Konservasi terhadap merak hijau jawa baik di taman nasional Baluran maupun Alas Purwo, diperlukan perencanaan yang matang. Upaya konservasi merak hijau jawa tersebut harus didasarkan pada permasalahan yang di hadapi pada masing-masing lokasi. Upaya pelestarian merak hijau jawa tidak hanya didasarkan pada unsur teknis lapangan, juga pada kepedulian masyarakat sekitar taman nasional terhadap keberlanjutan kehidupan merak hijau jawa di lokasi tersebut.
Prioritas konservasi merak hijau jawa di TNB adalah menghentikan perburuanliar terhadap merak hijau jawa dan perbaikan habitat. Tingkat gangguan oleh kegiatan perburuanliar sudah sangat mengkhawatirkan terhadap kelestarian merak hijau jawa di TNB. Target pengelolaan terhadap populasi merak hijau jawa di TNB harus mampu menghentikan perburuan liar tersebut. Perbaikan habitat merak hijau jawa di TNB yang menjadi prioritas adalah pemberantasan Acacia nilotica di savana harus tetap dilakukan. Penanaman pohon-pohon peneduh setelah savana yang telah dibersihkan, dengan jenis lokal seperti pilang, kesambi, mimbo, asem dan randu alas dengan jarak tanam 200-300 m. Pengelolaan terhadap ketersediaan air minum untuk merak hijau jawa harus ditingkatkan terutama pada musim kemarau dengan mendistribusikan di setiap savana yang ada di TNB dengan membuat bak-bak minum yang terkontrol. Mendidik, menyadartahukan serta menyuluhkan pentingnya pelestarian merak hijau jawa pada masyarakat sekitar TNB harus dilakukan secara kontinyu. Targetnya adalah masyarakat sadar dan peduli akan kelestarian merak hijau jawa di TNB. Adapun target ukuran populasi merak hijau jawa di TNB yang harus dipertahankan dan dikelola berkisar antara 250 – 300 ekor.
Prioritas konservasi merak hijau jawa di TNAP adalah meningkatkan kemampuan habitat dalam mendukung kehidupan merak hijau jawa di taman nasional ini. Merak hijau jawa di TNAP banyak berkembang di luar areal taman nasional yaitu di hutan jati tumpang sari. Pembuatan habitat ideal merak hijau jawa yang baru di dalam kawasan taman nasional Alas Purwo segera dilakukan. Contoh habitat ideal yang telah ada dan mampu mendukung kehidupan merak hijau jawa di TNAP adalah padang rumput Sadengan. Namun demikian apabila akan dibangunkan habitat ideal, ukuran habkitat ideal tersebut tidak sebesar padang rumput Sadengan (sekitar 80 ha), cukup antara 20 – 40 ha setiap padang rumputnya. Target padang rumput yang perlu dikembangkan di TNAP adalah 9 – 10 buah yang tersebar di dalam TNAP. Meskipun sampai saat ini belum menonjol perburuanliar terhadap merak hijau di TNAP, namun demikian mendidik, menyadartahukan dan mempedulikan terhadap kelestarian merak hijau jawa harus tetap dilakukan terhadap masyarakat sekitar TNAP. Target dari mendidik masyarakat sekitar taman nasional adalah masyarakat tersebut peduli terhadap kelestarian merak hijau jawa di lingkungannya. Adapun target ukuran populasi merak hijau jawa yang perlu dipertahankan dan dikelola di TNAP sekitar 300 – 400 ekor.
DAFTAR PUSTAKA
Hernawan, E. 2003. Studi Populasi dan Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus 1766), Di Hutan Ciawitali BKPH Buah Dua dan BKPH Songgom KPH Sumedang. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Hernowo, J. B. 1995. Ecology and Behaviour of the Green Peafowl (Pavo muticus
Linnaeus 1766) In the Baluran National Park. East Java, Indonesia. Master Thesis Faculty of Forestry Science, Goerg August University Gottingen. Germany. Maryanti, 2007. Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus 1766) Di Taman
Nasional Baluran dan Alas Purwo, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Mulyana. 1988. Studi Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus 1766) di Resort Bekol, Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Pattaratuma, A. 1977. An ecological study on the green peafowl in the game reserve of Baluran, Banyuwangi, East Java- Indonesia. BIOTROP SEAMEO Regional Centre for Tropical Biology. Bogor
Ponsena P. 1988. Biological characteristics and breeding behaviours of green peafowl (Pavo muticus Linnaeus in Huai Kha Khaeng Wildlife Sanctuary. Thai J. For. 7 : 303 – 313 (1988).
Ramadhan G, F. 2009. Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) Di Taman Nasinal Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan
Rini, I.S. 2005. Studi Ekologi Pakan dan Perilaku Makan Merak Hijau (Pavo muticus
Linnaeus 1766) Di Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumber daya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Risnawati, R. 2008. Analisis Population dan Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) Di Taman Nasinal Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Sativaningsih, D 2005. Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) Di Taman Nasinal Alas Purwo Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Septania. K A. 2009. Potensi Jenis Tumbuhan Sebagai Pakan Merak Hijau Jawa (Pavo muticus muticus Linnaeus 1766) di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Thesis Master. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor. (Tidak Diterbitkan)
Sumbara, B. 2006. The Green Peafowl (Pavo muticus Linnaeus, 1766) Ecological Study at Cikuray Pinus Forest of BKPH Bayongbong, KPH Garut. West Java. Honours Thesis. Department Forest Resources Conservation and Ecotourism, Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University. Bogor (In Indonesian).
Supratman, A.1998. Kajian Pola Penyebaran dan Kharakteristik Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus 1766) Pada Musim Tidak Berbiak Di Resort Rowobendo Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.
van Balen, B. Prawiradilaga, D.M. Indrawan, M. Marakarmah, A. Dirgayusa, I.W.A. and Isa, M.A. 1991. Notes on the Distribution and Status of Green Peafowl on Java. World Pheasant Association – Worldwide Fund for Nature, Indonesia Programme. Bogor.
Wasono, W. T. 2005. Populasi dan Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus 1766) Di Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan
Winarto, R. 1993. Beberapa Aspek Ekologi Merak Hijau ( Pavo muticus Linnaeus 1766) Pada Musim Berbiak Di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan Yuniar, A. 2007. Studi Population dan Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766)
Di Taman Nasinal Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan
8.1 Simpulan
1. Kelimpahan populasi merak hijau jawa tertinggi pada tipe habitat savanna di TNB, sedangkan di TNAP lebih terkonsentrasi di padang rumput Sadengan dan areal tumpangsari hutan tanaman jati Gunting. Komposisi nisbah kelamin merak hijau jantan dewasa dengan betina dewasa di TNB maupun di TNAP 1 jantan : 4 betina, kondisi tersebut mengindikasikan bahwa merak hijau jawa di TNB maupun TNAP hidup dalam sistem perkawinan polygyny. Struktur umur populasi merak hijau jawa di TNB maupun di TNAP membentuk seperti piramida terbalik dengan jumlah merak dewasa dominan sekitar 67.70 %. Perkembangan populasi merak hijau jawa di taman nasional Baluran dari tahun 1995-2006 adalah menurun (negatif), tetapi pada tahun 2007 terjadi kenaikan (positif). Perkembangan populasi merak hijau jawa di TNAP dari tahun 1998-2006 naik (positif fantastik), pada tahun 2007 terjadi penurunan (negatif). Kesehatan populasi merak hijau jawa baik di TNB maupun TNAP secara umum relatif cukup baik, indikator parameter demografi populasi menunjukan kondisi baik (natalitas, pertumbuhan dan survival cukup baik). Sebaran lokal merak hijau jawa di TNB maupun di TNAP adalah acak berkelompok, terkait dengan ketersediaan sumberdaya pakan pada areal terbuka pada setiap tipe habitat serta pergerakan populasi. Srategi merak hijau jawa dalam menghapi berbagai tekanan terhadap populasi yaitu ukuran populasi relatif kecil pada setiap tipe habitat berkaitan dengan ketersedian sumberdaya yang dibutuhkan oleh merak hijau jawa terutama pakan.
2. Kharakteristik habitat merak hijau jawa adalah areal terbuka yang dikelilingi oleh hutan di taman nasional Bluran dan Alas Purwo. Merak hijau jawa menyukai habitat terbuka sebagai tempat mencari pakan. Merak hijau sebagai burung omnivora yang banyak gerak di permukaan tanah, namun demikian dengan jumlah banyak mengkonsumsi pakan berupa daun, bunga, biji rumput dan sesemakan. Merak hijau jawa memilih pohon yang rindang ataupun tempat yang teduh untuk berteduh dan istirahat bila hari telah panas. Burung ini memilih pohon tertentu yaitu pohon yang tinggi atau yang mencuat untuk tidur dan tidak jauh dari pohon tidur tersebut terdapat tempat terbuka. Tempat bersarang merak hijau jawa adalah tempat terbuka yang ditumbuhi oleh semak. Merak Hijau jawa menyukai
habitat savana, padang rumput yang dikelilingi hutan serta areal tumpangsari hutan tanaman jati. Habitat ideal bagi merak hijaju jawa adalah areal terbuka yang tidak begitu luas berisi rumput dan semak dikelilingi hutan dan dekat dengan sumber air minum yang kontinyu, terdapat tempat berteduh, berlindung, mandi debu, bersarang dalam satu kesatuan habitat. Strategi ekologi merak hijau jawa dalam mengahadapi beragai tekanan terhadap habitat adalah memilih habitat sederhana terbuka yang dikelilingi hutan, memakan makanan sebagian besar dari daun, bunga, biji, buah rumput dan semak, bersarang di tanah bersemak, tidur pada pohon dekat pada areal terbuka. Merak hijau jawa dari penggunaann habitat dapat digolongkan sebagai jenis satwaliar menyukai habitat tepi (edge species).
3. Aktivitas ekologi perilaku merak hijau jawa dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Perilaku merak hijau jawa di TNAP dan TNB masih alami. Tipe habitat berpengaruh nyata terhadap frekuensi dan lamanya aktivitas, strategi dan mekanisme perilaku merak hijau jawa, tetapi tidak berpengaruh terhadap pola aktivitas perilaku. Pola aktivitas makan dengan mematuk pakan, menelan, berhenti sejenak dengan menegakkan leher, mengawasi sekelilingnya, mematuk lagi dan berjalan pelan. Aktivitas minum merak hijau jawa dilakukan dengan memasukan paruhnya ke air, menyedot dan menelan, kemudian mengangkat kepala juga sambil menelan air dan mengawasi sekelilingnya. Aktivitas berteduh dan istirahat dilakukan oleh merak hijau jawa berjalan menuju tempat teduh, dibawah pohon rindang atau naik ke pohon tersebut. Apabila di bawah pohon rindang berteduh sambil diam istirahat dan menyelisik bahkan ada yang mendekam. Aktivitas menyelsik dilakukan pada saat istirahat dan waktu berjemur. Menyelisik dengan paruh kesuruh tubuh yang bisa dijangkau. Aktivitas tidur dimulai dari pencarian pohon tidur pada sore hari, kemudian terbang ke pohon tidur, memilih cabang atau ranting yang nyaman untuk tidur, berbunyi (last call), mendekam dan tidur. Mandi debu dilakukan pada pagi atau sore hari di tempat yang berdebu dengan mendekamkan badanya, berbaring- baring dengan debu, mencakar debu ditaburkan ke tubuhnya. Aktivitas menari dilakukan oleh merak hijau jawa jantan dewasa ditempat relatif bersih dan terbuka, dengan membuka bulu hiasnya berbetuk kipas yang besar, bergeser, membalik atau memutar badanya di dekat betina merak hijau jawa, kadang bulu hiasnya digetarkan. Aktivitas kawin umumnya didahului dengan tarian merak hijau jawa jantan, kemudian betina
mendekam dan jantan naik ke punggung betina kemudian kawin. Makan sambil berjalan, memilih tempat berteduh yang rindang dekat tempat makan, memilih pohon yang tinggi dekat tempat terbuka, memilih tempat terbuka sebagai arena tari, tempat terbuka yang ditumbuhi semak sebagai pilihan untuk tempat bersarang merupakan strategi ekologi perilaku merak hijau jawa dalam beradaptasi yang berkaitan dengan efisien dan efektif dalam memanfaatkan sumberdaya di berbagai tipe habitat.
Merak hijau jawa hidup berkelompok dengan ukuran kecil (2-4 individu). Ditemukan 5 tipe kelompok merak hijau jawa. Pemimpin kelompok merak hijau jawa adalah merak hijau jawa betina. Merak hijau jawa memilih sistem perkawinan polygyny tetapi tidak dengan harem
8.2 Saran
Saran berdasarkan hasil penelitian ini dikelompokan menjadi dua bagian yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dengan penelitian dan kegiatan pengelolaan terhadap populasi dan habitat merak hijau jawa di TNB dan TNAP
Kegiatan penelitian yang perlu dilakukan melalui topik-topik sebagai berikut:
1. Daya dukung (carrying capacity) habitat merak hijau jawa di TNB dan TNAP 2. Wilayah jelajah (home range) dan teritori merak hijau jawa di TNB dan TNAP 3. Study kelayakan untuk penetuan habitat baru yang ideal bagi merak hijau jawa di
hutan hujan tropis dataran rendah TNAP
4. Pengaruh pembabatan semak dan pembakaran tumbuhan bawah di padang
rumput Sadengan TNAP terhadap kehidupan merak hijau jawa
5. Pengaruh pembersihan Acacia nilotica di savanna Bekol bagi kehidupan merak hijau jawa di TNB
6. Pengaruh pencegahan perburuanliar merak hijau jawa di TNB terhadap
perkembangan kehidupan merak hijau jawa di taman nasional tersebut
Kegiatan pengelolaan yang diperlukan untuk upaya pelestarian merak hijau jawa sebagai berikut :
1. Pembuatan habitat baru ideal bagi kehidupan merak hijau jawa di tipe habitat hutan hujan tropis dataran rendah TNAP
2. Menjamin perkembangan populasi merak hijau jawa terus meningkat di TNB maupun TNAP
3. Menanami pohon peneduh di tipe habitat savanna yang telah dibersihkan dari invasi Acacia nilotica di TNB
4. Membatasi aktivitas masyarakat yang mennggunakan jalan Batangan Bekol TNB antara jam 05.30 – 07.00 pagi pada musim kawin merak hijau jawa
5. Menghentikan kegiatan perburuan liar terhadap merak hijau jawa
Alcock, J. 1989. Animal Behaviour : An Introduction Evolutionary Approach 4th Edition.
Sinauer Associates, Inc. Publisher. Sunderland, Massachusetts.
BirdLife International. 2007. Species factsheet : Pavo muticus.
September 2010).
Brickle, N. W. 2002. Habitat use, predicted distribution and conservation of green peafowl (Pavo muticus) in Dak Lak Province, Vietnam. Biological Conservation Journal 105 : 189-197.
[BTNAP] Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2007. Taman Nasional Alas Purwo
[BTNAP] Balai Taman Nasional Baluran. 2007. Taman Nasional Baluran
Carthy, J.D. 1979. The Study of Behaviour. Revision by Phillip E. Howse. Edward Arnold Limited. London.
Collar, N.J. and Andrew, P. 1998. Birds To Watch. ICBP tech. Publication 8. Cambridge. U K.
Dakin, R. 2008. The role of the visual train ornament in the courtship of peacock, Pavo cristatus. Thesis Master. Department of Biology Queen's University. Kingstons. Ontario. Canada.
Delacour, J. 1977. The Pheasant of the World (2 nd Edition) Spurr Publication. Saiga Publising Co Ltd Surr GU 26 GTD. England.
Del Hoyo, J. Elliot A, & Sargatal J. 1994. Handbook of the Birds of the World. Volume 2. New World Vulture To Guineafowl. Birdlife International Lynx Editions. Barcelona, Departemen kehutanan, 2008. Buku Informasi 50 Taman Nasional di Indonesia. Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Departemen Kehutanan. PT Insan Graphika. Bogor.
Drickamer, L.C. Vessey, S.H. & Jakob, E.M. 2002. Animal Behaviour : Mechanisms, Ecology, Evolution. 5th Edition. McGraw Hill. Boston.
Dumkeaw, J. Mekvichai W and Parriyanonth P, 2008. Seasonal Distribution of Green Peafowl (Pavo muticus Linnaeus 1766) In Pa Miang Sub District, Doi Saket District, Chiang Mai Province. Paper presented at 35 th Congress On Science and Technology of Thailand.
Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
Gadagkar, R. 2003. Is the peacock merely beautiful or also honest?. Current Science. Vo. 85. No 7. October 2003.
Gerrit, H. H. 1978. Pheasant including their care in aviary. Blandford Press Poole . London.
Gilpin M. E and Hanski, I. 1991. Metapopulation dynamics : empirical and theoretical investigations. Biological Journal of the Linnean Society 42 : 73 – 78.
Hernawan, E. 2003. Studi Populasi dan Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus 1766), Di Hutan Ciawitali BKPH Buah Dua dan BKPH Songgom KPH Sumedang. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Hernowo, J. B. 1995. Ecology and Behaviour of the Green Peafowl (Pavo muticus
Linnaeus 1766) In the Baluran National Park. East Java, Indonesia. Master Thesis Faculty of Forestry Science, Goerg August University Gottingen. Germany. ---. 1997. Population Study of Javan Green Peafowl (Pavo muticus muticus
Linnaeus 1758) With Three Different Methods In Baluran National Park, East Java Indonesia. Media Konservasi Vol. V, No 2, P : 61- 66.
---.--1999. Habitat and Local Distribution of Javan Green Peafowl (Pavo muticus muticus Linnaeus 1758) In Baluran National Park, East Java. Media Konservasi Vol. VI, No 1, P : 15 – 22.
Hernowo, J.B and Hernawan, E. 2003. Population and Habitat Study of Javan Green Peafowl (Pavo muticus muticus Linnaeus 1758) at Ciawitali Teak forest Plantation of BKPH Buahdua and BKPH Songgom, KPH Sumedang. Media Konservasi Vol. VIII, No. 3, P : 117 – 126.
Hernowo, J.B and Wasono, W. T. 2006. Population and Habitat of Javan Green Peafowl (Pavo muticus muticus Linnaeus 1758) at Alas Purwo National Park. Media Konservasi Vol. XI, No. 3, P : 83 – 88.
Hoogerwerf, A. 1970. Ujung Kulon the Land of the Last Javan Rhinoceros. E.J. Brill Leiden. Netherland.
Indrawan M. 1995. Behaviour and Abundance of Green Peafowl in Baluran National Park, East Java. (Master Thesis) United Kingdom Zoology Department, University of Aberdeen.
Kokko, H, W. Sutherlandt, J. Lindstrom, J. Reynodst J. D. & Mackenzie, A. 1998. Individual mating success, lek stability, and neglected limitationof statistical power. Animal Behaviour. 1998. 56. 755-762.
Krebs, C.J. 1978. Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and Abundance Second Edition. Harper & Row Publisher. New York.
Krebs, J.R. & Davies.N.B. 1987. An Introduction to Behavioural Ecology. 2nd
Kuroda, N. 1936. Birsds of Island of Java. Vol 2. Non – Passeres. Published By The Author. Tokyo.
Edition. Blackwell Scientific Publications. Oxford London.
Liu, Y. Han, L. Xie, Y. Wen, Y. and Ziang, R. 2007. The status and habitat use of green peafowl Pavo muticus in Shuangbai Konglonghe Nature Reserve, China. © 2009 World Pheasant Association International Journal of Galliformess Conservation, 1, 32 – 35.
Liu, Z. Zhou, W. Zhang, R. Xie, Y. Huang, Q and Wen, Y.2008. Foraging site selection of green peafowl (Pavo muticus imperator) in different seasons in Shiyangjiang valley of upper Yuanjiang drainage, Yunan. http://www.biodiversitry- science.net/qikan/epaper/zhaiyao.asp?bsid=1080 2008 16 (6) : 539 -546 ISSN : 1005-0094 CN :11-3247/Q.
Loyau, A. Jalme M. S. and Sorci, G. 2007. Non-defendable reasources affect peafowl lek organization : A male removel experiment. Behavioural Processes. 74 64-70. Loyau, A. Petrie, M. Jalme M. S. and Sorci. G. 2008. Do peahens not prefer peacocks with
more elaborate trains. Animal Behaviour, 76, e5-e9.
Loyau, A, Jalme, M. S. Mauget, R. and Sorci, G. 2007. Male sexual attractiveness affects the investment of maternal resources into the eggs in peafowl, Pavo cristatus. Behav Ecol Sociobiol. 61 1043 -1052.
Loyau, A. Gomez, D. Moureau, B. Thery, M. Hart. N. S. Jalme, M. S, Bennett A. T.D. and Sorci, G. 2007. Iridescent structurally based coloration of eyespots correlates with mating success in the peacock. Behavioral Ecology Advance Acces . Doc 1093/bebeco/arm88.
Ludwig, J. A and Reynolds J. F. 1988. Statistical Ecology A Primer on Methods and Computing. John Wiley & Sons. Canada.
Mackinnon, J. 1988. A Field Guide to the Birds of Java and Bali. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
Manuputy, D. N 1956. Burung Merak (Pavo muticus) di Hutan Jati. Penggemar Alam 36. 59-63.
Martin v B. and Suphawan. V. 2005. Habitat study of release site of green peafowl in Mae Wong national Park. Paper. 31st Congress on Science and Technology at
Suranare University of Technology 18 – 20 October 2005.
Maryanti, 2007. Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus 1766) Di Taman Nasional Baluran dan Alas Purwo, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Mueller–Dumbois, D and Ellenberg H. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. John Wiley & Sons. New York USA.
Mulyana. 1988. Studi Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus 1766) di Resort Bekol, Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Palita, Y. 2002. Kajian Penyebaran Lokal, Habitat dan Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus muticus Linnaeus 1758) Di Taman Nasional Meru Betiri. Jawa Timur. Skripsi Program Diploma IV Kehutanan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Partomihardja, T. 1989. Check-list of plant species in the Baluran national park, East Java. Paper Unpublished.
Pattaratuma, A. 1977. An ecological study on the green peafowl in the game reserve of Baluran, Banyuwangi, East Java- Indonesia. BIOTROP SEAMEO Regional Centre for Tropical Biology. Bogor.
Perrins, C.M. & T.R. Birkhead. 1983. Avian Ecology. Chapman & Hall. New York.
Perrins, M and Middleton A.LA. 1985. The Encyclopedia of Bird. Eaet on File Publications, New York.
Petrie, M. Halliday, T & Sanders, C. 1991. Peahens prefer peacock with elaborate trains. Animal Behaviour. 41, 323 – 331.
Pinthong T. and Meckvichai, W 2008. Influence of predator abundance and human activities on green peafowl (Pavo muticus) abundance in Huai Kha Khaeng Wildlife Sanctuary. Paper presented at 35 th Congress On Science and Technology of Thailand.
Ramadhan G, F. 2009. Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) Di Taman Nasinal Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan
Rencher, A. C. 2002. Methods of Multivariate Analysis. John Wiley & Sons. Canada. Rini, I.S. 2005. Studi Ekologi Pakan dan Perilaku Makan Merak Hijau (Pavo muticus
Linnaeus 1766) Di Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumber daya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Risnawati, R. 2008. Analisis Populasi dan Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) Di Taman Nasinal Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Sativaningsih, D 2005. Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) Di Taman Nasinal Alas Purwo Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Septania. K A. 2009. Potensi Jenis Tumbuhan Sebagai Pakan Merak Hijau Jawa (Pavo muticus muticus Linnaeus 1766) di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Thesis Master. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1985. Analisis Vegetasi. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Subramanian K. S and M. C. John 2001. Roosting and Nesting Habits Of Free Ranging