• Tidak ada hasil yang ditemukan

Draf kuliah Teknik Konseling Fungsi Konselor dalam Konseling Client center

Dalam dokumen Buku Bahan Ajar Teknik Konseling (Halaman 41-46)

Dalam konseling client center, ada beberapa fungsi yang perlu dipenuhi oleh seorang konselor. Fungsi yang dimaksud, di antaranya sebagai berikut:

(a) Menciptakan hubungan yang bersifat permisif.

Menciptakan hubungan yang bersifat permisif, penuhpengertian, penuh penerimaan, kehangatan, terhindar dari segala bentuk ketegangan, tanpa memberikan penilaian baik_ positif maupun negatif. Dengan terciptanya hubungan yang demikian itu, secara langsung dapat melupakan keteganganketegangan, perasaan-perasaan, dan pertahanan diri konseli. Menciptakan hubungan permisif bukan saja secara verbal tetapi juga secara nonverbal. (b) Mendorong pertumbuhan pribadi.

Dalam konseling client center fungsi konselor bukan saja membantu konseli untuk melepaskan diri dari masalah-masalah yang dihadapinya, tetapi lebih dari itu adalah berfungsi untuk me-numbuhkan perubahan-perubahan yang fundamental (terutama perubahan sikap). Jadi, proses hubungan konseling di sini adalah proses untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi konseli.

(c) Mendorong kemampuan memecahkan masalah.

Dalam konseling client center, konselor berfungsi dalam membantu konseli agar ia mengembangkan kemampuannya untuk memecahkan masalah. Jadi, dengan demikian salah satu .potensi yang perlu dikemb,ingkan atau diaktualisasikan pada diri konseli adalah potensi untuk ·memecahkan masalahnya sendiri. Persyaratan Sifat dan Sikap Seorang Konselor Client center

Beberapa persyaratan yang berhubungan dengan sifat dan sikap agar dapat melaksanakan hubungan konseling client center, di antaranya adalah sebagai berikut:

(a) Kemampuan berempati

Empati pada dasamya adalah mengerti dan dapat merasakan orang lain (konseli). Empati ini akan lebih lengkap dan sempurna apabila diiringi oleh pengertian dan penerimaan konselor tentang apa yang dipikirkan oleh konseli. Empati adalah saling hubungan antara dmi orang, dan kuat lemahnya empati itu sangat bergantung pada saling pengertian dan penerimaan terhadap suasana yang diutarakan oleh konseli. Empati yang dalam, dapat dirasakan oleh kedua belah pihak, yaitu baik oleh konselor maupun oleh konseli itu sendiri.

(b) Kemampuan menerima konseli

Kemampuan konselor untuk benar-benar menerima konseli sebagaimana adanya adalah memegang peranan penting dalam hubungan konseling. Dasar dari kemampuan ini ialah penghargaan terhadap orang lain (dalam hal ini konseli) sebagai seorang yang padadasarnya baik. Dalam menerima konseli ini adadua unsur yang perlu diingat ialah: (a) konsel6r berkehendak untuk membiarkan adanya perbedaan antara konselor dengan konseli,. (b) konselor menyadari bahwa pengalaman yang akan dilalui oleh konseli ada usaha yang penuh dengan perjuangan, pembinaan, dan perasaan. Penerimaan konselor terhadap konseli secara langsung berSangkut paut dengan kemampuan konselor untuk tidak memberikan penilaian tertentu terhadap diri konseli. (c) Kemampuan untuk menghargai konseli

Seorang konselor client center harus menghargai pribadi konseli tanpa syarat apa pun. Apabila perasaan dihargai dirasakan oleh konseli, maka timbullah rasa percaya bahwa dirinya mempunyai harga sebagai individu (tidak dipandang rendah/ tidak berarti), maka konseli akan berani mengemukakan segala masalahnya,

Draf kuliah Teknik Konseling

maka timbul pula keinginan bahwa dirinya berharga untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri. Konselor harus dapat menerima konseli sebagaimana adanya. Dengan sikap dan kemampuan yang dimiliki konselor untuk menghargai konseli tanpa syarat, sertamenerima konseli apa adanya secara langsung akan membina hubungan yang akrab penuh rasa persahabatan, hangat, terbuka dengan konselinya.

(d) Kemampuan memperhatikan

Kemampuan memperhatikan menuntut keterlibatan sepenuhnya dari konselor terhadap segala sesuatu yang dikemukakan oleh konseli. Kemampuan ini memerlukan keterampilan dalam mendengarkan dan rnengamati untuk dapat mengetahui dan me-ngerti inti dari isi dan suasana perasaan bagaimana yang diungkapkan konseli. Melalui mendengar dan mengamati itu konselor tidak hanya menangkap dan mengerti apa yang dikemukakan oleh konseli, tetapi juga bagaimana konseli menyampaikan hal itu. Bagaimanapun juga, suka atau tidak suka, konseli menginginkan perhatian penuh terhadap apa yang diungkapkan oleh konseli, baik melalui kata-kata (verbal) maupun isyarat (nonverbal).

(e) Kemampuan membina keakraban

Keakraban merupakan syarat yang sangat penting demi terbinanya hubungan yang nyaman dan serasi antara konselor dan konseli. Keakraban ini akan tumbuh terus-menerus dan terbina dengan baik apabila konselor benar-benar menaruh perhatian dan menerima konseli dengan permisif.

Perhatian dan penerimaan yang murni (tidak semu dan palsu) ini sebenarnya tidak dipaksakan, direncanakan ataupun dibuat-buat. Seorang konselor yang memaksakan dirinya menaruh perhatian dan menerima konseli, maka wujud perhatian itu tidak akan wajar, ketidakwajaran itu sendiri akan mewamai hubungan

tersebut. Keakraban yang murni dan wajar diwarnai oleh adanya perhatian, tanggapan, dan keterlibatan perasaan secara tulus dan tanpa pamrih. Keakraban itu adalah lebih dalam dari hanya sekadar ucapan salam atau mengenakkan hati konseli. Lebih jauh dari itu keakraban itu merupakan kesatuan suasana hubungan yang ditandai oleh rasa saling percaya mempercayai, kerjasama, kesungguhan, ketulusan hati, dan perhatian.

(f) Sifat keaslian (gunuin)

Seorang konselor client center harus memperlihatkan sifat keaslian dan tidak berpura-pura. Kepura-puraan dalam hubungan konseling menyebabkan konseli menutup diri Jadi, proses konseling nondirektif mengharapkan keterbukaan dari konseli. Konseli akan terbuka apabila konselor dapat dipercaya dan bersungguh-sungguh.

(g) Sikap terbuka

Konseling client center mengharapkan adanya keterbukaan dari konseli baik untuk mengemukakan segala masalahnya maupun untuk menerima pengalaman-pengalainan. Keterbukaan dari konseli akan terwujud apabila ada keterbukaan dari konselor pula.

Tujuan Konseling Client center

Secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui pendekatan konseling client center ialah untuk membantu individu atau konseli agar berkembang secara optimal sehingga ia mampu menjadi manusia yang berguna.

Secara rinci tujuan dasar dari pendekatan konseling client center ialah sebagai berikut:

(a) Membebaskan konseli dari berbagai konflik psikologis yang dihadapinya.

Draf kuliah Teknik Konseling

(b) Meriumbuhkan kepercayaan pada diri konseli, bahwa ia memiliki kemampuan untuk mengambil satu atau serangkaian keputusan yang terbaik bagi dirinya sendiri tanpa merogikan orang lain.

(c) Memberikan kesempatan seluas-Iuasnya, kepada konseli urttuk belajar mempercayai orang lain, dan memiliki kesiapan secara terbuka untuk menerima berbagai pengalaman orang lain yang bermanfaat bagi dirinya sendiri.

(d) Memberikan kesadaran kepada konseli bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu lingkup sosial budaya yang luas, walaupun demikian ia masih tetap memiliki kekhasan atau keunikan tersendiri.

(e) Menumbuhkan suatu keyakinan pada konseli bahwa dirinya terus bertumbuh dan berkembang (process of becoming).

Ciri-Ciri Proses KonseIing Client center

Ciri-ciri dari pendekatan konseling client center dapat dirinci sebagai berikut:

(a) Dalam proses konseling client center, konseli berperan lebih dominan daripada konselor. Aktivitas konseli tampak lebih menonjol ketimbang konselor, konselor di sini hanya berperan sebagai fasilitator atau sebagai cermin.

(b) Dalam mengambil keputusan akhir, itu ada pada diri konseli sendiri, sedangkan konselor hanya berusaha tintuk mengarahkan agar konseli memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri.

(c) Dalam proses konseling client center menekankan betapa pentingnya hubungan yang bersifat permisif, intim sebagai persyaratan mutlak bagi berhasilnya hubungan konseling. Komunikasi antara konselor dengan konseli akan lebih mudah apabila berbentuk keakraban (rapport), karena keakraban ini merupakan dasar untuk membentuk kepercayaan dan pengertian antara konselor dengan konseli. Tanpa keakraban yang· baik tidak mungkin dilakukan kerjasama antara konselor dengan konseli. Dalam membentuk keakraban yang baik, konseli menggunakan

bahasa yang sesuai dengan diri konseli. Konseli harus dibiatkan dengan leluasa dan dengan caranya sendiri untuk mengungkapkan masalahnya secara bebas, dan pada waktu yang bersamaan konselor memisahkan semua informasi yang relevan dengan tujuan dari konseling.

Dalam konseling client center, konselor harus benar-benar menerima konseli sebagaimana adanya, dan tidak seyogianya menuntut sesuatu atau mengharapkan syarat-syarat tertentu terhadap konseli, sebelum konselor mau memberikan bantuan, konselor benar-benar menghadapi konseli secara tulus sebagai individu yang memiliki potensi untuk mengambil keputusan dan mengatasi masalahnya sendiri.

Dalam proses konseling client center tidak terikat oleh langkah-Iangkah yang harus dilakukan. oleh konselor, atau proses konseling tidak bisa ditentukan oleh konselor, tapi itu sangat bergantung padakonseli. Lebih cepat konseli dapat mengungkapkan masalahnya, maka secepat itu pula konselor dapat mengarahkan konseli dalam mengambil keputusan sendiri, sepanjang masalahnya telah dimengerti oleh konseli.

Dalam proses konseling client center, empati menduduki tempat yang penting, karena empati pada dasarnya adalah mengerti dan dapat merasakan perasaail ldien. Empati ini akan lebih lengkap jika dibarengi oleh pengertian dan penerimaan konselor tentang apa yang dipikirkan oleh konseli. Kuat lemahnya empati itu sangat bergantung pada saling pengertian dan penerimaan terhadap situasi yang diutarakan oleh konseli.

Langkah-Langkah Konseling Client center

Ada dua belas langkah yang dapat dipakai pedoman dalam melaksanakan konseling client center. Tapi kedua belas langkah

Draf kuliah Teknik Konseling

yang dkemukakan itu bukanlah langkah yang baku, tapi dapat diubah-ubah.

Langkah-Iangkah dimaksud adalah sebagai berikut:

(a) Konseli datang untuk meminta bantuan kepada konselor secara sukarela. Apabila seorang konseli datang kepada konselor berdasarkan petunjuk atau saran orang lain, maka konselor harus mampu menciptakan suasana permisif, santai, penuh keakraban, dan kehangatan, serta terbuka, sehingga konseli dapat menentukan sikap dalam pemecahan masalahnya.

(b) Merumuskan situasi bantuan. Dalam merumuskan situasi bantuan atau menentukan situasi konseling, konseli didorong untuk menerima tanggung jawab untuk melaksanakan pemecahan masalah yang dihadapinya. Dorongan ini hanya bisa dilaksanakan apabila konselor mempunyai keyakinan tentang kemampuan konseli untuk mampu membantu dirinya sendiri.

(c) Konselor mendorong konseli untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya secara bebas, berkaitan dengan masalahnya. Dengan menampakkan sikap yang permisif, santai, penuh persahabatan dan kehangatan, serta terhindar dari ketegangan-ketegangan, memungkinkan konseli untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya, ketegangan-ketegangan, keresahannya, serta keterikatannya, sehingga dirasakan meredanya ketegangan-ketegangan atau tekanan-tekanan batinnya.

(d) Konselor secara tulus menerima dan menjernihkan perasaan-perasaan konseli yang sifatnya negatif, yang berarti bahwa konselor memberikan respons kepada perasaan-perasaan dan/ atau kata-kata konseli, dan secara tulus menerlma dan menjernihkan kembali perasaan-perasaan yang sifatnya negatif dari konseli.

(e) Apabila perasaan-perasaan yang negatif dari konseli tehih sepenuhnya terungkapkan, maka secara psikologis bebannya mulai berkurang. Dalam keadaan yang demikian ekspresi-ekspresi positif akan muncul, dan yang memungkinkan konseli untuk bertumbuh dan berkembang.

(f) Konselor menerima perasaan-perasaan positif yang diungkapkan konseli.

(g) Saat pencurahan perasaan itu diikuti oleh perkembangari yang berangsur-angsur tentang wawasan (insight) konseli mengenai dirinya, dan pemahaman (understanding) serta penerimaan diri tersebut.

(h) Apabila telah memiliki pemahaman tentang masalahnya dan menerimanya, mulailah membuat suatu keputusan untuk melakukan sesuatu dan melangkah untuk memikirkan tindakan selanjutnya. Jadi, bersamaan dengan proses pemahaman, adalah proses verifikasi ke arah diambilnya suatu keputusan dan tindakan yang memungkinkan. (i) Mulai melakukan tindakan-tindakan yang positif.

(j) Pertumbuhan atau perkembangan lebih lanjut wawasan konseli.

(k) Meningkatkan tindakan-tindakan (tingkah laku) positif secara terpadu pada diri konseli.

(l) Mengurangi ketergantungan konseli atas bantuan konselor, dan memberitahukan kepada konseli secara bijaksana bahwa proses konseling itu perlu diakhiri.

Draf kuliah Teknik Konseling

Dasar-dasar pertimbangan yang mendorong dipergunakannya konseling client center didasarkan atas: (1) Sifat konseli, (2) Sifat konselor,

dan (3) Sifat masaJah yang dihadapi oleh konseli.

(a) Sifat konseli

Dalam proses hubungan konseling, diharapkan kepada konselor untuk memahami sifat-sifat konselinya secara baik. Karena pada hakikatnya konseli sebagai individu sudah barang tentu memiliki keunikan tersendiri, di samping memiliki kesamaan-kesamaan maupun perbedaan-perbedaan. Konseling client center, sebagai suatu bentuk pendekatan yang memberikan keleluasaan yang seluas-luasnya, slerta kebebasan pada klien, adalah diperuntukkan bagi konseli-konseli yang memiliki sifatsifat: agresif, terbuka, terus

terang, serta memiliki kemampuan untuk mengungkapkan masalahnya secara terus terang, bebas, dan Jancar.

(b) Sifat konselor

Dalam konseling client center, sifat-sifat yang dituntut harus dimiliki oleh seorang konselor, di antaranya:

(1) Memiliki kemampuan dan kesediaan sebagai pendengar yang baik, apa yang diungkapkan oleh konseli. Di samping itu pula konselor bersedia untuk menyimak, mengkaji, dan menangkap apa yang diungkapkan oleh konseli.

(2) Konselor harus memiliki kemampuan untuk menciptakan hubungan keakraban (rapport). Karena hubungan keakraban (rapport) dalam proses ini merupakan dasar untuk membentuk kepercayaan dan pengertian antara konselor dan konseli.

(3) Karena proses konseling client center ini memungkinkan untuk berlangsung cukup lama, maka pada konselor dituntut untuk meluangkan waktu yang cukup banyak.

(c) Sifat masalah

Dalam konseling client center pada dasarnya bisa dipergunakan untuk setiap masalah yang dihadapi oleh konseli. Tetapi konseling

client center paling baik dipergunakan terhadap masalah-masalah yang sifatnya berkaitan dengan konflik psikologis. Konflik psikologis yang dimaksud di sini adalah yang ada sal)gkut pautnya dengan ketegangan-ketegangan psikologis, sebagai akibat individu tertekan oleh lingungan maupun oleh dirinya sendiri.

Draf kuliah Teknik Konseling

Dalam dokumen Buku Bahan Ajar Teknik Konseling (Halaman 41-46)