• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

A. Latar Belakang

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Hal ini berdampak terhadap pembelajaran IPA disekolah harus memiliki tujuan utama sesuai dengan standar isi tersebut.

Berdasarkan pedoman tersebut pembelajaran sebagai salah satu cabang mata pelajaran IPA dan Teknologi menghendaki siswa memiliki pengetahuan tentang IPA sebagai produk, proses, dan sikap.Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mampu memuat banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika.

Mata pelajaran Fisika merupakan mata pelajaran adaptif, yang bertujuan membekali peserta didik dasar pengetahuan tentang hukum-hukum kealaman yang penguasaannya menjadi dasar sekaligus syarat kemampuan yang berfungsi mengantarkan peserta didik guna mencapai kompetensi program keahliannya. Di samping itu mata pelajaran Fisika mempersiapkan peserta didik agar dapat mengembangkan program keahliannya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Penguasaan mata pelajaran Fisika memudahkan peserta didik menganalisis proses-proses yang berkaitan dengan dasar-dasar kinerja peralatan dan piranti yang difungsikan untuk mendukung pembentukan kompetensi program keahlian.

Untuk itu dalam pembelajaran fisika guru harus bisa menggunakan pendekatan

commit to user

pembelajaran dan model atau pun model pembelajaran yang lebih baik serta guru harus memperhatikan sikap yang ada pada diri masing-masing siswa.

Model pembelajaran yang digunakan masih didominasi oleh ceramah, tanya jawab maupun konvensional. Sedangkan dalam pembelajaran fisika siswa itu harus bisa mengembangkan potensi keahlianya, salah satu caranya adalah dengan melibatkan siswa agar lebih aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Fokus pada permasalahan model pembelajaran fisika. Menurut Buchori (1995;146)

“Masalah model pembelajaran sebenarnya merupakan salah satu dari tiga masalah yang harus diperhatikan seorang guru untuk membimbing siswa untuk memahami situasi-situasi dunia kita”. Tiga masalah tersebut adalah, masalah pendekatan atau approach, masalah susunan substansi dan masalah model.

Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Mu’allimin Nahdlatul Wathan (NW) Pancor adalah sekolah yang terletak di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat yang merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta yang menyelenggarakan pendidikan sudah puluhan tahun lamanya. Kurikulum yang digunkan adalah KTSP ditambah dengan kurikulum pondok pesantren karena sekolah ini bernaung pada pesantren dan dalam sekolah ini semua siswanya dominan laki-laki. Sistem pendidikan yang diterapkan tidak jauh berbeda dengan lembaga pendidikan-lembaga pendidikan lainnya baik yang swasta maupun negeri yang ada di Indonesia. Sistem kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan (NW) Pancor, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang berlangsung di lembaga pendidikan negeri dan swasta, hanya saja implementasi dari sistem yang menjadi tuntutan tersebut terkadang tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

maksimal yang disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari siswanya seperti sikap ilmiah, kreativitas belajar, motivasi belajar, tingkat berfikir abstrak siswa dan lain sebagainya, sehingga seorang pengajar dalam hal ini adalah guru sangat dituntut memiliki kemampuan manajerial yang tinggi seperti analisis instruksional, mendesain dan memilih model-model dan model yang tepat dan inovatif untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gagne (1992:22) yakni seorang guru sangat perlu memiliki kemampuan : 1) mengadakan analisis instruksional; 2) mengidentifikasi karakteristik awal dari siswa; 3) mengembangkan kriteria butir-butir tes sebagai pedoman; 4) merancang dan mengimplementasikan berbagai teknik-teknik penyajian (model mengajar) untuk menjamin efektivitas pembelajaran; 5) mengembangkan dan memilih materi yang akan diajarkan; 6) mendisain dan mengadakan tes formatif dan tes sumatif untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.

Seorang guru selama ini beranggapan bahwa tugas mereka hanya menstranfer ilmu dari guru ke siswa, padahal tugasnya bukan hanya sebatas itu saja. Salah satu sumber motivasi seorang siswa adalah guru ideal, jika gurunya adalah guru ideal, maka siswa akan semakin termotivasi untuk belajar. Seperti yang di kemukakan oleh Muhammad Surya (2002. 324-325) bahwa dari sudut pandang siswa, guru ideal adalah guru yang memiliki penampilan sedemikian rupa sebagai sosok sumber motivasi belajar yang menyenangkan. Dari sudut pandang orang tua siswa, guru ideal adalah sosok yang menjadi mitra bagi anak-anak yang ditipkan untuk dididik, dan dari sudut pandang pemerintah, guru ideal

commit to user

adalah wakil pemerintah dan wakil masyarakat dalam mempersiapkan warga negara untuk masa depan.

Dalam mata pelajaran fisika terdapat banyak materi pokok yang aplikasinya langsung dapat diamati oleh siswa secara langsung, misalnya Dinamika gerak, Suhu dan Kalor, Gerak Lurus, Getaran dan Gelombang, Listrik dan magnet, usaha, energi, momentum dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini materi pokok yang menjadi objek penelitian adalah materi pokok Kinematika Gerak. Dalam kinematika gerak terdapat konsep-konsep Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan pada saat ini kebanyakan disampaikan oleh seorang guru dengan model konvensional yakni hanya ceramah, dan latihan-latihan. Selain itu materi pelajaran tersebut memiliki konten materi yang sangat banyak, sehingga informasi yang diterima oleh siswa tidak akan maksimal bila materi pelajaran tersebut disampaikan dengan model ataupun strategi pembelajaran konvensional, dan siswa akhirnya menganggap seorang guru sebagai sumber referensi umum dan hanya satu-satunya sumber referensi yang harus dicari, sehingga siswapun enggan untuk mencari referensi lain sebagai referensinya dalam memahami suatu konsep yang membangun suatu pengetahuan.

Kinematika gerak merupakan salah satu materi pokok dalam mata pelajaran fisika yang langsung dapat diamati oleh seorang siswa dalam kehidupannya. Materi kinematika gerak bersifat konkret sehingga untuk memahami konsepnya, seorang siswa dapat melakukan pengamatan langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dengan eksperimen ataupun demonstrasi. Selain itu materi kinematika gerak dalam satu dimensi juga bersifat analisis artinya antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya pada materi tersebut dapat diselesaikan dengan analisis matematis. Kinematika gerak dalam satu dimensi dalam ilmu fisika merupakan materi dasar yang mendasari semua konsep-konsep yang ada dalam bidang kajian berbeda dalam cakupan ilmu fisika, sehingga materi tersebut menjadi sangat penting untuk dipahami oleh siswa. Siswa sering menjumpai aplikasi materi pokok tersebut dalam kehidupannya hanya saja mereka belum terlalu jauh mengenal konsep-konsep mana yang dikatakan sebagai GLB dan konsep-konsep mana yang dikategorikan sebagai konsep-konsep GLBB dalam materi kinematika gerak.

Agar siswa lebih memahami konsep-konsep pada materi kinematika gerak maka dalam penelitian ini pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran kooperatif model STAD dan model pembelajaran TAI dengan melihat faktor internal dalam diri siswa yaitu sikap ilmiah dan kreativitas siswa. Dipilahnya pendekatan pembelajaran ini karena pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia pendidikan. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkat kelas dan untuk berbagai mata pelajaran. Pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan sebagai cara utama dalam mengatur kelas untuk pengajaran.

Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar

commit to user

yang mendukung pembelajan kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antara kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya bahwa para siswa perlu belajar untuk berfikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta megaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka, dan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sarana yang sangat baik untuk mencapai hal-hal seperti itu. Pembelajaran kooperatif berjalan dengan baik dan dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas, termasuk kelas-kelas yang khusus untuk anak-anak berbakat, kelas-kelas pendidikan khusus, dan bahkan untuk kelas dengan tingkat kecerdasan rata-rata, dan khususnya sangat diperlukan dalam kelas heterogen dengan berbagai tingkat kemampuan.

Pembelajaran kooperatif dapat membantu membuat perbedaan menjadi bahan pembelajaran dan bukannya menjadi masalah. Karena sekolah bergerak dari sistem pengelompokan yang lebih heterogen, pembelajaran kooperatif menjadi semakin penting. Lebih jauh lagi, pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan yang sangat besar untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan antra siswa-siswa pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka.

Pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas antara lain: Student Team Achievement Division (STAD) (Pembagian Pencapaian Tim Siswa), Team Games Tournament (TGT) (Turnamen Game Tim), dan Jigsaw II (Teka-teki II). Dua lainnya adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kurikulum konprehensif yang dirancang untuk diguanakan pada mata pelajaran khusus pada tingkat kelas tertentu: yaitu Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (Mengarang Dan Membaca Terintegrasi Yang Kooperatif) digunakan untuk pelajaran membaca, dan Team Assited Individualization (TAI) (Percepatan Pengajaran Tim). Kelima model ini melibatkan pengarahan tim, tanggung jawab individul, dan kesempatan sukses yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda.

Student Team Achievement Division (STAD), dalam STAD siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.

Team Assisted Individualization (TAI). Team Assisted Individualization (Slavin, Leavely, dan Madden, 1986) sama dengan STAD dan TGT menggunakan penggunaan bauran kemampuan empat anggota yang berbeda dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja terbaik. Dalam TAI, para siswa memasuki sekuen indivudual berdasarkan tes penempatan dan kemudian melanjutkanya dengan tingkat kemampuan mereka sendiri. Secara umum, anggota kelompok bekerja pada unit pelajaran yang berbeda. Teman satu tim saling saling memeriksa hasil kerja masing-masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu

commit to user

dalam menyelesaika berbaagai masalah. Unit tes yang terakhir akan dilakukan dan skornya dihitung dengan monitor siswa.

Dalam kegiatan belajar mengajar mengnggunakan model kooperatif tipe STAD dan TAI membutuhkan media untuk berkomunikasi. Media yang paling mudah dan sering digunakan, salah satu contohnya adalah media Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa merupakan lembar kerja yang harus diisi dan dilengkapi langkah-langkah dan petunjuk kegiatan yang terperogram mengenai materi dan konsep yang akan dipelajari. Dengan LKS guru akan mudah membimbing dan mengarahkan siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Faktor dari dalam siswa yang mempengaruhi keberhasilan belajar misalya sikap ilmiah dan kreativitas siswa. Sikap ilmiah dan kreativitas siswa yang tinggi akan mempermudah dan memperlancar dalam mengerjakan LKS dan melakukan diskusi, sehingga semua siswa bisa memahami materi pelajaran. Sikap ilmiah dan kreativitas belajar siswa sangat berguna dalam diskusi kelompok namun dalam kenyataannya para guru belum memperhatikan faktor ini.

Keberhasilan belajar mengajar juga dapat dilihat dari dua faktor utama yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar siswa. Faktor dari dalam diri siswa (internal) antara lain berupa minat, keinginan, motivasi, kreativitas, sikap ilmiah dan aktivitas belajar siswa. Sedangkan faktor dari luar diri siswa (eksternal) adalah factor guru dan sarana prasarana. Guru sebagai pengajar harus dapat menyajikan materi pengjaran dengan baik, efektif dan efisien serta memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Hendaknya pula, guru tidak mendominasi kegiatan tersebut tetapi memotivasi dan membimbing siswa agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dapat mengembnagkan potensi dan kreativitasnya melalui belajar mengajar.

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, perlu dilaksanakan suatu model pembelajaran yang membuat siswa belajar proses dan produk pengetahuan sekaligus, yaitu melalui pendekatan keterampilan proses. Proses pengajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses menempatkan siswa sebagai subyek penting yang berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan keterampilan proses ini merupakan wahana pengembangan keterampilan intlektual, sosial, emosional, dan fisik peserta didik yang pada prinsipnya keterampilan-keterampilan tersebut telah ada pada diri siswa. Bila kita lihat dari hakikat pengajaran IPA yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah, maka pendekatan ini cukup mengenai sasaran jika kita hubungkan dalam proses dan sikap ilmiah, dan kreativitas dalam pembelajaran IPA.

Kreativitas siswa adalah termasuk salah satu factor internal yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Kreativitas dapat dikembangkan dengan jalan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketet. Menurut Uzer Usman dan setiawati (1993:

11-12) “Dalam kegiatan belajar-mengajar anak golongan kreatif lebih mampu menemukan masalah-masalah dan mampu memecahkannya pula, sehingga guru perlu memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak yang kreatif sehingga bakat dan miatnya dapat berkembang sesuai dengan potensi yang

commit to user

dimilikinya”. Untuk itu maka kreativitas siswa sangat penting dan perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran.

Selain kreativitas, sikap ilmiah juga merupakan factor keberhasilan pembelajaran dari dalam diri siswa. sikap ilmiah menunjukkan bagaimana seorang siswa dapat bertindak dan berfikir ilmiah sesuai dengan model ilmiah.

Sebagaimana yang disampiakan Syailani (2010:40) dalam Moh. Amin (1994:77), kumpulan atau pengetahuan produk sains berupa fakta, observasi, eksperimentasi, generalisasi dan analisis yang rasional dan ilmuan mengumpulkan pengetahuan sains berusaha untuk bersikap obyektif dan jujur, mengikuti macam prosedur eksperimen ini yang dikenal dengan sikap ilmiah. Dengan demikian, seorang siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memiliki ciri-ciri selalu bersikap obyektif, jujur, bertanggung jawab, rasa ingin tahu, sikap ingin menemukan, sikap kritis, sikap menghargai karya orang lain, tekun, dan mempunyai sikap terbuka.

Dengan demikian jika guru memberikan pengajaran dengan model pembelajaran yang tepat dan jika siswa memliki sikap ilmiah dan kreatvitas tinggi maka prestasi belajar siswa akan baik.

Untuk mengetahui bahwa proses pembelajaran dapat berlangsung dan sejauh mana siswa berhasil menguasai materi pembelajaran maka diperlukan alat ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran yaitu tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar merupakan alat pengukur dibidang pendidikan yang sangat penting, artinya sebagai sumber informasi guna mengambil keputusan. Teknik penilaian dalam proses pembelajaran dapat diliahat melalui tiga aspek yaitu aspek kognitif, apektif dan psikomotorik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Prestasi belajar merupakan salah satu dari proses belajar yang dicapai siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBM adalah model pembalajaran yang digunakan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan pada teori pembelajaran kontruktivisme. Teori pembelajaran kontruktivisme merupakan strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa mengkontruksi pengetahuannya, menerapkan pengetahuanya, belajar memecahkan maslah, mendiskusikan masalah, dan mempunyai keberanian menyampaika ide. Hal-hal yang pokok dalam teori kontruktivisme adalah “ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi konpleks ke situasi lain, dan apabila dikehandaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri” (Nurhadi, 2003) dalam Saiful Sagala (2007: 88). Sehingga tugas guru memfasilitasi agar pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan idenya, serta menyadarkan siswa supaya menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menerapkan suatu pendekatan pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran fisika pada materi kinematika gerak yakni model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI yang ditinjau dari sikap ilimiah dan kretativitas belajar siswa. Materi kinematika gerak merupakan materi pembelajaran yang sangat penting yang dapat dialami secara langsung oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif model TAI dan STAD diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar siswa pada materi kinematika gerak lurus.

commit to user