• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.3 Business Model Canvas

2.3.7 Key Activities

Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan oleh perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah aktivias kunci, yaitu berupa tindakan-tindakan terpenting yang harus diambil oleh perusahaan agar dapat beroperasi dengan baik. Seperti halnya key resources, key activites juga diperlukan untuk menciptakan dan memberikan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan pelanggan dan memperoleh pendapatan. Key activites dapat dikategorikan ke dalam produksi, pemecahan masalah, dan platform/jaringan berupa layanan dan promosi (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:36-37).

2.3.8 Key Partnerships

Blok bangunan kemitraan utama yang menggambarkan jarigan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis suatu perusahaan dapat bekerja.

Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai alasan dan kemitraan menjadi landasan yang penting dari berbagai model bisnis. Perusahaan menciptakan kemitraan yang bertujuan untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi

risiko, atau memperoleh sumber daya mereka (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:38). Kemitraan dapat dibedakan kedalam empat jenis kemitraan yang berbeda, yaitu :

a. Aliansi strategi antara non-pesaing.

b. Competition: kemitraan strategis antaran pesaing.

c. Usaha patungan untuk megembangkan bisnis baru.

d. Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat diandalkan.

2.3.9 Cost Structure

Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengeoperasikan sebuah model bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan mengenai biaya-biaya terpenting yang muncul ketika suatu perusahaan mengoperasikan model bisnis tertentu. Perhitungan struktur biaya akan lebih mudah apabila sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci dan kemitraan utama telah ditentukan (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:36-40).

Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur struktur biaya dibedakan kedalam dua kelas, yaitu :

a. Cost-driven (Terpacu biaya)

Model bisnis terpacu biaya berfokus kepada peminimalan atau pengurangan biaya. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan struktur biaya seramping mungkin, menggunakan

proposisi nilai dengan harga yang rendah, otomatisasi maksimum dan outsourcing secara ekstensif.

b. Value-driven (Terpacu nilai)

Model bisnis ini berfokus kepada pencitpaan nilai. Proposisi nilai premium dan layanan pribadi tingkat tinggi biasanya menjadi ciri model bisnis yang terpacu-nilai. Sebagai contoh hotel mewah dengan fasilitas melimpah dan pelayanan yang ekslusif termasuk kedalam kategori model bisnis ini.

2.4 Analisis SWOT (Strength, Weaknesess, Opportunities, Threats)

Analisis SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Jogiyanto, SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi (Jogiyanto, 2005:46). Menurut David, Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis.

Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan (Fred R. David, 2006:8). Menurut Pearce dan Robinson, analisis SWOT merupakan teknik historis untuk menciptakan gambaran umum terkait situasi strategis perusahaan secara cepat (Pearce & Robinson, 2008:200). Berikut ini adalah penjelasan dari SWOT menurut Fred R. David :

1. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani.

Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.

3. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan-kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

Alat yang dapat digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis untuk pengembangan perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Berikut ini adalah Matrix SWOT menurut Hunger dan Wheelen :

Gambar 2.3 Matrix SWOT menurut Hunger dan Wheelen

Sumber: Rangkuti, Freddy(2014) 2.5 Penelitian Terdahulu

Dalam mendukung penelitian ini, penulis berpedoman pada penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul yang diambil oleh penulis, yaitu:

1. Jurnal dengan judul “Analisis Model Bisnis Pada Eighteen Nineteen Laundry dengan Pendekatan Business Model Canvas” oleh Randy Oktavianry Rey (2017). Penelitian ini menunjukkan bahwa objek dari penelitian sudah menerapkan Business Model Canvas namun dalam penerapannya sehari-hari, terdapat beberapa aspek yang terlupakan.

Sehingga peneliti dengan menggunakan Analisis Swot dapat memberi saran atau himbauan yang membantu objek dalam kegiatan sehari harinya.

2. Jurnal dengan judul “Evaluasi Model Bisnis Pada CV. Spirit Wira Utama Dengan Pendekatan Business Model Canvas” olehAnggadha Kukuh

Dewantoro (2017). Penelitian menunjukkan Gambaran Model Bisnis objek penelitian saat ini menggunakan pendekatan Business Model Canvas secara garis besar dikatakan sudah cukup baik. Model bisnis sudah berjalan mampu memenuhi kesembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas. Dari hasil evaluasi menggunakan analisis SWOT dari kesembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas mengenai kekuatan dan kelemahan, peluang, serta ancaman yang dimiliki Kebun Hidroponik’koe menghasilkan kesimpulan strategi yang dapat dijadikan rekomendasi bagi Objek penelitian sehinga dapat melakukan penyempurnaan atas model bisnis yang ada. Dari kesembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas yang ada, peneliti merekomendasikan adanya evaluasi serta penambahan yang ditujukan pada Sembilan blok bangunan, yaitu Customer Segments, Value Propositions, Channels, Customer Segments, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, dan Cost Structure. Model Business Canvas yang menjadi rekomendasi bagi Objek penelitian dibagi menjadi 3 frame sesuai dengan core bisnis yang dijalankan.

3. Jurnal yang berjudul “Perancangan Model Bisnis Dengan Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas Sebagai Bentuk Strategi Pengembangan Bisnis Budidaya Burung Puyuh Pada Ukm Ikhlas Quail Farm (IQF)”Dani Aji Pratama (2017). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa model bisnis yang dipakai oleh objek penelitian sudah tepat namun pada penerapannya pada kegiatan sehari harinya terdapat beberapa aspek yang terlupakan sehingga model bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan.

Peneliti melakukan sebuah perancangan sebuah model bisnis melalui

pendekatan Business Model Canvas sehingga peneliti dapan memberikan saran yang dapat dijadikan bahan atau himbauan atau ide dalam pengembangan bisnis dari objek penelitian.

4. Jurnal yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Pendekatan Business Model Canvas Dalam Upaya Mencapai Keunggulan (Studi Kasus pada Green Laundry di Wilayah Sekelimus, Kota Bandung)”Adia Valerian Tamika (2017). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gambaran model bisnis Objek penelitian saat ini dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas secara garis besar dikatakan sudah cukup baik. Model bisnis yang sudah berjalan mampu memenuhi ke sembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas. Dari hasil evaluasi menggunakan analisis SWOT ke sembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas mengenai kekuatan dan kelemahan, peluang, serta ancaman yang dimiliki objek penelitian menghasilkan kesimpulan strategi yang dapat dijadikan rekomendasi bagi Objek penelitian. Dari ke sembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas yang ada, peneliti merekomendasikan adanya penambahan yang ditujukan pada sembilan blok bangunan, yaitu Customer Segments, Value Proposition, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, dan Cost Structure.

5. Jurnal yang berjudul “Pemetaan Model Bisnis Macho GYM Bogor Menggunakan Business Model Canvas” oleh Rizkyanto Aditya (2016).

Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemetaan model bisnis dengan menggunakan Business Model Canvas, pada framework Business Model Canvas terlihat jika kegiatan bisnis objek penelitian sebagai penyedia jasa

pusat kebugaran telah memenuhi kesembilan blok Business Model Canvas, yaitu customer segments (segmentasi konsumen), value propositions (proposisi nilai), channels (saluran), customer relationship (hubungan pelanggan), revenue streams (arus pendapatan), key resources (sumber daya utama), key activities (aktivitas utama), key partnership (mitra utama), cost structure (struktur biaya). Objek penelitian sebagai penyedia jasa pusat kebugaran harus memaksimalkan elemen yang ada dalam sembilan blok Business Model Canvas agar kegiatan bisnis dari objek penelitian dapat berjalan dengan baik.

2.6 Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori yang telah disampaikan, maka peneliti menetapkan suatu kerangka berpikir yang berfungsi sebagai pedoman dan juga alur berfikir dalam menyelesaikan penelitian ini. Peneliti memulai penelitian ini dengan menganalisis dan melakukan pemetaan model bisnis yang ada pada KING MOTOR Medan saat ini menggunakan pendeketan business model canvas dengan melakukan wawancara. Hasil dari pemetaan Business Model Canvas pada KING MOTOR Medan akan dianalisis dengan menggunakan Analisis SWOT. Analisis SWOT memiliki empat pandangan untukmenilai setiap elemen pada modelbisnis, sementara itu Business Model Canvas berfokus kepada pemetaan model bisnis pada KING MOTOR Medan itu sendiri. Hasil dari analisis tersebut akan menghasilkan suatu alternatif model bisnis baru yang nantinyadiusulkan oleh peneliti melalui penelitian ini kepada KING MOTOR Medan.

Nine building blocks business model canvas (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:14) :

a. Customer Segments b. Value Propositions c. Channels

d. Customer Relationships e. Revenue Streams f. Key Resources g. Key Activities h. Key Partnerships i. Cost Structure

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Sumber: Penulis

Potret Model Bisnis saat ini pada KING MOTOR Medan

Analisis SWOT

Alternatif Model Bisnis Baru yang disarankan

Nine building blocks business model canvas (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:14) :

a. Customer Segments b. Value Propositions c. Channels

d. Customer Relationships e. Revenue Streams f. Key Resources g. Key Activities h. Key Partnerships i. Cost Structure

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Indrawati penelitian deskriptif dapat dilakukan ketika peneliti sudah mengetahui faktor atau variabel untuk mengukur suatu objek atau bidang tetapi belum mengetahui hubungan antara faktor atau variabel tersebut (Indrawati, 2015:115). Pada penelitian ini peneliti hanya bertujuan untuk menggambarkan faktor atau variabel yang sedang diteliti tanpa melakukan tes hubungan ataupun pengaruh antar faktor dengan variabel penelitian. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakteristik dari suatu grup yang diteliti.

Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang bersifat alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi, digunakan pada fase pengumpulan data dengan wawancara kepada informan (Sugiyono, 2013:13-14). Pendekatan kualitatif dipilih karena berdasarkan pada kondisi obyek penelitian serta latar belakang yang alami dan tidak dimanipulasi, serta penelitian yang dikaji mengenai model bisnis perusahaan yang membutuhkan data yang dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan di

lapangan melalui wawancara secara mendalam (in depth interview), observasi, dan dokumentasi.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Nyoman penelitian deskriptif diartikan sebagai suatu penelitian yang berusaha mendeskripisikan suatu fenomena/peristiwa secara sistematis sesuai dengan apa adanya (Nyoman, 2012:51). Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan yang ada pada saat ini. Pada studi deskriptif tidak ada kontrol perlakuan seperti dalam studi secara eksperimen, karena tujuannya adalah menggambarkan yang berkaitan dengan variabel- variabel atau kondisi-kondisi dalam suatu situasi.

Menurut Kountur menjelaskan jenis penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin (Kountur, 2007:54). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis gambaran model bisnis KING MOTOR Medan saat ini yang ditinjau dengan pendekatan business model canvas menurut Osterwalder dan Pigneur sebagai bahan rekomendasi untuk pihak KING MOTOR Medan dalam menjalankan dan mengembangkan model bisnis usahanya.

3.2 Tempat & Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di KING MOTOR Medan Jalan Flamboyan Raya No.6A Tanjung Sari, Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai dari November 2017 sampai dengan Maret 2018.

3.3 Informan Penelitian

Informan adalah interviewer (yang ditanya atau sumber data informasi) yang dapat memberikan data atau keterangan atas keadaan orang lain di situasi situasi dan lingkungannya, Menurut Bagong Suyanto (2005:172) informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu:

1. Informan Kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan Utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

3. Informan Tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

3.4 Defenisi Konsep

Untuk membatasi lingkup pembahasan penelitian ini agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka penulis membuat suau defenisi konsep dari judul penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bisnis (bussines) terdiri dari seluruh aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian, beberapa bisnis memproduksi barang berwujud sedangkan yang lain memberikan jasa

2. Model bisnis dibuat untuk menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana suatu organisasi bisnis dapat menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai.

3. Business Model Canvas adalah sebuah bahasa yang sama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis pada suatu perusahaan.

4. Analisis SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan, Analisis SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah langkah yang paling utama dalam melakukan penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Tanpa mengetahui teknik pengumpula data, maka penelitian tidak akan mempunyai data yang dapat memenuhi standar data yang telah ditetapkan. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan data skunder (Sugiyono, 2010:224-225).

1. Teknik Pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi tempat penelitian. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara, yakni:

a. Observasi

Menurut Sugiyono, observasi dapat dilakukan dengan peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2013:404). Pada penelitian ini peneliti dapat menyatakan kepada sumber data apabila sedang melakukan

penelitian. Namun pada saat tertentu peneliti dapat juga melakukan observasi yang tersamar, hal ini dilakukan untuk jika data yang ingin dicari merupakan data yang bersifat rahasia sehingga peneliti tidak mendapatkan ijin untuk melakukan observasi.

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai, Wawancara digunakan peneliti untuk menilai keadaan seseorang atau suatu keadaan seseorang atau suatu kondisi dan situasi lingkungan perusahaan atau organisasi.

c. Triagulasi

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang sudah ada.

Dengan triangulasi, selain mengumpulkan data peneliti juga sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu dengan mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data lain. Teknik triangulasi menunjukkan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari satu sumber yang sama.

Sedangkan Triangulasi sumber berarti peneliti menggunakan teknik yang sama dengan sumber yang berbeda-beda (Sugiyono, 2013:423).

2. Teknik pengumpulan sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari mencari sumber kedua yang berfungsi sebagai pendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan cara:

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan metode yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dengan melihat sumber-sumber referensi. Contohnya jurnal ilmiah, karya ilmiah, buku, dan sebagainya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Ada tiga objek yang harus diperhatikan dalam memperoleh informasi, yakni tulisan (Paper), tempat (place), dan orang (people). Dalam mengadakn penelitian yang bersumber pada tulisan tulisan inilah kita telah menggunakan studi dokumentasi

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2012:244) bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinfomarsikan kembali kepada orang lain.

Sedangkan menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:246), menerangkan bahwa aktivitas alam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Analisis data terdiri dari kegiatan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verivikasi, berikut ini tahap-tahap dalam analisis data:

1. Analisis SWOT

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode analisis SWOT, dengan melakukan identifikasi terhadap model bisnis yang sedang dipakai KING MOTOR Medan yang dapat dijelaskan dengan baik dengan menggunakan sembilan blok bangunan dasar ( The Nine Building Blocks) untuk mengetahui ancaman (Threats), peluang (Opportunities), kelemahan (Weakness) dan kelebihan (Strenghts).

Kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui suatu kondisi usaha yang diteliti serta merumuskan model bisnis baru yang dapat digunakan oleh KING MOTOR Medan untuk kegiatan nya setiap hari dan juga dapat digunakan untuk mengembangkan usaha dari KING MOTOR itu sendiri.

2. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2013:431), data yang diambil oleh peneliti dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Selanjutnya data direduksi dan dirangkum dengan memilih hal hal yang fokus pada hal-hal yang penting untuk selanjutnya dicarikan tema dan polanya. Reduksi data bertujuan untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya, 3. Penyajian Data

Menurut Sugiyono (2013:434) setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, pie chart, dan pictogram. Penyajian data bisa dilakukan dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan flow chart.

Penyajian data akan membuat data lebih teroganisir dan tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah untuk dipaham

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Bisnis Jasa Service Motor KING MOTOR Medan. KING MOTOR Medan terletak di Jl. Flamboyan Raya, Tj. Sari, Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara 20135. KING MOTOR Medan berdiri November 2003 dan masih berjalan hingga sekarang. Pada saat pertama didirikan KING MOTOR Medan masih menyewa sebuah ruko untuk menjalankan usahanya hingga di tahun 2007 KING MOTOR Medan dapat membeli ruko tersebut untuk menjadi ruko milik sendiri. Pemilik KING MOTOR Medan ini adalah Bapak Juliston Sitanggang. Bisnis ini merupakan sebuah bisnis keluarga yang dibangun untuk kehidupan sehari-hari keluarga Bapak Juliston Sitanggang.

Modal dalam membangun dan menjalankan bisnis KING MOTOR Medan ini murni berasal dari modal Pribadi. Bisnis KING MOTOR Medan ini bergerak dalam bidang jasa servis sepeda motor selain menyediakan jasa service sepeda motor KING MOTOR Medan juga menjual berbagai suku cadang dan aksesoris motor sebagai tambahan dari jasa service sepeda motor nya.

4.2 Penyajian Data

Pada bagian ini, penulis akan menyajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh selama masa penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh dengan menggunakan metode wawancara yang mendalam kepada Pemilik KING MOTOR Medan selaku informan kunci dan juga wawancara yang mendalam kepada karyawan dari KING MOTOR Medan sebagai informan utama

serta beberapa informasi tambahan secara lisan dari konsumen KING MOTOR Medan sebagai informan tambahan.

Tabel 4.1 Daftar Informan

NO Nama Informan Jenis Kelamin Keterangan

1 Juliston Sitanggang Laki-Laki Informan Kunci (Pemilik) 2 Dedi Laki-Laki Informan Utama (Karyawan) 3 Aditya Bangun Laki-Laki Informan Tambahan (Konsumen) 4 Haris Dwi Putra Laki-Laki Informan Tambahan (Konsumen) Sumber: Penulis 2018

4.3 Hasil Wawancara mendalam dan informasi tambahan

Berikut ini adalah hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap pemilik dan karyawan/teknisi dari KING MOTOR Medan dan juga informasi tambahan secara lisan dari konsumen KING MOTOR Medan

Tabel 4.2 Hasil Wawancara mendalam dan informasi tambahan

Indikator Bapak Juliston Abang Dedi Abang Aditya Bangun

Adik Haris

Customer Segment

Pengguna sepeda motor terlebih di daerah Tj.Sari

Pengguna sepeda motor di daerah Tj.Sari

- -

ValueProposi

Channels Menggunakan informasi

Jasa servis dan penggantian sparepart

Jasa servis dan penggantian servis dan alat alat servis

SDM, mesin servis dan alat alat servis

- -

Key Activities Menservis Motor sesuai

Key

Sumber : Data diolah penulis (2018)

Berdasarkan hasil dari wawancara dari pemilik dan teknisi dari KING MOTOR Medan serta informasi tambahan dari konsumen KING MOTOR Medan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Customer Segment

Blok Bangunan Customer segment atau segmen pelanggan menggambarkan sekelompok manusia maupun suatu organisasi yang ingin

Blok Bangunan Customer segment atau segmen pelanggan menggambarkan sekelompok manusia maupun suatu organisasi yang ingin