dengan pori berukuran 8,0 µm. Filtrat sampel uji dimasukkan pada labu ukur 100 ml dan diberi air suling untuk kemudian siap diukur ke dalam Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).

3.5 Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium dilakukan untuk parameter fisika kimia yaitu pengukuran TSS dan lainnya dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) yang

terkait. Analisis kandungan logam merkuri dan selenium dalam sampel air, sedimen, dan organ maupun daging ikan dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) di Laboratorium Pengujian, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Cara kerja SSA dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Cara kerja spektrofotometer serapan atom (SSA).

Analisis histopatologi ikan (organ dan daging) dilakukan dengan melakukan prosedur persiapan dan analisis histopatologi di Laboratorium Histopatologi, Bagian Patologi, Dep. Klinik, Reproduksi dan Patologi, FKH IPB. Proses pembuatan preparat histologinya seperti pada Gambar 3. Kemudian preparat histopatologi tersebut diamati perubahan mikroanatominya menggunakan mikroskop cahaya dan dipotret.

Gambar 3 Proses pembuatan preparat histologi.

Pemotongan embedding infiltrasi clearing

dehidrasi

fiksasi grossing

Penempelan dan Pelabelan Pewarnaan

deparafinasi pembedahan ikan

3.6 Analisis Data

Penentuan variasi parameter fisika-kimia perairan menggunakan pendekatan metode analisis deskriptif yang bertujuan untuk menampilkan data dalam bentuk tabel, grafik, dan informasi. Hasil analisis logam berat dalam air pada lokasi pengamatan dibandingkan dengan kriteria nilai ambang batas peruntukan air dan baku mutu yang direkomendasikan oleh PP Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan standar US-EPA tahun 2001. Kadar logam merkuri di sedimen dibandingkan dengan Canadian Environmental Quality Guidelines dari Canadian Council of Ministers of the Environment (2002), sedangkan kadar selenium dibandingkan dengan nilai ambang batas dari Lemly (2002). Lalu data hasil analisis dihubungkan dengan melihat tingkat kerusakan mikroanatomi organ ikan.

Tingkat faktor bio konsentrasi (FBK) dilihat menggunakan rumus dari Soemirat (2003) :

FBK1 =