• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan dilakukan secara obyektif dan menyeluruh guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan

Dalam dokumen PENGAWASAN TENAGA KERJA ASING DI KOTA CILEGON (Halaman 100-108)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.2 Pengawasan dilakukan secara obyektif dan menyeluruh guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan

profesional

Pengawasan dapat dikatakan efektif jika dalam menyampaikan informasi yang mudah dipahami dan bersifat obyektif serta lengkap. Hal ini maksudkan agar informasi harus mudah dipahami, dimengerti dan

bersifat obyektif serta lengkap. Dalam hal ini Pemerintah Daerah harus merencanakan pelaksanaan pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon terlebih dahulu agar pengawasan berjalan secara obyektif dan menyeluruh. Dalam melaksanakan pengawasan tenaga kerja asing di Kota Cilegon dibutuhkan rencana kerja agar pengawasan bisa menyeluruh ke semua perusahaan yang dituju. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak Ubaidillah selaku Kepala Bidang Pengawasan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten sebagai I1-1 yang menyatakan bahwa:

“Kalau pengawasan dilaksanakan melalui rencana kerja, dimana setiap pengawas minimal mengawasi 51 perusahaan dalam sebulan.

Dalam melaksanakan pengawasan termasuk di dalamnya

mengawasi Tenaga Kerja Asing.” (22 Mei 2017, pukul 14:00 di Disnaker Provnsi Banten)

Rencana kerja yang dibuat oleh Bidang Pengawasan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten memiliki target minimal dapat mengawasi 51 perusahaan dalam sebulan. Dalam pengawasan tersebut, Bidang Pengawasan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten memeriksa dokumen-dokumen perizinan Tenaga Kerja Asing di setiap perusahaan seperti yang dipaparkan oleh Bapak Andika Maulana selaku Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten sebagai I1-2:

“Kalau di bidang pengawasan melakukan sidak ke perusahaan -perusahaan itu memeriksa dokumen-dokumen perizinan dari RPTKA, IMTA dan KITAS. Kita jarang kalau dilibatkan dengan pengawasan Ketenagakerjaan. Kalau pengawasan itu untuk memeriksa dokumen-dokumen yang dimiliki oleh TKA. Tetapi kita

yang memberi izin RPTKA dan IMTA.” (18 Mei 2017, pukul 14:30,

Sementara itu, perencanaan pelaksanaan pengawasan Tenaga Kerja Asing oleh Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Pengawasan rutin melalui pengecekan administrasi

2. Merencanakan pengawasan lapangan secara tertutup dan terbuka. Terbuka itu yang dilakukan oleh TIMPORA dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Sedangkan tertutup hanya dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon sendiri.

Berikut pernyataan dari Bapak Sahat Pasaribu selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon sebagai I2:

“Banyak cara dalam merencanakan pelaksanaan pengawasan: 1. Pengawasan rutin melalui pengecekan administrasi

2. Merencanakan pengawasan lapangan secara tertutup dan terbuka. Terbuka itu yang dilakukan oleh TIMPORA dengan tupoksinya masing-masing. Tertutup bisa dilakukan khusus Imigrasi sendiri (misalnya dilakukan secara diam-diam atau menyamar) dengan anggaran delapan ratus ribu rupiah” (26 April 2017, pukul

10:00 di Kantor Imgrasi Kelas II Cilegon”

Sama seperti Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon, Pihak Kepolisian Kota Cilegon dalam mengawasi tenaga kerja asing dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara administrasi dan pengawasan secara langsung ke lapangan secara tertutup. Dalam pengawasannya, kepolisian Kota Cilegon juga melaksanakan pengawasan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan Undang-Undang Kepolisian No 2 pasal 15 ayat 2 huruf I yang berbunyi: Melakukan pengawasan fungsional kepolisian

terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkait.

Berikut hasil wawancara dengan Bapak Hadi Subeno selaku Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional SAT INTELKAM di Polres Cilegon sebagai I6:

“Pengawasan yang kita lakukan ada 2 cara: yang pertama dengan cara administrasi dan yang kedua ada pengawasan scara langsung atau lapangan. secara administrasi yang sudah berjalan dilskukan dengan penggunaan Tenaga Kerja Asing harus melaporkan di dasari dengan Undang-undang Kepolisian No 2 pasal 15 ayat 2 huruf I bahwa kepolisian bertugas pengawasan terhdap orang asing. Di samping kegiatan administrasi, setiap pengguna Tenaga Kerja Asing yang kedapatan orang asing harus melaporkan ke kita dengan membawa dokumen-dokumen yang dimiliki orang asing.dokumen-dokumen tersebut yaitu potokopi passport, ijin tinggal, IMTA, surat sponsor dari perusahaan karena biasanya orang asing yang datang itu pasti ada yang ngundang. kemudian secara operasional hasil pengamatan kita atau hasil penyelidikan kita secara tertutup sama-sama melakukan kegiatan pemeriksaan di lapangan. tujuannya mencari atau menemukan keberadaan orang asing sesuai dengan perizinan yang dimiliki secara legal dengan dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang ada.” (17 Mei 2017, pukul 13:30, di Polres Cilegon)

Sedangkan dalam Timpora Kota Cilegon, instansi-instansi lain yang mempunyai tugas berkaitan dengan mengawasi Tenaga Kerja Asing adalah Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon dan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Cilegon. Masing-masing instansi tersebut memiliki tugas, pokok dan fungsinya Masing- masing-masing dalam mengawasi tenaga kerja asing. Dalam Tim pengawasan Orang Asing (Timpora) Kota Cilegon sendiri memiliki dua tim yaitu tim pengawasan orang asing yang diketuai oleh Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon dan tim pengawasan lembaga orang asing yang diketuai oleh

Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Cilegon.Dari kedua tim pengawasan orang asing tersebut memiliki anggota yang sama.

Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon bertugas memeriksa ijin ketenagakerjaan orang asing yang dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten sesuai dengan lokasi IMTA yang dikeluarkan. Setelah memeriksa dokumen-dokumen perijinan tenaga kerja asing apabila terdapat dokumen yang tidak lengkap terhadap tenaga kerja asing tersebut maka Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon menginformasikan ke Bidang Pengawasan di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten dan Timpora Kota Cilegon. Pernyataan tersebut merupakan dari wawancara peneliti dengan Bapak Wawan Gunawan selaku Kasi Penempatan Dalam Negeri di Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon sebagai I3-1:

“Kalau di Disnaker Kota Cilegon bukan pada pemeriksaan, jadi tupoksi kami hanya apakah ijin-ijin yang keluar dari pusat sudah dijalankan dengan benar aturan-aturannya misalnya seperti pendampingannya sudah benar atau tidak, jadi kalau diluar itu bukan di kami tetapi apabila ada informasi tentang permasalahan ijin yang dikeluarkan oleh Kementerian yang tidak sesuai maka kita sampaikan ke TIMPORA. Jadi Kalau kita hanya mengecek apabila terdapat dokumen ketenagakerjaan yang tidak lengkap.Di kita tidak ada kewenangan untuk pengawasan dan penindakan. Disnaker Kota Cilegon tidak memiliki kewenangan untuk memeriksa TKA.Karna bagian pengawasan itu bagian dari Disnaker Provinsi. Kita hanya melaporkan saja ke Disnaker Provinsi.”(12 Mei 2017, pukul 11:00 di Disnaker Kota Cilegon)

Seperti yang sudah peneliti paparkan sebelumnya bahwa Timpora terbagi dalam dua tim yaitu tim pengawasan orang asing dari Kantor

Imigrasi Kelas II Cilegon dan tim pengawasan lembaga orang asing dari Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Cilegon. Pihak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (DKCS) Kota Cilegon tergabung dengan dua tim tersebut karena DKCS mengawasi Tenaga Kerja Asing yang bertempat tinggal di Kota Cilegon. Tetapi dalam pengawasan, DKCS pun mengawasi di setiap perusahaan-perusahaan. Pengawasan yang dilakukan DKCS terkait dengan pemeriksaan dokumen kependudukannya seperti SKTT apabila TKA tersebut memegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), dan KTP/KK apabila TKA memegang Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP). Hal ini dikemukakan oleh I4 yakni Bapak Kusmajaya selaku Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon, beliau menjelaskan:

“Pengawasan sesuai dengan penerbitan dokumen kita sesuai dengan ijin KITAS atau KITAP yang dimiliki. Jika mempunyai KITAS kita bikinkan SKTT, kalau mempunyai KITAP kita buatkan Kartu Keluarga dan KTP. Pengawasan dengan cara mendatangi perusahaan karena jika di permukiman tidak ada orangnya, kita bisa mendatangi secara internal kita sendiri maupun secara tim. Kalau secara tim pengawasan itu ada 2: satu pengawasan lembaga orang asing yang diketuai oleh kesbangpol, kemudian tim pengawasan orang asingnya diketuai oleh kantor imigrasi, keduanya anggotanya hampir sama. Secara tim melakukan pengawasan bersama atau sidak tetapi secara internal masing-masing bisa datang ke perusahaan, kita periksa dokumen kependudukannya, SKTT atau KTP/KK.” (3 Mei 2017, pukul 15:10, di DKCS Kota Cilegon)

Sedangkan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Cilegon yaitu mengawasi Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM) yang dibentuk oleh Orang Asing yang tinggal di Kota Cilegon. Tetapi di Kota Cilegon belum ada LSM yang dibentuk oleh orang

asing karena sejauh iniorang asing yang tinggal di Kota Cilegon hanya memiliki keperluan untuk bekerja saja. Jadi BadanKesatuan Bangsa dan Politik selaku ketua dari tim pengawasan lembaga orang asing hanya ikut mengawasi Tenaga Kerja Asing yang dibentuk oleh Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon dengan lebih berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon dalam mengawasi Tenaga Kerja Asing Kota Cilegon yang bertempat tinggal di Kota Cilegon. Hal ini dikemukakan oleh I5 yakni Bapak H. Rudi Darmawan selaku Kepala Bidang Organisasi & Penanganan Konflik di Kesbangpol Kota Cilegon, beliau menyatakan:

“Kita mengawasi berkaitan dengan DKCS yaitu tempat tinggal. Karena DKCS mengeluarkan SKTT jadi kita berkoordinasi dengan DKCS. Lalu mengenai Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Kota Cilegon, kita meminta data dari Disnaker lalu dari semuanya itu kita menginduk ke Imigrasi. Jadi kesbangpol ini memonitoring instansi-instansi terkait.Tetapi jika ada orang asing yang membuat LSM, baru kita sendiri turun. Jika tidak ada LSM ya kita hanya sebatas itu saja yaitu memantau.” (19 Mei 2017, pukul 10:30 di Kesbangpol Kota Cilegon)

Berdasarkan beberapa hasil wawancara dari berbagai sumber diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pengawasan tenaga kerja asing, masing-masing instansi memiliki rencana kerja yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing instansi yang berkaitan dengan dokumen-dokumen perizinan Tenaga Kerja Asing. Dan semuanya juga terlibat pengawasan langsung di perusahaaan-perusahaan di Kota Cilegon yang terdapat Tenaga Kerja Asingnya secara tertutup.

Selain melakukan perencanaan sebelum pengawasannya, peneliti juga menanyakan mengenai rapat evaluasi setelah mengawasi Tenaga

Kerja Asing di Kota Cilegon. Setelah melakukan pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon, baik dalam pengawasan secara administrasi atau pengawasan langsung di lapangan, Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten dan Pemerintah Daerah Kota Cilegon yang tergabung dalam Timpora melakukan rapat evaluasi setelah melakukan pengawasan secara bersama-sama. Sebagaimana yang dikatakan oleh I1-1:

“Rapat evaluasi kalau khusus untuk TKA di Kota Cilegonnya doang sih tidak tetapi setiap habis melakukan pengawasan kita pasti melakukan rapat evaluasi. Kadang-kadang kalau sanksinya itu mengandung tindak pidana itu kita rapatkan bersama dan kita tentukan.”(22 Mei 2017, pukul 14:00 di Disnaker Provinsi Banten) Sementara itu, senada dengan apa yang telah disampaikan oleh I1-1 sebelumnya, I2 juga mengatakan hal serupa yang menjelaskan bahwa:

“Ada, seperti: Pertama, Rapat Internal di seksi Wasdakim (Pengawasan dan Penindakan) tentang apa yang perlu harus dilakukan dan apa yang sudah dilakukan. Kedua, Rapat dengan seksi lain (seksi Lalu Lintas Keimigrasian dan seksi Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian) untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat. Ketiga, Rapat Evaluasi pelaksanaan TIMPORA dengan instansi terkait.” (26 April 2017, pukul 10:00, di Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon)

Berdasarkan pernyataan yang dilontarkan oleh Bapak Ubaidilllah dan Bapak Sahat Pasaribu, dapat peneliti simpulkan bahwa dalam melaksanakan pengawasan tenaga kerja asing di Kota Cilegon terdapat rapat evaluasi setelah dilaksanakannya pengawasan baik dalam pengawasan administrasi dan pengawasan langsung di lapangan. Rapat evaluasi dilakukan oleh masing-masing instansi dan dilakukan juga secara bersama oleh Timpora. Dari hasil rapat evaluasi tersebut apabila terdapat

permasalahan dalam tenaga kerja asing lagi maka akan dilakukan pengawasan lagi. Rapat evaluasi yang dijalankan oleh Timpora dilakukan di Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon dan di Kesbangpol Kota Cilegon.

Dalam dokumen PENGAWASAN TENAGA KERJA ASING DI KOTA CILEGON (Halaman 100-108)