• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: UPAYA SERAPHINE COMMUNITY DEVELOPMENT

C. Pandangan Umum mengenai Pelayanan Sosial

4) Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bagian ini akan dilaporkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan penulis, sekaligus diikuti dengan pembahasan. Pembahasan berdasarkan variabel dan dipisahkan antara staf dan anggota kelompok binaan.

a) Responden

Jumlah responden yang penulis wawancarai berjumlah 9 orang yakni 5

orang anggota kelompok binaan dan 4 orang staf unit pelayanan sosial Seraphine

Community Development Sumba. Dengan demikian, jumlah responden yang diwawancarai sesuai dengan yang direncanakan penulis.

Responden yang diwawancarai dari anggota kelompok binaan 100 % perempuan yang sudah hidup berkeluarga, karena sasaran kelompok binaan unit

pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba adalah kaum

perempuan. Sedangkan untuk staf 3 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Proses wawancara untuk anggota kelompok binaan berlangsung pada waktu yang sama, yaitu pada hari kegiatan kelompok. Penulis tidak mendatangi responden di rumahnya masing-masing karena keadaan geografis dan sarana transportasi yang sangat tidak

memungkinkan. Untuk staf unit pelayanan sosial Seraphine Community Development

Sumba, proses wawancara berlangsung secara sendiri-sendiri, pada waktu yang berbeda. Wawancara dengan Sr. Gertrudis, ADM selaku ketua pelaksana harian, berlangsung sewaktu-waktu dengan informasi yang lebih luas berkaitan dengan unit

pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba. Oleh karena itu, penulis tidak menggunakan MP3 untuk merekam suara khusus untuk responden tersebut.

b) Pemahaman mengenai Evangelisasi Baru

Untuk mengetahui sudah sejauhmana pemahaman staf dan anggota

kelompok binaan unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba

mengenai evangelisasi baru, penulis menggali pemahaman responden dengan mengadakan wawancara. Berikut hasil wawancara yang sudah dirangkum oleh penulis:

Tabel 1. Pemahaman Staf Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Mengenai Evangelisasi Baru

(N:4)

No

Item Pertanyaan Jawaban Responden Jlh

1. Apakah yang Anda ketahui

tentang Evangelisasi Baru?

Evangelisasi baru adalah mewartakan Injil dalam tindakan nyata sesuai pewartaan Yesus, bukan sekedar berkotbah.

1

Pernah mendengar istilah Evangelisasi baru tetapi kurang mengerti maksudnya.

1

Evangelisasi baru adalah pewartaan Injil dengan metode baru

1

Evangelisasi baru adalah mewartakan Kerajaan Allah dengan cara baru yakni dalam tindakan nyata.

Jumlah Responden 4

2. Bagaimana Anda

mewujudkan/melaksanakan evangelisasi baru?

Mewujudkan evangelisasi baru

melalui dialog bersama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama-agama lain khususnya agama asli ‘Marapu’.

1

Mewujudkan evangelisasi baru dengan kesediaan membagi pengalaman kepada orang lain. Baik pengalaman

kerja maupun pengalaman iman. 1

Evangelisasi baru diwujudkan dengan sapaan dan mengajari hal-hal yang baik: sopan-santun, doa serta melalui katekese.

1

Mewujudkan evangelisasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pendidikan keterampilan dan pelatihan-pelatihan, rekoleksi, pembinaan iman dan kunjungan ke

keluarga-keluarga khususnya bagi mereka yang cacat dan sakit.

1

Tabel 2. Pemahaman Anggota Kelompok Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Mengenai Evangelisasi Baru

(N:5) No

Item Pertanyaan Jawaban Responden Jlh

1. Apakah Anda sudah

mengetahui tentang evangelisasi baru?

Pernah mendengar istilah evangelisasi baru dari Gereja tetapi tidak mengetahuinya dengan baik.

1

Belum pernah mendengar istilah evangelisasi selain pewartaan Injil secara baru

1

Belum pernah mendengar dan tidak tahu tentang evangelisasi baru; hanya mengerti sedikit tentang pewartaan Injil.

1

Tidak tahu tentang evangelisasi baru tetapi mengerti sedikit tentang pewartaan Injil secara baru. Hal itu saya peroleh dari Gereja

1

Belum tahu tentang evangelisasi baru maupun pewartaan Injil secara baru.

1

Jumlah Responden 5

2. Apakah Anda sudah

mengalami evangelisasi baru? Kalau sudah, apakah itu dari

Sudah, terutama melalui kegiatan rekoleksi, penyuluhan, dan doa bersama. Saya mengalami itu

unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba atau dari

orang lain?

melalui Unit Pelayanan Sosial

Seraphine Community Development.

Sudah, melalui Unit Pelayanan

Sosial Seraphine Community Development. Saya mengalami pencerahan dan perubahan dalam hidup ke arah yang lebih baik.

1

Pernah mengalami evangelisasi

baru melalui Unit Pelayanan

Sosial Seraphine Community Development dengan kegiatan rekoleksi

1

Sudah mengalami evangelisasi

baru melalui Unit Pelayanan

Sosial Seraphine Community Development dengan kegiatan rekoleksi, bekerja dan sharing pengalaman

1

Sudah mengalami evangelisasi

baru melalui Unit Pelayanan

Sosial Seraphine Community Development dimana saya mengalami pencerahan dan kekuatan baru yang membuat saya tidak berputus asa

1

Dari tabel 1 dan 2 di atas, dapat diperoleh gambaran pemahaman staf dan

anggota kelompok binaan unit pelayanan sosial Seraphine Community Development

Sumba mengenai evangelisasi baru sebagai berikut:

Untuk responden staf, pada item no. 1, hanya ada satu responden yaitu responden staf kedua, wanita lajang yang berusia 45 tahun, sudah 3 ½ tahun bekerja

di unit pelayanan sosial Seraphine Community Development; menjawab bahwa belum

mengetahui arti sesungguhnya evangelisasi baru. Sedangkan ketiga responden lainnya; responden staf pertama: pria yang sudah menikah, sudah 16 tahun bekerja di

unit pelayanan sosial Seraphine Community Development; responden staf ketiga:

Suster yunior yang sudah 3 tahun bekerja di unit pelayanan sosial Seraphine

Community Development dan responden terakhir: Suster senior sekaligus pimpinan

unit yang sudah bekerja 18 tahun di unit pelayanan sosial Seraphine Community

Development memiliki pemahaman yang hampir sama mengenai evangelisasi baru. Menurut mereka evangelisasi baru adalah kegiatan pewartaan Injil dengan cara atau metode baru. Metode baru pewartaan Injil yang menurut mereka lebih pada tindakan dan kesaksian hidup nyata, bukan sekedar berdoa dan berkotbah.

Pada item no 2, ada dua responden yang memiliki jawaban yang sama sedangkan dua yang lain agak berbeda. Responden staf pertama dan staf keempat mewujudkan evangelisasi baru dengan membangun kerja sama dan dialog dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama khususnya agama lokal “Marapu”. Jawaban responden staf kedua adalah dengan hidup berbagi; berbagi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman iman guna membantu meringankan beban sesama yang

miskin. Jawaban responden staf ketiga, untuk item ke-2 adalah: melaksanakan evangelisasi baru dengan memberikan pengajaran sopan santun, moral dan etika serta mengadakan katekese.

Untuk responden anggota kelompok binaan, hampir semua belum mempunyai pemahaman mengenai evangelisasi baru. Mereka hanya mengerti sedikit mengenai pewartaan Injil; hal ini terbukti juga pada jawaban mereka pada item ke-2: evangelisasi baru kebanyakan mereka alami melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat rohani seperti rekoleksi, doa, dan pembinaan iman. Hanya responden anggota kelompok pertama: seorang ibu rumah tangga dan guru SD yang mengkoordinir anggota kelompok binaan, menyebut kegiatan lain seperti penyuluhan-penyuluhan, pembinaan dan pertemuan-pertemuan bersama sebagai bentuk perwujudan evangelisasi baru. Ke-4 responden lain adalah ibu rumah tangga yang pada umumnya tidak bisa membaca dan menulis; bahkan berbahasa Indonesia pun tidak lancar.

Berdasarkan hasil wawancara sebagaimana sudah dirumuskan dalam tabel tersebut di atas, penulis menemukan bahwa responden baik staf maupun anggota kelompok binaan, belum memiliki pemahaman yang baik mengenai evangelisasi baru. Secara khusus, responden anggota kelompok binaan sungguh belum mengetahui apa sebenarnya evangelisasi baru. Pada umumnya mereka lebih akrab dengan istilah pewartaan Injil. Pewartaan Injil menurut mereka hanya sebatas kegiatan-kegiatan

rohani. Sedangkan menurut staf unit pelayanan sosial Seraphine Community

Development, kebaruan dalam pewartaan yang dimaksud adalah Injil tidak lagi diwartakan hanya dengan doa, katekese dan kotbah tetapi dalam tindakan atau

kesaksian hidup yang nyata. Bahkan salah satu responden (Bpk. Daniel) mengatakan bahwa sekarang bukan jamannya lagi Injil hanya diwartakan dengan berkotbah di Gereja, dengan katekese atau doa yang tanpa henti. Seiring dengan kemajuan jaman, Injil juga sudah seharusnya diwartakan dengan sikap hidup dan tindakan yang nyata. Dialog dengan agama-agama lain, dalam hal ini agama lokal di Sumba “Marapu” juga merupakan unsur penting dalam evangelisasi baru. Sr. Gertrudis, ADM juga menegaskan mengenai kesaksian hidup yang nyata dan dialog dalam pewartaan Injil. Menurut Gertrudis, di tengah jaman yang penuh kepalsuan nilai-nilai hidup, kita perlu hadir memberi kesaksian tentang kebenaran. Banyak orang sudah terseret dalam kekelaman hidup, maka cara hidup yang baik perlu ditunjukkan sehingga orang lain yang melihat, ikut melakukan kebaikan yang sama. Dialog yang intensif dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Dialog dimaksud untuk menjajaki apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh anggota kelompok (orang miskin). Selain itu, dialog juga bertujuan untuk membangun persaudaraan dan kerukunan dengan agama-agama lain. Penulis juga

melihat sendiri bagaimana pimpinan dan staf unit pelayanan sosial Seraphine

Community Development mengupayakan hal tersebut dalam pelayanan mereka. Tingkat pemahaman staf dan anggota kelompok binaan unit pelayanan

sosial Seraphine Community Development mengenai evngelisasi baru sangat jauh

berbeda menurut tingkat pendidikan masing-masing. Meski demikian, responden staf

unit pelayanan sosial Seraphine Community Development sungguh-sungguh sudah

lakukan khususnya kegiatan-kegitan seperti pendidikan keterampilan, penyuluhan kesehatan, pendidikan sopan santun dan etika, pembinaan hidup berkeluarga, dan pertemuan-pertemuan bersama untuk berbagai pengalaman. Anggota kelompok

binaan pun sudah mengalami evangelisasi baru dari unit pelayanan sosial Seraphine

Community Development. Hal ini nampak dari jawaban responden untuk item ke-2. Responden tidak hanya mengalami evangelisasi baru melalui kegiatan seperti rekoleksi, doa dan pembinaan iman tetapi mereka juga mengatakan bahwa mereka mengalami pencerahan, perubahan hidup ke arah yang lebih baik dan mendapat kekuatan untuk terus berjuang mempertahankan hidup.

Penulis tertarik dengan apa yang dikatakan oleh para responden mengenai evangelisasi baru sebagaimana sudah diuraikan di atas. Injil perlu diwartakan dengan bentuk atau cara yang baru, yang lebih sesuai dengan situasi jaman sehingga semua orang tanpa kecuali menerima warta gembira. Doa, katekese, renungan, dan kotbah memang penting tetapi bukan menjadi satu-satunya cara. Menurut penulis, jika Gereja menghendaki agar warta gembira dialami semua orang tanpa kecuali, maka dialog dengan tokoh masyarakat dan agama-agama lain serta kesaksian hidup yang baik di tengah masyarakat merupakan unsur penting. Jikalau hal ini diwujudkan maka warta gembira Injil akan diterima oleh banyak orang dalam konteks hidup mereka masing-masing.

Jikalau didialogkan dengan pokok-pokok evangelisasi baru yang sudah diuraikan pada bab II maka penulis dapat mengatakan di sini bahwa baik staf maupun

Sumba dalam keterbatasan pemahaman mereka akan evangelisasi baru, sudah mulai mewujudkan apa yang menjadi arah dan tujuan evangelisasi baru.

Arah evangelisasi baru sebagaimana dirumuskan oleh Heryatno (2009:2) dalam tiga pokok antara lain:

(1) Membantu jemaat lebih mengenal, mengasihi dan mengikuti Yesus Kristus dari

hari ke hari, sebagaimana Kristus sendiri lebih dahulu mengasihi kita umatNya

(2) Mendorong umat supaya berdasar imannya memberikan kesaksian konkrit di

tengah-tengah hidup masyarakat agar kehadiran umat sungguh mendatangkan berkat positif bagi hidup warga masyarakat pada umumnya.

(3) Evangelisasi tidak terbatas hanya berupa pelayanan atau pewartaan sabda tetapi

juga realisasi tugas pengutusan Gereja untuk menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah, yang mencakup juga penegakan keadilan, solidaritas dan kepedulian kepada kelompok KLMT (Kecil, Lemah, Miskin dan Tertindas), perjuangan menegakkan hak-hak kaum perempuan, pemerliharaan lingkungan hidup, dll.

c) Pemahaman mengenai Visi dan Misi Seraphine Community Development Sumba

Inti dari visi dan misi unit pelayanan sosial Seraphine Community

Development Sumba adalah mewujudkan pelayanan yang dijiwai oleh Cinta Kristus Tersalib demi pembelaan dan pemberdayaan orang miskin teristimewa anak-anak, perempuan, kaum muda, buruh dan tani; dengan mewujudkan paguyuban yang berpihak kepada orang miskin dan mewujudkan kesejahteraan serta kemandirian

(Bdk. KKP 2005 No. 14). Dalam kaitannya dengan perwujudan evangelisasi baru

melalui kegiatan unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba,

penulis melihat bahwa perlu mengetahui sejauhmana pemahaman staf dan anggota

kelompok mengenai visi dan misi unit pelayanan sosial Seraphine Community

Development Sumba serta bagaimana unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba sudah mewujudkan evangelisasi baru.

Berikut hasil wawancara penulis dengan responden mengenai pemahaman

visi dan misi unit pelayanan sosial Seraphine Community Development dalam kaitan

dengan perwujudan evangelisasi baru:

Tabel 3. Pemahaman Staf Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Mengenai Visi dan Misi Unit Pelayanan Sosial Seraphine

Community Development Sumba (N:4) No

Item Pertanyaan Jawaban Responden Jlh

3. Bagaimana pengetahuan dan pemahaman Anda mengenai visi dan misi unit pelayanan sosial

Seraphine Community Development Sumba?

Memberdayakan orang-orang miskin dan mereka yang kecil dengan semangat Cinta Kristus Tersalib

1

Memberdayakan orang-orang miskin baik miskin harta maupun miskin ilmu dan lain-lain

1

Pemberdayaan orang-orang kecil sebagaimana dirumuskan dalam Mars CD Seraphine dan

Keputusan Kapitel Provinsi tahun 2005-2011.

Mewujudkan pelayanan untuk pembelaan dan pemberdayaan orang miskin teristimewa anak-anak, perempuan, kaum muda, buruh, dan tani

1

Jumlah Responden 4

4. Apakah unit pelayanan sosial

Seraphine Community Development Sumba sudah

melaksanakan evangelisasi baru?

Sudah, melalui pendampingan dan pembinaan secara terus menerus, dan dialog

1

Sudah, melalui rekoleksi, pembinaan iman anak, Natal bersama, dan pembinaan atau penyuluhan (hidup berkeluarga, hidup sehat dll)

1

Sudah, melalui doa bersama, rekoleksi, pembinaan hidup berkeluarga, pelayanan

kesehatan, dan Credit Union.

1

Sudah, melalui pendampingan, pembinaan, dialog, rekoleksi, pembinaan iman anak dan doa bersama, kunjungan keluarga-keluarga juga melalui kesaksian hidup

1

Jumlah Responden 4

menghambat unit pelayanan sosial

Seraphine Community Development Sumba dalam

melaksanakan evangelisasi baru?

tenaga yang melayani baik dalam hal kerohanian: rekoleksi dan pembinaan iman maupun dalam hal jasmani seperti kesehatan. Hal yang menghambat: ketidakjujuran anggota kelompok binaan.

Hal yang mendukung: adanya dukungan dari tokoh agama setempat dan semangat anggota kelompok. Hal yang menghambat: kurangnya tenaga pendamping dan tidak adanya dukungan dari tokoh masyarakat setempat untuk kelompok binaan tertentu.

1

Hal-hal yang mendukung: adanya kemauan dari anggota kelompok, kerja sama, adanya bantuan materiil dan spiritual dari para donatur dan pemerhati.

Hal-hal yang menghambat: kurangnya disiplin anggota kelompok, kurangnya tenaga pendamping dan dana yang kadang minim.

2

Tabel tersebut di atas memperlihatkan bahwa pemahaman responden (staf)

mengenai visi dan misi unit pelayanan sosial Seraphine Community Development

masih perlu ditingkatkan. Pada umumnya responden memahami visi dan misi unit

pelayanan sosial Seraphine Community Development sebagai pelayanan yang dijiwai

semangat Cinta Kristus Tersalib demi pembelaan dan pemberdayaan orang miskin.

Berkaitan dengan pertanyaan apakah unit pelayanan sosial Seraphine Community

Development Sumba sudah mewujudkan evangelisasi baru, responden menjawab ‘sudah’. Namun bentuk perwujudan evangelisasi yang dipahami adalah kebanyakan melalui kegiatan-kegiatan seperti doa, rekoleksi dan pembinaan iman meskipun sudah ada yang memahami bahwa evangelisasi baru juga diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan lain seperti penyuluhan kesehatan, pelatihan-pelatihan dan kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan pendampingan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidup orang miskin.

Penulis juga melihat bahwa pemahaman responden mengenai visi misi unit

pelayanan sosial Seraphine Community Development dalam kaitan dengan

perwujudan evangelisasi baru perlu ditingkatkan. Meski demikian sebagai unit

pelayanan sosial, Seraphine Community Development Sumba sudah mulai

mewujudkan evangelisasi baru dengan mengadakan kegiatan-kegiatan ketrampilan bagi anggota kelompok seperti: memasak, menenun dan menjahit, mengadakan dialog bersama pemuka agama Protestan dan Marapu, penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis, pertemuan bersama untuk evaluasi dan refleksi, pembentukan credit union, Natal bersama semua anggota kelompok dari semua agama, dan kegiatan-kegiatan pembinaan iman. Sejauh penuturan Sr. Gertrudis selaku pimpinan

unit dan anggota staf lain di luar wawancara terstruktur serta berdasarkan pengalaman

penulis sendiri, nampak bahwa unit pelayanan sosial Seraphine Community

Development Sumba sedang berupaya untuk mewujudkan apa yang menjadi arah evangelisasi baru. Hal ini mendorong pimpinan unit dan staf untuk terus mencari cara yang tepat agar melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba bisa mewujudkan evangelisasi baru.

Tabel 4. Pemahaman Anggota Kelompok Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Mengenai Visi dan Misi Unit Pelayanan Sosial

Seraphine Community Development Sumba (N:5)

No

Item Pertanyaan Jawaban Responden Jlh

3. Apakah unit pelayanan sosial

Seraphine Community Development Sumba sungguh

membantu Anda mengalami kesejahteraan?

Ya, saya merasa dibantu khususnya kesejahteraan batin atau rohani

1

Ya, ekonomi keluarga kami mengalami perbaikan; hasil kerja kami dihargai secara layak

1

Ya, perubahan besar saya alami khususnya dalam hal ekonomi

1

Ya, saya mengalami kesejahteraan dalam hal perbaikan ekonomi keluarga

1

Ya, ekonomi keluarga menjadi lebih baik

Jumlah Responden 5

4. Apakah menjadi kelompok binaan

unit pelayanan sosial Seraphine

Community Development Sumba, iman dan relasi Anda dengan orang lain semakin berkembang?

Pergaulan atau relasi semakin luas dan iman saya juga berkembang

1

Relasi saya semakin berkembang dan semakin rajin berdoa.

1

Relasi saya semakin luas, hubungan dengan keluarga menjadi baik dan iman saya berkembang: bisa menikah secara Katolik dan diurus dengan baik

1

Relasi saya semakin luas, hubungan dengan orang lain semakin baik, iman saya dikuatkan dan semakin berkembang

1

Relasi saya semakin berkembang, semakin rajin berdoa, iman dikuatkan, dan semakin berkembang

1

Jumlah Responden 5

5. Apa sajakah yang mendukung dan

menghambat unit pelayanan sosial

Seraphine Community Development Sumba dalam

melaksanakan evangelisasi baru

Hal yang mendukung: motivasi yang diberikan para Suster dan imam, pemerintah setempat, dan keluarga khususnya suami. Hambatan: kesibukan urusan

dalam kelompok binaan ini? adat dan rumah tangga

Hal yang mendukung: dukungan dan pengertian baik dari suami. Hal yang menghambat: sibuk dengan urusan keluarga (anak dll)

1

Hal yang mendukung: kerja sama antar anggota kelompok, dukungan keluarga khususnya suami. Hal yang menghambat: acara-acara keluarga seperti kematian dan anak sakit

1

Hal yang mendukung: dorongan keluarga dan tetangga. Hal yang menghambat: kekurangan tenaga pendamping

1

Hal yang mendukung: dukungan dari teman-teman, keluarga dan pembimbing. Hal yang menghambat: tidak ada.

1

Jumlah Responden 5

Perwujudan evangelisasi baru oleh unit pelayanan sosial Seraphine

Community Development Sumba sudah dirasakan oleh anggota kelompok binaan juga orang lain yang berada di sekitar mereka. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden sebagaimana ada dalam tebel 4 di atas. Secara keseluruhan mereka

mengatakan bahwa mereka sungguh mengalami kabar gembira yang sudah mulai membebaskan mereka dari belenggu kemiskinan. Anggota kelompok binaan lain yang tidak diwawancarai penulis, tetapi hanya melalui pembicaraan-pembicaraan saat kunjungan juga menuturkan hal yang sama. Mereka sudah mulai mengalami kabar gembira yang perlahan-lahan membebaskan mereka dari belenggu kemiskinan.

Memanusiakan orang lain dan mewujudkan kesejahteraan sosial-ekonomi juga menjadi inti pewartaan Kerajaan Allah dan hal ini sudah mulai diwujudkan oleh

unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba melalui

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan seperti yang diungkapkan oleh responden. Sr. Gertrudis

menegaskan bahwa anggota kelompok binaan unit pelayanan sosial Seraphine

Community Development Sumba pada umumnya adalah kalangan masyarakat ‘bawah’ yang kurang berpendidikan. Mereka tidak terlalu mengerti apa sesungguhnya evangelisasi baru tetapi mereka sungguh merasakan pewartaan kabar gembira yang mengubah hidup mereka menjadi lebih baik. Tidak hanya orang Katolik yang mengalami hal ini tetapi termasuk anggota kelompok yang beragama Protestan juga Marapu; inilah sesungguhnya yang disebut dengan evangelisasi baru.

Hal-hal yang mendukung staf unit pelayanan sosial Seraphine Community

Development Sumba dalam mewujudkan evangelisasi baru adalah adanya dukungan dari keluarga, tokoh masyarakat setempat, dukungan spiritual dan moril dari para pemerhati dan donatur, kerjasama dan dialog dengan agama Protestan sebagai agama yang lebih besar dan agama asli ‘Marapu’ yang masih berpengaruh di Pulau Sumba. Dukungan-dukungan seperti ini menjadi daya dorong untuk terus berusaha

mewujudkan Kerajaan Allah di tengah masyarakat yang penuh tantangan walaupun masih ada banyak hambatan yang dijumpai. Hambatan-hambatan itu antara lain: ketidakjujuran anggota kelompok, disiplin dan semangat anggota kelompok yang luntur dalam perjalanan, dana yang kadang minim, keadaan geografis yang sangat menantang juga pihak-pihak tertentu yang mencoba untuk menggagalkan kegiatan

unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba.

Berkaitan dengan tantangan evangelisasi baru, penulis melihat bahwa

tantangan terbesar yang dihadapi unit pelayanan sosial Seraphine Community

Development Sumba dalam usahanya untuk melaksanakan evangelisasi baru adalah konsumerisme dan gaya hidup modern yang mewah. Kedua hal tersebut membuat kebanyakan orang termasuk anggota kelompok binaan enggan dan malas mengikuti kegiatan-kegiatan termasuk pewartaan Injil. Konsumerisme dan gaya gaya hidup modern yang mewah nampak dalam kecenderungan untuk hidup berfoya-foya demi gengsi. Maksud pernyataan ini adalah banyak orang miskin yang terpaksa menghabiskan uang dan barang dalam jumlah besar bahkan sampai hutang hanya untuk sebuah pesta adat yang sebenarnya tidak perlu. Menurut mereka, hanya dengan

Dokumen terkait