BAB III: UPAYA SERAPHINE COMMUNITY DEVELOPMENT
C. Pandangan Umum mengenai Pelayanan Sosial
3) Metodologi Penelitian
Pembahasan mengenai metodologi penelitian ini mencakup beberapa hal antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, serta laporan dan pembahasan hasil penelitian.
a) Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif disebut juga metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah atau natural
setting; atau disebut juga dengan metode etnographi karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang menyimpan suatu nilai di balik data yang tampak, maka tidak ada generalisasi. Penelitian kualitatif memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran
dan interpretasi terhadap gejala yang diamati serta utuh (holistic) karena setiap aspek
dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam
penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan dengan teknik
pengumpulan data participant observation dan in depth interview, maka peneliti
harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data ( Sugiyono, 2010: 14-18).
Penulis sangat setuju dengan pendapat ahli tersebut berkaitan dengan metode penelitian kualitatif dan memilih untuk menggunakan jenis penelitian kualitatif sebagai metode penelitian. Penulis berpendapat bahwa untuk dapat mengkonstruksi suatu pemikiran demi meningkatkan kualitas dalam hal ini kualitas
pelayanan unit sosial Seraphine Community Development Sumba dalam upaya
mewujudkan evangelisasi baru di Sumba Barat Daya; penelitian kualitatif sangat
sesuai. Dengan jenis penelitian ini, data yang diperoleh lebih akurat dan up to date.
b) Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 – 19 Juni 2010 di Sumba Barat Daya – Nusa Tenggara Timur.
c) Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah staf dan anggota kelompok binaan
unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba. Jumlah responden
dibatasi minimal 4 orang untuk staf dan 5 orang untuk anggota kelompok binaan. Alasan penulis hanya memilih 9 responden karena jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang lebih menekankan intensitas wawancara untuk mendapatkan data yang mendalam dan mengandung makna dan bukan pada jumlah responden. Selain itu dalam penelitian kualitatif peneliti harus berinteraksi dan mengenal betul
sumber data. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
atau disebut juga dengan teknik sampel bertujuan. Sampel ini juga cocok untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan generalisasi (Sugiyono, 2010: 124).
d) Variabel Penelitian
Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu: pemahaman mengenai evangelisasi baru dan usaha untuk menemukan peluang bagi unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba dalam mewujudkan evangelisasi baru. Berikut ini tabel dari variabel yang akan diteliti:
Tabel 1. Variabel yang Diteliti
No Variabel Nomor Item Jlh
1 Evangelisasi Baru 1, 2 2
2 Unit pelayanan sosial Seraphine Community
Development Sumba
3, 4, 5 3
Jumlah 5
e) Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang mendalam, akurat, valid dan dapat dipercaya maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa
wawancara (interview) dan observasi atau studi lapangan (field study). Sebagaimana
dikatakan Sugiyono bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang memandang obyek yang diteliti sebagai sesuatu yang dinamis dan utuh maka penulis pun melihat bahwa perlu ada interaksi dengan sumber data secara langsung, dekat dan
mendalam. Maka pengumpulan data dengan teknik interview dan field study sangat tepat digunakan dalam penelitian ini.
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak dengan maksud memperoleh data yang lebih akurat mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan memverifikasi, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan
anggota. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face)
untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian (Moleong, 2007: 186).
Ada dua jenis wawancara yakni: wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh kerena itu sebelum wawancara, peneliti harus sudah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dalam wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pewawancara mencatat jawaban-jawaban responden. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas, di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang sistematis dan lengkap. Dalam penelitian ini pewawancara belum mengetahui data apa yang akan diperoleh; biasanya dilakukan untuk penelitian pendahuluan (Sugiyono, 2010: 194-198).
Penulis dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara terstruktur. Penulis sebagai peneliti sudah menyiapkan panduan pertanyaan wawancara untuk
responden penelitian. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan bagi penulis untuk menggunakan wawancara tidak terstruktur mengingat tidak semua responden adalah orang-orang yang berlatarbelakang pendidikan maka suasana yang lebih rileks, fleksibel, dan bersaudara dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terbuka pun akan mendukung proses wawancara. Dengan demikian diharapkan penulis dapat memperoleh data yang valid, mendalam, dapat dipercaya, dan dipertanggungjawabkan. Instrumen yang digunakan dalam wawancara ini adalah panduan pertanyaan, perekam suara atau MP3, dan kamera digital. Penulis juga menggunakan studi dokumen dalam pengolahan hasil penelitian.
f) Teknik Analisis Data
Sugiyono (2010: 334-335) dengan mengambil pendapat Bogdan dan Susan Stainback, mengatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik rangkuman dan penjelasan dari data yang diperoleh, reduksi yaitu data-data penelitian yang tidak perlu atau tidak berkaitan diredukis dan interpretasi yaitu menafsirkan hasil penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh.