• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK DALAM KONSELING RATIONAL-EMOTIVE THERAPY

Dalam dokumen Buku Bahan Ajar Teknik Konseling (Halaman 46-49)

Teori Konseling Rasional Emotif dengan istilah lain dikenal dengan

"rasional-emotive therapy" yang dikembangkan oleh Dr. Albert Ellis. Atas

dasar pengalaman selama prakteknya dan kemudian dihubungkan dengan teori tingkah laku belajar, ia mencoba untuk mengembangkan suatu teori yang disebut "Rational-Emotive Therapy", dan selanjutnya populer dengan singkatan RET. Tujuan dari RET pada intinya ialah untuk mengatasi pikiranyang tidak logis tentang diri sendiri dan lingkungannya. Konselor/terapis berusaha agar klien makin menyadari pikiran dan kata-katanya sendiri, serta mengadakan pendekatan yang tegas, melatih klien untuk bisa berpikir dan berbuat yang lebih realistis dan rasional.

A. Konsep Dasar Konseling Rasional-Emotif

Ciri-ciri dari konseling rasional-emotif dapat diuraikan sebagai berikut:

(a) Dalam menelurusi masalah klien yang dibantunya, konselor berperan lebih aktif dibandingkan dengan klien.

(b) Dalam proses hubungan konseling harus diciptakan dan dipelihara hubungan baik dengan klien.

(c) Tercipta dan terpeliharanya hubungan baik ini dipergunakan oleh konselor untuk membantu klien mengubah cara berpikimya yang tidak rasional menjadi rasional.

(d) Dalam proses hubungan konseling, konselor tidak terlalu banyak menelusuri kehidupan masa lampau klien.

(e) Diagnosis (rumusan masalah) yang dilakukan dengan konseling rasional-emotif bertujuan untuk membuka ketidaklogisan pola berpikir dari klien.

B. Hakikat Masalah yang Dihadapi Klien

Hakikat masalah yang dihadapi klien dalam pendekatan konseling rasional-emotif itu muncul disebabkan oleh ketidaklogisan klien dalam berpikir. Ketidaklogisan berpikir ini selalu berkaitan dan bahkan menimbulkan hambatan, gangguan atau kesulitan-kesulitan emosional dalam melihat dan menafsirkan objek atau fakta yang dihadapinya. Menurut konseling rasional-emotif ini, individu rnerasa dicela, diejek, dan tidak diacuhkan oleh individu fain, karena ia memiliki keyakinan dan berpikir bahwa individu lain itu mencela dan tidak mengacuhkan dirinya. Kondisi yang demikian inilah yang disebl;tt cara berpikir yang tidak nasional oleh konseling rasionalemotif. C. Tujuan Konseling Rasional-Emotif

Tujuan utama dari konseling rasional-emotif ialah menunjukkan dan menyadarkan klienbahwa cara berpikir yang tidak logis itulah merupakan penyebab gangguan emosionalnya. Atau dengan kata lain konseling rasional emotif ini bertujuan membantu klien mem-bebaskan dirinya dari cara berpikir atau ide-idenya yang tidak logis dan menggantinya dengan cara-cara yang logis.

D. Proses dan Teknik Konseling Rasional-Emotif

Seperti telah diuraikan di muka bahwa dalam konseling rasional-emotif konselor tidak terlalu banyak menelusuri kehidupan masa lampau klien. Sehingga dengan demikian berarti bahwa dalam konseling ini konselor tidak banyak melakukan pengumpulan data untuk keperluan analisis maupun diagnosis sebagaimana halnya dalam konseling klinikal. Alat-alat pengumpulan data bersifat testing dan non-testing sedikit sekali dipergunakan dalam konseling ini. Karena, diagnosis dalam konseling ini dilakukan bertujuan untuk membuka ketidaklogisan pola berpikir klien.

Draf kuliah Teknik Konseling

Peranan konselor dalam proses konseling rasionalemotif akan tampak dengan jelas dalam langkah-Iangkah konseling sebagai berikut: (a) Langkah pertama

Dalang langkah ini konselor berusaha menunjukkan kepada klien bahwa masalah yang dihadapinya berkaitan dengan keyakinannya yang tidak rasional. Di sini klien harus belajar untuk memisahkan keyakinan rasional dari yang tidak rasional. Pada tahap ini peranan konselor adalah sebagai propagandis yang berusaha mendorong, membujuk, meyakinkan, bahkan sampai kepada mengendalikan klien untuk menerima gagasan yang logis dan rasional. Jadi, pada langkah ini peran konseling ialah menyadarkan klien bahwa gangguan atau masalah yang dihadapinya disebabkan oleh cara berpikirnya yang tidak logis.

(b) Langkah kedua

Peranan konselor adalah menyadarkan klien bahwa pemecahan masalah yang dihadapinya merupakan tanggung jawab sendiri. Maka dari itu dalam konseling rasional-emotif ini konselor berperanan untuk menunjukkan dan menyadarkan klien, bahwa gangguan emosional yang selama ini dirasakannya akan terns menghantuinya apabila dirinya akan tetap berpikir secara tidak logis. Oleh karenanya, klienlah yang harus memikul tanggung jawab secara keselurnhan terhadap masalahnya sendiri.

(c) Langkah ketiga

Pada langkah ketiga ini konselor berperan mengajak klien menghilangkan cara

berpikir dan gagasan yang tidakrasional. Konselor tidaklah cukup

menunjuk-kan kepada klien bagaimana proses ketidakiogisan berpikir ini, tetapi lebih jauh dari itu konselor harus berusaha mengajak klien mengubah cara berpikirnya dengan cara menghilangkan gagasangagasan yang tidak rasional.

(d) Langkah keempat

Peranan konselor mengembangkan pandangan-pandangan yang realistis dan menghindarkan diri dari keyakinan yang tidak rasional. Konselor berperan untuk menyerang inti cara berpikir yang tidak rasional dari klien dan mengajarkan bagaimana caranya mengganti cara berpikir yang tidak rasional dengan rasional.

Teknik-Teknik Konseling Rasional-Emotif

Sebagaimana telah diuraikan di muka bahwa inti dati konseling rasional-emotif ialah menghilangkan cara berpikir yang tidak logis yang dapat menimbulkan gangguan emosional.

Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan beberapa teknik konseling rasional-emotif sebagai berikut:

(a) Teknik pengajaran

Dalam konseling rasional-emotif konselor mengambil peranan lebih aktif dari klien. Maka dari itu teknik pengajaran di sini memberikan keleluasaan kepada konselor untuk berbicara serta menunjukkan sesuatu kepada klien, terutama menunjukkan bagaimana ketidaklogisan berpikir itu secara langsung menimbulkan gangguan emosional kepada klien.

(b) Teknik konfrontasi

Dalam teknik konfrontasi ini, konselor menyerang ketidaklogisan berpikir klien dan membawa klien ke arah berpikir logis empiris.

(c) Teknik persuasif

Teknik persuasif, yaitu meyakinkan klien untuk mengubah pandangannya, karena pandangan yang ia kemukakan itu tidak benar. Konselor langsung mencoba meyakinkan, mengemukakan berbagai argumentasi untuk menunjukkan apa yang dianggap oleh klien benar tidak bisa diterima atau tidak benar.

Draf kuliah Teknik Konseling

Dalam teknik konselor menugaskan klien untuk mencoba melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata. Teknik ini bisa dilakukan untuk menugaskan kepada klien untuk bergaul kepada anggota masyarakat kalau mereka merasa dikucilkan dalam pergaulan, membaca buku untuk memperbaiki kekeliruan cara berpikimya.

Draf kuliah Teknik Konseling

BAB 9

Dalam dokumen Buku Bahan Ajar Teknik Konseling (Halaman 46-49)