• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISISPENGEMBANGAN BISNIS BENGKEL KING MOTOR MEDAN DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISISPENGEMBANGAN BISNIS BENGKEL KING MOTOR MEDAN DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

MOTOR MEDAN DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah SatuSyarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Sarjana Ilmu AdministrasiBisnis

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

140907098

SEPTYAN P RITONGA

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : Septyan P Ritonga

NIM : 140907098

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Judul : Analisis Pengembangan Bisnis Bengkel KING MOTOR Medan Dengan Pendekatan Business Model Canvas

Medan, Maret 2018

Pembimbing Ketua Program Studi

Drs. Posma Lumbanraja, Msi Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA NIDN: 0101116402 NIP: 195908161986111003

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

NIP: 197409302005011002

Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh:

Nama : Septyan P Ritonga

NIM : 140907098

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Judul : Analisis Pengembangan Bisnis Bengkel KING MOTOR Medan Dengan Pendekatan Business Model Canvas Yang dilaksanakan pada

Hari :

Tanggal :

Jam :

Panitia Penguji

Ketua Penguji : (……….)

Penguji I : (……….)

Penguji II : (……….)

(4)

Yang bertanda tangan di bawahini, Nama : Septyan P Ritonga NIM : 1409070908

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“Analisis Pengembangan Bisnis Bengkel KING MOTOR Medan Dengan Pendekatan Business Model Canvas”.

Merupakan hasil karya dan pekerjaan saya sendiri serta seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar sesuai dengan ketentuan. Apabila terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku.

Medan, Maret 2018

Septyan P Ritonga

(5)

ABSTRAK

Analisis Pengembangan Bisnis Bengkel KING MOTOR Medan Dengan Pendekatan Business Model Canvas

Nama : Septyan P Ritonga

NIM : 140907098

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Posma Lumbanraja, Msi

Model bisnis adalah faktor utama yang memiliki peranan penting dalam mempengaruhi kinerja suatu bisnis dalam meningkatkan daya saing serta mencapai tujuannya, model bisnis merupakan sebuah model yang mampu memberikan sebuah penjelasan tentang bagaimana suatu bisnis mendapatkan atau mencapai keuntungan dan juga untuk mengetahui siapa saja pelanggan dari bisnis tersebut. Salah satu alat efektif yang digunakan dalam menilai suatu model bisnis adalah business model canvas, karena alat ini menilai suatu model bisnis melalui sembilan hal-hal penting yang mendukung untuk menciptakan nilai pada suatu bisnis.

Pada penelitian ini peneliti bertujuan untuk menganalisismodel bisnis yang digunakan KING MOTOR Medan dan menghasilkan sebuah model bisnis baru untuk KING MOTOR Medan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulanNovember 2017 - Maret2018, sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara langsung pada pemilik usaha dan juga teknisi.Penelitian ini menggunakan metode analisis secara deskriptif dengan menggunakan teori kewirausahaan, model bisnis, pendekatan business model canvas, analisis SWOT, dan Matriks SWOT.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwabisnis KING MOTOR Medan dalam kegiatan bisnisnya sehari-hari sudah menerapkan sebuah model bisnis yang memenuhi syarat ketentuan dari sembilan elemen pada business model canvasdan juga menghasilkan sebuah evaluasi serta rekomendasi model bisnis dari KING MOTOR Medan yang diperoleh berdasarkan hasil dari analisis SWOT pada setiap elemen business model canvas untuk memperbaiki kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan, aktivitas pemasaran, infrastruktur serta kemampuan finansial KING MOTOR Medan. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan aliran pendapatan dan dapat mengembangkan bisnis agar menjadi lebih besar dan lebih baik kedepannya.

Kata Kunci :Kewirausahaan, Model Bisnis, Business Model Canvas

(6)

ABSTRACT

KING MOTOR Medan Workshop Business Development Analysis With Business Model Canvas Approach

Name : Septyan P Ritonga Student ID Number : 140907098

Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Science Lecturer : Drs. Posma Lumbanraja, Msi

The business model is a major factor which has an important role in influencing the performance of a business to improve competitiveness and achieve its objectives, the business model is a model that is able to provide an explanation of how a business obtain or achieve profitability and to know who the customers of the business. One effective tool for use in assesing a business model is a business model canvas,being able to assesing a business model throught nine important things that support to create value on a business.

This study aims to analyzed the business model of KING MOTOR Medan and creating a new business model for KING MOTOR Medan.The research was conducted in November 2017 - March 2018, the data source in this study was obtained from theobservation and direct interviews to business owner and the mechanic. Method of data analysis conducted in this research is descriptive analysis by using the theory of entrepreneurship, business model, SWOT analysisand SWOT Matrix.

Results from this study show that KING MOTOR Medan in its daily business activities have implemented a business model that meets the requirements of the nine elements of the business model canvas and also produce an evaluation and recommendation of business model for KING MOTOR Medan obtained based on the results of SWOT analysis on each element of the business model canvas to improve the quality of services, marketing activities, infrastructure, the financial abilty of KING MOTOR Medan. It is expected that this study can be useful to increase revenue streams and to develop this business in order to become bigger and better in the future.

Keywords : Entrepreneurship, Business Model, Business Model Canvas

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus karena atas kasih dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul “Analisis Pengembangan Bisnis Bengkel KING MOTOR Medan Dengan Pendekatan Business Model Canvas”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk lulus dan mendapat gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis (S.AB) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara dan juga untuk menambah literatur ilmiah mengenai analisis pengembangan suatu bisnis dengan pendekatan business model canvasyang dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian selanjutnya.

Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

(8)

membimbing, mengarahkan, mengajari, dan memberi semangat penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, MSP dan Bapak Ahmad Farid, S.H selaku Staf Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Staf Pengajar atau Dosen di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Bapak Juliston Sitanggang selaku pemilik KING MOTOR Medan, Bang Dedi selaku salah satu teknisi yang sudah bersedia sebagai narasumber dalam wawancara penelitian yang dilakukan oleh penulis serta memberi data yang penulis perlukan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak Nas Hamonangan Ritonga dan Ibu Sinto Sitanggang selaku orang tua penulis, “Terimah Kasih buat bimbingan nya selama ini tanpa kedua orang saya, penelitian ini tidak akan selesai. Haris Dwi Putra Ritonga dan Ryan Ferdi Ritonga selaku adik penulisyang telah banyak memberikan doa, nasihat, dukungan, dan kasih sayang.

10. Sahabat terbaik penulis Aditya Aldo Ari Reza Bangun yang mau direpotkan dalam banyak hal. Mulai menemani wawancara hingga menemani mengetik hingga larut malam.

(9)

seperbimbingan hingga seluruh angkatan 2014 jurusan Administrasi

Medan, Maret 2018 Penulis,

Septyan P Ritonga

(10)

Halaman

ABSTRAK...i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penelitian...5

1.4 Manfaat Penelitian...6

BAB IIKERANGKA TEORI... 7

2.1 Bisnis ... 7

2.2Model Bisnis ... 7

2.3Business Model Canvas ... 10

2.3.1 Customer Segment... 11

2.3.2 Value Propositions ... 12

2.3.3 Channels... 15

2.3.4 Customer Relationship ... 16

2.3.5 Revenue Stream ... 18

2.3.6 Key Resources ... 18

2.3.7 Key Activities ... 19

2.3.8 Partnerships ... 19

2.3.9 Cost Structure ... 20

2.4 Analisis SWOT (Strength, Weaknesess, Opportunities, Threats) ... 21

2.5 Penelitian Terdahulu ... 23

2.6 Kerangka Berpikir ... 26

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 28

3.1 Bentuk Penelitian ... 28

3.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

3.3Informan Penelitian... 30

3.4Defenisi Konsep ... 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.6Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35

4.1 Deskripsi Tempat Penelitian ... 35

4.2 Penyajian Data ... 35

4.3 Hasil Wawancara mendalam dan informasi tambahan... 36

4.4 Business Model Canvas KING MOTOR Medan saat ini...42

4.5 Analisis Data... 43

(11)

4.5.3 Analisis SWOT ... 45

4.5.4 Matriks SWOT ... 50

4.6 Rekomendasi Business Model Canvas yang Baru ... 55

4.6.1 Tabel Rekomendasi BMC yang baru ... 56

4.6.2 Analisis Business Model Canvas (BMC) yang baru ... 57

BAB V PENUTUP... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

Halaman

Tabel 4.1 Daftar Informan...36

Tabel 4.2 Hasil Wawancara mendalam dan informasi tambahan...36

Tabel 4.3 Business Model Canvas KING MOTOR Medan saat ini ... .43

Tabel 4.4 Analisis SWOT ... ...45

Tabel 4.5 Matriks SWOT...50

Tabel 4.6 Rekomendasi BMC yang baru... ...56

(13)

HALAMAN

Gambar 1.1 Jumlah Kendaraan Bermotor ... 2

Gambar 2.1 Enam pola model bisnis ... 8

Gambar 2.2 The Nine Building Blocks Business Model Canvas... 11

Gambar 2.3 Matrix SWOT menurut Hunger dan Wheelen ... 25

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ... 27

(14)

Lampiran 1 Hasil Wawancara Informan Kunci Lampiran 2 Hasil Wawancara Informan Utama Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini, sepeda motor sudah menjadi salah satu transportasi favorit bagi masyarakat Indonesia. Hampir seluruh lapisan masyarakat sudah dapat menggunakan alat transportasi ini, dari lapisan menengah atas hingga masyarakat umum pun telah menggunakan kendaraan roda dua ini sebagai alat transportasi dalam segala kegiatan sehari-harinya. Jenis kendaraan roda dua ini begitu populer dan diminati karena ukuran sepeda motor yang relatif kecil memudahkan pengendara untuk tetap bisa melaju di antara kemacetan sehingga bisa lebih cepat sampai ke tempat tujuan. Sepeda motor juga lebih hemat Bahan Bakar Minyak (BBM), tidak seperti penggunaan BBM pada kendaraan mobil, penggunaan BBM pada sepeda motor lebih murah dan hemat. Dalam hal pengeluaran rutin yang harus dibayar pemilik sepeda motor juga lebih kecil ketimbang pemilik kendaraan mobil .Untuk memiliki sepeda motor juga lebih mudah dan lebih murah ketimbang untuk memiliki sebuah mobil. Dengan alasan alasan tersebut lah volume jumlah sepeda motor di Indonesia setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Menurut Badan Pusat Statistik jumlah kendaraan sepeda motor di Indonesia pada tahun 2015 adalah 98,9 juta, Jumlah ini jauh lebih besar ketimbang jumlah Mobil penumpang pada tahun 2015 yang hanya berjumlah 13,5 juta saja.

(16)

Gambar 1.1

Jumlah Kendaraan Bermotor

Sumber: (https://databoks.katadata.co.id)

Meningkatnya volume jumlah sepeda motor setiap tahunnya menciptakan banyak peluang bisnis. Salah satu peluang usaha yang tercipta akibat meningkatnya volume sepeda motor adalah Bisnis jasa servis motor atau saat ini biasa disebut dengan nama Bengkel motor.Karena alasan tersebutlah banyak masyarakat yang mendirikan sebuah bisnis bengkel motor yang berlabel resmi dari sebuah merek motor ataupun sebuah bengkel motor yang berlabel umum.

Bisnis jasa servis motor ini bertujuan untuk membuat sepeda motor tetap layak dan nyaman digunakan. Usaha jasa bengkel motor mungkin secara kasat mata akan terlihat seperti sebuah bisnis yang sederhana, namun pada kenyataannya sebuah bisnis bengkel motor merupakan sebuah bisnis yang cukup kompleks. Jika tidak dikelola secara baik bukan tidak mungkin usaha bengkel tersebut tidak berjalan dengan baik. Mendirikan sebuah bisnis bengkel motor bukanlah sebuah hal yang mudah karena sebuah bengkel motor harus memiliki layanan perawatan motor, perbaikan motor (perbaikan mesin ataupun body motor) dan juga

(17)

menyediakan berbagai suku cadang ataupun aksesoris untuk melengkapi sebuah bisnis bengkel motor. Pada kenyataannya bengkel berlabel umum lebih diminati dari pada begkel berlabel resmi. Penyebab bengkel umum lebih diminati daripada bengkel berlabel resmi karena biaya ongkos jasa yang jauh lebih mahal.

Masyarakat juga lebih memilih bengkel berlabel umum karena sang pemilik motor dapat menyampaikan masalah motor langsung pada sang mekanik, hal ini sulit didapat dari bengkel berlabel resmi. Kendati populer dan diminati oleh masyarakat, banyak sekali sebuah bisnis bengkel yang didirikan ini tidak bertahan lama karena terus merugi dan akhirnya bangkrut. Seperti sudah disebutkan diatas sebuah bisnis bengkel motor bukanlah sebuah bisnis yang sederhana, sebuah bisnis bengkel merupakan sebuah bisnis yang kompleks yang memerlukan sebuah perencanaan yang matang agar bisnis ini dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itulah sebuah bisnis bengkel memerlukan sebuah perencanaan ataupun strategi yang dapat dibuat memalui penerapan sebuah model bisnis. Dengan penggunaan model bisnis yang benar maka dapat menghasilkan sebuah perencanaan ataupun strategi yang dapat membantu sebuah bisnis bengkel motor dalam kegiatan bisnisnya setiap hari. Oleh didasari alasan-alasan tersebutlah peneliti tertarik melakukan penelitian ini.

Salah satu usaha dalam bidang bengkel motor adalah KING MOTOR Medan, Selain menyediakan jasa servis sepeda motor, KING MOTOR Medan juga menjual berbagai spareparts sepeda motor. KING MOTOR Medan terletak di Jl. Flamboyan Raya, Tj.Sari, Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara 20135. KING MOTOR Medan itu sendiri cukup terkenal di daerah nya dibandingkan dengan para pesaing yang bergerak di bidang yang sama. KING MOTOR Medan sudah berdiri cukup lama yaitu sekitar November tahun 2003.

(18)

Setiap perusahaan atau sebuah bisnis sudah pasti memiliki dasar dasar yang dapat digunakan untuk menentukan model bisnis yang dapat menghasilkan sebuah startegi yang sesuai untuk diterapkan untuk perusahaan/bisnis tersebut. Demikian juga lah bisnis KING MOTOR Medan, bisnis bengkel KING MOTOR Medan yang sudah berjalan kurang lebih 17 tahun sudah pasti memiliki sebuah model bisnis yang membantu mereka dalam kegiatan sehari-harinya.Namun dalam kenyataannya Bengkel KING MOTOR Medan ini belum dapat mendefinisikan atau bahkan belum mengetahui model bisnis yang sedang digunakan dalam seluruh kegiatan bisnis nya, sehingga perkembangan bisnis bengkel KING MOTOR Medan kurang maksimal. Oleh karena itulah maka diperlukan adanya suatu perancangan dan pengembangan model bisnis dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas,sehingga KING MOTOR Medan dapat merubah model bisnis yang sekarang dijalankan dengan suatu model bisnis yang sesuai demi pengembangan KING MOTOR Medan itu sendiri. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012:14), Business Model Canvas menggambarkan bagaimana perusahaan menghasilkan uang dalam Sembilan building blocks, yang terdiri dari Customer Segments, Value Proporsitions, Channels, Customer Relations, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partners dan Cost Structure, Dengan adanya perancangan model bisnis dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas, dapat memfasilitasi, memdefinisikan, dan juga menganalisis secara jelas indikator-indikator Nine Building Blocks (sembilan blok bangunan) menjadi sebuah model bisnis yang bisa digunakan oleh KING MOTOR Medan dalam seluruh kegiatan bisnisnya sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang inilah maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dalam pengembangan ide bisnis agar KING MOTOR

(19)

Medan dapat lebih berkembang di masa yang akan datang, yang berjudul

“Analisis Pengembangan Bisnis Bengkel KING MOTOR Medan Dengan Pendekatan Business Model Canvas”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran model bisnis yang digunakan oleh KING MOTOR Medan bila ditinjau dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas ?

2. Bagaimana hasil dari model bisnis baru yang dihasilkan oleh pendekatan Business Model Canvas setelah melakukan analisis SWOT pada model bisnis yang digunakan saat ini ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran model bisnis yang digunakan oleh KING MOTOR Medan bila ditinjau dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas

2. Untuk mengetahui model bisnis baru yang dihasilkan oleh pendekatan Business Model Canvas setelah melakukan analisis SWOT pada model yang digunakan saat ini.

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian dilakukan untuk mendapatkan manfaat yang dapat berguna bagi seluruh pihak-pihak yang terkait. Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagi KING MOTOR Medan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam membuat model bisnis dan mengembangkan bisnis pada usaha jasa KING MOTOR Medan

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wadah untuk mengembangkan wawasan dan sebagai proses menambah pengetahuan dan pembelajaran dalam praktek nyata Analisis Business Model Canvas dan sebagai pengalaman dalam menerapkan teori-teori yang sudah dipelajari pada saat perkuliahaan dan juga sebagai informasi pada penelitian selanjutnya.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Hasil Penelitian ini dapat menjadi informasi, referensi maupun pendukung pengembangan penelitian bagi para mahasiswa ataupun mahasiswi di masa yang akan datang

(21)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Bisnis

Menurut para ahli defenisi dari bisnis adalah:

1. Menurut Louis E. Boone (2007:5) bisnis (bussines) terdiri dari seluruh aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian, beberapa bisnis memproduksi barang berwujud sedangkan yang lain memberikan jasa

2. Menurut Ferrel et al (2011:4) menjelaskan bahwa bisnis adalah menyediakan produk untuk memenuhi keinginan orang-orang yang dilakukan oleh indvidu atau organisasi sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan.

3. Menurut Husein Umar dalam buku Sedarmayanti (2014:16), bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan (produsen, perdagangan, konsumen, dan industri) dalam rangka memperbaiki kualitas hidup.

2.2 Model Bisnis

Model bisnis menurut (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:14) adalah untuk menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana suatu organisasi bisnis dapat menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Menurut Tim PPM Manajemen (2012:6) model bisnis merupakan gambaran hubungan antara keunggulan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta kegiatan- kegiatan yang dilakukan untuk mengakuisisi dan menciptakan nilai, yang

(22)

membuat perusahaan mampu menghasilkan laba. Menurut Tim PPM Manajemen (2012:6) terdapat beberapa komponen-komponen model bisnis yang dapat menciptakan nilai atau laba, beberapa komponen tersebut yaitu:

a. Siapa yang dilayani ?

b. Apa yang ditawarkan ?

c. Bagaimana cara menghasilkan produk ?

d. Bagaimana cara menghasilkan uang atau laba ?

Osterwalder dan Pigneur berpendapat terdapat lima jenis pola dalam menentukan suatu bisnis. Lima pola model bisnis tersebu yaitu pola model bisnis unbundling, model bisnis long tail, model bisnis platfrom bersisi banyak, model bisnis gratis, dan model bisnis terbuka (2010:56-119).

Gambar 2.1 Enam Pola Model Bisnis

Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010)

Lima pola model bisnis ini dapat menentukan arah suatu bisnis untuk kedepannya, pelaku bisnis juga harus mampu melihat pola mana yang dapat digunakan dalam kegiatan bisnis yang akan dijalani dan diharapkan terus berkembang nantinya. Lima pola tersebut, yaitu:

(23)

1. Model Bisnis Un-Bundling

Merupakan model bisnis yang terurai, dimana terdapat tiga jenis bisnis yang berbeda secara fundamental, yaitu bisnis hubungan pelanggan, bisnis inovasi produk, dan bisnis infrastruktur.

2. Model Bisnis Long Tail

Model bisnis ini menjual berbagai jenis produk dengan jumlah yang sedikit. Model Long Tail hanya fokus untuk menawarkan sejumlah besar produk yang jarang terjual.

3. Platfrom Bersisi Banyak

Model bisnis ini mempertemukan dua atau lebih kelompok pelanggan yang berbeda namun saling membutuhkan. Model bisnis ini berguna bagi satu pelanggan jika kelompok pelanggan lain juga ada.

4. Model Bisnis Gratis

Model bisnis ini biasa dikenal dengan free business model yang dimana setidaknya ada satu segmen pelanggan utama yang mendapatkan manfaat penawaran secara terus–menerus. Hal ini dapat terjadi karena ada segmen pelanggan lain yang membayar untuk memberikan segmen pelanggan lainnya menjadi gratis.

5. Model Bisnis Terbuka

Model bisnis terbuka digunakan untuk menciptakan dan menangkap nilai melalui kolaborasi dengan mitra kerja yang berada diluar perusahaan secara sistematis.

(24)

2.3 Business Model Canvas

Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012:12) business model canvas adalah sebuah bahasa yang sama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis pada suatu perusahaan.

Business Model Canvas juga dapat sebagai alat untuk mendeskripsikan, menganalisa, dan merancang model bisnis pada suatu perusahaan (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:8). Sehingga Business Model Canvas merupakan cara yang dapat membantu perusahaan dalam merumuskan model bisnis yang inovatif bagi perusahaan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pada perusahaan. Selain itu model bisnis adalah menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana suatu organisasi bisnis dapat menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:14).

(25)

Gambar 2.2

The Nine Building Blocks Business Model Canvas

Sumber : Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012)

Model bisnis dapat dijelaskan dengan sangat baik melalui sembilan blok bangunan dasar (The Nine Building Blocks) yang memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana suatu perusahaan mencapai tujuan-tujuannya. Kesembilan blok tersebut mencakup empat bidang utama dalam suatu bisnis, yaitu pelanggan, penawaran, infastruktur, dan kelangsungan finansial. Konsep ini dapat menjadi bahasa bersama yang memungkinkan perusahaan mendeskripsikan dan memanipulasi model bisnis dengan mudah untuk kemudian menciptakan alternatif strategi baru bagi perusahaan (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:15). Berikut ini adalah penjelasan mengenai The Nine Buildings Blocks : 2.3.1 Customer Segment

Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok manusia maupun suatu organisasi yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:20). Suatu perusahaan perlu memperhatikan seluruh pelanggannya, hal ini disebabkan karena pelanggan merupakan inti dari semua model bisnis. Tanpa adannya pelanggan (yang dapat

(26)

memberikan keuntungan), maka tidak ada perusahaan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Sebuah model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa Segmen Pelanggan baik dalam skala besar maupun dalam skala kecil.

Sehingga perusahaan harus dapat memutuskan segmen pelanggan mana yang akan dilayani serta dituju perusahaan dan segmen pelanggan mana yang akan diabaikan, dengan cara mengelompokan pelanggan menjadi beberapa segmen yang berbeda. Setelah itu, perusahaan dapat merancang model bisnis dengan pemahaman yang tepat mengenai kebutuhan spesifik pelanggan (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:20).

2.3.2 Value Propositions

Blok bangunan proposisi nilai menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur,2012:22). Value propositions (Proposisi nilai) merupakan salah satu alasan bagi pelanggan untuk beralih dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Setiap proposisi nilai terdiri dari gabungan produk dan/atau jasa tertentu yang dapat melayani kebutuhan-kebutuhan dari segmen pelanggan yang spesifik. Sehingga proposisi niai merupakan kesatuan, atau gabungan dari manfaat-manfaat yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan. Berikut ini adalah elemen-elemen yang dapat berkontribusi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur :

a. Newness (Sifat Baru)

Pada elemen ini Value Proposition (proposisi nilai) memenuhi berbagai kebutuhan dari pelanggan yang belum pernah diterima oleh pelanggan sebelumnya, sehingga proposisi nilai dapat memenuhi kebutuhan dari pelanggan yang bersifat diluar dari perikiraan pelanggan.

(27)

b. Performance (Kinerja)

Peningkatan kinerja dari suatu produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan dapat memberikan dampak positif berupa nilai dan kepuasan bagi pelanggan.

c. Customization (Kustomisasi)

Merupakan proses penyesuaian produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan individu yang bersifat spesifik dengan tujuan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.

d. Getting The Job Done (Menyelesaikan Pekerjaan)

Menciptakan nilai-nilai bagi pelanggan dengan cara membantu dan memberikan pada pelanggan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.

e. Design (Desain)

Desain adalah elemen yang penting dari suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan, namun desain sulit untuk diukur.

Sebagai contoh pada industri fashion dan elektronik, sebuah produk akan terlihat menonjol apabila memiliki desain yang superior.

f. Brand/status (Merek/status)

Pelanggan dapat menemukan nilai yang diberikan oleh suatu merek melalui image dan status yang terkandung pada merek tersebut apabila pelanggan menggunakan atau memasang merek tertentu, sebagai contoh dengan menggunakan jam tangan Rolex yang menunjukan kekayaan dari seseorang.

(28)

g. Price (Harga)

Perusahaan dapat menawarkan nilai yang sama pada harga suatu produk yang lebih rendah sering dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan dari Segmen Pelanggan yang cenderung sensitif terhadap harga.

Akan tetapi, prorposisi nilai harga murah akan memberi implikasi yang panting bagi seluruh model bisnis.

h. Cost Reduction (Pengurangan Biaya)

Elemen ini membantu pelanggan dalam mengurangi biaya yang harus dikeluarkan, merupakan salah satu cara yang penting untuk menciptakan nilai.

i. Risk Reduction (Pengurangan risiko)

Pengurangan risiko merupakan elemen yang penting dalam menciptakan nilai bagi pelanggan, hal ini disebabkan karena pelanggan menghargai perngurangan risiko yang muncul ketika mereka membeli suatu produk atau jasa.

j. Accessibility (Kemampuan dalam mengakses)

Menyediakan produk atau jasa bagi pelanggan yang sebelumnya sulit untuk mengakses produk atau jasa menjadi lebih mudah untuk didapatkan pelanggan merupakan cara lain yang dapat digunakan untuk menciptakan nilai.

k. Convenience/usability (Kenyamanan/kegunaan)

Menjadikan segala sesuatunya menjadi lebih nyaman dan lebih mudah untuk digunakan oleh pelanggan dapat menciptakan nilai yang sangat berarti, sebagai contoh dengan iPod dan iTunes, Apple menawarkan

(29)

kenyamanan bagi pelanggan dalam mencari, membeli, mengunduh, dan mendengarkan musik digital, sehingga saat ini Apple sangat mendominasi pasar

2.3.3 Channels

Blok bangungan saluran menggambarkan tentang bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan Value Proposition (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:26). Saluran komunikasi, distribusi, dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dengan pelanggan. Saluran memiliki beberapa fungsi, yaitu :

a. Meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk dan jasa perusahaan.

b. Membantu pelanggan mengevaluasi value proposition perusahaan.

c. Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa yang spesifik.

d. Memberikan value proposition kepada pelanggan.

e. Memberikan dukungan purnajual kepada pelanggan.

Saluran dapat dibedakan menjadi saluran langsung dan tidak langsung serta saluran milik sendiri dan mitra, saluran yang dimiliki oleh perusahaan dapat bersifat langsung, contohnya seperti saluran melaui situs web dan tenaga penjualan yang dimiliki oleh perusahaan, atau secara tidak langsung contohnya seperti toko retail yang dimiliki oleh perusahaan. Selain itu saluran mitra yang bersifat tidak langsung juga dapat memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam menjangkau pelanggan dengan jangkauan yang lebih luas melalui berbagai pilihan saluran yang ada.

(30)

2.3.4 Customer Relationship

Blok bangunan hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur,(2012:28)). Hubungan pelanggan menjelaskan bahwa sebuah perusahaan harus menentukan jenis hubungan yang ingin dibangun bersama segmen pelangganya. Hubungan pelanggan dapat didorong oleh motivasi berikut:

a. Akuisisi pelanggan

b. Reteni (mempertahankan) pelanggan

c. Peningkatan penjualan

Terdapat enam ketegori dalam menjalankan Customer Relationship menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, yaitu:

a. Personal Assistance (Bantuan personal)

Hubungan ini didasarkan pada interaksi antarmanusia, contohnya pelanggan dapat berkomunikasi dengan petugas pelayanan pelanggan untuk mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau setelah proses pembelian selesai. Komunikasi ini dapat dilakukan melalui call center, e- mail, atau di titik penjualan.

b. Dedicated Personal Assistance (Bantuan personal yang bersifat khusus) Pada hubungan jenis ini, perusahaan menugaskan petugas pelayanan pelanggan yang khusus diperuntukan bagi pelanggan tertentu. Jenis biasanya dikembangkan dalam jangka waktu yang panjang.

(31)

c. Self-service (Swalayan)

Pada jenis hubungan ini, perusahaan tidak melakukan hubungan yang bersifat langsung dengan pelanggan. Perushaan hanya menyediakan semua sarana yang diperlukan bagi pelanggan agar dapat membantu dirinya sendiri.

d. Automated Services (Layanan otomatis)

Hubungan jenis ini mencampurkan bentuk layanan mandiri (self-service) yang lebih canggih dengan proses otomatis yang bertujuan untuk menstimulasi hubungan perusahaan dengan pelanggan. Layanan otomatis dapat mengenali pelanggan dan karakteristiknya, dan menawarkan informasi yang terkait dengan pesanan atau transaksi. Sebagai contoh, profil online personal yang memberi pelanggan akses untuk menggunakan layanan sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan.

e. Communities (Komunitas)

Pada hubungan jenis ini hubungan dibangun dengan melibatkan komunitas dalam menjalin hubungan dengan pelanggan. Perusahaan memanfaatkan komunitas pengguna agar dapat lebih terlibat dengan pelanggan/prospek dan dapat memfasilitasi hubungan antaranggota pada komunitas.

Komunitas juga dapat membantu perusahaan untuk lebih memahami pelanggan-pelanggannya.

f. Co-creation (Kokreasi)

Jenis hubungan ini dibangun dengan cara melibatkan pelanggan untuk bersama-sama dalam menciptakan nilai. Beberapa perusahaan saat ini

(32)

banyak yang melibatkan pelanggan untuk membantu dalam mendesain produk baru yang inovatif. Sebagai contoh Youtube yang mengajak pelanggan menciptakan konten untuk konsumsi publik.

2.3.5 Revenue Stream

Blok bangunan arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan oleh perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan, bahwa biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:30). Suatu model bisnis melibatkan dua jenis arus pendapatan yaitu pendapatan transaksi yang dihasilkan dari satu kali pembayaran oleh pelanggan dan pendapatan yang berkelanjutan atau bersifat berulang yang dihasilkan dengan memberikan proposisi nilai pada pelanggan maupun menyediakan dukungan pelanggan pasca pembelian. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh pendapatan yaitu melalui penjualan, biaya penggunaan, biaya berlangganan, pinjaman/penyewaan/leasing (memberikah hak untuk menggunakan asset tertentu), lisensi (memberikan pelanggan izin untuk menggunakan kekayaan intelektual yang dimiliki oleh perusahaan, biaya komisi dan periklanan. Masing-masing arus pendapatan memiliki mekanisme penetapan harga yang berbeda. Jenis mekanisme penetapan harga yang dipilih dapat membedakan pendapatan yang dihasilkan. Terdapat dua jenis mekanisme penetapan harga, yaitu penetapan harga tetap dan penetapan harga dinamis.

2.3.6 Key Resources

Blok bangunan sumber daya utama menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi (Alexander

(33)

Osterwalder dan Yves Pigneur, (2012:34)). Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur setiap model bisnis memerlukan sumber daya utama. Sumber daya ini memungkinkan suatu perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Sumber daya utama dapat berbentuk fisik, finansial, intelektual atau manusia. Sumber daya utama dapat diperoleh atau disewa oleh perusahaan atau diperoleh dari mitra yang utama.

2.3.7 Key Activities

Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan oleh perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah aktivias kunci, yaitu berupa tindakan-tindakan terpenting yang harus diambil oleh perusahaan agar dapat beroperasi dengan baik. Seperti halnya key resources, key activites juga diperlukan untuk menciptakan dan memberikan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan pelanggan dan memperoleh pendapatan. Key activites dapat dikategorikan ke dalam produksi, pemecahan masalah, dan platform/jaringan berupa layanan dan promosi (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:36-37).

2.3.8 Key Partnerships

Blok bangunan kemitraan utama yang menggambarkan jarigan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis suatu perusahaan dapat bekerja.

Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai alasan dan kemitraan menjadi landasan yang penting dari berbagai model bisnis. Perusahaan menciptakan kemitraan yang bertujuan untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi

(34)

risiko, atau memperoleh sumber daya mereka (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:38). Kemitraan dapat dibedakan kedalam empat jenis kemitraan yang berbeda, yaitu :

a. Aliansi strategi antara non-pesaing.

b. Competition: kemitraan strategis antaran pesaing.

c. Usaha patungan untuk megembangkan bisnis baru.

d. Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat diandalkan.

2.3.9 Cost Structure

Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengeoperasikan sebuah model bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan mengenai biaya-biaya terpenting yang muncul ketika suatu perusahaan mengoperasikan model bisnis tertentu. Perhitungan struktur biaya akan lebih mudah apabila sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci dan kemitraan utama telah ditentukan (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:36-40).

Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur struktur biaya dibedakan kedalam dua kelas, yaitu :

a. Cost-driven (Terpacu biaya)

Model bisnis terpacu biaya berfokus kepada peminimalan atau pengurangan biaya. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan struktur biaya seramping mungkin, menggunakan

(35)

proposisi nilai dengan harga yang rendah, otomatisasi maksimum dan outsourcing secara ekstensif.

b. Value-driven (Terpacu nilai)

Model bisnis ini berfokus kepada pencitpaan nilai. Proposisi nilai premium dan layanan pribadi tingkat tinggi biasanya menjadi ciri model bisnis yang terpacu-nilai. Sebagai contoh hotel mewah dengan fasilitas melimpah dan pelayanan yang ekslusif termasuk kedalam kategori model bisnis ini.

2.4 Analisis SWOT (Strength, Weaknesess, Opportunities, Threats)

Analisis SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Jogiyanto, SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan- tantangan yang dihadapi (Jogiyanto, 2005:46). Menurut David, Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis.

Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan (Fred R. David, 2006:8). Menurut Pearce dan Robinson, analisis SWOT merupakan teknik historis untuk menciptakan gambaran umum terkait situasi strategis perusahaan secara cepat (Pearce & Robinson, 2008:200). Berikut ini adalah penjelasan dari SWOT menurut Fred R. David :

(36)

1. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani.

Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.

3. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan-kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan- peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

(37)

Alat yang dapat digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis untuk pengembangan perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Berikut ini adalah Matrix SWOT menurut Hunger dan Wheelen :

Gambar 2.3 Matrix SWOT menurut Hunger dan Wheelen

Sumber: Rangkuti, Freddy(2014) 2.5 Penelitian Terdahulu

Dalam mendukung penelitian ini, penulis berpedoman pada penelitian- penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul yang diambil oleh penulis, yaitu:

1. Jurnal dengan judul “Analisis Model Bisnis Pada Eighteen Nineteen Laundry dengan Pendekatan Business Model Canvas” oleh Randy Oktavianry Rey (2017). Penelitian ini menunjukkan bahwa objek dari penelitian sudah menerapkan Business Model Canvas namun dalam penerapannya sehari-hari, terdapat beberapa aspek yang terlupakan.

Sehingga peneliti dengan menggunakan Analisis Swot dapat memberi saran atau himbauan yang membantu objek dalam kegiatan sehari harinya.

2. Jurnal dengan judul “Evaluasi Model Bisnis Pada CV. Spirit Wira Utama Dengan Pendekatan Business Model Canvas” olehAnggadha Kukuh

(38)

Dewantoro (2017). Penelitian menunjukkan Gambaran Model Bisnis objek penelitian saat ini menggunakan pendekatan Business Model Canvas secara garis besar dikatakan sudah cukup baik. Model bisnis sudah berjalan mampu memenuhi kesembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas. Dari hasil evaluasi menggunakan analisis SWOT dari kesembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas mengenai kekuatan dan kelemahan, peluang, serta ancaman yang dimiliki Kebun Hidroponik’koe menghasilkan kesimpulan strategi yang dapat dijadikan rekomendasi bagi Objek penelitian sehinga dapat melakukan penyempurnaan atas model bisnis yang ada. Dari kesembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas yang ada, peneliti merekomendasikan adanya evaluasi serta penambahan yang ditujukan pada Sembilan blok bangunan, yaitu Customer Segments, Value Propositions, Channels, Customer Segments, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, dan Cost Structure. Model Business Canvas yang menjadi rekomendasi bagi Objek penelitian dibagi menjadi 3 frame sesuai dengan core bisnis yang dijalankan.

3. Jurnal yang berjudul “Perancangan Model Bisnis Dengan Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas Sebagai Bentuk Strategi Pengembangan Bisnis Budidaya Burung Puyuh Pada Ukm Ikhlas Quail Farm (IQF)”Dani Aji Pratama (2017). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa model bisnis yang dipakai oleh objek penelitian sudah tepat namun pada penerapannya pada kegiatan sehari harinya terdapat beberapa aspek yang terlupakan sehingga model bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan.

Peneliti melakukan sebuah perancangan sebuah model bisnis melalui

(39)

pendekatan Business Model Canvas sehingga peneliti dapan memberikan saran yang dapat dijadikan bahan atau himbauan atau ide dalam pengembangan bisnis dari objek penelitian.

4. Jurnal yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Pendekatan Business Model Canvas Dalam Upaya Mencapai Keunggulan (Studi Kasus pada Green Laundry di Wilayah Sekelimus, Kota Bandung)”Adia Valerian Tamika (2017). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gambaran model bisnis Objek penelitian saat ini dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas secara garis besar dikatakan sudah cukup baik. Model bisnis yang sudah berjalan mampu memenuhi ke sembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas. Dari hasil evaluasi menggunakan analisis SWOT ke sembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas mengenai kekuatan dan kelemahan, peluang, serta ancaman yang dimiliki objek penelitian menghasilkan kesimpulan strategi yang dapat dijadikan rekomendasi bagi Objek penelitian. Dari ke sembilan elemen blok bangunan pada Business Model Canvas yang ada, peneliti merekomendasikan adanya penambahan yang ditujukan pada sembilan blok bangunan, yaitu Customer Segments, Value Proposition, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, dan Cost Structure.

5. Jurnal yang berjudul “Pemetaan Model Bisnis Macho GYM Bogor Menggunakan Business Model Canvas” oleh Rizkyanto Aditya (2016).

Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemetaan model bisnis dengan menggunakan Business Model Canvas, pada framework Business Model Canvas terlihat jika kegiatan bisnis objek penelitian sebagai penyedia jasa

(40)

pusat kebugaran telah memenuhi kesembilan blok Business Model Canvas, yaitu customer segments (segmentasi konsumen), value propositions (proposisi nilai), channels (saluran), customer relationship (hubungan pelanggan), revenue streams (arus pendapatan), key resources (sumber daya utama), key activities (aktivitas utama), key partnership (mitra utama), cost structure (struktur biaya). Objek penelitian sebagai penyedia jasa pusat kebugaran harus memaksimalkan elemen yang ada dalam sembilan blok Business Model Canvas agar kegiatan bisnis dari objek penelitian dapat berjalan dengan baik.

2.6 Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori yang telah disampaikan, maka peneliti menetapkan suatu kerangka berpikir yang berfungsi sebagai pedoman dan juga alur berfikir dalam menyelesaikan penelitian ini. Peneliti memulai penelitian ini dengan menganalisis dan melakukan pemetaan model bisnis yang ada pada KING MOTOR Medan saat ini menggunakan pendeketan business model canvas dengan melakukan wawancara. Hasil dari pemetaan Business Model Canvas pada KING MOTOR Medan akan dianalisis dengan menggunakan Analisis SWOT. Analisis SWOT memiliki empat pandangan untukmenilai setiap elemen pada modelbisnis, sementara itu Business Model Canvas berfokus kepada pemetaan model bisnis pada KING MOTOR Medan itu sendiri. Hasil dari analisis tersebut akan menghasilkan suatu alternatif model bisnis baru yang nantinyadiusulkan oleh peneliti melalui penelitian ini kepada KING MOTOR Medan.

(41)

Nine building blocks business model canvas (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:14) :

a. Customer Segments b. Value Propositions c. Channels

d. Customer Relationships e. Revenue Streams f. Key Resources g. Key Activities h. Key Partnerships i. Cost Structure

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Sumber: Penulis

Potret Model Bisnis saat ini pada KING MOTOR Medan

Analisis SWOT

Alternatif Model Bisnis Baru yang disarankan

Nine building blocks business model canvas (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:14) :

a. Customer Segments b. Value Propositions c. Channels

d. Customer Relationships e. Revenue Streams f. Key Resources g. Key Activities h. Key Partnerships i. Cost Structure

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Indrawati penelitian deskriptif dapat dilakukan ketika peneliti sudah mengetahui faktor atau variabel untuk mengukur suatu objek atau bidang tetapi belum mengetahui hubungan antara faktor atau variabel tersebut (Indrawati, 2015:115). Pada penelitian ini peneliti hanya bertujuan untuk menggambarkan faktor atau variabel yang sedang diteliti tanpa melakukan tes hubungan ataupun pengaruh antar faktor dengan variabel penelitian. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakteristik dari suatu grup yang diteliti.

Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang bersifat alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi, digunakan pada fase pengumpulan data dengan wawancara kepada informan (Sugiyono, 2013:13-14). Pendekatan kualitatif dipilih karena berdasarkan pada kondisi obyek penelitian serta latar belakang yang alami dan tidak dimanipulasi, serta penelitian yang dikaji mengenai model bisnis perusahaan yang membutuhkan data yang dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan di

(43)

lapangan melalui wawancara secara mendalam (in depth interview), observasi, dan dokumentasi.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Nyoman penelitian deskriptif diartikan sebagai suatu penelitian yang berusaha mendeskripisikan suatu fenomena/peristiwa secara sistematis sesuai dengan apa adanya (Nyoman, 2012:51). Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan yang ada pada saat ini. Pada studi deskriptif tidak ada kontrol perlakuan seperti dalam studi secara eksperimen, karena tujuannya adalah menggambarkan yang berkaitan dengan variabel- variabel atau kondisi-kondisi dalam suatu situasi.

Menurut Kountur menjelaskan jenis penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin (Kountur, 2007:54). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis gambaran model bisnis KING MOTOR Medan saat ini yang ditinjau dengan pendekatan business model canvas menurut Osterwalder dan Pigneur sebagai bahan rekomendasi untuk pihak KING MOTOR Medan dalam menjalankan dan mengembangkan model bisnis usahanya.

3.2 Tempat & Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di KING MOTOR Medan Jalan Flamboyan Raya No.6A Tanjung Sari, Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai dari November 2017 sampai dengan Maret 2018.

(44)

3.3 Informan Penelitian

Informan adalah interviewer (yang ditanya atau sumber data informasi) yang dapat memberikan data atau keterangan atas keadaan orang lain di situasi situasi dan lingkungannya, Menurut Bagong Suyanto (2005:172) informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu:

1. Informan Kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan Utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

3. Informan Tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

3.4 Defenisi Konsep

Untuk membatasi lingkup pembahasan penelitian ini agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka penulis membuat suau defenisi konsep dari judul penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bisnis (bussines) terdiri dari seluruh aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian, beberapa bisnis memproduksi barang berwujud sedangkan yang lain memberikan jasa

2. Model bisnis dibuat untuk menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana suatu organisasi bisnis dapat menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai.

(45)

3. Business Model Canvas adalah sebuah bahasa yang sama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis pada suatu perusahaan.

4. Analisis SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan, Analisis SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah langkah yang paling utama dalam melakukan penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Tanpa mengetahui teknik pengumpula data, maka penelitian tidak akan mempunyai data yang dapat memenuhi standar data yang telah ditetapkan. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan data skunder (Sugiyono, 2010:224-225).

1. Teknik Pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi tempat penelitian. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara, yakni:

a. Observasi

Menurut Sugiyono, observasi dapat dilakukan dengan peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2013:404). Pada penelitian ini peneliti dapat menyatakan kepada sumber data apabila sedang melakukan

(46)

penelitian. Namun pada saat tertentu peneliti dapat juga melakukan observasi yang tersamar, hal ini dilakukan untuk jika data yang ingin dicari merupakan data yang bersifat rahasia sehingga peneliti tidak mendapatkan ijin untuk melakukan observasi.

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai, Wawancara digunakan peneliti untuk menilai keadaan seseorang atau suatu keadaan seseorang atau suatu kondisi dan situasi lingkungan perusahaan atau organisasi.

c. Triagulasi

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang sudah ada.

Dengan triangulasi, selain mengumpulkan data peneliti juga sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu dengan mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data lain. Teknik triangulasi menunjukkan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari satu sumber yang sama.

Sedangkan Triangulasi sumber berarti peneliti menggunakan teknik yang sama dengan sumber yang berbeda-beda (Sugiyono, 2013:423).

(47)

2. Teknik pengumpulan sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari mencari sumber kedua yang berfungsi sebagai pendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan cara:

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan metode yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dengan melihat sumber-sumber referensi. Contohnya jurnal ilmiah, karya ilmiah, buku, dan sebagainya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Ada tiga objek yang harus diperhatikan dalam memperoleh informasi, yakni tulisan (Paper), tempat (place), dan orang (people). Dalam mengadakn penelitian yang bersumber pada tulisan tulisan inilah kita telah menggunakan studi dokumentasi

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2012:244) bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinfomarsikan kembali kepada orang lain.

Sedangkan menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:246), menerangkan bahwa aktivitas alam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Analisis data terdiri dari kegiatan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verivikasi, berikut ini tahap-tahap dalam analisis data:

(48)

1. Analisis SWOT

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode analisis SWOT, dengan melakukan identifikasi terhadap model bisnis yang sedang dipakai KING MOTOR Medan yang dapat dijelaskan dengan baik dengan menggunakan sembilan blok bangunan dasar ( The Nine Building Blocks) untuk mengetahui ancaman (Threats), peluang (Opportunities), kelemahan (Weakness) dan kelebihan (Strenghts).

Kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui suatu kondisi usaha yang diteliti serta merumuskan model bisnis baru yang dapat digunakan oleh KING MOTOR Medan untuk kegiatan nya setiap hari dan juga dapat digunakan untuk mengembangkan usaha dari KING MOTOR itu sendiri.

2. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2013:431), data yang diambil oleh peneliti dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Selanjutnya data direduksi dan dirangkum dengan memilih hal hal yang fokus pada hal-hal yang penting untuk selanjutnya dicarikan tema dan polanya. Reduksi data bertujuan untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya, 3. Penyajian Data

Menurut Sugiyono (2013:434) setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, pie chart, dan pictogram. Penyajian data bisa dilakukan dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan flow chart.

Penyajian data akan membuat data lebih teroganisir dan tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah untuk dipaham

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Bisnis Jasa Service Motor KING MOTOR Medan. KING MOTOR Medan terletak di Jl. Flamboyan Raya, Tj. Sari, Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara 20135. KING MOTOR Medan berdiri November 2003 dan masih berjalan hingga sekarang. Pada saat pertama didirikan KING MOTOR Medan masih menyewa sebuah ruko untuk menjalankan usahanya hingga di tahun 2007 KING MOTOR Medan dapat membeli ruko tersebut untuk menjadi ruko milik sendiri. Pemilik KING MOTOR Medan ini adalah Bapak Juliston Sitanggang. Bisnis ini merupakan sebuah bisnis keluarga yang dibangun untuk kehidupan sehari-hari keluarga Bapak Juliston Sitanggang.

Modal dalam membangun dan menjalankan bisnis KING MOTOR Medan ini murni berasal dari modal Pribadi. Bisnis KING MOTOR Medan ini bergerak dalam bidang jasa servis sepeda motor selain menyediakan jasa service sepeda motor KING MOTOR Medan juga menjual berbagai suku cadang dan aksesoris motor sebagai tambahan dari jasa service sepeda motor nya.

4.2 Penyajian Data

Pada bagian ini, penulis akan menyajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh selama masa penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh dengan menggunakan metode wawancara yang mendalam kepada Pemilik KING MOTOR Medan selaku informan kunci dan juga wawancara yang mendalam kepada karyawan dari KING MOTOR Medan sebagai informan utama

(50)

serta beberapa informasi tambahan secara lisan dari konsumen KING MOTOR Medan sebagai informan tambahan.

Tabel 4.1 Daftar Informan

NO Nama Informan Jenis Kelamin Keterangan

1 Juliston Sitanggang Laki-Laki Informan Kunci (Pemilik) 2 Dedi Laki-Laki Informan Utama (Karyawan) 3 Aditya Bangun Laki-Laki Informan Tambahan (Konsumen) 4 Haris Dwi Putra Laki-Laki Informan Tambahan (Konsumen) Sumber: Penulis 2018

4.3 Hasil Wawancara mendalam dan informasi tambahan

Berikut ini adalah hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap pemilik dan karyawan/teknisi dari KING MOTOR Medan dan juga informasi tambahan secara lisan dari konsumen KING MOTOR Medan

Tabel 4.2 Hasil Wawancara mendalam dan informasi tambahan

Indikator Bapak Juliston Abang Dedi Abang Aditya Bangun

Adik Haris

Customer Segment

Pengguna sepeda motor terlebih di daerah Tj.Sari

Pengguna sepeda motor di daerah Tj.Sari

- -

(51)

ValueProposi tions

Kejujuran, kemahiran teknisi

Kemahiran teknisi

Kemahiran teknisi, biaya yang murah, kejujuran,dan cepat

Kemahiran teknisi dan biaya yang murah, dan cepat

Channels Menggunakan informasi mouth to mouth dan konsumen dapat

menyampaikan kritik atau saran secara langsung kepada

karyawan atau pemilik.

Menggunakan informasi mouth to mouth dan konsumen dapat

menyampaikan kritik atau saran secara langsung kepada

karyawan atau pemilik.

Menggunakan informasi mouth to mouth dan konsumen dapat

menyampaikan kritik atau saran secara langsung kepada

karyawan atau pemilik.

Menggunak an informasi mouth to mouth dan konsumen dapat menyampai kan kritik atau saran secara langsung kepada karyawan atau pemilik.

Customer Relationships

Dengan layanan antar jemput rumah

Dengan layanan antar jemput rumah

Dengan layanan antar jemput rumah

Dengan layanan antar jemput rumah Revenue

Streams

Jasa servis dan penggantian sparepart

Jasa servis dan penggantian sparepart

- -

Key Resources

SDM, mesin servis dan alat alat servis

SDM, mesin servis dan alat alat servis

- -

Key Activities Menservis Motor sesuai prosedur dan hanya

mengambil 2,5% – 5%

keuntungan dari

penggantian Sparepart

Menservis Motor sesuai prosedur dan hanya

mengambil 2,5% – 5%

keuntungan dari

penggantian Sparepart

- -

(52)

Key

Partnerships

Pemasok Sparepart dan untuk stel lingkar dengan bisnis lain

Pemasok Sparepart dan untuk stel lingkar dengan bisnis lain

- -

Cost Structures

Biaya bahan baku, biaya gaji teknisi, biaya listrik, biaya tak terduga

- - -

Sumber : Data diolah penulis (2018)

Berdasarkan hasil dari wawancara dari pemilik dan teknisi dari KING MOTOR Medan serta informasi tambahan dari konsumen KING MOTOR Medan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Customer Segment

Blok Bangunan Customer segment atau segmen pelanggan menggambarkan sekelompok manusia maupun suatu organisasi yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:20). Dan menurut Pemilik KING MOTOR Medan dan Teknisi dari KING MOTOR Medan, Customer Segment dari KING MOTOR Medan adalah seluruh pengguna sepeda motor terlebih lagi pada pengguna sepeda motor yang berada di daerah Tj.Sari Medan.

2. Value Propositions

Blok Bangunan Value Propositions atau proposisi nilai menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur,2012:22). Yang berarti Value Propositions adalah hal-hal yang menjadi keunggulan atau kelebihan yang hanya dimiliki bisnis itu sendiri

(53)

dan menurut sang pemilik KING MOTOR Medan yang menjadi Value Propositions dari KING MOTOR Medan adalah kejujuran dalam pelaksanaan bisnis setiap harinya dan kemahiran teknisi atau mekanik yang teruji dan menurut Teknisi dari KING MOTOR Medan yang menjadi Value Propositions adalah Kemahiran Teknisi yang sudah teruji sedangkan menurut konsumen dari KING MOTOR Medan yang menjadi Value Propositions dari KING MOTOR Medan adalah biaya yang murah, kemahiran teknisi yang sudah teruji, kejujuran teknisi, dan waktu pelayanan yang tergolong cepat.

3. Channels

Blok bangungan Channels / saluran menggambarkan tentang bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan Value Proposition (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:26). Yang berarti Channels merupakan penghubung antar bisnis dengan konsumen. Cara yang digunakan oleh Pemilik dan teknisi dari KING MOTOR Medan agar bisnis KING MOTOR Medan itu masih dengan memberi pelayan yang maksimal sehigga sang konsumen mau berbicara atau mengajak teman-temannya atau orang disekitar nya agar menggunakan jasa dari KING MOTOR Medan, serta pemilik dan Teknisi dari KING MOTOR Medan juga dapat menerima kritik dan saran lansung saat melakukan layanan ataupun setelah layanan untuk memperbaiki kekurangan dari pelayanan yang sedang diberikan ataupun sudah diberikan. Para Konsumen juga mengatakan mereka mengetahui bisnis KING MOTOR Medan melalui teman mereka yang sudah menggunakan layanan KING MOTOR Medan terlebih dahulu

(54)

dan juga Para konsumen mengatakan mereka dapat menyampaikan saran atau keinginan mereka saat layanan sedang berlangsung dan dapat menyampaikan kritik jika mereka kurang puas dengan pelayanan yang diberi.

4. Customer Relationship

Blok bangunan Customer Relationship atau hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur,(2012:28)). Yang berarti blok bangunan Customer Relationship adalah cara yang digunakan suatu perusahaan atau bisnis dalam membangun hubungan yang baik dengan konsumen. Pemilik KING dan Teknisi KING MOTOR Medan membuka layanan antar jemput rumah yang memungkinkan motor dapat dijemput langsung ke rumah oleh teknisi dan juga diantar langsung ke rumah jika layanan sudah selesai agar membangun hubungan yang baik dengan konsumen. Para konsumen juga mengatakan layanan antar jemput rumah memudahkan mereka dan senang dengan adanya layanan tersebut.

5. Revenue Streams

Blok bangunan Revenue Streams atauarus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan oleh perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan, bahwa biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:30). Yang berarti blok bangunan arus pendapatan adalah seluruh sumber pendapatan dari suatu perusahaan atau bisnis. Yang menjadi sumber pendapatan dari KING MOTOR Medan itu sendiri menurut

(55)

pemilik dan teknisi KING MOTOR medan adalah biaya dari jasa servis dan dari keuntungan penjualan spareparts yang mengambil sekitar 2,5% - 5% dari harga beli spareparts.

6. Key Resources

Blok Bangunan Key Resource atau sumber daya utama menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, (2012:34)). Yang berarti blok bangunan Key Resources adalah sumber sumber daya yang harus dimiliki agar bisnis tersebut dapat berjalan dengan baik. Menurut Pemilik dan juga teknisi dari KING MOTOR medan yang menjadi sumberdaya utama nya adalah Teknisi itu sendiri atau SDM, mesin dan alat alat untuk servis dan juga ketersediaan spareparts.

7. Key Activities

Blok Bangunan Key Activities / aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan oleh perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Yang berarti aktivitas kunci adalah hal hal yang dilakukan biasa dilakukan perusahaan atau bisnis. Menurut Pemilik dan Teknisi KING MOTOR Medan yang menjadi Key Activities adalah Melakukan pelayanan servis motor yang maksimal dan sesuai dengan prosedur dan juga pengambilan keuntungan spareparts yang 2,5% - 5% dari harga beli.

8. Key Partnerships

Blok bangunan Key Partnerships atau kemitraan utama yang menggambarkan jarigan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis suatu perusahaan dapat bekerja. Perusahaan membentuk kemitraan dengan

Gambar

Gambar 2.1  Enam Pola Model Bisnis
Gambar 2.3 Matrix SWOT menurut Hunger dan Wheelen
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir                                      Sumber: Penulis
Tabel 4.1  Daftar Informan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Justeru TTB adalah sesuai digunakan dalam kajian ini bagi menerangkan faktor kepercayaan ibu bapa Muslim terhadap produk makanan halal dan bagaimana mereka berfikir

Menurut Slameto(2003:54)”faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan

Dalam pemberitaan yang dilakukan koran Tempo terhadap kasus dugaan korupsi dan gaya hidup mewah Ratu Atut Chosiyah, wartawan koran Tempo memahami kasus ini sebagai

Bapak dan Ibu dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya selama menempuh perkuliahan di Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi

Untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan dana desa di Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu maka disarankan agar pembinaan dan pelatihan pengelolaan keuangan desa

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan CDI digital hyper band danmengetahui pengaruh penambahan camphor dalam premium terhadap kadar gas

 juga dapa dapat meli t melibatk batka an pera n perawatan l watan lok oka as si fi i fis sik ik fi file, le, juga juga membe memberik rikan a an ak ks ses es k ke da e data

Puji syukur alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat melakukan kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul Strategi