• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Pertengahan

Dalam dokumen Buku Bahan Ajar Teknik Konseling (Halaman 36-40)

TEKNIK DALAM TAHAPAN KONSELING

B. Tahap Pertengahan

1. Keterampilan Menyimpulkan Sementara

Keterampilan menyimpulkan sementara adalah suatu kemampuan konselor bersama klien untuk menyampaikan kemajuan hasil pembicaraan, mempertajam atau memperjelas fokus wawancara konseling. Tujuan keterampilan ini adalah untuk melihat kemajuan wawancara konseling pada setiap tahapannya. Selain itu juga bertujuan untuk: (a) memberikan kesempatan kepada klien untuk melakukan feed back (kilas balik) dari hal-hal yang telah dibicarakan, (b) menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap, (c) untuk meningkatkan kualitas diskusi, (d) mempertajam atau memperjelas fokus pada wawancara konseling.

2. Keterampilan Memimpin

Agar pembicaraan dalam wawancara konseling tidak menyimpang, konselor harus memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan konseling dapat tercapai secara efektif dan efisien. Memimpin arah pembicaraan bukan berarti konselor mengarahkan klien ke arah pembicaraan sesuai keinginan konselor, melainkan Iebih banyak mengamati jalannya wawancara konseling. Keberhasilan konselor memimpin arus lalu lintas bimbingan dan konseling dipengaruhi oleh tipe-tipe kepemimpinan konselor itu sendiri apakah demokratis, otoritas dan permisif (masa bodoh).

3. Keterampilan Memfokuskan

Seorang konselor yang efektif harus mampu membuat fokus melalui perhatiannya yang terseleksi terhadap pembicaraan dengan klien. Keterampilan ini akan membantu klien memusatkan perhatiannya pada pokok pembicaraan.

4. Keterampilan Melakukan Konfrontasi

Konfrontasi merupakan suatu kemampuan konselor menantang klien untuk melihat adanya diskrepansi atau inkonsistensi (ketidakkonsistenan) antara perkataan dengan bahasa badan atau perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan dan sebagainya. Keterampilan ini berguna untuk: (a) mendorong klien mengadakan instrospeksi diri secara jujur, (b) meningkatkan potensi klien, (e) membawa klien kepada kesadaran adanya diskrepansi, konflik dalam dirinya.

Penerapan keterampilan ini harus secara hati-hati dilakukan oleh konselor; yaitu dengan eara: (a) memberi ,komentar khusus terhadap klien yang tidak konsisten secara tepat waktu, (b) tidak menilai apalagi menyalahkan, dan (e) dilakukan konselor bersamaan dengan perilaku attending dan empati.

5. Keterampilan Menjernihkan (Darifying)

Keterampilan menjernihkan adalah kemampuan konselor menjernihkan atau memperjelas ucapan-ucapan klien yang samar-samar, kurang jelas, dan agak meragukan. Tujuan keterampilan ini adalah; (a) mengajak klien untuk menyatakan pesannya secara jelas, dan (b) agar klien menjelaskan, mengulang, dan mengilustrasikan perasaannya.

6. Keterampilan Memudahkan (Facilitating)

Facilitating adalah suatu keterampilan membuka komunikasi agar

Draf kuliah Teknik Konseling

perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara bebas sehingga komunikasi dan partisipasi meningkat serta proses konseling berlangsung secara efektif.

7. Keterampilan Mengarahkan (Directing)

Directing adalah kemampuan konselor mengajak dan mengarahkan klien untuk berpartisipasi secara penuh dalam proses konseling. Melalui keterampilan ini, konselor mengajak klien agar berbuat sesuatu atau mengarahkannya agar berbuat sesuatu.

8. Keterampilan Memberikan Dorongan Minimal (Minimal Encouragement)

Minimal encouragement atau keterampilan memberikan dorongan

minimal adalah suatu upaya konselor memberikan dorongan secara langsung dan singkat agar kliennya selalu terlibat dalam pembicaraan dan dirinya terbuka. Keterampilan ini bertujuan agar klien terus berbicara dan dapat mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan. Dorongan minimal dilakukan oleh konselor apabila klien kelihatan akan mengu.rangi atau menghentikan pembicaraan, ketika klien kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan, dan ketika konselor ragu terhadap pembicaraan klien. Melalui keterampilan ini juga akan dapat meningkatkan eksplorasi diri.

9. Keterampilan Sailing (Saat Diam)

Dalam proses konseling, diam atau tidak bersuara bisa menjadi teknik konseling. Oleh sebab itu, konselor harus dapat memanfaatkan situasi ini. Keadaan diam akan membantu konselor: (a) untuk mendorong klien untuk berbicara, (b) membantu klien untuk lebih memahami dirinya, (c) setelah diam, klien dapat mengikuti ekspresi yang membawanya berpikir dan bangkit dengan tilikan yang mendalam, (d) mengurangi kecepatan wawancara.

10. Keterampilan Mengambil lnisiatif

Mengambil inisiatif perlu dilakukan oleh konselor apabila klien kurang bersemangat untuk berbicara, sering diam, dan kurang partisipatif. Konselor dapat mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk. berpatisipasi dan berinisiatif dalam menuntaskan pembicaraan. Keterampilan ini diterapkan apabila: (a) akan mengambil inisiatif jika klien tampak kurang bersemangat, (b) jika klien lambat berpikir ilntuk. mengambil keputusan, (c) jika klien kehilangan arah pembicaraan.

11. Keterampilan Memberi Nasihat

Nasihat bisa diberikan kepada klien apabila ia meminta. Meskipun demikian pemberian nasihat tetap perlu harus dipertimbangkan. Hal yang harus dijaga untuk memberi nasihat adalah tujuan konseling, yakni kemandirian klien harus tetap tercapai.

12. Keterampilan Memberi Informasi

Informasi diberikan oleh konselor kepada klien harus hal-hal yang diketahui konselor. Apabila konselor tidak mengetahui informasi apa yang dikehendaki klien, konselor secara jujur harus mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui informasi tersebut. Sebaliknya, apabila konselor mengetahui, sebaiknya upayakan agar klien tetap mengusahakannya (klien mencari sendiri sumber informasi tersebut).

13. Keterampilan Menafsirkan atau Interpretasi

Keterampilan menafsirkan atau interpretasi merupakan upaya konselor mengulas pikiran, perasaan, dan pengalaman klien dengan merujuk kepada teori-teori. Sifat-sifat subjektif tidak boleh dimasukkan ke dalam interpretasi.

Draf kuliah Teknik Konseling

Tujuan keterampilan ini adalah untuk memberikan rujukan, pandangan atau perilaku klien agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan tersebut.

C Tahap Akhir (Action)

1. Keterampilan Menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan merupakan kemampuan konselor mengambil inti pokok pembicaraan selama proses konseling berlangsung. Kesimpulan pembicaraan atau wawancara konseling bisa dilakukan konselor bersama klien. Dari kesimpulan pembicaraan akan diketahui: (a) bagaimana keadaan perasaan klien saat ini, (b) apa rencana klien selanjutnya, (c) pokok-pokok pembicaraan apa yang akan dibicarakan pada sesi selanjutnya.

2. Keterampilan Merencanakan

Menjelang sesi akhir wawancara konseling, konselor harus dapat membantu klien untuk dapat membuat rencana berupa suatu program untuk action, yaitu rencana perbuatan nyata yang produktif bagi kemajuan klien. Rencana yang baik harus merupakan hasil kerja sama antara konselor dengan klien. Dengan demikian, keterampilan merencanakan adalah kemampuan konselor merencanakan tindakan nyata (action) yang produktif bagi kemajuan kliennya.

3. Keterampilan Menilai (Mengevaluasi)

Keterampilan menilai atau mengevaluasi berarti kemampuan konselor menetapkan batas-batas atau ukuran-ukuran keberhasilan proses konseling yang telah dilaksanakan. Melalui keterampilan ini, konselor menetapkan sisi mana dali proses konseling yang telah dicapai dan sisi mana yang belum. Selain itu juga bisa ditetapkan kendala apa yang menjadi penghambat proses konseling. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi ditentukan apa tindak lanjutnya (follow up-nya).

4. Keterampilan Mengakhiri Konseling

Keterampilan mengakhiri konseling merupakan suatu kemampuan konselor menutup sesi konseling. Berbagai cara bisa dilakukan oleh konselor untuk menutup sesi konseling. Penutupan sesi konseling tidak harus dilakukan secara seragam oleh semua konselor. Masing-masing konselor tentu memiliki teknik tensendiri dalam menutup sesi konseling yang disesuaikan dengan kondisi klien, masalah klien, dan situasi konseling itu sendiri. Secara umum penutupan sesi konseling dilakukan oleh konselor dengan melakukan hal-hal sebagai berlkut: (a) mengatakan bahwa waktu konseling akan berakhir, (b) merangkum isi pembicaraan (isi wawancara konseling), (c) menunjukkan kepada klien tentang pertemuan yang akan datang, (d) mengajak klien kembali sambil menunjukkan isyarat gerak tangan, (e) menunjukkan catatan-catatan singkat kepada klien tentang hasil pembicaraan (hasil wawancara konseling), dan (f) memberikan tugas-tugas tertentu kepada klien apabila diperlukan.

Keterampilan-keterampilan konseling di atas diterapkan dalam praktik konseling terutama pada teknik-teknik melakukan konseling). Untuk menguasai keterampilan-keterampilan konseling di atas, seorang konselor harus melalui berbagai latihan secara berurutan, yaitu setelah sebagian keterampilan dikuasai dalam latihan mikro, dilanjutkan dengan latihan makro. Akan tetapi, seorang kenselor juga harus menguasai teori-teori konseling yang ada.

Latihan micro counseling atau konseling mikro adalah suatu cara memberikan penguasaan teknik-teknik konseling kepada calon konselor. Semua keterampilan konseling dilatihkan satu persatu secara bertahap.

Draf kuliah Teknik Konseling

Latihan micro counseling dilengkapi dengan rekaman video dan tape recorder. Pada sesi akhir latihan diadakan evaluasi dan diskusi setelah menyaksikan atau mendengarkan rekaman kaset video. Pengamat dan pembimbing memberikan penilaian dan masukan untuk bahan diskusi.

Latihan macro counseling atau konseling makro adalah melatihkan secara role playing beberapa keterampilan konseling yang telah dikuasai melalui mikro konseling. Beberapa kegiatan yang dilatihkan dalam konseling, makro adalah: pertama., latihan menulis kasus. Setiap calon konselor mengawasi peristiwa atau cerita kasus yang terdiri atas deskripsi dan dialognya.

Kedua., menyiapkan pasangan-pasangan pemain (koselor dan

klien untuk melakukan permainan peran konseling dengan kasus yang telah disiapkan.

Ketiga, menonton tayangan video micro counseling yang digunakan

sebagai rujukan bagi calon hmselor.

Keempat, melakukan latihan konseling dan memvideokannya. Kelima., mengadakan tayangan ulang untuk dievaluasi dan

dengan menggunakan lembar evaluasi yang telah disiapkan oleh pembimbing.

Keenam, mengadakan diskusi, selanjutnya mengadakan latihan

ulang dan memperbaiki keterampilan berdasarkan masukan dari pengamat.

Draf kuliah Teknik Konseling

Dalam dokumen Buku Bahan Ajar Teknik Konseling (Halaman 36-40)