• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi keberadaan TKA terkait proses pembangunan melalui ilmu pengetahuan & teknologi

Dalam dokumen PENGAWASAN TENAGA KERJA ASING DI KOTA CILEGON (Halaman 130-135)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.7 Kontribusi keberadaan TKA terkait proses pembangunan melalui ilmu pengetahuan & teknologi

Dalam memperkerjakan Tenaga Kerja Asing yang ingin bekerja di Kota Cilegon harus memiliki tujuan penggunaannya untuk meningkatkan proses pembangunan di Kota Cilegon khususnya dalam bidang ketenagakerjaan yang ada di Kota Cilegon. Tujuan tersebut harus mencerminkan aktivitas Tenaga Kerja Asing kepada situasi tujuan tersebut dipertautkan dan untuk mempercepat proses pembangunan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.Tujuan dari penggunaan Tenaga Kerja Asing yang dilakukan oleh setiap perusahaan adalah untuk memberikan transfer knowledge kepada para pekerja lokal. Karena TKA yang berada di sebuah Perusahaan Modal Asing (PMA) merupakan karyawan yang dikirim langsung oleh induk perusahaan yang berada di asal negara yang membangun perusahaan tersebut. Seperti yang dipaparkan oleh I7 dan I8 yang merupakan PMA asal Jepang yaitu PT. Sankyu Indonesia International dan PT. Nippon Shokubai Indonesia yang menjelaskan bahwa TKA yang bekerja di perusahaan tersebut banyak yang dari Jepang karena TKA tersebut sudah dikirim langsung oleh induk perusahaannya di

Jepang. Berikut pernyataan dari I7 yaitu Ibu Maghfiroh selaku Staff administrasi di PT. Sankyu Internasional Indonesia yang menyatakan:

“Dari Jepang. Karena ini PMA dari Jepang jadi karyawan pun dikirim dari Jepang. Kalau jumlah TKA yang masuk sih tergantung dikirim dari Jepangnya, kalau minimal jabatan itu untuk supervisor atau skill.” (8 Mei 2017, pukul 14:30 di PT. Sankyu Indonesia Internasional)

Dan hal yang senada pun dikatakan oleh I8 yaitu Bapak Ahmad Sobri selaku Supervisor/HR di PT. Nippon Shokubai Indonesia yang menyatakan:

“Jepang. Karena kita PMA dari Jepang.TKA yang dikirim dari sini adalah karyawan dari mother company kita yang ada di Jepang.Biasanya yang disini pun manager jabatannya. Kalau jumlah dan jabatan batasannya dari mother company kita, dulu pernah ada yang selevel operator, tapi untuk saat ini TKA yang ada disini selevel dengan manager.” (2 Mei 2017, pukul 13:00, di PT.Nippon Shokubai Indonesia)

Bidang Penempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja di Provinsi Banten dan Kota Cilegon yang bertugas dalam penempatan tenaga kerja asing juga mengatakan yang sama bahwa TKA yang masuk untuk bekerja di Kota Cilegon merupakan bawaan dari perusahaan asing asal negara tertentu. Itu juga yang menyebabkan di Kota Cilegon lebih banyak TKA asal Korea, Jepang dan Cina karena di Kota Cilegon banyak perusahaan yang berinvestasi dengan ketiga negara tersebut. Jadi otomatis tenaga kerja yang mereka bawa sebagai tenaga ahli pun mengutamakan yang berasal dari negaranya. Berikut pernyataan dari Bapak Andika Maulana selaku Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten sebagai I1-2:

“Biasanya kalau di Cilegon itu banyak perusahaan yang bekerja sama dengan Korea, Jepang dan Cina jadi TKA tersebut bawaan dari perusahaan yang bekerja sama dengan negara tersebut. Misalnya seperti Posco itu mereka pasti membawa TKA dari Korea atau Nipon dari Jepang pasti membawa TKA dari Jepang. Kalau jabatan untuk Tenaga Kerja Asing itu paling direktur atau komisaris, kalau yang teknis-teknis itu jarang.Tetapi kalau jabatan itu tergantung pemilik perusahaannya. Kalau di bagian teknisnya itu maksimal 5 tahun masa perpanjangan IMTAnya, untuk yang bagian tenaga ahlinya wajib mempunyai Tenaga Kerja Indonesia

pendampingnya untuk transfer ilmu. Dan untuk jabatan

direktur/komisaris itu setelah 5 tahun bisa perpanjang di pusat untuk dibuatkan KITAP. Kalau batasan jumlah sih tidak ada, itu tergantung perusahaannya. Biasanya TKA itu dibawa oleh perusahaan penanam modal dari asal negaranya.” (18 Mei 2017, pukul 14:30 di Disnaker Provinsi Banten)

Hal yang senada juga dipaparkan oleh Bapak Ahmad Taufan Taufani selaku Staff Fungsional Pengantar Kerja di Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon sebagai I3-2 yang menyatakan:

“Ada. Tidak boleh TKA yang kerja di Indonesia itu levelnya operator atau petukang, level mereka itu harus enginer/teknisi keatas (misalnya manajer, direktur) dibawah itu tidak boleh. Pertama karna investasi, investasi terbesar sekarang dari Korea, kalau Cina tidak terlalu banyak. Karna investasi banyak dari Korea maka otomatis banyak Tenaga Kerja dan perusahaan-perusahaan dari Korea karna setiap perusahaan pasti mereka mengutuskan orang-orang dari mereka terutama paling penting di bagian finance atau keuangan itu ga bisa kalau orang Indonesia yang pegang kaya direktur karna itu kepentingan mereka.” (12 Mei 2017, pukul 09:25, di Disnaker Kota Cilegon)

Selain itu Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Kota Cilegon pun memiliki batas jabatan yang boleh diduduki yaitu jabatan untuk direktur atau komisaris. Tetapi fakta yang saya dapat dari berbagai sumber media elektronik bahwa banyak pekerja Cina yang bekerja sebagai buruh di Kota Cilegon. Menurut bapak Kusmajaya menjelaskan bahwa fenomena tersebut karena banyak perusahaan yang paket/borongan dalam hal tenaga

kerja.Dari tenaga ahli sampai tenaga kasar/buruh sekaligus mengambil tenaga kerja dari Cina karena teknologi yang dipakai juga dari Cina jadi masih ada perusahaan yang masih memakai sistem paket/borongan. Seperti pernyataan dari Bapak Kusmajaya pada bulan Desember 2016 yang mengungkapkan:

“karena perusahaan yang memperkerjaan orang cina biasanya paket (borongan) dari tenaga ahli sampai tenaga kasar. orang cina juga ga bisa komunikasi bahasa inggris dan Indonesia, sedangkan teknologi dari cina. jadi tidak bisa jika tenaga kasar mengambil orang local karena komunikasi kepada orang asing tenaga ahli nya juga tidak bisa. Dan karena teknologi juga dari cina maka tenaga kerja juga sekalian dari cina. jadi sepaket. kecuali bukan pekerjaan paket, kalau bukan pekerjaan paket misalnya tenaga ahli di semen Jakarta itu perorangan, tetapi kalau membangun PLTU itu biasanya paket. seperti di posco kan kaya setingkat manajer, divisi dan sebagainya itu kan dari korea. kalau tenaga buruhnya dari Indonesia. di posco ada 95 orang korea.”(November 2016 di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon)

Dari pernyataan diatas salah satu penyebabnya juga karena komunikasi. Karena tidak adanya peraturan tentang Tenaga Kerja Asing wajib bisa berbahasa Indonesia, maka terjadilah sistem paket/borongan yang dilakukan oleh perusahaan.

Dan dalam memperkerjakan Tenaga Kerja Asing tidak ada training dan education yang diberikan oleh pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon maupun instansi pemerintah daerah lainnya karena pada dasarnya Tenaga Kerja Asing yang datang ke Indonesia harus yang tenaga ahli jadi justru Tenaga Kerja Asing lah yang memberikan ilmu kepada Tenaga Kerja Lokal. Hal tersebut seperti yang dipaparkan oleh I1-1 yang menyatakan bahwa:

“TKA itu harus yang sudah tenaga ahli jadi tidak ada lagi pelatihan dari sini. Kalau bahasa wajib punya walaupun di peraturan sudah di hapus tetapi setidaknya harus bisa. Atau harus punya TKI pendamping.” (22 Mei 2017, pukul 14:00 di Disnaker Provinsi Banten)

Hal yang senada juga diungkapkan oleh I3-2 yaitu Bapak Ahmad Taufan Taufani selaku Staff Fungsional Pengantar Kerja di Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon yang menyatakan:

“Tidak ada, kalau pelatihan tidak ada. Jadi tujuan adanya TKA itu pertama untuk transfer knowledge konsep awal adanya mereka itu adalah transfer knowledge, ketika TKA ini sudah mentransfer ilmunya kepada TKI harapannya TKA tidak perlu lama-lama lagi ada di Indonesia setelah memberikan ilmunya kepada pekerja lokal.”(12 Mei 2017, pukul 09:25 di Disnaker Kota Cilegon)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tidak adanya training atau education yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten maupun Kota Cilegon kepada TKA karena sudah adanya batasan jabatan yang diberikan untuk Tenaga Kerja Asing.

4.4 Pembahasan

Pembahasan merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan di lapangan serta disesuaikan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan hasil penelitian ini dilakukan untuk memberikan penjelasan terhadap hasil yang diperoleh selama penelitian berlangsung. Dalam bagian ini, peneliti akan membahas mengenai fokus penelitian yaitu Pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan yaitu menggunakan teori Karakteristik Pengawasan yang efektif menurut Handoko (2011:373) dan teori tujuan penggunaan Tenaga Kerja Asing menurut

HR. Abdussalam (2008:322) yang digabungkan dan peneliti dijadikan tujuh subfokus yaitu pengawasan dilakukan secara tepat-akurat dan tepat-waktu, pengawasan dilakukan secara obyektif dan menyeluruh guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan professional, terpusat pada titik-titik pengawasan strategis, realistik secara ekonomis terhadap kehadiran TKA, terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi, bersifat sebagai petunjuk dan operasiional, dan Kontribusi keberadaan TKA terkait proses pembangunan melalui ilmu pengetahuan & teknologi.

Dalam dokumen PENGAWASAN TENAGA KERJA ASING DI KOTA CILEGON (Halaman 130-135)