• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

55

BAB IV

ANALISIS DATA

Pada pembahasan penelitian Tindak Tutur dan Strategi Kesantunan Juri dalam Acara “Indonesian Idol Musim Ketujuh di RCTI, Master Chef Indonesia Musim Kedua di RCTI, dan Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV”, penulis memfokuskan pada tuturan juri saat sedang penjurian. Adapun pendeskripsian meliputi dua hal, yaitu: A. Jenis tindak tutur juri dalam acara II ke-7, MCI ke-2, dan IMB 3; B. Jenis strategi kesantunan juri dalam acara II ke-7, MCI ke- 2, dan IMB 3.

A. Jenis Tindak Tutur Juri dalam Acara II ke-7, MCI ke-2, dan IMB 3. 1. Tindak Tutur Asertif

a. Mengumumkan

Kata mengumumkan (dalam KBBI, 2008:1780) berarti memberitahukan kepada orang banyak; memaklumkan atau menyebarluaskan. Data yang menunjukkan tindak tutur asertif „mengumumkan‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan: Saat ditampilkan video teaser (VT) mengenai penampilan Rosa di top 15, Ahmad Dhani mewakili juri lain mengumumkan bahwa Rosa berhasil masuk ke top 12. Karena awalnya hanya sepuluh peserta saja yang akan masuk ke dalam babak spektakuler lalu ada perubahan peraturan, maka ada 12 orang yang masuk ke babak spektakuler.

Bentuk tuturan

Dhani : “Ada beberapa kontestan yang mungkin kita pikirkan untuk masuk.”

(2)

Daniel : “Dan yang kedua belas?” Dhani : “Rosa!”

Rosa : “Heh? Bener nggak ya? Bener nggak ya? Rasanya seneng

campur terharu campur nggak nyangka. Persiapan lebih ke mental. Walaupun kita udah prepare dengan baik, prepare

dengan latihan, prepare koreo, prepare semuanya. Tapi kalau udah sampai di panggung mentalnya drop, ngeblank. Sekarang di panggung spekta harus dah lepas, dah all out. Di panggung spekta nanti, spekta pertama, spekta perdana pastinya aku bakal jadi Rosa yang genit, yang centil, kamu memang yang pertama. Hehehe.”

(1/II ke-7/13April2012) Tindak tutur „mengumumkan‟ dalam data 1) dituturkan oleh Ahmad Dhani (juri sekaligus penutur) kepada Rosa (peserta sekaligus mitra tutur). Juri mengumumkan kepada para peserta bahwa yang berhasil masuk ke babak 12 besar adalah Rosa. Hal tersebut dapat dilihat saat Daniel Mananta selaku pembawa acara mempertanyakan siapakah yang berhasil menjadi peserta terakhir dan maju ke babak selanjutnya, kemudian Ahmad Dhani menuturkan “Rosa!”.

Tuturan tersebut menjadi penanda lingual tindak tutur „mengumumkan‟ karena diikuti dengan intonasi yang tinggi dan panjang, tuturan sebelum dan sesudahnya serta konteks yang menyertai saat pembawa acara bertanya siapa peserta yang berhasil masuk ke babak 12 besar, Ahmad Dhani langsung mengumumkan nama Rosa.

Tindak tutur asertif „mengumumkan‟ bertujuan menunjukkan hasil keputusan para juri mengenai peserta-peserta yang berhasil maju ke babak 12 besar atau spektakuler show. Pada sistem penjurian Indonesian Idol 7, juri memiliki wewenang penuh menentukan peserta yang berhak maju ke babak berikutnya. Wewenang tersebut berlaku dari audisi di setiap kota sampai babak 15 besar. Keputusan diserahkan kepada masyarakat Indonesia melalui commit to user

(3)

voting sms mulai dari bebak 12 besar. Pada saat itu seluruh keputusan atas pemenang bergantung kepada voting sms, sedangkan para juri hanya memiliki sebuah hak veto yang akan diberikan kepada peserta untuk diselamatkan. Bentuk tindak tutur asertif „mengumumkan‟ dengan penanda konteks, tuturan sebelum dan sesudahnya ditemukan pada data (119/MCI ke-2/8Juli2012) dan (152/MCI ke-2/8Juli2012).

b. Menyebutkan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1376) kata menyebut atau menyebutkan yaitu memberi nama (kepada) atau menyatakan nama sesuatu; mengucapkan nama (benda, orang, dan sebagainya).

Data yang menunjukkan tindak tutur asertif „menyebutkan‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan: Daniel selaku pembawa acara meminta kepada para juri untuk menyebutkan dua nama peserta yang mungkin berada di urutan dua terbawah, namun Anang menyebutkan tiga nama peserta. Anang Hermansyah mengungkapkan ketidakpuasan terhadap penampilan Rosa, Rio, dan Kanza malam itu.

Bentuk tuturan

Daniel : “Duabelas finalis spektakuler Indonesian Idol! Indonesia, inilah saatnya penentuan. Sebelum kita mengetahui siapa yang akan bertahan dan siapa yang harus mengakhiri perjalanannya di sini. Saya ingin bertanya kepada Para juri tentang prediksi mereka. Anang, dua nama siapa yang kira-kira akan di bottom two?”

Anang : “Yang ada di bottom two, kalau melihat penampilan tadi aku memang sangat kurang puas dengan kemampuan yang dimiliki oleh Rosa malem ini.”

Daniel : “Rosa?”

Anang : “Ya, dia akan ada di bottom two dan satu lagi adalah aku harus bilang juga bahwa penampilan Rio dan Kanza juga kurang memuaskan malem ini.”

(48/II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „menyebutkan‟ dalam data 1) dituturkan oleh Anang Hermansyah sebagai juri sekaligus penutur kepada Daniel Mananta commit to user

(4)

sebagai pembawa acara sekaligus mitra tutur. Pada waktu itu pembawa acara meminta kepada juri untuk menyebutkan dua nama kontestan yang mungkin masuk dalam posisi dua terbawah. Tuturan yang dituturkan oleh Anang Hermansyah ialah „Rosa‟ dan „Rio dan Kanza‟ menjadi penanda lingual adanya tindak tutur asertif „menyebutkan‟, ditandai dengan penyebutan „nama orang‟, konteks, serta tuturan sebelum dan sesudahnya.

Tindak tutur asertif „menyebutkan‟ ini bertujuan untuk memberitahukan kepada pembawa acara dan para penonton mengenai hasil penilaian juri terhadap para kontestan. Bentuk tindak tutur asertif „menyebutkan‟ dengan penanda lingual „nama orang‟ dan konteks yang menyertainya juga ditemukan pada data (49/II ke-7/13April2012). Bentuk tindak tutur asertif „menyebutkan‟ yang lain juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

2) Konteks tuturan : Saat para juri berunding, chef Marinka bertanya kepada juri lain mengenai masakan apa yang akan mereka hidangkan bila mendapat tantangan telur seperti yang sedang dihadapi Para peserta.

Bentuk tuturan

Chef Marinka : “Kalau misalnya kalian ditempatkan di posisi mereka, kira-kira apa ya, yang bakal dibuat?”

Chef Degan : “Coats egg to fla.”

Chef Marinka : “Kamu?” (Bertanya pada Chef Juna)

Chef Juna : “Simple! Scotch, ya! Di mana kita rebus telurnya, matang, kupas, kita apa? Kita lapisi dengan cincangan daging.”

Chef Marinka : “Saya akan buat vreetata pakai jamur pakai keju dan chees cream.”

Chef Degan : “Fish an egg.

Chef Juna : “Ya!”

(132/MCI ke-2/8Juli2012) Tindak tutur asertif „menyebutkan‟ dalam data 2) dituturkan oleh chef

Degan sebagai penutur kepada chef Marinka sebagai mitra tutur. Pada waktu itu para juri sedang berunding chef Marinka bertanya kepada dua juri yang

(5)

lain mengenai masakan apa yang akan dibuat para juri bila mendapatkan tantangan telur sebagai bahan dasarnya.

Tuturan yang dituturkan oleh chef Degan ialah „Coats egg to fla‟

menjadi penanda lingual adanya tindak tutur asertif „menyebutkan‟, ditandai dengan penyebutan „nama makanan‟. Tindak tutur asertif „menyebutkan‟ ini bertujuan untuk memberitahukan kepada para juri yang lain mengenai nama konsep hidangan yang akan dibuat oleh para juri bila mendapatkan tantangan untuk mengolah telur.

c. Menjelaskan

Menjelaskan berarti menguraikan secara terang (menerangkan) (KBBI, 2008:626). Data yang menunjukkan tindak tutur asertif „menjelaskan‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan: Ahmad Dhani menjelaskan ke seluruh penonton mengenai pernyataannya yang dipertanyakan oleh Agnes Monica pada saat mengomentari penampilan Yoda.

Bentuk tuturan

Penonton: “Belinda! Belinda! Belinda! Belinda! Belinda! Belinda! Belinda!”

Dhani : “Saya tadi, saya tadi sama Mbak Agnes sempet berbisik-bisik ya? Jadi bukan ngomongin sesuatu yang yang cukup ini juga yang ada hubungannya dengan lagu ya? Yang saya maksud bahwa penyanyi itu harus keluar dari comfort zone, tadi kan Mbak Agnes bilang gitu. Itu saya ngomongnya kepada penyanyi yang karakternya bukan rock. Saya ngomong ke karakternya yang bukan rock, karena biasanya penyanyi yang sudah punya karakter rock itu, nyanyi apa aja itu pasti enak. Itu dalam sejarahnya, ya! Dalam sejarahnya itu penyanyi rock, dalam sejarah dunia nyanyi lagu apa aja pasti enak, bahkan nyanyi lagu

swing-pun jazz juga pasti enak karena memang biasanya penyanyi

rock itu punya karakter yang hampir semua dia miliki. Jadi maka dari itu, saya dalam kesempatan yang kemarin pun saya nggak

pernah menyuruh Yoda untuk menyanyi lagu di luar comfort zone

dia. Saya lebih ingin terhibur menyanyi dengan karakter rock aja, karena dia udah rock. Dia udah cukup sebagai penyanyi rock itu mau nyanyi lagu apa aja udah pasti enak, menurut saya ya! Dan sepanjang pengetahuan saya tentang sejarah musik di dunia, becommit to user gitu

(6)

pun juga Belinda. Suaranya juga ada rock-nya gitu, ya? Jadi saya sempet waktu pertama kali dia menyanyikan lagu ini, saya sempet

nggak percaya kalau akan menjadi pertunjukkan yang hebat,

ternyata Belinda punya karakter rock, dan di lagu ini suaranya memang oke, dan tadi adalah sebuah interpretasi terhadap lagu pop

yang berhasil dia nyanyikan dengan versinya dia.”

Belinda: “Terima kasih, Mas Dhani.”

(32/II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „menjelaskan‟ dalam data (1) dituturkan oleh juri yaitu Ahmad Dhani (penutur) kepada salah satu juri yaitu Agnes Monica (mitra tutur). Pada tuturan sebelumnya, Agnes mempertanyakan pernyataan Ahmad Dhani yang berbeda dengan pernyataan sebelumnya, yaitu mengenai penyanyi yang harus keluar dari comfort zone-nya. Pada minggu sebelumnya Ahmad Dhani mengatakan bahwa penyanyi harus keluar dari comfort zone

comfort zone, namun bertolak belakang dengan pernyataan sebelumnya pada

malam itu Ahmad Dhani mengatakan bahwa Belinda tidak perlu menyanyikan lagu yang bukan rock. Pernyataan Ahmad Dhani tersebut membuat bingung orang yang mendengarnya dan Agnes Monica secara langsung bertanya pendapat manakah yang harus diikuti oleh para peserta.

Tuturan “Yang saya maksud bahwa penyanyi itu harus keluar dari comfort zone” menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menjelaskan‟ yang dapat ditandai dengan penanda lingual „yang saya maksud‟ dan konteks yang melingkupinya yaitu berupa tuturan sebelum dan sesudahnya.

Tindak tutur asertif „menjelaskan‟ ini bertujuan untuk menguraikan secara terang mengenai maksud tuturan Ahmad Dhani, sehingga juri lain, peserta, dan penonton mengerti maksud dari pernyataan Ahmad Dhani. Bentuk tindak tutur asertif „menjelaskan‟ dengan penanda lingual „yang saya maksud‟ atau „maksudnya‟ dan konteks yang menyertainya juga ditemukan commit to user

(7)

pada data (15/II ke-7/13April2012). Bentuk tindak tutur asertif „menjelaskan‟ yang lain juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

2) Konteks tuturan: Sebelum para peserta bekerja para juri memberikan penjelasan mengenai aturan main yang harus ditaati para peserta.Chef

master Juna menjelaskan mengenai tantangan dasar (nice skill atau juga disebut skill test yaitu kontestan mengadu kecepatan dalam mengolah bahan makanan) yang harus dilakukan oleh Para peserta dan cara membuatnya. Tantangan ini akan menjadi bekal teknik memasak kentang, maka ini menjadi tantangan pertama yang wajib dilakukan. Selain itu memotong kentang merupakan tantangan para kontestan untuk menunjukkan kemampuan dasar mereka menggunakan pisau.

Bentuk tuturan

Chef Degan : “Kentang! Sumber karbohidrat yang disukai di benua mana saja. Kentang ini sering digunakan di banyak restoran di seluruh dunia dari kentang goreng, gado-gado, dan makanan sulit. Jika Anda ingin membuka restoran atau memasuki dunia kuliner, Anda harus menyukai kentang mulai sekarang!”

Chef Juna : “Oke, untuk tantangan pertama yaitu nice skill yaitu di mana kalian akan mengambil kentang, mengupasnya, dan kita akan memotong dengan ukuran button net! Jadi tahap pertama adalah kalian membuatnya square atau kotak (sambil memeragakan bagaimana cara melakukan teknik pemotongan tersebut). Ingat! Harus konsisten ukuran tersebut! Oke! Button net, Oke!”

Chef Degan : “Anda harus membuat 480gram kentang button net atau sampai kami bilang stop!

(55/MCI ke-2/8Juli2012) Tindak tutur asertif „menjelaskan‟ dalam data 3) dituturkan oleh chef

Juna selaku juri dan penutur kepada para peserta MCI ke-2 selaku mitra tutur. Para juri sedang menjelaskan tantangan apa yang harus dikerjakan dan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh para peserta.

Tuturan yang dituturkan oleh chef Juna adalah „untuk tantangan

pertama yaitu nice skill yaitu di mana kalian akan mengambil kentang, mengupasnya, dan kita akan memotong dengan ukuran button net! Jadi tahap pertama adalah kalian membuatnya square atau kotak‟ menjadi penanda lingual adanya tindak tutur asertif „menjelaskan‟ ditandai dengan commit to user

(8)

kata „yaitu‟, konteks serta tuturan sebelum dan sesudahnya. Dalam KBBI (2008:1819) kata yaitu merupakan kata penghubung yang merinci keterangan kalimat. Sejalan dengan penjelasan di atas, kata „yaitu‟ berfungsi sebagai penghubung dari penjelasan yang dipaparkan oleh chef Juna kepada para peserta. Sedangkan kata „adalah‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menjelaskan‟ karena disertai tuturan para juri selanjutnya dan konteks yang melingkupinya. Dalam KBBI (2008:1819) kata „adalah‟ merupakan kata untuk menegaskan hubungan subjek dan predikat yang bersifat penjelasan.

Tindak tutur asertif „menjelaskan‟ pada data nomor 3) ini bertujuan untuk menerangkan kepada para peserta mengenai tantangan dan cara pengerjaan yang harus dilakukan oleh para peserta. penanda lingual „adalah‟ disertai tuturan para juri selanjutnya dan konteks, serta tuturan sebelum dan sesudahnya ditemukan pada data (13/II ke-7/13April2012), (176/IMB3/5Jan2013).

d. Menunjukkan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1756) menunjukkan berarti memperlihatkan; menyatakan; menerangkan (dengan bukti dan sebagainya); menandakan bahwa); memberitahu (tentang sesuatu). Data yang menunjukkan tindak tutur asertif „menunjukkan‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan:Sesaat setelah Febri tampil di atas panggung spektakuler, Ahmad Dhani langsung menunjukkan kepada Anang Hermansyah bahwa lagu yang spektakuler dan tidak biasa itu contohnya seperti lagu yang dibawakan Febri, lagu dari band Kotak yang berjudul „Masih Cinta‟ ini. Bentuk tuturan

Dhani : “To Mas Anang, ya! To Mas Anang ini lagu enak, gitu lo! Ini lagu enak. Ini malam spektakuler, kepada semua kontestan yang di commit to user

(9)

belakang, ya! Dengerin, ya! Juga kepada seluruh pihak yang berkait RCTI, Fremantle, ya! Pelatih musik, RT, RW juga ya? Ini lagu enak. Ini malam spektakuler jangan diisi lagu-lagu yang sedang-sedang saja, ya kan? Ini lagu enak, dinyanyikan dengan spektakuler juga. Suaranya berbeda dengan penyanyi aslinya dan punya karakter sendiri, dan saya suka suaramu.”

Febri : “Makasih, Mas Dhani.”

(11/II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „menunjukkan‟ dalam data 1) dituturkan oleh juri yaitu Ahmad Dhani (penutur) kepada salah satu juri yaitu Anang Hermansyah (mitra tutur). Pada tuturan sebelumnya Anang meminta Ahmad Dhani untuk menunjukkan lagu apa yang termasuk lagu spektakuler. Ahmad Dhani menganggap bahwa tidak semua lagu spektakuler dan Anang Hermansyah kurang sependapat dengan Ahmad Dhani.

Tujuan tuturan nomor 1) adalah Ahmad Dhani memberitahu dengan menerangkan kepada Anang Hermansyah bahwa lagu yang dibawakan oleh Belinda dengan judul Masih Cinta termasuk salah satu lagu yang spektakuler. Tuturan „To Mas Anang ini lagu enak, gitu lo!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menunjukkan‟ yang dapat ditandai dengan penanda lingual frasa „ini lagu‟ atau „lagu ini (yaitu lagu yang berjudul Masih Cinta yang dipopulerkan oleh band Kotak)‟ dan konteks, serta tuturan sebelum dan sesudahnya.

Bentuk tindak tutur asertif „menunjukkan‟ dengan penanda lingual „ini‟ atau setara dengan kata penunjuk „nih‟, „yang ini‟, „gini‟, atau „di sini‟ dan

konteks yang menyertainya juga ditemukan pada data (60/MCI ke-2/8Juli2012), (67/MCI ke-2/ 8Juli2012), (70/MCI ke-2/ 8Juli2012), (82/MCI ke-2/ 8Juli2012), (86/MCI ke-2/ 8Juli2012), dan (43/II ke-7/13April2012).

(10)

Bentuk tindak tutur asertif „menunjukkan‟ yang lain dapat dilihat pada data di bawah ini.

2) Konteks tuturan: Pada waktu itu Deddy mempertanyakan asal sifat kampungan Soimah yang suka berteriak-teriak. Addie M.S. menunjukkan kepada Deddy bahwa sikap kampungan Soimah itu memang sudah ada sejak ia kecil. Addie M.S. menunjukkan pula bahwa kebiasaan itu didapat Soimah saat masih di pasar ikan pada waktu ia menjajakan ikan kepada para pembeli.

Bentuk tuturan

Deddy : “Tapi maaf, Mas Addie! Maaf kalau saya boleh potong, cepat aja Mas Addie. Saya juga awalnya dari orang susah dan saya jadi terkenal sampai sekarang tapi saya kok bisa kampungannya nggak

ilang ya?”

Titi : “Kalau menurut aku, Mbak Soimah ini...”

Addie : “Sebentar sebentar, ulang! Ulang tolong! Kampungannya nggak

ilang?” Deddy : “Iya!”

Addie : “Yang siapa ya? yang ini? (Sambil menunjuk ke arah Soimah)

Teriak-teriak gitu? nah itu, waktu di pasar ikan itu tadi! Memang biasa teriak! Hehehe.”

(182/IMB3/5Jan2013) Tindak tutur asertif „menunjukkan‟ dalam data 2) dituturkan oleh juri yaitu Addie M.S. (penutur) kepada juri lain yaitu Deddy Corbuzier (mitra tutur). Pada waktu itu para juri sedang membahas topik yang diangkat oleh Vina Candrawati (peserta dengan keahlian melukis pasir) yaitu kisah hidup Soimah. Para juri mempertanyakan kenapa Soimah sampai sekarang masih sering berteriak-teriak.

Pada tuturan „nah itu, waktu di pasar ikan itu tadi!‟ Addie M.S. menunjukkan kepada para juri yang lain bahwa kebiasaan Soimah itu didapat saat Soimah kecil. Dari kisah yang dilukiskan Vina dapat diketahui bahwa Soimah sering berjualan ikan di pasar ikan. Frasa „itu tadi‟ atau setara dengan kata penunjuk „itu‟ beserta konteks yang melingkupinya menjadi penanda lingual dari tindak tutur asertif „menunjukkan‟. commit to user

(11)

Tujuan tuturan nomor 2) adalah untuk memberitahu dan menerangkan bahwa sifat dan kebiasaan berteriak Soimah diperoleh saat sedang berjualan ikan di pasar ikan. Hal tersebut juga disadari oleh Titi Sjuman yang juga menggunakan kata penunjuk „itu‟.

Bentuk tindak tutur asertif „menunjukkan‟ dengan penanda lingual frasa „itu tadi‟, atau setara dengan kata penunjuk „itu‟ dan konteks yang menyertainya juga ditemukan pada data (177/IMB3/5Jan2013).

e. Memberitahukan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:184) dijelaskan arti kata memberitahukan yaitu menyampaikan (kabar dan sebagainya) supaya diketahui atau menyebarluaskan. Data yang menunjukkan tindak tutur asertif „memberitahukan‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan: Sebagai seorang penyanyi, penulis lagu, maupun produser musik, Ahmad Dhani termasuk orang yang berpengalaman di bidangnya, maka Ia berpendapat bahwa kelanggengan seorang artis itu tergantung pada lagu yang dipilih penyanyi penyanyi tersebut.

Bentuk tuturan

Dion : “Terima kasih, Agnes Monica.”

Dhani: “Dan tidak bisa dipungkiri bahwa lagu ini spektakuler. Lagu ini spektakuler, spektakuler lagu ini. Mas Ony pun akan sependapat dengan saya kalau lagu ini spektakuler gitu! Dan Dion sebagai penyanyi memang kalau mau mencontoh penyanyi dunia ya! Madonna. Madonna tuh tidak pernah memilih lagu yang salah dari tahun ‟83 sampai sekarang. Padahal beberapa juga bukan lagunya dia, gitu ya! Karena kelanggengan artis, penyanyi, dan lain-lain adalah bagaimana setiap tahun dia harus memilih lagu yang menurut dia spektakuler bukan yang just average atau just ordinary, ya! Jadi, maka dari itu teruskanlah memilih lagu yang spektakuler dan saya yakin kamu akan terus masuk ke minggu-minggu berikutnya apabila kamu memilih lagu-lagu yang juga spektakuler. Dan lagu-lagu yang spektakuler seperti kamu bilang, kamu bersentuhan dengan orang-orang hebat, kamu juga akan ketularan hebat, ya! Dan kalau kamu juga bersentuhan dengan lagu-lagu yang spektakuler, kamu juga akan ketularan spektakuler!”

Dion : “Ya, betul sekali. Terima kasih, Mas Dhani.”

(43/II ke-7/13April2012) commit to user

(12)

Tindak tutur asertif „memberitahukan‟ dalam data 1) dituturkan oleh Ahmad Dhani sebagai juri dan penutur kepada seluruh peserta II ke-7 sebagai mitra tutur. Pada waktu Ahmad Dhani memberikan komentar kepada Dion, Ahmad Dhani memberitahukan tentang sesuatu hal kepada para peserta II ke-7 waktu itu. Tuturan Ahmad Dhani tersebut berdasarkan pengalaman dirinya selama berada di bidang musik.

Tuturan „Karena kelanggengan artis, penyanyi, dan lain-lain adalah bagaimana setiap tahun dia harus memilih lagu yang menurut dia spektakuler bukan yang just average atau just ordinary, ya!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „memberitahukan‟ yang dapat ditandai dengan penanda konteks yang melingkupinya, serta tuturan sebelum dan sesudahnya.Tindak tutur asertif „memberitahukan‟ ini bertujuan untuk menyampaikan pendapat Ahmad Dhani supaya diketahui dan dilaksanakan oleh para peserta II ke-7. Ahmad Dhani memiliki pandangan bahwa penyanyi-penyanyi yang mampu menjaga eksistensinya di bidang bermusik itu karena pemilihan lagu yang dibawakan para penyanyi itu tepat.

Bentuk tindak tutur asertif „memberitahukan‟ dengan penanda penanda konteks yang melingkupinya juga ditemukan pada data (54 /MCI ke-2/8 Juli 2012), (55/ MCI 2/ 8 Juli 2012), (56/ MCI 2/ 8 Juli 2012), (60/ MCI ke-2/ 8 Juli 2012), (96/ MCI ke-ke-2/ 8 Juli 2012), dan (135/ MCI ke-ke-2/8 Juli2012). Bentuk tindak tutur asertif „memberitahukan‟ yang lain dapat dilihat pada data di bawah ini.

2) Konteks tuturan: Dalam komentarnya Deddy Corbuzier memberitahukan kepada Soimah bahwa ia terharu saat melihat penampilan Vina. Deddy Corbuzier menilai kerjasama antara Soimah dan Vina Candrawati yang terjalin dengan bagus. commit to user

(13)

Bentuk tuturan

Omesh : “Baik. Itu tadi penjelasan dan sedikit cerita tentang penggambaran perjalanan hidup seorang Soimah Pancawati ya! Tapi sekarang kita tanya dulu komentar Para dewan juri yang pertama silahkan Deddy Corbuzier!” (Soimah berdiri dan bertepuk tangan)

Deddy : “Pertama kali Soimah memegang Vina, saya bertanya-tanya mau

ngapain ini karena pasti sulit untuk berkolaborasi. Ya sama waktu

saya memegang Yohana, banyak orang juga bertanya-tanya mau diapain, karena saya juga bukan pole dance dan Soimah juga bukan pelukis pasir. Tapi saya ketika melihat, saya hampir meneteskan air mata gitu. Dan yang saya lihat bukan permainan Anda, tetapi betapa sinkronisasinya antara kamu dengan Soimah jadi satu jiwa yang eee

patut diakui bahwa ini adalah permainan kamu yang paling memiliki arti.”

Vina : “Terima kasih sekali, Mas Deddy!”

(168/IMB3/5Jan2013) Tindak tutur asertif „memberitahukan‟ dalam data (2) dituturkan oleh Deddy Corbuzier sebagai juri dan penutur kepada salah satu peserta IMB3 yaitu Vina Candrawati sebagai mitra tutur. Pada saat Deddy memberikan komentar mengenai penampilan Vina, Deddy memberitahukan kepada Vina bahwa ia hampir meneteskan air mata. Hal itu terjadi saat melihat hasil kerjasama antara Soimah yang merupakan seorang pesinden dan Vina Candrawati seorang pelukis pasir dapat terjalin dengan sangat sinkron dan mengharukan.

Tuturan „Saya hampir meneteskan air mata, gitu.‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „memberitahukan‟ yang dapat ditandai dengan penanda berupa kalimat berita dan intonasi tuturan menurun. Tindak tutur asertif „memberitahukan‟ ini bertujuan untuk memberitahukan bahwa Deddy Corbuzier mengagumi penjiwaan yang terjalin antara Soimah dan Vina hingga menampilkan pertunjukkan yang sangat bagus. Bentuk tindak tutur asertif „memberitahukan‟ yang lain dapat dilihat pada data di bawah ini.

(14)

3) Konteks tuturan: Pada waktu itu Vina menggunakan konsep pertunjukkan yang menceritakan mengenai kisah hidup Soimah. Soimah memberitahukan kepada seluruh masyarakat bahwa untuk mencapai kesuksesan itu tidak bisa dengan cara yang instan karena semua itu harus melalui proses.

Bentuk tuturan

Soimah: “Dan sekali lagi, Omesh! Ini bukan saya ingin dieksplor cerita saya atau apa, enggak! Cuma saya ingin ngasih tahu sama pemirsa semua bahwa seseorang kalau ingin mencapai sesuatu itu perlu proses, tidak yang tiba-tiba dan mungkin ini bisa untuk inspirasi buat anak-anak Indonesia, ya! Jangan berani sama ibu! Sayangi ibu yang masih hidup, ya! dan hargailah proses! Jadi saya sangat bangga dengan anak-anak IMB mengikuti proses IMB selama ini, memang saya tak lihat sendiri sampai malem sampai pagi, nah itu proses! Semoga kalian menjadi orang-orang yang berhasil juga! Selamat buat peserta IMB!”

Vina : “Terima kasih, Mbak Soimah!”

Omesh : “Amin! Terima kasih banya itu tadi cerita sedikit dan komentar dari si gadis pasar ikan, yak!

(180/IMB3/5Jan2013) Tindak tutur asertif „memberitahukan‟ dalam data 3) dituturkan oleh Soimah sebagai juri IMB3 dan penutur kepada semua penonton yang ada di studio maupun di rumah (mitra tutur). Pada waktu Vina Candrawati melukis kisah kehidupan Soimah di pasir, Soimah menjelaskan bahwa ia tidak bermaksud untuk mengumbar kisah hidupnya.

Tuturan „Cuma saya ingin ngasih tahu sama pemirsa semua bahwa seseorang kalau ingin mencapai sesuatu itu perlu proses, tidak yang tiba-tiba dan mungkin ini bisa untuk inspirasi buat anak-anak Indonesia, ya!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „memberitahukan‟ yang dapat ditandai dengan penanda lingual frasa „ngasih tahu‟ yang juga berarti „memberitahu‟ dan konteks yang melingkupinya.

Tindak tutur asertif „menunjukkan‟ ini bertujuan untuk memberitahu dan menerangkan bahwa Soimah tidak bermaksud untuk menceritakan

(15)

kisahnya supaya menjadi lebih terkenal. Soimah hanya ingin memberikan amanat dengan mengambil hikmah dari perjalanan hidupnya yang berasal dari orang yang kurang mampu hingga sekarang menjadi orang yang terkenal. Kisah hidup Soimah dapat menjadi panutan bagi semua orang yang mau bekerja keras suatu saat pasti akan berhasil.

f. Mengisyaratkan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:603) dijelaskan bahwa arti kata mengisyaratkan yaitu memberi isyarat (segala sesuatu seperti gerakan tangan, anggukan kepala, dan sebagainya) yang dipakai sebagai tanda atau alamat. Data yang menunjukkan tindak tutur asertif „mengisyaratkan‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan: Anang Hermansyah menggelengkan kepala yang mengisyaratkan bahwa penampilan Rosa malam itu tidak spektakuler. Dan isyarat tersebut juga menyiratkan bahwa Anang Hermansyah sependapat dengan Ahmad Dhani.

Bentuk tuturan

Agnes : “Mas Anang?” Anang : “Heh?”

Agnes : “Tidak spektakuler juga?” Anang : (menggelengkan kepala).

Agnes : “Ya, artinya tidak spektakuler, tapi alasannya aja yang beda!”

(8/II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „mengisyaratkan‟ dalam data (1) dilakukan oleh Anang Hermansyah sebagai juri dan penutur kepada juri lain yaitu Agnes Monica sebagai mitra tutur. Pada waktu itu telah terjadi perbedaan pendapat antara Anang Hermansyah dan Ahmad Dhani mengenai alasan ketidak-spektakuleran penampilan Rosa malam itu. Agnes Monica bertanya kepada Anang Hermansyah dan Ahmad Dhani mengenai inti dari penampilan Rosa

(16)

malam itu. Pada saat Agnes bertanya kepada Anang, Anang menjawab dengan isyarat gelengan kepala yang berarti bahwa penampilan Rosa malam itu tidak spektakuler.

Isyarat „menggelengkan kepala‟ penanda tindak tutur asertif „mengisyaratkan‟ yang dapat ditandai dengan penanda berupa konteks. Tindak tutur asertif „mengisyaratkan‟ ini bertujuan untuk memberi isyarat berupa gelengan kepala. Isyarat gelengan kepala itu dipakai sebagai tanda bahwa Anang Hermansyah berpendapat kalau penampilan Rosa malam itu tidak spektakuler. Bentuk tindak tutur asertif „mengisyaratkan‟ yang lain dapat dilihat pada data di bawah ini.

2) Konteks tuturan: Tuturan terjadi antara Agnes Monica dan Kanza. Agnes mengumumkan peserta yang berhasil masuk ke babak berikutnya. Ia mengisyaratkan bahwa Kanza menjadi salah satu finalis yang berhasil masuk ke-15 besar.

Bentuk tuturan

Agnes : “Simplicity-nya, ke-simple-annya dan innocent-nya, tapi tetep enak

dengernya.”

Kanza : “Waktu yang disebut lima yang by vote itu aku sebenernya udah pasrah sih, ya. Ya udah ikhlasin aja, dapet nggak dapet itu rencana Tuhan.”

Agnes : “Kadang-kadang dengan simplicity aja bisa.”

Kanza : “Kayak sebelah aku bilang, eh Kanza! Kanza! Kamu! Itu kamu! Aku masih kayak, masa sih? Terus Mbak Agnes bilang kan.”

Agnes : “Untuk diperjelas lagi kali ya, Kanza!”

(14/II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „mengisyaratkan‟ dalam data 2) dilakukan oleh Agnes Monica sebagai juri dan penutur kepada salah seorang peserta yaitu Kanza sebagai mitra tutur. Pada waktu itu Agnes Monica sedang mengumumkan nama peserta yang berhasil masuk ke babak 15 besar. Agnes Monica memberikan isyarat berupa tuturan yang sama, pada saat Agnes mengomentari penampilan Kanza malam itu. commit to user

(17)

Tuturan „Kadang-kadang dengan simplicity aja bisa.‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „mengisyaratkan‟ yang dapat ditandai dengan penanda lingual dengan simplicity, konteks, serta tuturan sebelum dan sesudahnya. Sesuai dengan konteks yang ada bahwa kata simplicity

mengacu kepada peserta yang bernama Kanza. Pada saat Agnes Monica mengomentari penampilan Kanza menggunakan tuturan „Simplicity-nya, ke-simple-annya dan innocent-nya, tapi tetep enak dengernya.‟

Tindak tutur asertif „mengisyaratkan‟ ini bertujuan untuk memberitahukan bahwa peserta yang berhasil masuk ke babak 15 adalah Kanza. Agnes Monica juga ingin memberi Kanza sebuah kejutan yang mungkin tidak akan disangka oleh Kanza sendiri. Pada komentar-komentar kedua juri lainnya menunjukkan bahwa penampilan Kanza malam itu dinilai kurang untuk bisa masuk ke babak berikutnya. Kanza juga sempat perpikir bahwa mungkin ia tidak akan berhasil, namun para juri memutuskan lain dan memberi Kanza sebuah kesempatan untuk mencoba di babak berikutnya. g. Menekankan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1653) dijelaskan bahwa menekankan yaitu menegaskan (kata, suku kata) dengan suara yang agak keras atau meletakkan aksen pada pembicara. Data yang menunjukkan tindak tutur asertif „menekankan‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan: Sesaat setelah Febri tampil di atas panggung spektakuler, Ahmad Dhani langsung menunjukkan kepada Anang Hermansyah bahwa lagu yang spektakuler dan tidak biasa itu contohnya seperti lagu yang dibawakan Febri, lagu dari band Kotak yang berjudul „Masih Cinta‟ ini. Ahmad Dhani menekankan kepada Anang Hermansyah supaya menyimak komentar yang akan disampaikannya.

(18)

Dhani : “To Mas Anang, ya! To Mas Anang ini lagu enak, gitu loh! Ini lagu enak. Ini malam spektakuler, kepada semua kontestan yang di belakang, ya! Dengerin, ya! Juga kepada seluruh pihak yang berkait RCTI, Fremantle, ya! Pelatih musik, RT, RW juga ya? Ini lagu enak. Ini malam spektakuler jangan diisi lagu-lagu yang sedang-sedang saja, ya kan? Ini lagu enak, dinyanyikan dengan spektakuler juga. Suaranya berbeda dengan penyanyi aslinya dan punya karakter sendiri, dan saya suka suaramu.”

Febri : “Makasih, Mas Dhani.”

(11/II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „mengisyaratkan‟ dalam data 1) dilakukan oleh Ahmad Dhani sebagai juri sekaligus penutur kepada juri lain yaitu Anang Hermansyah sebagai mitra tutur. Pada waktu itu Anang Hermansyah selalu meminta kepada Dhani contoh lagu seperti apa yang dianggap Dhani spektakuler. Ahmad Dhani menunjukkan bahwa lagu yang dibawakan Febri dengan judul lagu „Masih Cinta‟ dari grup band Kotak adalah termasuk lagu yang spektakuler. Ahmad Dhani menekankan kepada Anang Hermansyah supaya menyimak komentar yang akan disampaikannya.

Tuturan „To Mas Anang, ya! To Mas Anang ini lagu enak, gitu loh!‟ menjadi penanda tindak tutur asertif „menekankan‟ yang dapat ditandai dengan penanda lingual berupa frasa „to, ya, gitu loh‟ dan intonasi yang agak tinggi dengan meletakkan aksen pada bagian yang menjadi penanda lingual, konteks, serta tuturan sebelum dan sesudahnya. Tindak tutur asertif „menekankan‟ ini bertujuan untuk menegaskan kata-kata Ahmad Dhani dengan aksen tertentu dan intonasi yang agak keras supaya Anang Hermansyah menyimak perkataan Ahmad Dhani.

Tindak tutur dengan penanda berupa frasa „gitu lo!‟ dan intonasi yang agak tinggi juga ditemukan pada data (21/II 7/13April2012), (137/MCI ke-2/ 8Juli2012). commit to user

(19)

h. Menegaskan

Kata menegaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1650) berarti mengatakan dengan tegas (pasti, tentu, tidak ragu-ragu); membenarkan; memastikan. Bentuk tindak tutur asertif „menegaskan‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan: Ahmad Dhani berusaha menegaskan bahwa pendapatnya itu benar. Ahmad Dhani menyarankan pada Rosa agar mencari lagu yang tidak biasa. Karena menurut Dhani pada malam itu penampilan Rosa tidak spektakuler karena lagu yang dipilih bukan merupakan lagu yang spektakuler, sehingga mempengaruhi penampilan dan penilaian.

Bentuk tuturan

Dhani : “Ya kan! Lagunya biasa aja! Ya kamu harusnya cari lagu yang

nggak biasa!”

Anang : “Contohnya lagu nggak biasa apa, Dhan?” Dhani : “Heh?”

(5/II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „menegaskan‟ dalam data 1) dilakukan oleh Ahmad Dhani sebagai juri dan penutur kepada peserta II ke-7 yaitu Rosa sebagai mitra tutur. Ahmad Dhani berpendapat bahwa penampilan Rosa yang kurang spektakuler pada malam itu menurut Ahmad Dhani karena kesalahan dalam pemilihan lagu. Ahmad Dhani menegaskan bahwa lagu yang dipilih Rosa itu biasa saja.

Tuturan „Ya kan! Lagunya biasa aja!‟ menjadi penanda tindak tutur asertif „menegaskan‟ yang dapat ditandai dengan frasa „ya kan‟, intonasi tuturan yang cukup tinggi, konteks, serta tuturan sebelum dan sesudahnya. Tindak tutur asertif „menegaskan‟ ini bertujuan untuk mengatakan dengan tegas dan membenarkan pendapat Ahmad Dhani yang diutarakan sebelumnya.

(20)

Tindak tutur dengan penanda berupa frasa „ya kan‟, intonasi tuturan yang cukup tinggi, dan berupa konteks juga ditemukan pada data (138/MCI ke-2/8Juli2012). Bentuk tindak tutur asertif „menegaskan‟ yang lain juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

2) Konteks tuturan: Pada tuturan sebelumnya, Anang Hermansyah bertanya kepada Ahmad Dhani mengenai contoh lagu yang tidak biasa. Namun Ahmad Dhani tidak memberikan jawaban yang memuaskan sehingga Anang menegaskan kembali pertanyaan yang diajukan pada Ahmad Dhani sebelumnya.

Bentuk tuturan

Anang : “Contohnya lagu nggak biasa apa, Dhan?” Dhani : “Heh?”

Anang : “Contoh lagu nggak biasa apa?” Dhani : “Banyak, misalnya...”

(6/II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „menegaskan‟ dalam data (2) dilakukan oleh Anang Hermansyah sebagai juri dan penutur kepada juri lain yaitu Ahmad Dhani sebagai mitra tutur. Pada waktu itu telah terjadi perbedaan pendapat antara Anang Hermansyah dan Ahmad Dhani mengenai alasan ketidak-spektakuleran penampilan Rosa malam itu. Ahmad Dhani berpendapat bahwa tidak semua lagu itu spektakuler dan Anang menegaskan pertanyaan sebelumnya yaitu Anang meminta Ahmad Dhani menyebutkan contoh judul lagu yang biasa saja atau tidak spektakuler.

Tuturan „Contoh lagu nggak biasa apa?‟ menjadi penanda tindak tutur asertif „menegaskan‟ yang dapat ditandai dengan penanda berupa konteks dan tuturan-tuturan sebelumnya. Tindak tutur asertif „menegaskan‟ ini bertujuan untuk menegaskan tuturan Anang sebelumnya dan memastikan mengenai kebenaran pendapat Ahmad Dhani.

(21)

Tindak tutur dengan penanda berupa konteks dan tuturan-tuturan sebelumnya juga ditemukan pada data (7/II 7/13April2012), (21/II ke-7/13April2012), (41/II ke-7/13April2012), (82/MCI ke-2/8Juli2012), (91/MCI ke-2/8Juli2012), dan (170/IMB3/5Jan2013). Bentuk tindak tutur asertif „menegaskan‟ yang lain juga dapat dilihat pada data di bawah ini. 3) Konteks tuturan: Anang menegaskan bahwa semua lagu itu enak, hal ini

juga untuk menguatkan pendapat sebelumnya. Dan menegaskan pula bahwa Anang Hermansyah menolak pendapat yang dikemukakan oleh Ahmad Dhani.

Bentuk tuturan

Anang : “Ya, Idol adalah bagaimana Idol ini bisa melahirkan seorang penyanyi besar. Tugasnya penyanyi besar, mau dikasih lagu enak kek,

nggak enak kek adalah bernyanyi dengan hatinya, dengan baik!

Menyampaikan isinya dengan baik, dia bisa mengkamuflasekan itu semua bahwa dengan bernyanyi itu lagunya menjadi enak!”

Agnes : “Betul, betul, betul!”

Anang : “Itulah tugas seorang penyanyi menurut aku.” Agnes : “Bener!”

Anang : “Jadi saya tidak setuju bahwa dibilang lagu malam ini harus diisi lagu yang mungkin tidak enak. Lagu semua enak! Tergantung bagaimana menyajikannya.”

Agnes : “Betul!” (sambil tepuk tangan)

(13/II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „menegaskan‟ dalam data 3) dituturkan oleh Anang Hermansyah sebagai juri dan penutur kepada juri lain yaitu Ahmad Dhani sebagai mitra tutur. Pada waktu itu Ahmad Dhani berpendapat bahwa tidak semua lagu itu spektakuler, sehingga para penyanyi harus pandai dalam memilih lagu yang akan dibawakan saat pertunjukkan. Anang Hermansyah menolak pendapat Ahmad Dhani dengan menegaskan bahwa semua lagu itu enak. Permasalahan mengenai enak atau tidaknya sebuah lagu itu didengar, semua tergantung pada penyanyinya apakah bisa membawakan dengan baik atau tidak.

(22)

Tuturan „Lagu semua enak!‟ menjadi penanda tindak tutur asertif „menegaskan‟ yang dapat ditandai dengan intonasi tuturan yang cukup tinggi dan konteks yang melingkupinya. Tindak tutur asertif „menegaskan‟ ini bertujuan untuk mengatakan dengan tegas bahwa Anang Hermansyah tidak sependapat dengan Ahmad Dhani yang berpendapat bahwa tidak semua lagu itu spektakuler. Anang Hermansyah merasa bahwa secara tidak langsung Ahmad Dhani mengintimidasi lagu-lagu yang dianggap tidak spektakuler tersebut.

Tindak tutur dengan penanda berupa intonasi tuturan yang cukup tinggi dan konteks yang melingkupinya yang berupa tuturan sebelumnya juga ditemukan pada data (108/MCI ke-2/8Juli2012). Bentuk tindak tutur asertif „menegaskan‟ yang lain juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

4) Konteks tuturan: Pada waktu itu Agnes Monica sedang membacakan pengumuman nama peserta yang berhasil masuk ke babak berikutnya. Dengan menggunakan isyarat Agnes Monica menyebutkan bahwa Kanza berhasil masuk ke babak berikutnya. Namun Kanza kurang mengerti dengan isyarat yang diberikan Agnes Monica, maka Agnes memperjelas pengumuman yang disampaikan sebelumnya.

Bentuk tuturan

Agnes : “Simplicity-nya, ke-simple-annya dan innocent-nya, tapi tetep enak dengernya.”

Kanza : “Waktu yang disebut lima yang by vote itu aku sebenernya udah pasrah sih, ya. Ya udah ikhlasin aja, dapet nggak dapet itu rencana Tuhan.”

Agnes : “Kadang-kadang dengan simplicity aja bisa.”

Kanza : “Kayak sebelah aku bilang, eh Kanza! Kanza! Kamu! Itu kamu! Aku masih kayak, masa sih? Terus Mbak Agnes bilang kan.”

Agnes : “Untuk diperjelas lagi kali ya, Kanza!”

(14/II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „menegaskan‟ pada data 4) dituturkan oleh juri yaitu Agnes Monica kepada peserta II ke-7 yaitu Kanza. Pada waktu Agnes Monica mengumumkan bahwa Kanza berhasil masuk ke babak 15 besar

(23)

dengan sebuah isyarat, ternyata Kanza tidak memahami maksud isyarat yang diberikan Agnes. Sehubungan dengan itu, Agnes menegaskan kembali dengan menyebutkan nama Kanza.

Tuturan „Untuk diperjelas lagi kali ya, Kanza!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menegaskan‟ yang dapat ditandai dengan frasa „Untuk diperjelas lagi‟. Tindak tutur asertif „menegaskan‟ seperti data 4) bertujuan untuk mengatakan dengan tegas dan memastikan bahwa Kanza adalah peserta yang berhasil masuk ke babak 15 besar. Bentuk tindak tutur asertif „menegaskan‟ juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

5) Konteks tuturan: Para juri sudah memutuskan bahwa Nina harus pulang dan keputusan itu sudah mutlak. chef master Marinka dengan terpaksa harus menegaskan bahwa Nina tetap harus pulang.

Bentuk tuturan

Nina : “Tambah satu apron lagi, Chef! Saya yakin saya punya potensi, dan saya mau di sini.

Chef Marinka: “Maaf, Kamu harus pulang!”

(158/MCI ke-2/8Juli2012) Tindak tutur asertif „menegaskan‟ pada data 5) dituturkan oleh juri yaitu chef Marinka kepada peserta MCI ke-2 yaitu Nina. Pada waktu itu para juri sudah memutuskan bahwa Nina tereliminasi dari MCI ke-2 dan harus pulang, namun Nina memohon kepada para juri supaya mempertimbangkan lagi keputusan mereka dan memberi kesempatan Nina untuk mencoba lagi. Para juri menegaskan bahwa keputusan mereka sudah bulat dan tidak bisa dirubah lagi.

Tuturan „Maaf, Kamu harus pulang!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menegaskan‟ yang dapat ditandai dengan aksen pada kata „harus‟. Tindak tutur asertif „menegaskan‟ seperti data 5) bertujuan untuk

(24)

mengatakan dengan tegas dan memastikan bahwa keputusan juri adalah absolut sehingga tidak seorang pun yang dapat mengubahnya. Tindak tutur dengan penanda berupa aksen pada kata „harus‟ juga ditemukan pada data (42/II ke-7/13April2012). Bentuk tindak tutur asertif „menegaskan‟ juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

6) Konteks tuturan: Setelah mendapat sindiran dari beberapa juri yang lain, Soimah menegaskan bahwa sebelumnya dia sudah mempersilahkan kepada para juri lain untuk menyingkir bila belum siap mendengar teriakan Soimah. Bentuk tuturan

Deddy : “Mas Addie, kita nih kalau ada dia (Soimah) naik honor nggak sih

sebenernya?”

Omesh : “Hehe. Lebih ada asuransi ya kayanya!” Addie : “Perlu dokter kuping.”

Deddy : “Iya, ya! Kayanya perlu dipertimbangkan.”

Soimah : “Saya kan udah bilang, udah siap belum kalau tidak siap menyingkirlah!”

Deddy : “Eee baguslah! Udah udah bagus pokoknya!” (sambil tertawa

melihat tingkah Soimah)

Omesh : “Hehe bagus pokoknya! Udah pusing, udah puyeng! Udah nggak

bisa konsen kalau di sebelah Soimah, ya! Baik, terima kasih banyak! Berikutnya silahkan Titi Sjuman!”

(163/IMB3/5Jan2013) Tindak tutur asertif „menegaskan‟ pada data 6) dituturkan oleh juri yaitu Soimah (penutur) kepada para juri lain di IMB3 (mitra tutur). Pada tuturan sebelumnya, Soimah sudah mengingatkan para juri yang lain untuk menyingkir jika tidak tahan dengan suara Soimah, namun para juri tidak ada yang berpindah menyingkir. Ciri khas Soimah saat menjadi juri IMB 3 adalah selalu berteriak-teriak pada saat memberikan pujian. Kemudian pada waktu Soimah memberikan teriakan untuk memuji peserta, para juri yang lain memrotes tindakan Soimah. Soimah menegaskan bahwa ia merasa tidak bersalah karena sebelumnya ia sudah memperingatkan semua orang.

(25)

Tuturan „Saya kan udah bilang‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menegaskan‟ yang dapat ditandai dengan intonasi yaitu menggunakan aksen tertentu saat mengucapkan frasa „Saya kan udah bilang‟. Tindak tutur asertif „menegaskan‟ seperti data 6) bertujuan untuk mengatakan dengan tegas dan mengingatkan kepada juri lain supaya menyingkir saat Soimah akan berteriak.Bentuk tindak tutur asertif „menegaskan‟ juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

7) Konteks tuturan: Pada waktu itu, Vina berkolaborasi dengan Soimah, mereka menggunakan kisah hidup Soimah untuk konsep lukisan pasir Vina. Pada tuturan sebelumnya, Soimah sudah menjelaskan bahwa konsep yang diangkat mereka berdua itu tidak bermaksud untuk meningkatkan popularitasnya. Soimah kembali menegaskan bahwa tidak bermaksud mengeksplor kisah hidupnya supaya bisa menjadi lebih populer.

Bentuk tuturan

Soimah : “Dan sekali lagi, Omesh! Ini bukan saya ingin dieksplor cerita saya atau apa, enggak! Cuma saya ingin ngasih tahu sama pemirsa semua bahwa seseorang kalau ingin mencapai sesuatu itu perlu proses, tidak yang tiba-tiba dan mungkin ini bisa untuk inspirasi buat anak-anak Indonesia, ya! Jangan berani sama ibu! Sayangi ibu yang masih hidup, ya! dan hargailah proses! Jadi saya sangat bangga dengan anak-anak IMB mengikuti proses IMB selama ini, memang saya tak lihat sendiri sampai malem sampai pagi, nah itu proses! Semoga kalian menjadi orang-orang yang berhasil juga! Selamat buat peserta IMB!”

Vina : “Terima kasih, Mbak Soimah!”

(180/IMB3/5Jan2013) Tindak tutur asertif „menegaskan‟ pada data 7) dituturkan oleh juri yaitu Soimah (penutur) kepada Omesh dan penonton IMB3 (mitra tutur). Soimah menegaskan kembali bahwa ia tidak bermaksud mengumbar kisah hidupnya untuk sekedar mencari popularitas saja.

Tuturan „Dan sekali lagi, Omesh!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menegaskan‟ ditandai dengan pengulangan kata, frasa, atau kalimat yang ditunjukkan pada frasa „Dan sekali lagi‟. Tindak tutur asertif commit to user

(26)

„menegaskan‟ seperti data 7) bertujuan untuk mengatakan dengan tegas kepada para penonton bahwa Soimah tidak bermaksud mencari sensasi untuk memperoleh kepopularitasan, namun Soimah lebih menekankan kepada amanat dari kisah yang ditunjukkan Soimah tersebut.

i. Menyatakan pendapat

Menyatakan pendapat adalah menyatakan pikiran; anggapan; buah pemikiran atau perkiraan (tentang suatu hal, seperti orang, peristiwa); orang yang mula-mula mendapatkan (sesuatu yang tadinya belum ada atau belum diketahui); atau menyatakan kesimpulan (sesudah mempertimbangkan, menyelidiki, dan sebagainya) (KBBI, 2008:314). Bentuk tindak tutur asertif „menyatakan pendapat‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan: Pada waktu itu Ahmad Dhani mendapat giliran untuk memberikan komentar kepada Rosa. Ia menyatakan pendapat mengenai penampilan Rosa yag dinilai biasa saja dalam menyanyikan lagu.

Bentuk tuturan

Dhani : “Kalau aku sih justru beda sama Mas Anang. Iya, menurut aku sih dia nyanyinya santai aja menurut aku. Ya kan? Menurut aku, dia nyanyinya santai aja. Justru karena lagunya terlalu mudah buat dia, makanya dia santai. Ya kan? Menurut kamu lagunya terlalu mudah nggak buat kamu?”

Rosa : “Hehehe, biasa aja sih Mas.”

Dhani : “Ya kan! Lagunya biasa aja! Ya kamu harusnya cari lagu yang nggak

biasa!”

(4/II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „menyatakan pendapat‟ pada data 1) dituturkan oleh juri yaitu Ahmad Dhani kepada para penonton dan khususnya ditujukan untuk Anang Hermansyah. Pada waktu itu Anang Hermansyah memberikan komentar bahwa saat Rosa bernyanyi tidak sesuai dengan irama musik, sehingga Anang menilai bahwa Rosa menyanyikan lagu tersebut dengan

(27)

Tuturan „Iya, menurut aku sih dia nyanyinya santai aja menurut aku.‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menyatakan pendapat‟ yang dapat ditandai dengan frasa „menurut aku‟ atau „menurut saya‟, konteks, serta tuturan sebelum dan sesudahnya. Tindak tutur „menyatakan pendapat‟ seperti data 1) bertujuan untuk menyatakan pikiran; anggapan; buah pemikiran Ahmad Dhani mengenai penampilan Rosa malam itu.

Tindak tutur dengan penanda berupa frasa „menurut aku‟, „menurut saya‟ atau „menurutku‟ juga ditemukan pada data (7/II ke-7/13April2012), (27/II ke-7/13April2012), (31/II ke-7/13April2012), (178/IMB3/5Jan2013), dan (183/IMB3/5Jan2013). Bentuk tindak tutur asertif „menyatakan pendapat‟ juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

2) Konteks tuturan: Pada waktu itu Titi Sjuman sedang mendapat giliran untuk memberikan komentar pada Josua Pangaribuan. Titi Sjuman menyatakan pendapatnya bahwa perubahan pada vokal Josua itu cukup mempengaruhi penampilan Josua.

Bentuk tuturan

Titi : “Itu susuk saya! Lupa deh tuh! Yuk cus deh katanya cepetan! (Titi

menerima isyarat dari karyawan trans untuk segera berkomentar.)

Josua, gini apakah perubahan suara kamu ini yang apa namanya itu tadi istilahnya?”

Addie: “Pancaroba!”

Titi : “Nah pancaroba itu, berpengaruh besar bangetnggak buat kamu?” Josua : “Sebenarnya sih nggak besar-besar banget sih, soalnya dalam pilih

lagu itu range vokal lagunya seberapa besar.”

Titi : “Oke, tapi buat aku itu sebenernya lumayan pengaruh besar karena gini, kalau dulu aku selalu bisa mengikuti emosi kamu setiap detail kamu kalimat yang kamu nyanyikan aku terbawa emosinya. Nah sekarang tuh kok keputus, nggak tahu kenapa! Kamu cari tahu deh! Suka keputus. Bagus, bukannya nggak bagus cuma suka terputus, sama key-nya juga eee selalu cenderung lebih rendah

sebenernya bisa mungkin key-nya lebih tinggi sama ngambil

improvisasi, melodinya itu kaya takut! Dulu kamu waktu awal-awal pakai baju ijo itu berani banget kamu! Sekarang masih takut kenapa? Coba cari tahu ngomongin samamas Indra Aziz vocal coach-nya.”

(166/IMB3/5Jan2013) commit to user

(28)

Tindak tutur asertif „menyatakan pendapat‟ pada data 2) dituturkan oleh juri yaitu Titi Sjuman kepada salah satu peserta IMB3 yaitu Josua Pangaribuan. Pada waktu itu Titi Sjuman sedang mengomentari penampilan Josua. Titi berpendapat bahwa perubahan suara Josua sangat mempengaruhi penampilannya dalam bernyanyi. Pada waktu masuk IMB 3 Josua masih kecil, namun karena proses penyeleksian IMB 3 yang cukup panjang. dengan seiringnya waktu berjalan

Tuturan „buat aku itu sebenernya lumayan pengaruh besar‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menyatakan pendapat‟ yang dapat ditandai dengan frasa „buat aku‟, konteks, serta tuturan sebelum dan sesudahnya. Tindak tutur asertif „menyatakan pendapat‟ seperti data 2) bertujuan untuk menyatakan pikiran; anggapan; buah pemikiran Titi mengenai perubahan suara Josua yang cukup mempengaruhi range vokalnya dalam bernyanyi. Bentuk tindak tutur asertif „menyatakan pendapat‟ juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

j. Bertaruh

Arti kata bertaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1635) yaitu bermain dengan taruhan atau memasang taruh (seperti dalam perjudian), mengatakan sesuatu dengan memberi taruh (bahwa yang dikatakan itu benar). Bentuk tindak tutur asertif „bertaruh‟ dapat dilihat pada data di bawah ini. 1) Konteks tuturan: Pada waktu para peserta sedang memasak chef Juna

mendatangi meja masak Nuuril sekitar 3 atau 4 kali. Chef Juna berkeliling untuk melihat proses memasak para peserta dan salah satunya Nuuril. Kemudian Chef Juna menyampaikan niatnya untuk bertaruh dan akan memberi Nuuril uang seratus ribu jika dia berhasil masuk ke babak selanjutnya.

(29)

Chef Juna : “Taruhan kamu masuk empat bawah. Kalau kamu bisa masuk di atas, nggak sampai empat bawah, saya kasih kamu seratus ribu. Kalau kamu masuk empat bawah, kamu tetep bayar saya seratus ribu!”

Nuuril : (tersenyum)

(69/MCI ke-2/8Juli2012) Tindak tutur asertif „bertaruh‟ pada data 1) dituturkan oleh juri yaitu

chef Juna kepada peserta yang bernama Nuuril. Chef Juna sedang berkeliling

untuk melihat-lihat proses memasak yang dilakukan para peserta. Kemudian

chef Juna melihat ke meja masak Nuuril dan langsung menentukan taruhan.

Chef Juna memasang taruhan berupa uang seratus ribu dengan syarat bahwa Nuuril harus tidak berada di posisi empat bawah. Posisi empat bawah merupakan posisi yang mengharuskan peserta untuk masuk ke babak

pressure test.Chef Juna memberikan taruhan ini untuk melatih mental dalam

bersaing yang harus dimiliki oleh setiap peserta Master Chef Indonesia. Hal ini dilakukan para juri karena para juri melihat bahwa pada waktu bekerja di dapur, Nuuril tidak memiliki mental persaingan yang kuat seperti peserta yang lain. Para juri menilai bahwa Nuuril kurang cekatan pada saat memasak, sehingga chef Juna langsung memasang taruhan sebagai motivator untuk Nuuril.

Tuturan „Taruhan kamu masuk empat bawah. Kalau kamu bisa masuk di atas, nggak sampai empat bawah, saya kasih kamu seratus ribu. Kalau kamu masuk empat bawah, kamu tetep bayar saya seratus ribu!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „bertaruh‟ yang dapat ditandai dengan konteks tuturan yaitu memasang taruhan untuk sesuatu hal serta tuturan sebelum dan sesudahnya. Tindak tutur asertif „bertaruh‟ seperti

(30)

data 1) bertujuan untuk mengatakan sesuatu dengan memberi taruh (bahwa yang dikatakan itu benar).

k. Menduga

Menduga yaitu menyangka atau memperkirakan (akan terjadi sesuatu) atau hendak mengetahui isi hati dan sebagainya (KBBI, 2008:369). Bentuk tindak tutur asertif „menduga‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan: Addie M.S. menyatakan pendapatnya bahwa kisah Soimah ini sangat menginspirasi masyarakat saat ini. Addie M.S. menyampaikan kepada semua penonton bahwa untuk mencapai kesuksesan itu tidak bisa hanya dalam sekejap mata saja. Kesuksesan dapat dicapai dengan perjuangan yang keras.

Bentuk tuturan

Addie : “Saya lihat jelas sekali bahwa Soimah memberi nyawa di penampilan kamu kali ini, dan terima kasih Soimah! Ehm hal yang penting saya kira di sini adalah bagaimana kita melihat suatu kesenian bisa menyampaikan pesan yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat kita sekarang. Kita lihat sekarang banyak orang mau kaya cepat! Mau berhasil cepat, jadi pemalak, jadi koruptor, dan sebagainya. Ini tadi kita diperlihatkan bagaimana cerita orang yang meraih sukses from zero to hero! Nah ini! (Sambil menunjuk ke

Soimah dan Soimah langsung bersyukur) Kerja keras seperti ini

yang harus sering-sering dilakukan (Soimah melambaikan tangan kepada penonton dan penonton langsung bersorak dan bertepuk

tangan) nanti bimbing saya sekalian! Saya butuh bimbingan.”

Soimah : “Jangan, Mas!”

(176/IMB3/5Jan2013) Tindak tutur asertif „menduga‟ pada data 1) dituturkan oleh juri yaitu Addie M.S. kepada para penonton. Pada waktu itu Addie M.S. mengomentari penampilan Vina Candrawati dan mencoba menjelaskan kepada para penonton bahwa kesenian merupakan salah satu sarana penyampai amanat kepada masyarakat.

Tuturan „hal yang penting saya kira di sini adalah ...‟ Menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menduga‟ yang dapat ditandai dengan

(31)

frasa „saya kira‟, konteks, tuturan sebelum dan tuturan selanjutnya. Tindak tutur asertif „menduga‟ seperti data 1) bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang tadinya belum banyak diketahui oleh masyarakat, sekaligus memperkirakan (akan terjadi sesuatu). Bentuk tindak tutur asertif „menduga‟ juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

2) Konteks tuturan : Saat Nuuril memperlihatkan hasil pekerjaannya kepada para juri, dan chef Marinka menduga bahwa berat kentang Nuuril itu tidak sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan.

Bentuk tuturan

Chef Marinka : “Nuuril!”

Chef Degan : “Kurang dikit.”

Chef Marinka: “Okelah, timbang. Paling kurang dikit! Oh enggak loh! Hebat!”

Nuuril : “Dan akhirnya alhamdulillah sekali saya ke depan, kemudian

Chef Master Degan berkata „Oke!‟ kemudian saya bilang kepada Chef Master Juna. Berarti Chef bayar aku dong! Ya,

I’ve got it! Ini nggak akan aku pakai, bakal aku simpen!

Hehehe.”

(87/ MCI ke-2/8Juli2012) Tindak tutur asertif „menduga‟ pada data 3) dituturkan oleh juri yaitu

chef Marinka kepada Nuuril. Nuuril membawa kentang yang sudah ia potong

ke meja juri untuk dinilai. Pada tuturan sebelumnya chef Degan menyatakan bahwa kentang Nuuril kurang sedikit tanpa menimbang terlebih dahulu. Kemudian chef Marinka mencoba menimbangnya untuk memastikan berat kentang Nuuril. Pada awalnya chef Marinka menduga bahwa hasil pekerjaan Nuuril itu hanya kurang sedikit, namun saat ditimbang hasil pekerjaan Nuuril sesuai dengan berat yang ditetapkan para juri.

Tuturan „Paling kurang dikit!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menduga‟ yang dapat ditandai dengan frasa „paling‟, konteks, tuturan sebelum dan sesudahnya. Dalam bahasa lisan kata „paling‟ sering digunakan

(32)

untuk memperkirakan sesuatu yang belum tentu kebenarannya. Tindak tutur asertif „menduga‟ seperti data 3) bertujuan untuk memperkirakan ketepatan berat kentang Nuuril.

l. Mengakui

Arti kata mengakui dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:31) yaitu membenarkan (tuduhan dan sebagainya), atau menganggap (sebagai). Bentuk tindak tutur asertif „mengakui‟ dapat dilihat pada data di bawah ini. 1) Konteks tuturan: Saat Para juri memberikan komentar kepada Ivan ada

sedikit candaan antara Agnes dan Dhani. Pada saat itu pula Dhani mengakui bahwa dia me-mention Agnes, supaya twitter Dhani di-mention oleh

follower Agnes juga

Bentuk tuturan

Agnes : “Kalo yang ini soalnya masih perlu dipromosiin!” Dhani : “Ya, bener! Makanya saya juga mention dia supaya ...”

Agnes : “Supaya saya mention balik. Supaya kamu dapat follower saya.” Dhani : “Benar! Bener emang! Emang sesungguhnya kuakui seperti itu.

Hehehe, eee banyak yang mention ke saya bahwa kok Ivan bisa masuk ya? Banyak yang mention ke saya, ke twitter saya, protes Ivan bisa masuk kedua belas ini, ya! Tapi dari pertama saya juga Ivan sampai sekarang pun juga begitu dan saya tidak pernah terpengaruh oleh orang-orang karena saya hanya, ya terus terang itu! Terus terang saya

nggak pernah dengerin orang lain selain hati saya sendiri dan saya

suka sama kamu gitu loh!”

Ivan : “Terima kasih.”

(57 /II ke-7/13April2012) Tindak tutur asertif „mengakui‟ pada data 1) dituturkan oleh juri yaitu Ahmad Dhani kepada juri lain yaitu Agnes Monica. Pada waktu itu Ahmad Dhani mengakui bahwa apa yang dikatakan Agnes Monica itu benar bahwa Ahmad Dhani me-mention twitter Agnes Monica supaya follower

(penggemar) Agnes juga menjadi penggemar Ahmad Dhani.

Tuturan „Benar! Bener emang! Emang sesungguhnya kuakui seperti itu.‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menduga‟ yang dapat

(33)

ditandai dengan kata „Benar! Bener emang! Sesungguhnya kuakui‟. Tindak tutur asertif „mengakui‟ seperti data 1) bertujuan untuk membenarkan, menerima dan menyatakan apa yang dikatakan Agnes Monica itu memang benar.Tindak tutur dengan penanda berupa frasa „kuakui‟ atau yang sama artinya dengan „aku akuin‟, „patut diakui‟, konteks, serta tuturan sebelum dan sesudahnya dapat ditemukan pada data (168/IMB3/5Jan2013).

m. Menganjurkan

Kata menganjurkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:73) adalah mengemukakan sesuatu supaya diturut (dilakukan, dilaksanakan, dan sebagainya), mengajukan usul (saran dan sebagainya), atau memberi nasihat (bantuan dan sebagainya) supaya menjalankan suatu usaha atau melakukan suatu perbuatan. Bentuk tindak tutur asertif „menganjurkan‟ dapat dilihat pada data di bawah ini.

1) Konteks tuturan: Chef Juna memberi anjuran kepada Zeze saat ia berkeliling ke meja para peserta. Chef Juna menilai bahwa pekerjaan Zeze berantakan. Ia memberi contoh memotong kentang yang benar kepada Zeze. Bentuk tuturan

Chef Juna : “Ambil aja gini, kalau kamu mau satu-satu kamu jadiin kayak gini kalau nggak kayak gini! Bener, tapi ini sudah menjurus ke paling besar, ya!”

Zeze : “Oke. MakasihChef.”

(67/MCI ke-2/8Juli2012) Tindak tutur asertif „menganjurkan‟ pada data 1) dituturkan oleh juri yaitu chef Juna kepada salah satu peserta MCI ke-2 yaitu Zeze. Pada waktu

itu chef Juna sedang berkeliling ke meja para peserta dan saat di meja Zeze,

chef Juna memberi nasihat kepada Zeze mengenai teknik memotong kentang.

Tuturan „kalau kamu mau satu-satu kamu jadiin kayak gini kalau nggak kayak gini!‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif commit to user

(34)

„menganjurkan‟ yang dapat ditandai dengan frasa „kalau kamu mau‟, konteks serta tuturan sebelum dan sesudahnya. Tindak tutur asertif „menganjurkan‟ seperti data 1) bertujuan supaya Zeze melakukan apa yang sudah dicontohkan oleh chef Juna.

Tindak tutur dengan penanda berupa frasa „kalau kamu mau‟ atau yang sama artinya dengan „kalau mau‟ dapat ditemukan pada data (192/IMB3/5Jan2013). Bentuk tindak tutur asertif „menganjurkan‟ yang lain dapat dilihat pada data di bawah ini.

2) Konteks tuturan: Sampai sejauh ini, sudah sepuluh kontestan yang berhasil melalui tantangan ini dengan sukses. Sementara yang lain masih terus berusaha memotong kentang sesuai dengan kriteria yang diinginkan juri. Chef Juna mengingatkan Vega untuk mengecek hasil pekerjaannya kepada Para juri yang ada di depan.

Bentuk tuturan

Chef Juna : “Saya khawatir ini kependekan kalau saya jadi kamu, saya bawa ini, saya ukur ke sana nggak usah ngantri. Saya cuma

numpang ngukur Chef, gitu. Ke sana! Kalau udah yakin, baru

lanjutin. Kalau nggak, ngapain kamu lanjutin terus akhirnya salah

semua.”

Chef Marinka: “Tinggal empat lagi yang tersisa, jika kalian tidak mau masuk

ke pressure test! So, cepat!”

(74/MCI ke-2/8Juli2012) Tindak tutur asertif „menganjurkan‟ pada data 2) dituturkan oleh juri yaitu chef Juna kepada salah satu peserta MCI ke-2 yaitu Vega. Pada waktu

itu chef Juna sedang berkeliling ke meja para peserta dan saat di meja Vega,

chef Juna menganjurkan kepada Vega supaya membawa hasil pekerjaannya maju ke depan dan menilaikannya pada para juri.

Tuturan „Saya khawatir ini kependekan kalau saya jadi kamu, saya bawa ini, saya ukur ke sana nggak usah ngantri.‟ menjadi penanda lingual

tindak tutur asertif „menganjurkan‟ yang dapat ditandai dengan frasa „kalau commit to user

(35)

saya jadi kamu‟ dan konteks tuturan. Tindak tutur asertif „menganjurkan‟ seperti data 2) bertujuan supaya Vega melakukan apa yang sudah dianjurkan oleh chef Juna.

Tindak tutur dengan penanda berupa frasa „kalau saya jadi kamu‟ dapat ditemukan pada data (106/MCI ke-2/8Juli2012). Bentuk tindak tutur asertif „menduga‟ juga dapat dilihat pada data di bawah ini.

3) Konteks tuturan: Adeline menyerahkan masakannya kepada para juri untuk dinilai. Chef master Marinka memberikan anjuran bahwa sebaiknya Adeline menggunakan piring yang warnanya kontras dengan warna makanannya, supaya terlihat indah.

Bentuk tuturan

Chef Degan: “Kayak taccho, ya? Tapi rasanya gado-gado. Potongannya bagus, kecil-kecil jadi gampang dimakan.”

Chef Marinka:“Kalau misalnya Mbak Adel milih di piring yang warna item, itu akan lebih bagus karena sekarang warnanya jadi lebih

pucet, putih sama putih.”

Chef Juna :“Idenya bagus! Kamu mau coba buat seperti taccho tapi isi gado-gado sama telur dadar. Next can food itu makanan favorit. Oke! Thank you!

Adeline : “Makasih, Chef!”

(111/MCI ke-2/8Juli2012) Tindak tutur asertif „menganjurkan‟ pada data 3) dituturkan oleh juri yaitu chef Marinka kepada salah satu peserta MCI ke-2 yaitu Adeline. Pada waktu itu Adeline memasak taccho yang berisi gado-gado dan warna hidangannya putih. Sedangkan, piring yang digunakan untuk menyajikan juga berwarna putih sehingga presentasi dari hidangan Adeline terlihat pucat dan kurang kontras. Dengan demikian, chef Marinka memberi anjuran supaya Adeline menggunakan piring yang berwarna hitam.

Tuturan „Kalau misalnya Mbak Adel milih di piring yang warna item, itu akan lebih bagus‟ menjadi penanda lingual tindak tutur asertif „menganjurkan‟ yang dapat ditandai dengan frasa „Kalau misalnya ...itu commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Sedang Terbuka, Rileks Pada ruangan ini, diperlukan suasana ruang yang nyaman serta menimbulkan kesan akrab, sehingga pasien yang datang tidak akan merasa

Hal tersebut dapat dilakukan diantaranya melalui pengenalan dan penguatan kemampuan meneliti dalam pembekalan konten dan pedagogi, pelibatan peserta PPG sejak dini

Dalam pembuatan website ini penulis menggunakan PHP yang cukup baik untuk mendesain dan membangun sebuah website, karena didalamnya sudah terdapat fasilitas-fasilitas untuk

function FormAwal_OpeningFcn(hObject, eventdata, handles, varargin).. handles.output = hObject;

Website ini diharapkan dapat membantu pengguna internet untuk mempermudah mendapatkan informasi mengenai Pakaian, celana dan rok serta dapat mengeksprsikan dan memadupadankan

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang hanya dengan rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, sebagai syarat untuk memperoleh gelar

kemampuan meneliti menjadi salah satu kompentensi profesional guru yang harus. dicapai melalui program

Desain form Master Obat berfungsi untuk menyimpan data obat yang terdiri dari kode obat, kode supplier, nama obat, ukuran obat, minimum stock dan harga obat. Dalam desain