• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebelum masuk pada pokok pembahasan, penulis perlu menguraikan beberapa konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini yakni mengenai konsep kebudayaan, rakyat, dan politik pada kurun waktu 1950-1965. Hal ini bertujuan untuk memperjelas arti dari beberapa kata penting yang sering digunakan dalam pembahasan sehingga ada kesamaan pandangan.

Setiap kebudayaan memiliki karakteristiknya masing-masing. Menurut Koentjaraningrat, kata “kebudayaan” berasal dari bahasa sansekerta buddayah

yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal. Kebudayaan

merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.23

Keseluruhan dari kegiatan dan hasil tindakan yang diperoleh dengan terus belajar dan tersusun dalam kehidupan masyarakat.

J.W.M. Bakker juga menjelaskan pengertian kebudayaan yang merupakan proses mencipta, menertibkan, dan mengolah nilai-nilai insani oleh manusia.

22Ibid.,hlm. 68.

Aktivitas ataupun hasil ini dari proses dapat dibentuk dan dibentuk kembali.24

Sedangkan M. Hatta mendefinisikan kebudayaan sebagai hasil karya suatu bangsa yang bermulti-corak termasuk didalamnya agama, bahasa, karya seni, dan lain-lain. Ia melihat bahwa agama, bahasa, seni, arsitektur, dan pranata sebagai budaya

untuk mencapai kehidupan lebih baik.25

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi kehidupan manusia, salah satunya ialah dalam hal menghadapi kekuatan alam. Pada masyarakat, kebudayaan dapat menumbuhkan ide kreativitas seperti teknologi untuk

melindungi diri.26 Dalam menumbuhkan ide, tidak jarang suatu masyarakat

mengadopsi kebudayaan lain dikarenakan keadaan yang terjadi di lingkungan sekitarnya dengan adanya kontak antar kelompok. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu apabila kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan hidupnya.

Unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki suku-suku di Indonesia berbeda antara satu dengan lainnya. Dalam sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang berkaitan erat antara yang satu dengan lainnya sehingga tercipta tata prilaku manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai suatu kesatuan. Unsur-unsur kebudayaan dapat dilihat dari sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat dalam upaya menguasai alam sekelilingnya. Unsur-unsur kebudayaan juga mencakup organisasi ekonomi, alat-alat dan

lembaga pendidikan, keluarga, kekuasaan politik dan sebagainya.27

24

Fransiskus Simon, Kebudayaan dan Waktu Senggang,Yogyakarta, Jalasutra, 2008, hlm. 10.

25Ibid., hlm. 11.

26Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakata, Kencana, 2006, hlm. 34-42.

27

Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda namun mempunyai sifat atau ciri budaya yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Sifat-sifat budaya terkandung ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, ataupun pendidikan tetapi bersifat hakiki dan berlaku umum bagi semua budaya. Budaya itu terwujudkan dari perilaku masyarakat dan telah lebih dulu ada sebelum lahirnya suatu generasi

tertentu serta tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.28

Beberapa jenis kebudayaan antara lain kebudayaan lokal dan kebudayaan nasional.Kebudayaan lokal ialah suatu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyakat pedesaan secara tradisional dan dilakukan oleh sekelompok masyarakat

tertentu.29 Pada umumnya, kebudayaan terkandung nilai-nilai kehidupan antara

lain taqwa, harga diri, harmoni, tertib, tolong-menolong, musyawarah-mufakat, kreativifitas, kerja keras, rukun, kebersamaan, hormat dan sebagainya. Nilai-nilai ini menjadi pedoman dalam hidup bermasyarakat. Setiap masyarakat harus tetap menaati budaya yang memang telah mendarah daging sebagai salah satu pengendalian pergaulan hidup sehari-hari.

Menurut Dr. M. Junus Melalatoa, bahasa daerah menjadi salah satu hal penting yang menandai kemajemukan masyarakat Indonesia. Kebudayaan berkaitan erat dengan bahasa sebagai sistem lambang dan sistem makna yang disepakati oleh kelompok penutur bahasa tersebut untuk berkomunikasi, bekerja

28M. Suprihadi Sastrosupono, Menghampiri Kebudayaan, Bandung, Penerbit Alumi, 1982, hlm. 53-55.

sama, dan mengidentifikasi diri. Bahasa berfungsi sebagai pengembang

kebudayaan dan penerus kebudayaan.30

Menurut Sartono Kartodirdjo, kebudayaan nasional adalah suatu totalitas dari proses dan hasil segala aktivitas bangsa Indonesia dalam bidang estetis, moral dan ideasional. Hasil dari setiap kegiatan yang dilakukan bangsa Indonesia dengan keberagamannya ini, melalui Pancasila dengan fungsi teleologis akan

memberikan payung ideologis bagi berbagai unsur dalam masyarakat Indonesia.31

UUD 1945: P-4 GBHN menjelaskankebudayaan bangsa merupakan hasil dari buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya termasuk kebudayaan lama dan kebudayaan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di

daerah-daerah di seluruh Indonesia.32Bangsa Indonesia berusaha mengembangkan

kebudayaannya dengan terbuka terhadap kebudayaan asing demi memperkaya kebudayaan bangsa. Namun hal ini harus tetap disesuaikan dengan kepribadian bangsa.

Kebudayaan nasional merupakan suatu budaya yang dihidupi oleh suatu bangsa dan terlepas dari kebudayaan suku. Setiap kebudayaan terwujud dan berkembang dalam kondisi tertentu. Kebudayaan nasional pada hakikatnya berkaitan dengan eksistensi bangsa. Pada negara Indonesia, terdapat masyarakat majemuk (heterogen) yang menjadi modal dasar serta tumpuan budaya bersama. Kebudayaan nasional berfungsi dalam menjaga kelestarian eksistesi bangsa dengan menumbuhkan identitas, mendorong integrasi nasional, dan memberikan

30

M. Junus Melalatoa, Sistem Budaya Indonesia, Jakarta, PT. Pamator, 1997, hlm. 251.

31 Sartono Kartodirdjo, Kebudayaan Pembangunan Dalam Perspektif Sejarah, Yogyakarta, Gajah Mada University Press,1987, hlm. 32-33.

dinamika kehidupan bangsa. Oleh karena itu, kebudayaan nasional memiliki peranan penting dalam menentukan kebijakan untuk pembangunan bangsa termasuk pelaksanaannya.

Perkembangan kebudayaan nasional nampak pada bahasa nasional (bahasa Indonesia), lagu-lagu nasional, melalui karya-karya seni lainnya, dan Pancasila. Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai filsafat namun juga dapat dikatakan sebagai salah satu hasil kebudayaan nasional. Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menganut paham Pancasila yang tidak terdapat di negara lain. Pancasila merupakan hasil penghayatan dari nilai-nilai kehidupan bangsa. Rumusannya mencerminkan pemikiran-pemikiran maju yang tidak semuanya terdapat dalam kebudayaan suku, salah satunya ialah demokrasi.

Dalam proses mengembangkan kebudayaan nasional Indonesia, rakyat memiliki peran yang besar dalam menciptakan kebudayaan. Rakyat menjadi bagian dari suatu negara atau pemerintahan dan unsur penting dari kebudayaan. Rakyat terdiri dari beberapa orang yang mempunyai ideologi, tinggal di daerah atau pemerintahan, dan mempunyai hak, dan kewajiban yang sama, yaitu untuk

membela negara.33

Indonesia terdiri dari keanekaragaman suku dan kekayaan budaya yang telah ada sejak lama. Kebudayaan nasional dapat diambil dari budaya daerah yang berceritakan kehidupan masyarakat setempat. Kebudayaan tersebut dapat ditampilkan di festival-festival dalam negeri maupun luar negeri oleh anak muda Indonesia dengan tema kehidupan rakyat. Kebudayaan bertemakan kerakyatan

tidak melihat soal daerah dan diperoleh dari suku mana yang ditampilkan, namun

yang terpenting merupakan hasil karya putra putri Indonesia.34 Dari pengertian di

atas dapat disimpulkan, kebudayaan merupakan hasil tindakan masyarakat yang dijadikan kebiasaan dan terus dihidupi dari generasi ke generasi.

Menurut Ali Moertopo, kebudayaan dapat menjadi suatu strategi dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, hubungan regional, hubungan internasional,

pertahanan dan keamanan.35 Kebudayaan nasional dipandang sebagai suatu

kekuatan untuk mencapai dan mewujudkan tujuan-tujuan nasional. Dilihat hal ini, tidak mengherankan apabila kebudayaan sering dijadikan alasan bagi tercapainya tujuan-tujuan tertentu, salah satunya ialah tujuan politik.

Dalam kebudayaan, politik ikut mewarnai perkembangan suatu masyarakat. Menurut Dr. M. Junus Melalatoa, politik ialah usaha untuk mencapai dan mewujudkan cita-cita atau ideologi. Kekuatan politik sangat mempengaruhi setiap bidang kehidupan. Politik mempengaruhi perkembangan pikiran, ideologi, nilai-nilai, struktural sosial dan ekonomi serta budaya. Pelaku-pelaku politik banyak melibatkan partai politik, angkatan bersenjata, pemuda, mahasiswa, kaum

intelektual dan golongan penguasa.36 Melihat arti penting dari bidang kebudayaan,

tidak jarang elite penguasa ataupun kelompok memanfaatkan hal tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.

34Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1974, hlm. 119.

35 Ali Moertopo, Strategi Kebudayaan, Jakarta, Center For Strategic And Internasional Studies, hlm. 4-5.

Menurut Aristoteles, manusia selalu berusaha untuk menentukan posisinya

dalam suatu masyarakat.37 Mereka berusaha meraih kesejahteraan pribadinya

melalui sumber yang tersedia. Tindakan-tindakan yang diterapkan berupaya untuk mempengaruhi orang lain agar menerima pandangannya. Dalam dunia politik, untuk mencapai kedudukan tidak jarang seseorang atau kelompok menjatuhkan lawan politiknya.

Menurut Maswadi Rauf, ciri pertama dari kekuasaan politik adalah subjeknya mencakup masyarakat secara menyeluruh. Kekuasaan politik mencakup setiap orang yang menjadi bagian dari suatu bangsa atau yang didalam

wilayah kekuasaan penguasa politik.38 Kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa

berfungsi mencegah warga masyarakat untuk melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Warga masyarakat menjadi taat patuh pada penguasa disebabkan dengan adanya kepentingan masyarakat itu sendiri. Kepentingannya antara lain ialah ketenangan dan perlindungan dari penguasa politik.

Dalam dunia politik Indonesia, partai politik ikut mewarnai dari masa kependudukan kolonial hingga sekarang. Menurut Carlton Clymer Rodee, budaya politik dalam masyarakat menempatkan pemimpin dalam posisi tertinggi telah memudahkan para elit untuk menghimpun massa ke dalam partai politik yang

dibentuknya.39 Hal ini sejalan dengan berkembangnya gagasan bahwa rakyat

merupakan faktor yang harus diperhitungkan dan diikutsertakan dalam proses kegiatan politik. Menurut Goerge B. de Huszar dan Thomasn H. Stevenson, partai

37

Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta, Rajawali Pers, 1988, hlm. 3.

38 Maswadi Rauf, Konsensus dan konflik politik, Diktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Tinggi, 2001, hlm.21.

politik ialah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan pengawasan terhadap pemerintah bagi pimpinan partainya. Tugas dari partai politik adalah sebagai penghubung antara rakyat dan

pemerintah.40

Seiring perkembangannya, dunia perpolitikan tidak selalu berjalan mulus. Setiap partai politik memiliki masing-masing ideologi. Ideologi yang dianut ini, yang berbeda-beda tidak jarang dapat menjadikan konflik antara partai politik. Misalnya, PNI (Partai Nasional Indonesia) yang beraliran nasionalis sekuler terlibat konflik dengan Masjumi karena perbedaan pandangan yang bersumber dari ideologi masing-masing. Tidak hanya itu, terkadang-kadang antara NU dan Masjumi mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik, meskipun keduanya berdasarkan Islam. Ada perbedaan pandangan diantara keduanya. Masjumi sering diklasifikasikan sebagai modernis sedangkan NU ortodoks,

sehingga membuat hubungan diantara keduanya sering mengalami kesulitan.41

G. Metodologi Dan PendekatanPenelitian

Dokumen terkait