• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menggunakan Ujaran Tidak Langsung (Be Conventionally Indirect)

Dalam dokumen BAB IV ANALISIS DATA (Halaman 118-122)

1) Konteks tuturan : Saat itu Oyon menyerahkan masakannya kepada para Juri untuk dinilai. Chef master Juna meminta Oyon untuk melepaskan semua cincin kecuali cincin kawin saat memasak.

Bentuk tuturan

Chef Juna: “Boleh minta tolong?”

Oyon : menganggukkan kepala.

Chef Juna: “Mulai besok, kalau masak cincinnya bisa dilepas-lepasin

nggak? Selain cincin kawin.”

Oyon : “Kalau dari dulu saya kalau masak di mana-mana saya tidak terganggu dengan cincin saya. Dan lagi satu prinsip saya, kalau saya untuk masak walaupun ditentang, cincin ini tidak akan copot dari jari saya. Gitu saya orangnya! Tidak akan saya copotkan!”

(113/MCI ke-2/8Juli2012) Tuturan pada data nomor 1) dituturkan oleh juri yaitu Chef Juna (penutur) kepada John Hendri atau yang sering dipanggil Pak Oyon (mitra tutur). Pada waktu itu Oyon sedang menyerahkan masakannya kepada para juri untuk dinilai. Oyon adalah seorang pria berusia 50 tahun yang suka memakai lebih dari satu cincin besar (akik) pada jarinya. Chef Juna secara tidak langsung meminta Oyon untuk melepaskan semua cincin kecuali cincin kawin saat memasak. Chef atau kepala koki biasanya tidak ada yang memakai perhiasan kecuali cincin kawin di jari mereka karena ada beberapa logam yang dapat bereaksi dengan beberapa bahan makanan dan mempengaruhi cita rasa dari suatu masakan. Selain itu, bentuk perhiasan yang beraneka macam sangat mungkin adanya kotoran atau bakteri yang terkandung di dalamnya sehingga sangat mempengaruhi kehigienisan suatu makanan. Namun mitra tutur menolak keinginan penutur dengan alasan bahwa mitra tutur merasa lebih nyaman dan tidak terganggu apabila memasak dengan menggunakan cincin di jarinya

Tujuan tuturan nomor 1) adalah supaya para peserta mengetahui aturan dasar yang berlaku bagi para chef, yaitu tidak boleh memakai perhiasan pada saat memasak. Tuturan „Mulai besok, kalau masak cincinnya bisa dilepas-lepasin

nggak?‟ menjadi penanda lingual kesantunan negatif yang dapat ditandai dengan kalimat tanya, kata „tolong‟, konteks dan tuturan sebelumnya. Sisipan kata „tolong‟ dalam tuturan sebelumnya pada kalimat permintaan diatas menunjukkan adanya keinginan untuk meminta langsung sekaligus keinginan untuk memberi ruang pilihan bagi penutur.

Dalam data nomor 1) penutur memilih menggunakan tuturan secara off

record (tidak langsung). Meskipun penutur sempat lama tinggal di luar negeri,

namun penutur masih memperhatikan sopan santun dalam berbahasa. Hal ini dapat diketahui pada tuturan nomor 1) yaitu penutur menggunakan tuturan tidak langsung karena usia John Hendri yang lebih tua dan jarak sosial di antara keduanya yang cukup jauh.

Tuturan diatas sesuai dengan mekanisme yang telah ditentukan oleh Brown dan Levinson yaitu tidak memaksa dan mengkomunikasikan keinginan penutur supaya tidak menekan mitra tutur. Dengan demikian, tuturan nomor (1) merupakan tuturan yang santun karena menghargai apa yang akan dipilih atau dilakukan mitra tuturnya.

Strategi ini merupakan jalan keluar bagi dua keadaan yang saling bertentangan satu sama lain, yakni keinginan untuk tidak menekan penutur di satu sisi dan keinginan untuk menyatakan pesan secara langsung tanpa bertele-tele serta jelas maknanya disisi lain. Oleh karena itu, strategi ini menempuh cara penyampaian pesan secara tidak langsung namun makna pesan harus jelas dan tidak ambigu berdasarkan konteksnya.

Bentuk kesantunan negatif dengan penanda lingual berupa kalimat tanya konteks dan tuturan sebelumnya ditemukan pada data (20/II ke-7/13April2012),

(90/MCI ke-2/8Juli2012). Bentuk strategi kesantunan negatif yang pertama juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

2) Konteks tuturan: Agnes Monica meminta kepada seluruh orang yang hadir di studio untuk bertepuk tangan sebagai penghargaan kepada Ony ‘n friends. Bentuk tuturan

Agnes : “Dera, kamu masih menjadi salah satu favorit saya! (sorak sorai

penonton) Lagunya saya suka banget, ini lagunya Dewi Sandra ya?”

Dera : “Iya.”

Agnes : “Oh, ya. Lagunya saya suka banget dan tolong tepuk tangan buat Ony ‘n friends, itu tadi aransemennya keren banget! Eee kamu tadi juga bagus banget!”

Dera : “Terima kasih, Mbak Agnes.”

(28/II ke-7/13April2012) Tuturan pada data nomor 2) dituturkan oleh juri yaitu Agnes Monica (penutur) kepada seluruh penonton yang ada di studio RCTI (mitra tutur). Agnes Monica meminta semua orang yang ada di studio untuk bertepuk tangan karena menurut Agnes, penampilan peserta yang bagus tidak akan mungkin tercipta apabila tidak ada band pengiring yang hebat pula. Sebagian besar musik yang dibawakan oleh peserta II ke-7 adalah hasil aransemen dari Ony ‘n friends, oleh sebab itu Agnes meminta semua orang untuk bertepuk tangan sebagai penghargaan atas hasil karyanya yang bagus.

Tuturan nomor 2) bertujuan untuk meminta supaya semua orang yang ada di studio memberi tepuk tangan kepada Ony ‘n friends atas hasil karya yang sudah dibuat dan sangat menghibur. Tuturan „tolong tepuk tangan buat Ony ‘n friends‟ menjadi penanda lingual kesantunan negatif yang dapat ditandai dengan verba „tolong‟, konteks dan tuturan sebelum dan sesudahnya. Sisipan kata „tolong‟ pada kalimat permintaan diatas menunjukkan adanya keinginan untuk meminta langsung sekaligus keinginan untuk memberi ruang pilihan bagi penutur.

Penutur dianggap bersikap sopan karena memperhatikan muka negatif mitra tutur dengan langsung berbicara pada maksud pembicaraan namun tidak memaksa dan mengkomunikasikan keinginan penutur supaya tidak menekan mitra tutur.

Penutur menggunakan tuturan tidak langsung karena penonton terdiri dari berbagai macam lapisan masyarakat dari usia muda sampai yang tua, masyarakat dari status sosial yang tinggi maupun yang tidak. Sehubungan dengan itu usia jarak sosial antara penutur dan mitra tutur cukup jauh. Dengan demikian, tuturan nomor (1) merupakan tindak penyelamatan muka negatif mitra tutur dan termasuk tuturan yang santun karena menghargai apa yang akan dipilih atau dilakukan mitra tuturnya.

Bentuk kesantunan negatif dengan penanda lingual berupa verba „tolong‟, konteks dan tuturan sebelum dan sesudahnya ditemukan pada data (64/MCI 2/8Juli2012), (66/MCI 2/8Juli2012), (71/MCI 2/8Juli2012), (119/MCI ke-2/8Juli2012).

Dalam dokumen BAB IV ANALISIS DATA (Halaman 118-122)