• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK DALAM KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL

Dalam dokumen Buku Bahan Ajar Teknik Konseling (Halaman 61-65)

Tokoh konseling ini adalah Eric Berne. Ada empat tujuan yang ingin dicapai dalam konseling analisis transaksional, di antaranya:

 Tujuan yang pertama, konselor membantu klien yang mengalami kontaminasi (pencemaran) status ego yang berlebihan.

 Konselor berusaha membantu mengembangkan kapasitas diri klien dalam menggunakan semua status egonya yang cocok. Ini menyangkut pula dalam memperoleh kebebasan dan kernampuan yang dapat ditembus di antara status egonya.  Konselor berusaha membantu klien di dalam mengembangkan

seluruh status ego dewasanya. Pengembangan ini pada hakikatnya adalah menetapkan pikiran dan penalaran individu. Untuk itu dibutuhkan suatu kemampuan serta kapasitas yang optimal dalam mengatur hidupnya sendiri.

 Tujuan terakhir dari konseling adalah membantu klien dalam membebaskan dirinya dari posisi hidup yang kurang cocok serta menggantinya dengan rencana hidup yang baru atau naskah hidup (life script) yang lebih produktif.

Proses dan Teknik Konseling Analisis Transaksional

Berdasarkan keempat tujuan konseling di atas, kemudian dibuatlah suatu kontrak. Kontrak di antara konselor dan klien ini merupakan suatu ciri khas dalam usaha klien untuk mengadakan hubungan proses konseling analisis transaksional.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam kontrak, di antaranya:

(a) Dalam kontrak, konselor, dan klien harus melalui transaksi dewasa-dewasa, serta ada kesepakatan dalam menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

(b) Kontrak harus mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya pertimbangan pertama, konselor memberikan layanan kepada klien secara profesional (baik berupa kesempatan maupun ke-ahlian), sedangkan pertimbangan kedua, klien memberikan imbalan jasa kepada konselor, dan menandatangani serta melaksanakan isi kontrak sesuai dengan waktu atau jadwal yang telah ditetapkan.

(c) Kontrak memiliki pengertian sebagai suatu bentuk kompetensi antara dua pihak, yaitu pihak pertama adalah konselor yang harus memiliki kecakapan atau kemampuan untuk membantu klien dalam mengatasi masalah-masalahnya, sedangkan di pihak kedua ialah klien, harus cukup umur dan matang untuk memasuki suatu kontrak.

(d) Akhirnya tujuan dari kontrak haruslah sesuai dengan kode etik konseling.

Dalam konseling yang menggunakan pendekatan analisis transaksional digunakan teknik tertentu. Teknik yang dipergunakan terdiri dari empat tahap. Tahap itu di antaranya: (a) Struktural, (b) Analisis transaksional, (c) Analisis naskah (script

analysis), dan (d) Analisis main an (game analysis).

(a) Analisis struktur (structural analysis)

Analisis struktur sebagai langkah pertama dari proses hubungan konseling analisis transaksional, telah diuraikan secara luas pada struktur kepribadian di muka. Apabila ditelaah secara lebih mendalam tentang status ego itu (status ego anak, dewasa, dan orang tua) maka akan membentuk struktur kepribadian. Dan bila kemudian dicoba pula untuk menegakkan diagnosis dari status ego ini, maka konselor telah mulai mehmgkah ke arah analisis

Draf kuliah Teknik Konseling

struktur kepribadian. Telah diketahui bahwa setiap orang memiliki status ego anak, dewasa, orang tua, dengan demikian setiap kali konselor mengadakan pertemuan konseling dengan seorang klien, maka dapatlah dianalisis sejumlah status ego. Semua status ego ini adalah kondisi psikis yang normal. Setiap status ego memiliki kelebihan-kelebihan disamping kekurang-kekurangannya. Pada status ego anak terdapat intuisi, kreativitas, dan kegembiraan; pada status ego dewasa diperlukan demi kelangsungan hidup; sedangkan status ego orang tua bermanfaat dalam berperan sebagai tokoh dalam mendidik anak-anak, memberikan petunjuk-petunjuk yang secara otomatis mempengaruhi sifat, sikap, dan tingkah laku, kemudian mengatahkan mereka untuk dapat berpikir dan bertindak yang lebih efektif.

Jadi, status ego itu mempunyai nilai yang penting dalam kehidupan seseorang. Satu saja dari ketiga status ego itu mengganggu keseimbangan hidup yang sehat, perlulah kiranya dianalisis dan diadakan penataan kembali. Hidup tanpa kelengkapan status ego akan membosankan, menjemukan serta tidak menggairahkan.

(b) Analisis transaksional

Penghayatan tentang ketiga status ego di atas (anak, dewasa, orang tua) merupakan bahan berharga bagi konselor, dalam rangka melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu analisis transaksional yang terjadi pada suatu proses konseling dengan klien. Jadi, tahap pertama tersebut di atas dari proses pendekatan konseling analisis transaksional ditekankan kepada pengembangan pemahaman klien untuk mengikat transakasi yang normal.

Terjadinya suatu transaksi disebabkan oleh adanya stimulus atau rangsangan. yang datang dari seseorang pembicara yang, didengarkannya. Sedangkan respons atau tanggapan dari orang yang diajak bicara (mendengarkan) mungkin saja menyebabkan terjadinya suatu rangkaian stimulus respons ... dan seterusnya.

Di sini yang terpenting bagaimana seorang konselor mampu untuk menganalisis status, ego yang ada, status ego yang manakah yang menerima stimulus serta memberikan respons. Untuk menganalis status ego, stimulus maupun responsnya, tidaklah tukup hanya bersandar kepada apa yang diungkapkan oleh kliensecara verbal, tetapi juga harus mengimalisis sikap dan sifat dari klien yang non-verbal misalnya: sikap tubuh, air muka, nada suara, tindak tanduknya dalam transaksi. Bila pemahaman mengenai bentuk-bentuk transaksi antara masing-masing status ego telah mendalam dan telah dikuasai oleh konselor, maka konselor akan lebih mudah untuk mengadakan analisis transaksional yang terjadi pada saat proses pendekatan konseling.

Bagaimana peranan data-data dan informasi yang dimiliki dalam konseling analisis transaksional? Jawabnya, bahwa dalam konseling analisis transaksional penggunaan data-data dan informasi yang dimiliki oleh klien pada masa lalu, tidaklah mutlak diperlukan. Dengan menggunakan apa yang diungkapkan oleh klien baik verbal maupun nonverbal dalam saat terjadinya transaksi sudah cukup .memadai untuk digunakan sebagai sumber informasi dalam menganalisis klien. Di sinilah letanya ciri khas dari analisis transaksional (TA) yang tidak terpaku dengan masalah teoretis, tetapi berorientasi pada perbendaharaan bahasa sehari-hari yang dipergunakan dalam pergaulan.

Dalam menganalisis status ego anak (A) bukan saja harus mendengarkan transaksi dengan melalui ucapan dan kata-kata, tetapi juga melalui sikap, sifat atau tingkah laku nonverbal dengan

isyarat-Draf kuliah Teknik Konseling

isyarat dan gerakan-gerakan yang ditampilkan oleh klien dalam komunikasi dengan konselor.

Petunjuk nonverbal bahwa status ego anak menampakkan diri, misalnya: tertawa terbahak-bahak, mengangkat bahu, mata diarahkan ke bawah, air mata, bibir yang gemtar karena marah atau sedih, dan lain-lain. Sedangkan petunjuk verbal status ego anak menampakkan diri yaitu melalui ungkapan dan kata-kata, misalnya:

"Saya pikir .... " "Menurut hemat saya "Berdasarkan informasi …” "Bagaimana ... ?" "Siapa ... ?"

Ungkapan khas dari status ego dewasa kita dikenali dari ungkapan Why, What, Where, When, Who, dan How. Semua data yang masuk menunjukkan adanya tanda processing data dari dewasa. Menganalisis status ego orang tua dapat dikenali dengan petunjuk nonverbal, misalnya: sikap merangkul, membelai, berpangku tangan, kening berkerut, memukul paha, menepuk bahu orang lain, badan sedikit condong ke depan atau ke belakang, mata melotot, dan lain-lain.

Secara verbal status ego orang tua dapat dikenali melalui ungkapan dan kata-katanya, misalnya: "Ingat, kau harus ..." "Lebih baik kau …" "Pokoknya kau harus ..."

Dengan mengenali ketiga status ego (anak, dewasa, dan orang tua) yang dinyatakan oleh klien baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara verbal maupun nonverbal konselor akan dapat mengenali status ego yang dimiliki oleh klien atau status ego yang tampak pada diri klien. Dengan mengetahui berbagai status ego seseorang (klien), konselor akan dapat untuk menentukan produktivitas komunikasi dengan klien. Dengan demikian, konselor akan dengan mudah untuk memberikan suatu analisis terhadap klien.

(b) Analisis mainan (game analysis)

Suatu game memiliki tiga unsur penting di antaranya:

(l) Transaksi yang tamp aknya berjalan seperti biasa dapat berkulit seakan-akan transaksi berlangsung secara wajar.

(2) Dalam transaksi tampak adanya suatu maksud yang terselubung (maksud yang tersirat di balik ucapan).

(3) Adanya imbalan (pay off).

Ketiga unsur ini selalu ada dalam segala bentuk analisis transaksional dengan menggunakan game. Peranan konselor dalam analisis mainan apabila klien benar-benar bermotivasi untuk memperbaiki sikap, sifat, maupun kebiasaan yang dirasakan perlu untuk diperbaiki dan memerlukan bantuan dari konselor.

(c) Analisis naskah (script analysis)

Analisis naskah (script analysis) adalah merupakan langkah terakhir dari suatu tata laksana pendekatan konseling dengan berorientasi kepada analisis transaksional. Analisis naskah terjadi sejak masa si bayi masih dalam asuhan orang tuanya (bapak atau ibu) di mana pada masa itu terjadi bentuk transaksi antara orang tua dengan anak-anaknya. Lambat laun dengan terjadinya transaksi antara anak dan orang tua terciptalah suatu tujuan hidup atau rencana hidup (life plant) yang dalam istilah analisis transaksional disebut script atau bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia disebut naskah. Segi positif dari naskah (script), ialah naskah itu bisa diubah, karena naskah itu terjadi dengan adanya proses learned atau sesuatu yang dibiasakan dan tidak karena faktor pembawaan.

Karakteristik dari Pendekatan Konseling Analisis Transaksional

Konselor analisis transaksional adalah individu yang lebih banyak berperan sebagai fasilitator dalam proses kelompok, dan juga sebagai pemimpin yang memiliki keahlian dalam menganalisis status ego, transaksi, permainan, dan naskah hidup (life script). Di samping itu, konselor juga harus memiliki kapasitas diri sendiri untuk

Draf kuliah Teknik Konseling

mengadakan interaksi, komunikasi, atau transaksi dengan klien secara terbuka, penuh kehangatan, dan murni. Dan juga sebagai s.eorang konselor harus memiliki kemampuan untuk membaca dan mengamati tingkah laku klien baik secara langsung maupun tidak langsung, baik verbal maupun nonverbal. Eric Berne menyatakan dua kebutuhan tambahan yang harus dimiliki oleh seorang konselor analisis transaksional, yaitu:

(1) Konselor harus memiliki kemampuan untuk mengenal dari mana memulai untuk mengungkapkan ketiga status ego dari klien.

(2) Konselor harus dapat memperlihatkan kemurnian dari komitmen pada klien, menunjukkan kepercayaan atas kemampuan dirinya dalam membahtu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh klien.

Jadi dengan demikian, seorang konselor dengan memakai pendekatan AT harus memiliki pandangan yang penuh kehangatan, empati, cakap untuk memberikan tanggapan walaupun sekecil-kecilnya untuk mencapai tujuan dari konseling yang telah ditetapkan.

Draf kuliah Teknik Konseling

Dalam dokumen Buku Bahan Ajar Teknik Konseling (Halaman 61-65)