• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konteks tuturan: Ahmad Dhani tetap teguh pada pendiriannya untuk menyuruh para peserta mencari lagu-lagu yang spektakuler saat tampil di atas

Dalam dokumen BAB IV ANALISIS DATA (Halaman 40-45)

panggung Indonesian Idol.

Bentuk tuturan

Dhani : “Saya juga setuju sama Mas Anang. Haa? Gak, bener! Saya kenapa ya, semuanya ni, beberapa ini kan spektakuler gitu ya, kenapa lagu-lagunya nggak spektakuler gitu, pilihlah lagu yang spektakuler gitu! Saya masih tetap percaya bahwa lagu itu ada yang spektakuler dan tidak spektakuler. Untuk ajang spektakuler ini plis deh gitu lo! Nggak, plis deh gitu lo! Saya di sini duduk di commit to user

sini nggak cuma dibayar sebagai komentator buat spektakuler ini tapi juga pengen menikmati musik yang bagus ya, dan saya cukup, cukup apa? Rewel untuk liat musik yang bagus itu! Jadi maka dari itu, mudah-mudahan ini spektakuler pertama dan terakhir untuk menyanyikan lagu-lagu yang tidak spektakuler, ya Rio ya? Kalo kamu mau masuk lagi mudah-mudahan, pilihlah lagu yang spektakuler karena itu akan membawamu mudah untuk menjadi spektakuler. Tahu-nya mana? Tahu-nya mana?

Rio : “Iya ada.” Dhani : “Oo ada.”

(20/II ke-7/13April2012) Tindak tutur direktif „menyuruh‟ dalam data 1) dituturkan oleh juri yaitu Ahmad Dhani (penutur) kepada salah satu peserta II ke-7 yaitu Rio (mitra tutur). Pada tuturan-tuturan sebelumnya Ahmad Dhani sudah menyinggung tentang lagu yang spektakuler dan ada yang tidak spektakuler. Tuturan pada data 4) Ahmad Dhani menekankan kembali kepada Rio untuk memilih lagu yang spektakuler.

Tujuan tuturan nomor 1) yaitu Ahmad Dhani menyuruh Rio dan para peserta lain untuk memilih lagu yang spektakuler. Menurut Ahmad Dhani memilih lagu yang spektakuler akan mempengaruhi penampilan peserta saat bernyanyi di panggung. Tuturan „pilihlah lagu yang spektakuler gitu!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur direktif „menyuruh‟ yang dapat ditandai dengan penanda lingual kata kerja, konteks berupa tuturan sebelum dan sesudahnya, serta intonasi yang meninggi untuk kalimat suruh yaitu menggunakan aksen pada kata tertentu. Bentuk tindak tutur direktif „menyuruh‟ dengan penanda lingual berupa kata kerja dan intonasi untuk kalimat suruh yaitu menggunakan aksen pada kata tertentu ditemukan pada data (26/II 7/13April2012), (36/II 7/13April2012), (43/II ke-7/13April2012), (55/MCI ke-2/8Juli2012), (56/MCI ke-2/8Juli2012),

(57/MCI ke-2/8Juli2012), (59/MCI ke-2/8Juli2012), (65/MCI ke-2/8Juli2012), (66/MCI ke-ke-2/8Juli2012), (67/MCI ke-ke-2/8Juli2012), (70/MCI ke-2/8Juli2012), (77/MCI ke-2/8Juli2012),(78/MCI ke-2/8Juli2012), (84/MCI ke-2/8Juli2012), (82/MCI ke-2/8Juli2012), (85/MCI ke-2/8Juli2012), (86/MCI ke-2/8Juli2012), (93/MCI ke-2/8Juli2012), (97/MCI ke-2/8Juli2012), (98/MCI ke-ke-2/8Juli2012), (110/MCI ke-ke-2/8Juli2012), (112/MCI ke-2/8Juli2012), (116/MCI ke-2/8Juli2012), (122/MCI ke-2/8Juli2012), (123/MCI ke-2/8Juli2012), (144/MCIke-2/8Juli2012), (162/IMB3/5Jan2013), (164/IMB3/5Jan2013), (166/IMB3/5Jan2013), (177/IMB3/5Jan2013), (180/IMB3/5Jan2013), (191/IMB3/5Jan2013), (196/IMB3/5Jan2013), (197/IMB3/5Jan2013) dan (200/IMB3/5Jan2013). Bentuk tindak tutur direktif „menyuruh‟ yang lain juga dapat dilihat pada data di bawah ini. 2) Konteks tuturan: Saat chef Juna berkeliling dan melihat hasil pekerjaan Vega, chef Juna menyuruh Vega untuk mengukur kentang ke depan (chef Marinka dan chef Degan).

Bentuk tuturan

Chef Juna : “Saya khawatir ini kependekan kalau saya jadi kamu, saya

bawa ini, saya ukur ke sana nggak usah ngantri. Saya cuma numpang ngukur Chef, gitu. Ke sana! Kalau udah yakin, baru

lanjutin. Kalau nggak, ngapain kamu lanjutin terus akhirnya

salah semua.”

Chef Marinka : “Tinggal empat lagi yang tersisa, jika kalian tidak mau masuk

ke pressure test! So, cepat!”

(74/MCI ke-2/8Juli2012) Tindak tutur direktif „menyuruh‟ dalam data 2) dituturkan oleh juri yaitu

chef Juna (penutur) kepada salah satu peserta MCI ke-2 yaitu Vega (mitra

tutur). Pada waktu itu chef Juna berkeliling ke meja para peserta untuk melihat proses pengerjaan yang sedang dilakukan oleh para peserta.

Chef Juna berhenti di meja Vega dan memberikan beberapa nasihat dan

menyuruh Vega untuk membawa maju kentang yang sudah ia potong. Tuturan nomor 2) bertujuan supaya pekerjaan Vega tidak bekerja sia-sia karena bila kentang yang dibuat itu salah maka harus mengulang dari awal. Dengan demikian chef Juna menyuruh Vega untuk menanyakan kepada juri apakah ukuran kentang Vega sudah sesuai dengan ketentuan dari juri.

Tuturan „Ke sana!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur direktif „menyuruh‟ yang dapat ditandai dengan penanda lingual berupa frasa penunjuk „ke sana‟, konteks, tuturan sebelum dan sesudahnya, serta intonasi kata suruh. Bentuk tindak tutur direktif „menyuruh‟ dengan penanda lingual berupa frasa „ke sana‟, „sini atau ke sini‟ dan intonasi kata suruh ditemukan pada data (151/MCI ke-2/8Juli2012). Bentuk tindak tutur direktif „menyuruh‟ yang lain dapat dilihat pada data di bawah ini.

3) Konteks tuturan: Saat waktu memasak telah usai, chef Degan menyuruh para peserta untuk berhenti bekerja. Para juri segera memanggil peserta satu persatu untuk melakukan penilaian kepada masakan dari masing-masing peserta. Chef master Degan memanggil Kevin untuk maju ke depan dengan membawa hasil pekerjaannya.

Bentuk tuturan

Chef Degan : “Tinggal sepuluh detik! Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh,

enam, lima, empat, tiga, dua, satu. Stop! Ya, saya seneng. Kalian sudah bisa menyelesaikan tantangan presentasi gado-gado. Memang membuat gado-gado menarik tidak gampang.”

Chef Marinka: “Oke! Kami akan memanggil beberapa yang menurut kami

bisa menarik perhatian.”

Chef Degan : “Kevin!”

Kevin : “Juri memanggil nama peserta yang pertama dan itu Juri memanggil nama saya.”

(105/MCI ke-2/8Juli2012) Tindak tutur direktif „menyuruh‟ dalam data 3) dituturkan oleh juri yaitu

tutur). Pada waktu itu para peserta sedang menjalani pressure test dan setelah waktu memasak habis para juri memanggil satu persatu peserta MCI ke-2 yang masuk ke pressure test. Para juri melakukan penilaian pada setiap hidangan yang dimasak oleh para peserta MCI ke-2. Chef Degan menyuruh Kevin untuk maju ke depan dengan membawa hidangan yang sudah dibuatnya.

Tuturan nomor 3) bertujuan menyuruh Kevin maju ke meja juri, supaya para juri bisa mencoba dan memberikan penilaian pada hidangan yang sudah dibuat Kevin. Tuturan „Kevin!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur direktif „menyuruh‟ yang dapat ditandai dengan penanda lingual berupa intonasi kata suruhan, konteks, tuturan sesudahnya. Bentuk tindak tutur direktif „menyuruh‟ dengan penanda lingual berupa intonasi kata suruh an konteks yang melingkupinya ditemukan pada data (118/MCI ke-2/8Juli2012).

b. Meminta

kata meminta (dalam KBBI, 2008:1029) berarti bahwa berharap supaya diberi atau mendapat sesuatu; mohon; mempersilakan. Bentuk tindak tutur direktif „menyuruh‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan: Vera membawa kentang yang sudah ia potong ke hadapan para juri. Pada saat chef Degan melihat kentang milik Vera, ia meminta Vera untuk kembali ke meja memasaknya supaya dapat memperbaiki kentang yang tidak rata. Chef master Degan menyilakan Vera untuk kembali ke tempatnya setelah memberikan penilaian terhadap hasil kerja Vera.

Bentuk tuturan

Chef Degan : “Maaf, nggak sama dengan contoh! Oke, silahkan balik!”

Vera : “Makasih, Chef. ”

(79/MCI ke-2/8Juli2012)

Tindak tutur direktif „meminta‟ dalam data 1) dituturkan oleh juri yaitu

chef Degan (penutur) kepada salah satu peserta MCI ke-2 yaitu Vera (mitra

tutur). Pada waktu itu Vera sedang menilaikan hasil pekerjaannya ke hadapan pra juri dan saat dinilai ternyata tidak sesuai dengan ketentuan dari juri. Chef Degan menyuruh Vera untuk kembali ke meja dan memperbaikinya. Tuturan nomor 1) bertujuan supaya Vera memperbaiki ukuran potongan kentangnya karena ukuran kentang yang satu dan yang lain tidak sama. Dalam bisnis kuliner sekelas restoran hotel berbintang, pemotongan bahan makanan sangat berpengaruh terhadap penyajian makanan saat sudah jadi. Dalam acara MCI ke-2 ini sangat ditekankan pula keahlian dalam teknik memasak dan penilaian juri sangat membantu dalam proses pembelajaran memasak di MCI ke-2.

Tuturan „Oke, silahkan balik!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur direktif „meminta‟ yang dapat ditandai dengan penanda lingual berupa frasa „silahkan‟, konteks dan intonasi kalimat meminta. Bentuk tindak tutur direktif „meminta‟ dengan penanda lingual berupa frasa „silahkan‟ dan intonasi kalimat meminta ditemukan pada data (57/MCI 2/8Juli2012), (58/MCI ke-2/8Juli2012), (94/MCI ke-ke-2/8Juli2012), (110/MCI ke-ke-2/8Juli2012), (120/MCI ke-2/8Juli2012), dan (200/IMB3/5Jan2013). Bentuk tindak tutur direktif „menyuruh‟ yang lain dapat dilihat pada data di bawah ini.

2) Konteks tuturan: Tuturan terjadi antara Ahmad Dhani dengan Rio (salah

Dalam dokumen BAB IV ANALISIS DATA (Halaman 40-45)