• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Kualifikasi

Dalam dokumen Peraturan Perusahaan Nomor 20 Tahun 2009 (Halaman 58-67)

BAB VI PERSYARATAN PENYEDIA BARANG DAN/ATAU JASA

3. Penilaian Kualifikasi

1) Penilaian Kualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang dan/atau jasa yang dibedakan antara prakualifikasi dan pascakualifikasi.

2) Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang dan/atau jasa sebelum memasukkan penawaran.

3) Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang dan/atau jasa setelah memasukkan penawaran.

4) Pada prinsipnya penilaian kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha penyedia barang dan/atau jasa, dilakukan dengan pascakualifikasi, kecuali untuk pekerjaan yang kompleks, pengadaan jasa konsultansi, dan pekerjaan yang nilainya di atas Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dilakukan dengan prakualifikasi.

5) Untuk pelelangan terbatas/pemilihan langsung dan penunjukan langsung tidak dilakukan penilaian kualifikasi.

6) Untuk efisiensi, data yang diperlukan untuk menilai kualifikasi cukup dari formulir isian yang harus dilengkapi oleh penyedia barang dan/atau jasa disertai penyataan kebenaran data yang disampaikan. Bukti kebenaran data tersebut baru diminta apabila:

a) Dalam proses seleksi melalui metoda prakualifikasi, calon penyedia barang dan/atau jasa akan dinyatakan lulus prakualifikasi dan masuk dalam daftar pendek (short list);

b) Dalam proses seleksi melalui metoda pascakualifikasi, calon penyedia barang dan/atau jasa akan diusulkan menjadi pemenang atau cadangan.

7) Calon penyedia barang dan/atau jasa wajib menandatangani surat pernyataan di atas materai bahwa semua informasi yang disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar.

b. PRAKUALIFIKASI 1) Umum

a) Dalam proses prakualifikasi, Panitia Pengadaan tidak boleh melarang, menghambat dan membatasi keikutsertaan calon peserta pengadaan barang dan/atau jasa dari luar propinsi/kabupaten/kota lokasi pengadaan barang dan/atau jasa. b) Pada setiap tahapan proses prakualifikasi, Panitia Pengadaan dilarang membebani atau memungut biaya apapun kepada penyedia barang dan/atau jasa, kecuali biaya administrasi yang ditetapkan oleh Panitia Pengadaan pada saat Pengumuman Pengadaan dan harus disetorkan ke kas PT AP II.

c) Dalam proses prakualifikasi, data yang kurang masih dapat dilengkapi oleh calon penyedia barang dan/atau jasa.

2) Tata Cara Prakualifikasi

a) Pengumuman prakualifikasi.

b) Pendaftaran dan pengambilan dokumen prakualifikasi.

c) Penyampaian dokumen prakualifikasi oleh calon penyedia barang dan/atau jasa.

d) Evaluasi dokumen prakualifikasi yang telah dilengkapi oleh calon penyedia barang dan/atau jasa.

e) Calon penyedia barang dan/atau jasa dinyatakan lulus kualifikasi apabila memenuhi persyaratan kualifikasi.

f) Verifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam

formulir isian kualifikasi dengan meminta calon penyedia barang dan/atau jasa menunjukkan dokumen asli dan menyerahkan photo copy yang akan dilegalisasi oleh Panitia Pengadaan, dan bila diperlukan dapat dilakukan konfirmasi (verifikasi nyata) dengan instansi terkait.

g) Cara penyusunan ranking kelulusan peserta prakualifikasi jasa konsultan yang terkait dengan konstruksi:

(1) Peserta prakualifikasi dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan.

(2) Bagi calon penyedia jasa konsultansi yang lulus atau memenuhi persyaratan, berdasarkan total nilai personil tenaga ahli yang diusulkan, disusun ranking mulai dari nilai yang terbesar/tertinggi sampai dengan yang terendah. (3) Apabila terdapat beberapa calon penyedia jasa konsultansi

yang total nilai personil tenaga ahli yang sama, maka penetapan ranking didasarkan pada total pengalaman (4 tahun) terakhir.

(4) Berdasarkan urutan ranking nilai personil tenaga ahli tersebut dipilih 3 (tiga) sampai dengan 7 (tujuh) calon penyedia jasa konsultansi yang akan ditetapkan sebagai calon penyedia jasa konsultansi yang akan diundang mengikuti proses lebih lanjut.

h) Penetapan daftar calon penyedia barang dan/atau jasa yang lulus prakualifikasi oleh Panitia Pengadaan.

i) Pengumuman hasil prakualifikasi.

j) Penyedia barang dan/atau jasa yang tidak lulus prakualifikasi dapat menyatakan keberatan/mengajukan sanggahan kepada panitia/pejabat pengadaan barang dan/atau jasa dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal diumumkan.

k) Apabila keberatan/sanggahan penyedia barang dan/atau jasa terbukti benar maka hasil prakualifikasi direvisi dan diumumkan ulang dengan mengikutsertakan calon peserta pengadaan barang dan/atau jasa yang melakukan sanggahan.

3) Dalam hal calon penyedia jasa konstruksi telah lulus prakualifikasi untuk mengikuti proses lelang paket pekerjaan pada tahun berjalan tidak perlu dilakukan prakualifikasi kecuali untuk Kemampuan Dasar dan Sisa Kemampuan Keuangannya.

c. PASCAKUALIFIKASI 1) Umum

Dalam pascakualifikasi dokumen kualifikasi merupakan bagian dari penawaran, sehingga penilaian kualifikasi dilakukan bersamaan dengan evaluasi penawaran.

2) Tata Cara Pascakualifikasi

a) Pengumuman pelelangan umum dengan pascakualifikasi.

b) Penyampaian dokumen kualifikasi (formulir isian kualifikasi) bersamaan (menjadi satu) dengan dokumen penawaran.

c) Evaluasi dokumen kualifikasi:

(1) Untuk sistem 1 (satu) sampul dilaksanakan sebelum pemenang ditetapkan;

(2) Untuk sistem 2 (dua) sampul dilaksanakan bersamaan dengan evaluasi dokumen penawaran sampul satu.

d) Dalam rangka pembuktian kualifikasi, terhadap penyedia barang dan/atau jasa yang akan diusulkan sebagai pemenang dan pemenang cadangan, dilakukan verifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam formulir isian kualifikasi dengan meminta calon penyedia barang dan/atau jasa menunjukkan dokumen asli dan menyerahkan photo copy yang dilegalisasi, dan bila diperlukan dapat dilakukan konfirmasi (verifikasi nyata) dengan instansi atau pihak terkait. Dalam hal pelelangan menggunakan sistem dua sampul atau dua tahap, verifikasi dilakukan pada saat evaluasi penawaran sampul I.

d. Penilaian Kualifikasi Jasa Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi (Pemborongan) 1) Penilaian Keuangan (Nilai maksimal 10, minimal kelulusan 5)

a) SKK (Bobot 7,5) SKK = KK – NK

KK = Kemampuan Keuangan

NK = Sisa nilai kontrak yang sedang dikerjakan KK = Fp.MK

MK = Modal Kerja

Fp = Faktor perputaran modal Fp = 6 untuk usaha kecil Fp = 8 untuk usaha bukan kecil Mk = Fl.KB KB = Kekayaan bersih KB = (a+b+c) – (d+e) a = aktiva lancar b = aktiva tetap c = aktiva lainnya

d = utang jangka pendek e = utang jangka panjang Fl = Faktor likuiditas Fl = 0,3 untuk usaha kecil Fl = 0,8 untuk usaha bukan kecil

Untuk pekerjaan yang nilainya di atas Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah), laporan keuangan calon penyedia barang dan/atau jasa harus diaudit oleh akuntan publik (dinyatakan dalam bentuk laporan hasil audit).

Bila SKK>pagu anggaran = nilai 100% (Bobot =7,5)

Bila 20% pagu anggaran ≤ SKK<100% pagu anggaran = nilai 50% (Bobot = 3,75)

Bila SKK<20 % pagu anggaran = 0 b) Dukungan Bank (Bobot 2,5)

Dukungan Bank>10% dari pagu anggaran nilai 100% (Bobot =2,5)

Dukungan Bank<10% nilai 0

Bila nilai total SKK dan Dukungan Bank < 5 dinyatakan tidak memenuhi syarat/tidak lulus.

2) Penilaian Pengalaman (nilai maksimum 60, minimal kelulusan 30) Penilaian dilakukan terhadap pengalaman pekerjaan yang pernah dikerjakan selama 7 (tujuh) tahun terakhir. Pengalaman pekerjaan yang dinilai disertai bukti penyelesaian pekerjaan dengan baik oleh pengguna jasa.

Cara penilaian pengalaman:

a) Kesesuaian Bidang dan Sub Bidang Pekerjaan dengan pekerjaan yang akan dilelangkan, dinilai terhadap 3 (tiga) unsur yaitu: bidang pekerjaan, besarnya nilai kontrak, dan status badan usaha dalam pelaksanaan pekerjaan.

b) Bila masih belum mencapai nilai maksimum, penilaian dilanjutkan dengan pekerjaan dengan bidang yang sama tetapi sub bidang berbeda.

c) Pekerjaan dengan bidang yang berbeda dinilai nol. Tiga unsur yang dinilai yaitu:

a) Bidang Pekerjaan (nilai maksimum =25)

Penilaian terhadap kesesuaian pengalaman calon penyedia barang dan/atau jasa dengan klasifikasi pekerjaan yang akan dikerjakan, dilakukan sebagai berikut:

(1) Pekerjaan yang bidang dan sub bidangnya sama dengan pekerjaan yang akan dilakukan pengadaannya mendapat bobot dengan nilai 100%;

(2) Pekerjaan yang bidangnya sama, tetapi sub bidangnya berbeda dengan yang akan dilakukan pengadaannya mendapat bobot nilai 50%.

b) Nilai Kontrak (nilai maksimum = 25)

Penilaian terhadap nilai kontrak terbesar yang pernah dikerjakan dibandingkan dengan HPS/OE, dilakukan sebagai berikut:

(1) Nilai kontrak ≥ OE mendapat nilai 100% (2) 0,5 ≤ nilai kontrak< OE, dinilai 50% (3) Nilai kontrak <0,5 OE, dinilai 0% c) Status Badan Usaha (nilai maksimum = 10)

Penilaian terhadap status badan usaha dalam melaksanakan pekerjaan dilakukan sebagai berikut:

(1) Sebagai kontraktor utama/lead firm Kerjasama operasi

dinilai 100%;

(2) Sebagai sub kontraktor/anggota Kerjasama operasi dinilai 30%.

Bila total nilai pengalaman yang diperoleh <30, calon penyedia barang dan/atau jasa yang bersangkutan gugur/tidak lulus kualifikasi.

3) Penilaian Kemampuan Teknis (nilai maksimum = 30 minimal = 15) Dinilai terhadap 3 unsur yaitu kepemilikan peralatan, personil dan manajemen mutu

a) Penilaian Kepemilikan Peralatan (nilai maksimum = 15)

Kondisi peralatan yang diperhitungkan hanya yang kondisinya minimal 70%

Kepemilikan peralatan dinilai sebagai berikut (1) Milik sendiri dengan bukti dinilai 100% (2) Sewa beli dengan bukti dinilai 100%

(3) Sewa jangka panjang dengan bukti dinilai 90% (4) Sewa jangka pendek dengan bukti dinilai 50% (5) Sewa dan sewa beli tanpa bukti dinilai 0%

Panitia/Unit ST menetapkan terlebih dahulu kebutuhan peralatan minimum yang diperlukan, disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan pekerjaan.

Untuk usaha besar, kombinasi peralatan dapat berbeda dengan yang disusun Panitia Pengadaan. Yang dinilai adalah kesesuaian peruntukkannya dalam pelaksanaan pekerjaan dimaksud. Penilaian dilakukan atas ekuivalensi kapasitas dan jumlah alat yang disediakan terhadap kapasitas dan jumlah alat yang disusun Panitia Pengadaan.

b) Penilaian Personil (nilai maksimum = 10)

(1) Untuk Usaha Kecil ditetapkan jumlah minimal personel yang diperlukan.

(2) Untuk Bukan Usaha Kecil minimum personil yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan manajemen. Panitia Pengadaan harus menyusun terlebih dahulu daftar tenaga inti yang diperlukan, sesuai kebutuhan pekerjaan. (3) Tenaga Ahli dan Tenaga Ahli Terampil harus disertai

Sertifikat Keahlian (SKA) dan Sertifikat Keterampilan (SKT). c) Manajemen Mutu (nilai maksimum = 5)

Untuk Badan Usaha Kecil dan Menengah yang menyampaikan manajemen mutu diberi nilai 5, bagi yang tidak menyampaikan diberi nilai 0.

Untuk Badan Usaha Besar yang telah memiliki sertifikat manajemen mutu ISO mendapat nilai 5, bila tidak dinilai 0. Bila tidak memiliki sertifikat manajemen ISO dinilai 0.

Bila total nilai kemampuan teknis < 15, calon penyedia barang dan/atau jasa yang bersangkutan gugur/tidak lulus kualifikasi. 4) Ambang Lulus (passing grade)

Walaupun nilai masing-masing komponen penilaian sebagaimana dimaksud dalam butir 1) sampai dengan 3) telah mencapai nilai minimal, namun harus memenuhi nilai ambang lulus yaitu:

a) Nilai 60 untuk pekerjaan yang tidak kompleks; b) Nilai 75 untuk pekerjaan yang kompleks. 5) Sisa Kemampuan Paket (SKP)

Bagi penyedia jasa yang memenuhi nilai ambang lulus masih harus dilakukan penilaian terhadap kemampuan untuk melaksanakan paket pekerjaan dengan menilai Sisa Kemampuan Paket.

Minimal kelulusan SKP = 1

SKP = KP – Jumlah paket pekerjaan/proyek yang sedang dilaksanakan

KP = 3 untuk penyedia jasa usaha kecil

KP = 8 atau KP = 1,2.N untuk penyedia jasa usaha bukan kecil N = Jumlah paket terbanyak yang dapat ditangani pada saat

bersamaan selama kurun waktu 5 tahun terakhir. KP = kemampuan menangani paket pekerjaan

e. Penilaian Kualifikasi Pengadaan Barang dan/atau Jasa Lainnya

Untuk pengadaan barang dan/atau jasa lainnya tidak dihitung Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) dan Sisa Kemampuan Paket (SKP).

f. Penilaian Kualifikasi Jasa Konsultansi

1) Seleksi pengadaan jasa konsultansi wajib dilaksanakan dengan metode prakualifikasi yaitu proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia jasa sebelum memasukkan penawaran.

2) Proses prakualifikasi dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan tidak meminta seluruh dokumen yang disyaratkan melainkan cukup dengan formulir isian kualifikasi penyedia jasa konsultansi.

3) Panitia Pengadaan melakukan verifikasi kebenaran data yang disampaikan calon penyedia jasa konsultansi yang lulus prakualifikasi dan akan dimasukkan dalam daftar pendek (short list) dengan menyerahkan photo copy dokumen serta menunjukkan dokumen asli guna keperluan legalisasi.

4) Penyedia jasa konsultansi wajib menandatangani surat pernyataan bermeterai bahwa semua informasi yang disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar. Apabila terbukti informasi/dokumen yang disampaikan tidak benar/palsu, terhadap yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi pembatalan sebagai calon pemenang, pemenang atau pembatalan perjanjian, dan dimasukkan dalam daftar hitam yaitu tidak boleh mengikuti pengadaan di lingkungan perusahaan selama 2 (dua) tahun, serta diancam dituntut secara perdata dan pidana. 5) Semua pihak yang terlibat dalam proses seleksi pengadaan jasa

konsultansi wajib menandatangani Pakta Integritas. 6) Persyaratan Penyedia Jasa Konsultansi

a) memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan jasa konsultansi.

b) sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29.

c) dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan menyediakan jasa konsultansi, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak.

d) khusus untuk penyedia jasa konsultansi perseorangan persyaratannya sama dengan di atas kecuali huruf c).

e) Tenaga ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan jasa konsultansi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(1) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan bukti penyelesaian kewajiban pajak.

(2) lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta atau perguruan tinggi luar negeri atau memiliki sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh instansi atau lembaga yang berwenang.

(3) mempunyai pengalaman di bidangnya. g. Faktor-faktor Penilaian Tenaga Ahli

1) Kualifikasi pendidikan

Nilai faktor yang diberikan (F1)

(1) Sarjana (strata1, strata2, dan strata 3) atau yang setara, nilai=1 (2) Sarjana muda (D3), atau yang setara, nilai=0,5

2) Lama waktu (pengalaman kerja profesional) Nilai faktor yang diberikan (F2)

Pengalaman > 8 tahun, nilai = 1 Pengalaman < 8 tahun, nilai = 0,5 3) Profesi/keahlian

Nilai faktor yang diberikan (F3)

Keahlian sesuai dengan bidang/sub-bidang paket pekerjaan, nilai = 1 Tidak sesuai, nilai = 0

Cara penilaian terhadap tenaga ahli tetap, dihitung berdasarkan perkalian semua faktor (F1 x F2 x F3).

Dalam dokumen Peraturan Perusahaan Nomor 20 Tahun 2009 (Halaman 58-67)