• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi

Dalam dokumen PENGAWASAN TENAGA KERJA ASING DI KOTA CILEGON (Halaman 116-124)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.5 Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi

Pengawasan dapat di katakan efektif salah satunya adalah terkoordinasi dengan aliran kerja organisasiyaitu informasi pengawasan harus terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi, karena setiap tahapan dari proses pekerjaan dapat mempengaruhi sukses atau kegagalan keseluruhan operasi, dan informasi pengawasan harus sampai pada seluruh personalia yang memerlukan.

Dalam pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon terdapat Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) dari instansi-instansi pemerintah yang terkait dalam pegawasannya yaitu Dinas Tenaga Kerja, Kantor Imigrasi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Kepolisian. Dalam menangani persoalan pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon, Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten secara khusus memiliki Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan yang secara tugas dan fungsi memegang peranan dalam mengawasi keberadaan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, maka semua fungsi pengawasan ketenagakerjaan yang ada di setiap kabupaten/kota seluruh Indonesia, statusnya akan beralih ke provinsi pada Januari 2017 termasuk Kota Cilegon. Maka yang menangani pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon adalah Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten. Tetapi untuk koordinasi mengenai pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon tetap melibatan Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon karena sebagian ijin

Tenaga Kerja Asing berada di Kota Cilegon maka pengawasan harus di informasikan ke Bidang Pengawasan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak Ubaidillah selaku Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten sebagai I1-1:

“Kordinasi tetap ada karena ketenagakerjaan kan dimulai dari rekruitmen tenaga kerja sampai dia PHK sedangkan rekruitmen itu dimulai dari kabupaten/kota sampai dengan Ijin Tenaga Kerja Asing kan ada sebagian dari Kota jadi koordinasi tetap ada.Kalau dengan instansi terkait lainnya kita dengan Timpora. Dan Timpora tersebut ada 2, ada yang diketuai oleh Imigrasi dan ada yang diketuai dengan Kesbangpol.” (22 Mei 2017, pukul 14:00 di Disnaker Provinsi Banten)

Sedangkan koordinasi dengan instansi lain yang terkait dengan Timpora ada dua yaitu Tim Pengawasan Orang Asing yang diketuai oleh Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon dan Tim Pengawasan Lembaga Orang Asing yang diketuai oleh Kesbangpol Kota Cilegon. Kedua tim tersebut memiliki anggota yang sama sehingga pengawasan sering dilakukan bersama karena di Kota Cilegon tidak ada Lembaga yang dibuat oleh Orang Asing jadi Badan Kesbangpol Kota Cilegon tetap ikut berkoordinasi dengan Tim Pengawasan Orang Asing dengan Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon dan instansi terkait lainnya dalam mengawasi Tenaga Kerja Asing. Seperti yang dipaparkan oleh Kepala Kantor Imigrasi sebagai I2-1 dan Kepala Bidang Organisasi & Penanganan Konflik di Kesbangpol Kota Cilegon sebagai I5, berikut pernyataan dari I2:

“Koordinasinya berjalan, kegiatan TIMPORA itu seperti melakukan operasi dan tukar-menukar informasi tidak harus melakukan rapat

kita bisa mendapatkan/memberikan informasi tapi di dalam TIMPORA itu harus ada rapat apakah itu rapat evaluasi atau rapat untuk terjun ke lapangan, jadi koordinasi berjalan dengan baik.”

(26 April 2017, pukul 10:00, di Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon) Dan juga berikut merupakan pernyataan dari I5:

“Kan kalau Timpora punya Imigrasi tetapi kita disini mempuyai kewenangan mengawasi keberadaan warga negara asing dan tenaga kerja asing dalam bidang LSMnya. Jadi sebenernya kita mengawasi LSM yang dibina oleh Orang Asing. Tetapi dalam pelaksanaan pengawasannya pun kita juga melibatkan Timpora, kalau setelah sidak kita menemukan Orang Asing yang memiliki LSM baru kita tindak lebih lanjut keberadaannya.Tetapi selama ini belum ditemukan orang asing yang membuat LSM. Koordinasinya meminta laporan data TKA dari Disnaker lalu kita koordinasikan dengan instansi terkait lainnya lalu ke lapangan untuk meneliti atau mengecek bersama-sama sesuai dengan tupoksi instansinya masing-masing.” (19 Mei 2017, pukul 10:30, di Kesbanpol Kota Cilegon)

Kegiatan koordinasi pengawasan yang dilakukan oleh Timpora dilakukan seperti tukar-menukar informasi antar instansi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing, melakukan rapat kerja dan rapat evaluasi, dan mengecek situasi di lapangan secara bersama-sama.

Sementara itu, pihak perusahaan-perusahaan PMA mengatakan bahwa pengawasan langsung yang dilakukan oleh Timpora dilaksanakan setahun sekali dan bentuk dari pengawasan tersebut lebih kepada interview atau wawancara dan pemeriksaan dokumen perizinan tenaga kerja asing. Dan perusahaan wajib memberikan laporan data tenaga kerja asing yang bekerja di perusahaannya, baik laporan bulanan maupun laporan tahunan. Seperti yang dipaparkan oleh I7 yaitu Ibu Maghfiroh selaku Staff administrasi di PT. Sankyu Internasional Indonesia dan I8 yaitu Bapak

Ahmad Sobri selaku Supervisor/HR di PT. Nippon Shokubai Indonesia. Berikut pernyataan dari I7:

“Ada sidak lapangan setahun sekali dari TIMPORA. Bentuk pengawasannya sidak langsung dan adanya laporan bulanan yang kita berikan ke SKPD terkait.” (8 Mei 2017, pukul 14:40, di PT.Sankyu Indonesia Internasional

Dan juga berikut merupakan pernyataan dari I8:

“Ada pengawasan langsung dan kita tiap tahunnya ada laporan tahunan. Perusahaan harus memberikan jumlah karyawan kita laporkan. Kalaupun nanti ada pengecekan yah kita sambut dan kita sesuaikan dengan kondisi yang ada. Pengawasan lebih pada interview dan pemeriksaan dokumen perizinan.” (2 Mei 2017, pukul 13:00, di PT NSI)

Dalam koordinasi yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam pengawasan juga sering diadakannya sosialisasi yang diberikan, baik pada saat proses pelaksanaan pengawasan langsung di lapangan maupun sosialisasi yang diadakan Timpora dengan mengundang beberapa pemateri dari beberapa instansi yang memiliki kewenangan dalam proses pengawasan tenaga kerja asing di Kota Cilegon. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak Hadi Subeno selaku Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional SAT INTELKAM di Polres Cilegon sebagai I6:

“Kita sering melakukan itu, kemudian pada saat-saat tertentu juga dari pihak TIMPORA juga mengundang dan kita sebagai pemateri menyampaikan secara masing-masing. Sosialisasi juga caranya macam-macam, ada yang diundang di lapangan oleh Timpora dan ada juga kita sampaikan secara langsung pada saat pengawasan.”

(17 Mei 2017, pukul 13:30, di Polres Cilegon)

Untuk tahun 2017 ini dilakukan sosialisasi yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten dengan mengundang beberapa

instansi yang berkaitan mengenai retribusi daerah seperti PTSP, Bank Banten, DPPKD, Kantor Imigrasi, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota dan Kementerian Ketenagakerjaan. Di dalam sosialisasi tersebut juga termasuk di dalamnya mengenai retribusi izin memperkerjakan tenaga kerja asing (IMTA) dengan sasaran untuk perusahaan-perusahaan yang ada di Provinsi Banten. Dan perusahaan-perusahaan yang diundang ada 50 perusahaan yang melakukan perpanjangan RPTKA/IMTA. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak Andika Maulana selaku Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten sebagai I1-2 yang menyatakan:

“Ada, kita sosialisasi mengundang PTSP, Bank Banten, DPPKD, Imigrasi dan Kementerian Ketenagakerjaan. Sosialisasinya untuk mempertemukan lima instansi terkait mengenai retribusi daerah dan sasarannya untuk perusahaan-perusahaan. Untuk sosialisasi dilakukan setahun sekali dengan mengundang 50 perusahaan yang minimal memperpanjang RPTKA/IMTA dan mengundang Disnaker

Kabupaten/Kota.” (18 Mei 2017,pukul14:30, di Disnaker Provinsi

Banten)

Selain sosialisasi yang dilakukan dengan mengundang beberapa pemateri dari instansi yang tergabung dalam Timpora, terdapat sosialisasi khusus dari masing-masing instansi dalam memberikan penyuluhan sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Seperti misalnya Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon yang melakukan sosialisasi secara door to door kepada perusahaan mengenai syarat-syarat yang harus dilakukan dalam memperkerjakan tenaga kerja asing sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Dan ada juga sosialisasi yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Cilegon mengenai Tenaga Kerja Asing yang bertempat tinggal di Kota Cilegon serta dokumen-dokumen kependudukannya. Sosialiasi tersebut dilakukan di 8 kecamatan di Kota Cilegon dengan melibatkan RT, RW setempat. Sasaran dari sosialisasi tersebut juga dengan mengundang perusahaan-perusahaan yang memiliki Tenaga Kerja Asing di dalamnya. Berikut pemaparan dari Bapak Kusmajaya selaku Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon sebagai I4:

“tahun 2017 baru penyuluhannya yaitu penyuluhan dokumen

orang asing maupun orang asingnya, kita mendatangi 8 kecamatan dan sudah mendatangi 6 kecamatan. Mengundang perusahaan, RT,

RW dan kelurahan dikumpulkan perkecamatan. Soalnya

permasalahannya orang asing tidak hanya dokumen saja tetapi tinggal di permukiman penduduk.” (3 Mei 2017, pukul 15:10, di DKCS Kota Cilegon)

Hal tersebut juga dibenarkan oleh pihak Kecamatan Ciwandan yang menyatakan bahwa adanya sosialisasi dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon. Berikut pernyataan dari Bapak Ahmad Junaedi selaku Kepala Kantor Kecamatan Ciwandan sebagai I9:

“Ada, tahun ini baru aja ada sosialisasi dari DKCS yang melibatkan RT, RW yang diperkirakan ada orang asing. Dan juga mengundang perusahaan-perusahaan yang terdapat orang asingnya.” (17 Mei 2017, pukul 11:00, di Kantor Kecamatan Ciwandan)

Jadi terdapat sosialisasi yang diberikan oleh masing-masing instansi maupun yang dilakukan secara bersama-sama pada saat pelaksanaan pengawasan yang berlangsung di lapangan.

Adapun jumlah petugas pengawas di Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten dalam mengawasi berjumlah 75 orang dan dibagi berdasarkan kebutuhan dalam rencana kerja yang sesuai dengan situasi wilayah yang diawasi. Pernyataan ini berdasarkan wawancara peneliti dengan I1-1 yang menyatakan:

“Pengawas yang ada di Provinsi Banten ini berjumlah 75 orang, dalam melaksanakan tugasnya dibagi berdasarkan rencana kerja tergantung situasi wilayah. Jadi dibagi tiap wilayah dan pembagiannya tidak baku atau sesuai kebutuhan saja.” (22 Mei 2017, pukul 14:00 di Disnaker Provinsi Banten)

Sementara itu, jumlah pengawas dalam Kantor Imigasi Kelas II Cilegon dalam mengawasi Tenaga Kerja Asing sebanyak empat orang yaitu Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim), Kepala sub seksi Pengawasan Keimigrasian, Kepala sub seksi Penindakan Keimigrasian apabila terdapat projustitia pada Tenaga Kerja Asing, dan satu staff pengawasan. Dan untuk jumlah pengawas di masing-masing instansi yang tergabung dalam Timpora sebanyak dua orang. Berikut pemaparan dari Bapak Sahat Pasaribu selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon sebagai I2:

“Secara tupoksi hanya ada 4 orang dengan keterangan:1 kepala seksi, 1 kasubsi pengawasan dibantu 1 kasubsi penindakan dan 1 orang staff. Namun tugas pokok Imigrasi diemban oleh seluruh petugas Imigrasi dengan wilayah 10 kecamatan yang terdiri dari 8 kecamatan di Pemerintahan Kota Cilegon dan 2 kecamatan di Pemerintahan Kabupaten Serang (Pulau Ampel & Bojonegara)”(26 April 2017, pukul 10:00, di Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon)

Untuk pihak kepolisian sendiri tidak mempunyai petugas khusus dalam pengawasan Tenaga Kerja Asing. Yang bertugas dalam hal pengawasan yaitu seluruh anggota fungsi intelligent termasuk juga dalam mengawasi Tenaga Kerja Asing. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Hadi Subeno selaku Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional SAT INTELKAM di Polres Cilegon sebagai I6 yang menyatakan sebagai berikut:

“Secara khusus tidak ada untuk pengawasan orang asing, tetapi untuk tugas di lapangan, seluruh anggota fungsi inteligen punya kewajiban untuk melakukan pengawasan.” (17 Mei 2017, pukul 13:30, di Polres Cilegon)

Jadi dapat disimpulkan bahwa koordinasi yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam pengawasan Tenaga Kerja Asing sudah cukup baik karena adanya Tim Pengawasan Orang Asing. Tetapi untuk jumlah petugas pengawas saya rasa masih kurang jika di dalam satu instansi hanya diambil dua orang pengawas saja karena dalam Tahun 2016 ada 1240 TKA yang bekerja di Kota Cilegon. Seperti data jumlah Tenaga Kerja Asing yang berada di Kota Cilegon sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon

Tahun Jumlah

2015 1083

2016 1240

Sehingga terdapat ketimpangan antara jumlah pengawas dengan jumlah Tenaga Kerja Asing yang ada di Kota Cilegon.

Dalam dokumen PENGAWASAN TENAGA KERJA ASING DI KOTA CILEGON (Halaman 116-124)