• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB X PENUNJUKAN LANGSUNG

1. Kriteria

a. Pembelian barang atau pengadaan jasa langsung dengan pengaturan sebagai berikut:

1) Kantor Pusat dan Kantor Cabang Utama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta untuk pembelian barang dan/atau pengadaan jasa dengan nilai sampai dengan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah); 2) Kantor Cabang lainnya untuk pembelian barang dan/atau pengadaan

jasa dengan nilai sampai dengan Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

b. Pembelian/pengadaan langsung sudah termasuk PPN, dengan bukti kwitansi dan/atau faktur.

c. Pembelian langsung dilaksankan oleh Unit ST di Kantor Pusat atau Unit Fungsi Perlengkapan untuk pengadaan barang di kantor cabang.

d. Pengadaan langsung dilaksanakan oleh Unit ST.

e. Pembelian/pengadaan langsung dilakukan melalui penyedia barang dan/atau jasa yang memiliki Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) , kecuali: 1) untuk pengadaan barang dan/atau jasa emergency;

2) pembelian/pengadaan langsung sampai dengan Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

2. PELAKSANAAN Pejabat yang ditunjuk:

a. Mengajukan uang muka/kas kecil;

b. Membeli barang yang diperlukan tersebut di pasar atau pengadaan jasa melalui penyedia barang dan/atau jasa dengan mengutamakan Usaha Kecil/Koperasi Kecil;

c. Melakukan penelitian kualitas barang sehingga dapat diperoleh barang yang benar-benar memenuhi kebutuhan dan kewajaran harga;

d. Segera menyampaikan pertanggungjawaban pemakaian uang muka/kas kecil selambat-lambatnya 1 (satu) bulan.

BAB IX

KONTES/SAYEMBARA

1. KRITERIA

a. Kontes/sayembara merupakan salah satu metode pemilihan penyedia barang dan/atau jasa.

1) Kontes digunakan untuk pengadaan barang yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) tidak mempunyai harga pasar; dan

b) harga/biayanya tidak dapat ditetapkan dengan harga satuan; atau

c) yang mempunyai unsur karya seni.

yang dapat dilakukan dengan cara kontes, antara lain: buku agenda, kalender, furniture.

2) Sayembara digunakan untuk pengadaan jasa yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) berupa gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu; dan b) harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga

satuan.

yang dapat dilakukan dengan cara sayembara, antara lain: desain pakaian dinas, desain rumah dinas, desain grafis, desain website, desain interior, desain arsitektur.

2. PELAKSANAAN

a. Pengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana tersebut pada angka 1 huruf a dilaksanakan dengan pengaturan sebagai berikut:

1) Dilaksanakan oleh unit fungsional atau Panitia Pengadaan atau unit ST atau Tim yang ditunjuk oleh Direksi/General Manager, setelah mendapat persetujuan dari Direksi/pejabat yang berwenang;

2) Pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai sampai dengan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dilaksanakan oleh unit fungsional atau Unit ST;

3) Pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai di atas Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan atau Tim yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi/General Manager;

4) Unit ST membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK/Term of Reference) atau Reques for Proposal (RFP) yang harus mendapat persetujuan dari Direksi/pejabat yang berwenang;

5) Unit fungsional atau unit ST atau Tim yang ditunjuk oleh Direksi/General Manager menyiapkan ketentuan pelaksanaan pengadaan termasuk dokumen kontes/sayembara dan meminta persetujuan Direksi/Pejabat yang Berwenang;

6) Setelah mendapat persetujuan dari Direksi/pejabat yang berwenang, Pejabat pelaksana pengadaan/Unit ST/Tim melaksanakan proses kontes/sayembara sebagai berikut:

a) Mengumumkan atau mengundang calon penyedia barang dan/atau jasa;

b) melaksanakan penjelasan pekerjaan (aanwijzing); c) membuat berita acara penjelasan pekerjaan;

d) menerima proposal dokumen penawaran administrasi dan teknis yang disampaikan oleh calon penyedia barang dan/atau jasa;

e) melaksanakan evaluasi administrasi dan teknis;

f) melaksanakan acara kontes/sayembara dan mengundang calon penyedia barang dan/atau jasa yang telah lulus evaluasi adminstrasi dan teknis untuk menyerahkan desain atau melakukan presentasi desain atau mempresentasikan mock up

sekaligus menyerahkan dokumen penawaran harga;

g) melaksanakan penilaian dan menyusun peringkat penyedia barang dan/atau jasa yang telah diserahkan atau dipresentasikan;

h) dalam hal diperlukan penilaian dapat dilakukan oleh juri dengan kompetensi yang relevan yang ditetapkan oleh Direksi/Pejabat yang berwenang;

i) mengumumkan atau menyampaikan hasil peringkat kepada para peserta presentasi;

j) melakukan evaluasi, klarifikasi, dan negosiasi teknis terhadap calon penyedia barang dan/atau jasa yang menduduki peringkat pertama dan menyampaikan hasil negosiasi teknis tersebut kepada Direksi/Pejabat yang berwenang untuk mendapatkan persetujuan;

k) melakukan negosiasi harga kepada calon penyedia barang dan/atau jasa peringkat pertama;

l) membuat usulan penunjukan pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi/Pejabat yang berwenang berdasarkan hasil negosiasi; m) dalam hal Direksi/Pejabat yang berwenang tidak menyetujui

usulan harga hasil negosiasi penunjukan pelaksana pekerjaan, maka Pejabat pelaksana pengadaan/Unit ST/Tim melakukan negosiasi ulang;

n) dalam hal negosiasi ulang dengan peringkat pertama tidak tercapai kesepakatan maka dilakukan negosiasi dengan peringkat kedua;

o) dalam hal tidak tercapai kesepakatan dalam negosiasi dengan peringkat kedua, maka Pejabat pelaksana pengadaan/Unit ST/Tim dapat membatalkan proses kontes/sayembara secara tertulis.

b. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam ketentuan/peraturan ini, dapat diatur lebih lanjut dalam dokumen kontes/sayembara dengan persetujuan pejabat yang berwenang.

BAB X

PENUNJUKAN LANGSUNG

Penunjukan Langsung adalah pengadaan barang dan/atau jasa yang dilakukan secara langsung dengan menunjuk satu penyedia barang dan/atau jasa.

1. KRITERIA PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA YANG DAPAT DILAKUKAN DENGAN PENUNJUKAN LANGSUNG

a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang mempunyai nilai di atas Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk kantor pusat, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direktur Terkait; atau

b. Pengadaan barang dan/atau jasa di kantor cabang yang diatur sebagai berikut:

1) Pengadaan barang dan/atau jasa yang mempunyai nilai di atas Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) untuk Kantor Cabang Utama Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Senior General Manager atau Deputy Senior General Manager; atau

2) Pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk kantor cabang selain Kantor Cabang Utama Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. c. Pengadaan darurat (emergency) yaitu pengadaan barang dan/atau jasa

yang pelaksanaannya tidak dapat ditunda atau harus dilakukan segera karena:

1) Barang dan/atau jasa yang dibutuhkan bagi kinerja utama perusahaan dan tidak dapat ditunda keberadaannya (business critical asset); atau 2) penanganan darurat untuk keamanan, keselamatan masyarakat, dan

aset strategis perusahaan; atau 3) penanganan akibat nasional; atau

4) Perbaikan asset-aset perusahaan yang bersifat mendesak karena memiliki risiko reputasi perusahaan sehingga berdampak terhadap pendapatan perusahaan; atau

5) berkaitan dengan kebutuhan operasional yang sangat mendesak yang apabila tidak segera dilaksanakan akan mengganggu kelancaran, keamanan dan keselamatan penerbangan, atau kenyamanan penumpang pesawat udara; atau

6) penanganan darurat akibat kebakaran.

d. Pengadaan barang dan/atau jasa lukisan, patung, logo/lambang/tageline,

hymne/mars, dan desain pakaian dinas; atau e. Pengadaan barang dan/atau jasa khusus, yaitu:

1) Pengadaan barang dan/atau jasa berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan oleh pemerintah; atau

2) Pengadaan barang dan/atau jasa yang sudah memiliki standar dan sudah ditentukan jenis atau merek seperti kendaraan bermotor; atau

3) Pengadaan barang dan/atau jasa dengan merek yang telah ditentukan berdasarkan justifikasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan serta dengan persetujuan Direksi; atau

4) Pekerjaan konstruksi bangunan yang merupakan satu kesatuan sistem konstruksi dan satu kesatuan tanggung jawab atas risiko kegagalan bangunan yang secara keseluruhan tidak dapat direncanakan/ diperhitungkan sebelumnya (unforeseen condition).

f. Pengadaan barang dan/atau jasa spesifik berdasarkan justifikasi dari Unit ST dan dengan persetujuan Direksi; atau

g. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersifat knowledge intensive, dimana untuk menggunakan dan memelihara produk tersebut membutuhkan kelangsungan pengetahuan dan/atau pengalaman sebagai pengelola berkinerja terbaik dari penyedia barang dan/atau jasa; atau

h. Pengadaan barang dan/atau jasa yang dimiliki oleh pemegang hak atas kekayaan intelektual (HAKI) atau yang memiliki jaminan (warranty) dari

(Original Equipment Manufacture); atau

i. Pengadaan Original Equipment Manufacturer (OEM) yang berdasarkan justifikasi yang rinci mengenai vendor yang ditunjuk dan spesifikasi teknis barang sesuai dengan kebutuhan perusahaan; atau

j. Barang dan/atau jasa lanjutan yang secara teknis merupakan satu kesatuan yang sifatnya tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya; atau

k. Penyedia barang dan/atau jasa adalah BUMN, Anak Perusahaan atau perusahaan terafiliasi, sepanjang barang dan/atau jasa yang dibutuhkan tersebut merupakan produk atau layanan dari BUMN, Anak Perusahaan atau perusahaan terafiliasi, dan sepanjang kualitas, harga dan tujuannya dapat dipertanggungjawabkan; atau

l. Pengadaan dalam rangka standarisasi peralatan yang telah ditetapkan oleh perusahaan; atau

m. Pengadaan jasa konsultan yang disediakan oleh:

1) Perguruan Tinggi Negeri termasuk badan usaha yang berada di bawahnya; atau

2) Perguruan Tinggi Swasta Terakreditasi A, termasuk badan usaha yang berada di bawahnya dengan persetujuan Direksi.

n. Pekerjaan lanjutan dari pekerjaan sebelumnya, sehubungan dengan homogenitasnya perlu dijaga kontinuitas pelaksanaannya; atau

o. Pekerjaan tambahan yang merupakan satu kesatuan dengan proyek yang

sedang dilaksanakan, yang sebelumnya belum termasuk dalam perencanaan tetapi tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian proyek tersebut, dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Nilai pekerjaan tambahan tersebut adalah 10% (sepuluh persen) dari

nilai kontrak; atau

2) Nilai pekerjaan tambahan tersebut lebih dari 10% (sepuluh persen)

dari nilai kontrak, dalam hal sisa anggaran dari proyek tersebut lebih dari 10% (sepuluh persen) dari nilai kontrak; atau

3) Dalam hal anggaran untuk kontrak tersebut tersedia pada tahun

berjalan.

Pengawasan terhadap pelaksanaan penggunaan anggaran sebagaimana dimaksud, dilakukan oleh pejabat satu tingkat di bawah Direksi yang membidangi Anggaran dan Akuntansi; atau

p. Telah dilakukan 2 (dua) kali pelelangan atau pemilihan langsung namun tidak ada peserta pelelangan atau pemilihan langsung yang memenuhi persyaratan, atau tidak ada peserta yang mengikuti pelelangan atau pemilihan langsung tersebut.

Proses penunjukan langsung tersebut dapat dilakukan dengan mengacu pada penyedia barang dan/atau jasa yang ada pada daftar rekam jejak vendor; atau

q. Pengadaan barang dan/atau jasa tertentu yang karena sifat pekerjaannya lebih efektif apabila dilakukan melalui penunjukan langsung dengan persetujuan dari pejabat yang berwenang, antara lain pengadaan jasa pengacara/konsultan hukum, notaris, transportasi, tata boga, rumah, obat- obatan, pengamanan, diklat, bangunan untuk perkantoran, fotokopi, event

r. Pengadaan barang dan/atau jasa berulang (repeat order) untuk pengadaan barang dan/atau jasa rutin sepanjang harga satuan sama atau harga satuan lebih rendah dengan kualitas yang sama atau sepanjang harga yang ditawarkan menguntungkan dengan tidak mengorbankan kualitas barang dan/atau jasa; atau

s. Pengadaan barang dan/atau jasa tertentu yang ditetapkan strategis oleh Direksi.

2. KETENTUAN UMUM

a. Unit ST harus membuat justifikasi yang memuat alasan penunjukan langsung, kecuali untuk hal-hal berikut (tidak diperlukan justifikasi):

1) Untuk pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai:

a) sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk kantor pusat;

b) sampai dengan Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) untuk Kantor Cabang Utama Bandar Udara Internasional Soekarno- Hatta;

c) sampai dengan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk kantor cabang selain Kantor Cabang Utama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

2) Penunjukan ulang (repeat order); atau

3) Sebagai tindak lanjut pelelangan ulang yang dinyatakan batal.

b. Justifikasi harus ditandatangani oleh Unit ST dan disetujui oleh pejabat yang berwenang.

c. Dalam hal dianggap perlu, Unit ST melakukan ekspose kepada jajaran Direksi untuk pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai di atas Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

d. Kepada calon penyedia barang dan/atau jasa dapat dikenakan biaya dokumen yang disetor ke kas PT AP II.

e. Berdasarkan penawaran tertulis yang diajukan oleh penyedia barang dan/atau jasa, pejabat yang ditunjuk melakukan evaluasi, klarifikasi, negosiasi dan dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani bersama dengan penyedia barang dan/atau jasa yang bersangkutan.

f. Apabila diperlukan dapat dilaksanakan penjelasan umum (aanwijzing) pada waktu yang telah ditetapkan dalam undangan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan Umum yang ditandatangani bersama dengan penyedia barang dan/atau jasa yang bersangkutan.

g. Proses penunjukan langsung untuk pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai di atas Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) baru dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Pejabat yang Berwenang.

3. PELAKSANAAN

a. Penunjukan Langsung untuk pengadaan barang dan/atau jasa dengan batasan nilai, diatur sebagai berikut:

1) Dilaksanakan oleh Pejabat Pelaksana (pejabat fungsional unit perlengkapan atau Unit ST setingkat manager di Kantor Pusat atau setingkat kepala divisi di kantor cabang) dengan melibatkan unit terkait (unit pemakai, dan/atau unit yang menangani perlengkapan) setelah mendapat persetujuan atasan langsung;

2) Pejabat pelaksana melaksanakan dengan menyiapkan dokumen pengadaan antara lain SP, OE, spesifikasi teknis;

3) Apabila diperlukan dapat dilaksanakan penjelasan teknis;

4) Dilaksanakan dengan mengutamakan perusahaan/agen/dealer/ distributor yang memiliki harga standar, atau koperasi, atau perusahaan yang berpengalaman;

5) Penyedia barang dan/atau jasa sekurang-kurangnya harus memiliki: a) NPWP dan PKP, kecuali untuk perguruan tinggi cukup memiliki

NPWP;

b) Izin usaha dari instansi yang berwenang.

6) Dilakukan negosiasi teknis dan harga dalam rangka untuk mendapatkan barang dan/atau jasa yang berkualitas baik dengan harga wajar dan dapat dipertanggungjawabkan;

7) Dalam hal pengadaan barang dilakukan melalui penyedia barang yang menerapkan harga standar terhadap produk yang dijual, tidak wajib dilakukan negosiasi teknis dan harga;

8) Penetapan pelaksana pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan oleh atasan langsung pejabat pelaksana;

9) Ikatan kerja pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai di atas Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) berupa kontrak dan sampai dengan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dalam bentuk Surat Perintah Kerja (SPK);

10) Surat Perintah Kerja (SPK) ditandatangani oleh pejabat fungsional perlengkapan/Unit ST dan untuk kontrak ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.

b. Penunjukan Langsung untuk keadaan darurat (emergency) dengan pengaturan sebagai berikut:

1) Unit pemakai (end user) mengajukan laporan kepada Unit ST tentang adanya kebutuhan pengadaan barang dan/atau jasa darurat;

2) Khusus untuk pengadaan barang emergency di kantor cabang, Pejabat Unit ST mengajukan Nota Permintaan Barang emergency kepada Unit Fungsional Perlengkapan;

3) Unit ST/Unit Fungsional Perlengkapan meminta persetujuan kepada Pejabat yang berwenang dan secara paralel menyiapkan dokumen untuk penunjukan langsung. Dalam hal emergency terjadi di luar jam kerja maka permohonan persetujuan kepada dan persetujuan dari pejabat yang berwenang dapat dilakukan dalam bentuk lisan mendahului persetujuan tertulis;

4) Setelah mendapat persetujuan Pejabat yang berwenang, Unit ST/Unit Fungsional Perlengkapan segera melakukan proses penunjukan langsung kepada penyedia barang dan/atau jasa yang memiliki PKP yang dinilai mampu untuk melaksanakan pengadaan barang dan/atau jasa emergency;

5) Dalam melakukan penunjukan pelaksana penyedia barang dan/atau jasa, sedapat mungkin memperhatikan faktor efisiensi dan efektifitas serta mempertimbangkan kewajaran harga sehingga diupayakan adanya pembanding;

6) Pejabat yang ditunjuk melakukan klarifikasi, evaluasi, negosiasi terhadap penawaran yang diajukan oleh calon penyedia barang dan/atau jasa dan dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani bersama dengan penyedia barang dan/atau jasa yang bersangkutan; 7) Dalam hal tidak dapat menunjuk langsung pelaksana penyedia barang

dan/atau jasa, unit fungsional perlengkapan/Unit ST dapat membeli langsung barang kepada pemasok/mengerjakan secara swakelola, dengan mengajukan uang muka pembayaran yang harus segera dipertanggungjawabkan;

8) Pengadaan barang emergency di luar jam kerja atau hari libur, dilaksanakan oleh Unit ST;

9) Kontrak dibuat dalam bentuk “SPK-Emergency” yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang kecuali pengadaan barang dan/atau jasa emergency di luar jam kerja atau hari libur dapat ditandatangani oleh Unit ST/unit fungsional perlengkapan;

10) Pejabat Unit ST/unit fungsional perlengkapan diwajibkan segera melaporkan pengadaan barang dan/atau jasa emergency selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari sejak dimulainya pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa emergency, kepada Direksi/Senior General Manager/General Manager.

c. Penunjukan Langsung untuk pengadaan barang dan/atau jasa lukisan, patung, logo/lambang/tagline, hymne/mars, dan desain pakaian dinas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Penyedia barang dan/atau jasa dapat perseorangan yang memiliki reputasi dan/atau pengalaman di bidangnya;

2) Diproses dengan menunjuk langsung, atas usulan unit fungsional atau unit ST atau Tim Khusus yang ditunjuk oleh Direksi/General Manager setelah mendapat persetujuan pejabat yang berwenang;

3) Pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk Kantor Pusat, sampai dengan Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) untuk Kantor Cabang Utama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, sampai dengan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk Kantor Cabang lain selain Kantor Cabang Utama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dilaksanakan oleh Unit fungsional/unit ST;

4) Untuk pengadaan dengan nilai di atas Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk Kantor Pusat, di atas Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) untuk Kantor Cabang Utama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, di atas Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk Kantor Cabang lain selain Kantor Cabang Utama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan atau Tim Pengadaan Karya Seni yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi/General Manager;

5) Penilaian atas desain/konsep/mock-up yang ditawarkan peserta

dilakukan oleh Tim Pengadaan atau Tim Penilai yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi/General Manager;

6) Unit fungsional atau unit ST atau Tim Khusus melakukan proses penunjukan langsung dengan ketentuan sebagai berikut:

a) membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK/Term of Reference) yang harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang; b) mengundang calon penyedia barang dan/atau jasa untuk

menyampaikan penjelasan tentang pengadaan barang dan/atau jasa dimaksud;

c) menerima proposal/penawaran yang disampaikan oleh calon penyedia barang dan/atau jasa;

d) Calon penyedia barang dan/atau jasa dapat diminta menyampaikan replika atau contoh barang;

e) Panitia Pengadaan/Unit fungsional perlengkapan/Unit ST/Tim Pengadaan Karya Seni melakukan negosiasi teknis dan harga; f) Panitia Pengadaan/Unit fungsional perlengkapan/Unit ST/Tim

Pengadaan Karya Seni menyampaikan usulan penunjukan pelaksana pekerjaan kepada pejabat yang berwenang;

g) Dalam hal tertentu pejabat yang berwenang dapat meminta Panitia Pengadaan/Unit fungsional perlengkapan/Unit ST/Tim Pengadaan Karya Seni untuk melakukan negosiasi teknis dan harga ulang;

h) Dalam hal usulan penetapan disetujui oleh pejabat yang berwenang diterbitkan Surat Penetapan Pelaksana Pekerjaan; i) Berdasarkan penunjukan pelaksana pekerjaan dibuatkan

Kontrak.

d. Penunjukan Langsung untuk:

1) Pengadaan barang dan/atau jasa khusus; 2) Pengadaan barang dan/atau jasa spesifik;

3) Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersifat knowledge intensive, dimana untuk menggunakan dan memelihara barang dan/atau jasa tersebut membutuhkan kelangsungan pengetahuan dan/atau pengalaman sebagai pengelola berkinerja terbaik dari penyedia barang dan/atau jasa;

4) Pengadaan barang dan/atau jasa yang dimiliki oleh pemegang hak atas kekayaan intelektual (HAKI) atau yang memiliki jaminan

(warranty) dari Original Manufacturer;

5) Pengadaan Original Equipment Manufacturer (OEM) yang berdasarkan justifikasi yang rinci mengenai vendor yang ditunjuk dan spesifikasi teknis barang sesuai dengan kebutuhan perusahaan;

6) Pengadaan barang dan/atau jasa lanjutan yang secara teknis merupakan satu kesatuan yang sifatnya tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya;

7) Penyedia barang dan/atau jasa adalah BUMN, Anak Perusahaan atau

perusahaan terafiliasi, sepanjang barang dan/atau jasa yang dibutuhkan tersebut merupakan produk atau layanan dari BUMN, Anak Perusahaan atau perusahaan terafiliasi, dan sepanjang kualitas, harga dan tujuannya dapat dipertanggungjawabkan;

8) Pengadaan dalam rangka standarisasi peralatan yang telah ditetapkan oleh perusahaan;

9) Pengadaan jasa konsultan yang disediakan oleh perguruan tinggi termasuk badan usaha yang berada di bawahnya;

10) Pekerjaan lanjutan dari pekerjaan sebelumnya, sehubungan dengan homogenitasnya perlu dijaga kontinuitas pelaksanaannya;

11) Pekerjaan tambahan yang merupakan satu kesatuan dengan proyek yang sedang dilaksanakan, yang sebelumnya belum termasuk dalam perencanaan tetapi tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian proyek tersebut, dengan batasan nilai 10% (sepuluh persen) dari nilai

12) Telah dilakukan 2 (dua) kali pelelangan atau pemilihan langsung namun tidak ada peserta pelelangan atau pemilihan langsung yang memenuhi persyaratan, atau tidak ada peserta yang mengikuti pelelangan atau pemilihan langsung tersebut;

pelaksanaannya diatur sebagai berikut:

1) Dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan atau Pejabat Pengadaan atau Tim khusus yang dibentuk;

2) Panitia Pengadaan atau Pejabat Pengadaan atau Tirn khusus yang dibentuk melakukan klarifikasi, evaluasi, negosiasi (kecuali terhadap pengadaan barang dan/atau jasa yang tarifnya sudah ditetapkan pemerintah) terhadap penawaran yang diajukan oleh calon penyedia barang dan/atau jasa dan dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani bersama dengan penyedia barang dan/atau jasa yang bersangkutan; 3) Panitia Pengadaan atau Pejabat Pengadaan atau Tim khusus yang

dibentuk membuat usulan penunjukan pelaksana pekerjaan kepada pejabat yang berwenang;

4) Apabila pejabat yang berwenang menyetujui usulan dari Panitia Pengadaan atau Pejabat Pengadaan atau Tim khusus yang dibentuk, maka pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Penunjukan Pelaksana Pekerjaan;

5) Dalam hal pejabat yang berwenang tidak menyetujui usulan penunjukan pelaksana pekerjaan, maka Panitia Pengadaan atau Pejabat Pengadaan atau Tim khusus yang dibentuk melakukan negosiasi ulang;

6) Dalam hal tidak tercapai kesepakatan daiam negosiasi ulang, maka Panitia Pengadaan atau Pejabat Pengadaan atau Tim khusus yang dibentuk dapat membatalkan penunjukan langsung;

7) Pembatalan penunjukan langsung dilaksanakan secara tertulis.

e. Pengadaan barang dan/atau jasa tertentu yang karena sifat pekerjaannya lebih efektif apabila dilakukan melalui penunjukan langsung dengan pengaturan sebagai berikut:

1) Diproses oleh unit ST dengan melibatkan user/unit terkait atau oleh Tim setelah mendapat persetujuan pejabat yang berwenang;

Dalam dokumen Peraturan Perusahaan Nomor 20 Tahun 2009 (Halaman 75-91)