• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR SOSIAL

C. kontekS Struktur SoSiAl

Status yang diberikan seseorang secara otomatis melalui kelahiran. Contohnya, gelar ningrat.

Achieved status

Status yang didapat seseorang melalui usaha sendiri. Latar belakang status ini adalah bersekolah, mempelajari keterampilan, berteman, dan menciptakan sesuatu yang baru. Contohnya, sarjana.

Assigned status

Status yang diberikan seseorang karena telah berjasa melakukan sesuatu untuk masyarakat. Contohnya, pahlawan.

2. Peran sosial (role)

Merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial tertentu. Di dalam struktur sosial, peran sosial sangat penting untuk menjadi stabilisator. Seperti pandangan fungsionalisme, peran sosial mampu menstabilkan tindakan-tindakan dalam masyarakat. Namun, peran sosial bisa menjadi tidak berfungsi karena adanya pembatasan interaksi individu.

3. Kelompok sosial

Merupakan sejumlah orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai, dan harapan yang sama serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi. Kelompok sosial juga sangat vital dalam struktur sosial karena sebagian besar interaksi sosial di masyarakat, berlangsung dalam kelompok.

4. Institusi (Lembaga Sosial)

Merupakan pola terintegrasi dari kepercayaan dan perilaku yang dipusatkan pada kebutuhan dasar sosial. Melalui institusi ini, struktur sosial dalam masyarakat akan terlihat dan juga akan menjadi aspek yang fundamental.

C. kontekS Struktur SoSiAl

Menurut Nasikun, konteks struktur sosial di Indonesia, yaitu horisontal (diferensiasi sosial dan vertikal (stratifikasi sosial).

a. Diferensiasi Sosial

Pembedaan anggota masyarakat dalam golongan-golongan secara horizontal tidak memandang perbedaan lapisan.

3

Diferensiasi sosial memiliki ciri-ciri:

1. Fisik

Ditandai dengan perbedaan ciri-ciri tertentu, seperti warna kulit, bentuk mata, rambut, muka , dan jenis kelamin.

2. Sosial

Ditandai dengan adanya perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan perilaku masyarakat, seperti perilaku seorang karyawan berbeda dengan seorang dokter.

3. Budaya

Ditandai dengan pandangan hidup suatu masyarakat, seperti religi, kepercayaan, sistem kekeluargaan, dan nilai-nilai yang dianut. Bentuk diferensiasi meliputi perbedaan ras, agama, jenis kelamin, klan, suku bangsa, asal daerah, dan profesi.

Bentuk diferensiasi sosial berupa ras, suku bangsa, agama, dan gender.

1. Ras

Menurut Koentjaraningrat, ras adalah suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh yang tertentu dengan suatu frekuensi yang besar.

Klasifikasi ras di dunia (Al Kroeber), yaitu : Australoid

Penduduk asli Australia (Aborigin).

Mongoloid

 Asiatik Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur).

 Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Taiwan).

 American Mongoloid (Penduduk asli Amerika).

Kaukasoid

 Nordic (Eropa Utara, sekitar Laut Baltik).

 Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur).

 Mediteranian (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran).

 Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka).

Negroid

 African Negroid (Benua Afrika).

 Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan orang Semang, Filipina).

 Melanesian (Irian, Melanesia).

Ras-ras Khusus

 Bushman (Gurun Kalahari di Afrika Selatan).

 Veddoid (Pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan).

 Polynesian (Kepulauan Mikronesia dan Polynesia).

 Ainu (Pulau Karafuto dan Hokaido Jepang).

4

Nenek moyang bangsa Indonesia merupakan campuran penduduk asli dengan

bangsa pendatang, terdiri dari:

 Austronesia yang menetap di Indonesia di kepulauan bagian barat.

 Bangsa Papua Melanesoid yang menetap di kepulauan bagian timur.

 Bangsa Wedoid yang berasal dari Sri Lanka.

2. Suku bangsa

Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

Adapun ciri-ciri suku bangsa, yaitu:

Secara tertutup berkembang biak dalam kelompoknya.

Memiliki nilai-nilai dasar yang terwujud dan tercermin dalam kebudayaan.

Mewujudkan arena komunikasi dan interaksi.

Mempunyai anggota yang mengenali dirinya serta dikenal oleh orang lain sebagai

bagian dari satu kategori yang dibedakan dengan yang lain.

3. Agama

Menurut Emile Durkheim, agama adalah suatu sistem kepercayaan beserta praktiknya berkenaan dengan hal sakral yang menyatukan pengikutnya dalam suatu komunitas moral. Agama berisi tentang:

Sesuatu yang dianggap sakral melebihi kehidupan duniawi dan menimbulkan

rasa kekaguman dan penghormatan.

Sekumpulan kepercayaan tentang hal yang dianggap sakral.

Penegasan kepercayaan dengan melaksanakan ritual yaitu aktivitas keagamaan.

4. Gender

Pembedaan gender adalah cara berperilaku bagi pria dan wanita yang sudah ditentukan oleh kebudayaan yang kemudian menjadi bagian dari kepribadiannya.

b. Stratifikasi Sosial

Merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarki). Dasar atau kriteria yang dipakai dalam menentukan lapisan sosial, yaitu:

1. Ukuran kekayaan/materi

2. Ukuran kekuasaan dan wewenang 3. Ukuran kehormatan/kewibawaan 4. Ukuran ilmu pengetahuan

5

Stratifikasi sosial bersifat:

1. Sistem pelapisan sosial tertutup

Sistem pelapisan sosial yang membatasi kemungkinan berpindahnya seseorang dari satu lapisan satu ke lapisan yang lain. Satu-satunya jalan untuk pindah lapisan adalah melalui kelahiran. Contoh: masyarakat kasta , sistem rasial maupun masyarakat feodal.

2. Sistem pelapisan sosial terbuka

Sistem pelapisan sosial yang memberi kesempatan pada setiap anggota untuk berpindah dari satu lapisan satu ke lapisan yang lain. Ini berfungsi sebagai perangsang masyarakat dalam melakukan pembangunan. Contoh: terdapat pada masyarakat industri, masyarakat pertanian yang telah mengalami gelombang modernisasi.

3. Sistem pelapisan sosial campuran

Sistem pelapisan sosial yang membatasi kemungkinan pindah lapisan pada bidang tertentu, tetapi membiarkan untuk pindah lapisan pada bidang yang lain.

Stratifikasi sosial berupa:

1. Stratifikasi atas dasar kasta

Ciri-ciri stratifikasi atas dasar kasta di India, antara lain:

Keanggotaan kasta diperoleh melalui keturunan

Sifat keanggotaannya abadi

Interaksi antar kasta terjadi secara kaku

Perkawinan bersifat indogami/sederajat

Anngota kasta terikat oleh status yang sudah ditetapkan

2. Stratifikasi atas dasar keahlian/profesi

Menurut Astrid Susanto, ada beberapa pelapisan dalam profesi kerja, antara lain:

Elit: konglomerat, pejabat tinggi negara atau orang yang punya posisi

Semiprofesional: tenaga menengah yang menguasai pekerjaannya. Contoh:

guru, pustakawan dan paramedis.

Tenaga terampil: tenaga menengah yang punya keterampilan tertentu,

contoh sopir, penjahit, dan tukang kayu.

Tenaga semiterampil: pekerja tanpa menguasai keterampilan tertentu,

contoh pelayan toko/restaurant.

Tenaga tidak terlatih dan tidak terdidik, contoh pembantu rumah tangga.

6

3. Stratifikasi atas dasar kekuasaan/politik

Menurut Mac Iver, ada tiga tipe kekuasaan, yaitu:

Tipe Kasta, terdapat pada masyarakat kasta yang tegas dan kaku.

Tipe Oligarkis, terdapat pada masyarakat feodal yang sudah berkembang

dengan sistem pemerintahan monarkhi parlementer.

Tipe Demokratis, terdapat pada masyarakat yang sudah maju, rasional, dan

terbuka.

4. Stratifikasi atas dasar rasialisme/warna Kulit Di Amerika disebut

segregation.

Di Afrika disebut

apartheid.

Di Australia disebut

white policy (politik putih).

5. Stratifikasi masyarakat Indonesia

Pembagian stratifikasi masyarakat Indoneisa:

Stratifikasi sosial pada masyarakat pertanian

Stratifikasi ini didasarkan pada kepemilikan tanah. Pada masyarakat pertanian, sistem pelapisan sosial didasarkan pada tiga hal, yaitu:

- Struktur hubungan dengan tanah (tata tanah)terdiri dari kuli kenceng/

kuli ngarep; kuli kendo/kuli gandok/kuli setengah kenceng; tumpang, pondok karang, ngindung; dan tumpang tlosor/pondok tlosor (tidak punya rumah, hanya menumpang).

- Struktur hubungan kerja (tata kerja) agraris

Kelas sosial ditentukan oleh kemampuan melakukan pengerahan tenaga kerja secara komunal. Kelas terendah ditempati oleh kaum pekerja/

buruh.

- Struktur hubungan kekuasaan (tata kekuasaan)

Dilihat dari bekerjanya lembaga-lembaga sosial politik di pedesaan yang bersumber dari hubungan masyarakat petani dengan negara atau kerajaan di luar komunitasnya.

Stratifikasi sosial pada masyarakat industri

Pembentukan pelapisan sosial pada masyarakat industri dipengaruhi oleh faktor pemilikan modal, potensi yang dapat meraih kemajuan, kualitas pribadi, dan prestasi. Dalam masyarakat industri, terdapat lapisan sosial berdasarkan:

- Tingkat pendapatan ekonomi - Tingkat pendidikan

- Tingkat prestise/kehormatan sosial yang berkaitan dengan pekerjaan dan mata pencaharian.

Stratifikasi sosial pada masyarakat feodal

Menekankan pada segi kepentingan politik dan kekuasaan yang ditandai dengan penguasaan tanah yang dikuasai oleh kaum bangsawan. Lapisan

7

sosial pada zaman feodal terdiri dari raja dan keluarganya; priyayi dan pemegang lungguh (tanah gaji); petani sikep (petani pemilik tanah untuk kerajaan); dan petani pekerja.

Stratifikasi sosial pada masa kolonial (pelapisan didasarkan pada rasialisme)

 Kelas atas diduduki oleh orang kulit putih (Belanda).

 Kelas menengah atas (Cina dan Arab) dan menengah bawah, yaitu kaum priyayi dan pamong praja.

 Kelas bawah yaitu penduduk pribumi.

Stratifikasi sosial berfungsi:

Distribusi hak-hak istimewa yang objektif.

Membentuk sistem strata/pertanggaan (tingkatan) dalam masyarakat.

Menentukan lambang status/kedudukan.

Proses seleksi untuk melakukan perpindahan kedudukan/status sosial.

Sebagai alat solidaritas dalam kehidupan masyarakat.