• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

KAJIAN TEORI, KRANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

B. Penelitian Yang Relevan

Sebagai bahan pertimbangan, perlu dikemukakan penelitian-penelitian yang terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan agar dapat memberikan gambaran yang jelas.

1. Parveen Qaisara1. Et all. (2011). “Effect Of Cooperative Learning On Academic Achievement Of 8th Grade Students In The Subjectof Social Studies”. Menyimpulkan bahwa nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda dalam kinerja akademis mereka sebagai hasil dari pengajaran melalui pembelajara kooperatif dan cara yang rutin. Kesimpulan yang mungkin berasal dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kooperatif tidak ditemukan menjadi lebih efektif untuk pembelajran studi sosial untuk Kelas 8 dibandingkan dengan pendekatan secara rutin untuk mengajar. Persamaanya adalah menggunakan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran. Sedangkan perbedaanya adalah pembelajaran kooperatif untuk studi pembelajaran sosial kelas 8 dibandingkan dengan pendekatan secara rutin untuk mengajar.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Harsoyo. (2010). “Model STAD Dan Jigsaw Ditinjau Dari Kemampuamn Menggunakan Alat Ukur Listrik Dan Kreativitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Belajar”. Menyimpulkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model STAD dan Jigsaw ternyata mendapat prestasi belajar fisika yang memenuhi harapan pada ranah prestasi kognitif dan afektif, dengan model STAD sebagai pilihan utamanya. Model STAD menjadikan konsep yang dibelajarkan menjadi mudah diterima sebab kondisi pada pembelajaran model tersebut mampu merangsang siswa untuk mendapatkan prestasi kognitif dan afektif lebih maksimal dari pada model Jigsaw. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan prestasi kognitif dan afektif khusus pada materi listrik dinamis sebaiknya diberikan melalui model STAD. Sedangkan untuk prestasi pisikomotor diperoleh hasil maksimal pada siswa yang dibelajarkan dengan model Jigsaw, sebab pada kelaompok model pembelajaran Jigsaw siswa ahli masing-masing bertanggung jawab untuk menjelaskan ulang pada kelompok asal. Sedangkan pada model STAD penekannanya lebih pada proses belajar bersama (kelompok), tidak ada tanggung jawab untuk menjelaskan pada kelompoknya sendiri karena memang proses dialami bersama-sama. Persamaanya adalah pembelajarannya menggunakan kooperatif model STAD, sedangkan perbedaanya dengan penelitian ini adalah menggunakan model STAD dan TAI yang ditinjau dari siakp ilmiah dan kreativitas belajar serta prestasi belajar yang diambil adalah prestasi kognitif dan afektif.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Heni Mularsih (2011). “Strategi Pembelajaran, Model Kepribadian Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Menyimpulkan bahwa, secara keseluruhan terdapat interaksi yang positif antara strategi pembelajaran dengan model kepribadian

commit to user

terhadap hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa. Interaksi tersebut tampak bahwa hasil belajar siswa yang berkepribadian ekstrover yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran individual. Hal ini berarti bahwa penerapan strategi pembelajaran kooperatif pada siswa yang berkepribadian ekstrover lebih efektif dari pada strategi pembelajaran individual. Sebaliknya, hasil belajar siswa yang berkepribadian introver yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran individual lebih tinggi daripada yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif. Hal ini berarti bahwa penerapan strategi pembelajaran individual pada siswa yang berkepribadian introver lebih efektif daripadastrategi pembelajaran kooperatif. Persamanya adalah menggunakan pembelajaran kooperatif sedangkan perbedaanya adalah pada penelitian tersebut pembelajaran kooperatif siswa yang berkeperibadian ekstover dan penelitian tersebut dilakukan pada siswa SMP dan mata pelajaran bahasa indonesia.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sadiyo. (2010). “Pembelajaran Sains Dengan Kooperatif Model Jigsaw Dan STAD Ditinjau Dari Kemampuan Awal Dan Gaya Belajar”. Menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw lebih baik dari pada pembelajaran kooperatif model STAD. Karena pada materi usaha dan energi pembelajaran yang menggunakan model Jigsaw akan mendapatkan prestasai yang lebih baik daripada menggunakan model STAD. Guru harus mengetahui gaya belajar dan kemampuan awal karena itu akan berpegaruh terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang dibelajarkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

dengan model Jigsaw dengan kemampuan awal tinggi dan gaya belajar visual ternyata mendapatkan prestasi yang lebih baik dari pada model STAD.

Persamanya dalam penelitian ini menggunakan model STAD, sedangkan perbedaanya penelitian tersebut model STAD disandingkan dengan model Jigsaw dan tinjauanya dari kemampuan awal dan gaya belajar.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Septiana. (2010). “Pembelajaran Kimia Menggunakan TAI dan GI Ditinjau Dari Keingintahuan dan Kreativitas Siswa”. Menyimpulkan bahwa model GI lebih baik dari pada model TAI dalam proses pembelajaran kimia. Tetapi model pembelajaran GI belum maksimal karena tidak semua variabel yang diujikan mempunyai efek yang tidak sama, model tersebut menuntut siswa untuk belajar mandiri dalam kelompok (perseorangan), kreatif dan berpikir kritis sehingga siswa pun perlu memehami benar tahap-tahap serta prosesnya dalam model proyek. Apabila hasil belajar yang diinginkan adalah tinggi, maka model tersebut harus disosialisasikan dan dilatih kepada siswa, sebelum guru mengambil nilai dari penerapan model tersebut. Persamanaya dalam penelitian ini menggunakan model TAI dan tinjauanya kreativitas, sedangkan perbedaanya pelitian tersebut menggunakan model TAI dan GI tinjauanya keingintahuan siswa dan pada pembelajaran kimia.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Baskoro Adi. “Potensi Pembelajaran Kooperatif Dalam Memberdayakan Prestasi Belajar Siswa Under Achievmen”t.

Menyimpulkan bahwa untuk memberdayakan prestasi belajar siswa akademik bawah adalah pemberian waktu belajar yang mencukupi bagi mereka untuk

commit to user

belajar. Persoalannya, sekolah memberikan alokasi belajar yang uniform bagi semua siswa. Sehingga, prestasi belajar siswa akademik bawah senantiasa terpuruk. Pelibatan tutor sebaya dalam setting pembelajaran kooperatif secara teoritis mampu mengatasi permasalahan perbedaan waktu belajar antar individu-individu siswa. Siswa akademik bawah melalui tutorial siswa akademik atas dapat memberikan waktu belajar yang mencukupi bagi mereka.

Sebaliknya, kegiatan tutorial bagi siswa akademik atas dapat memantabkan pengetahuan mereka dengan lebih baik. Sehingga, Pembelajaran kooperatif berpotensi mampu mensejajarkan prestasi belajar siswa akademik atas dan bawah. Sehingga, kegiatan remedial teaching dapat diminimalkan.

Persamamya adalah menggunakan model kooperatif, sedangkan perbedaanya pada penelitian tersebut pembelajaran kooperatif mampu mensejajarkan prestasi belajar siswa akademik atas dan bawah.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Purnamasari, (2010). “Studi Komparasi Model Pembelajaran Kooperatif Model TAI (Teams Assisted Individualization) Dan Jigsaw Ditinjau Dari Kemampuan Memori Terhadap Prestasi Belajar”.

Menimpulkan bahwa, Model TAI merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa akan saling bekerja sama dan berinteraksi sehingga banyak mendapatkan informasi. Mengingat materi tata nama senyawa merupakan materi yang membutuhkan hafalan dan pemahaman yang cukup tinggi, maka dengan adanya diskusi kelompok dalam model TAI dapat lebih memudahkan siswa dalam usaha memahami materi serta mendistribusikannya pada masing-masing kelompok, sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

diharapkan dapat tercapai. Penelitian ini juga membuktikan bahwa tingkat kemampuan memori berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif siswa.

Dengan adanya tingkat kemampuan memori yang tinggi maka diharapkan dapat mencapai prestasi belajar kimia yang lebih baik dan optimal.

Persamamaya model pembelajaran TAI akan memberikan prestasi belajar siswa yang lebih baik. Sedangkan perbedaanya pada penelitian tersebut tinjauanya dari kemampuan memori dan digunakan pada mata pelajaran kimia.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Mey Prihandani Wulandari, (2010).

“Pembelajaran Kimia Melalui model STAD Dan TAI Ditinjau Dari Kemampuan Awal Dan Aktivitas Belajar Siswa”. Menyimpulkan bahwa, Untuk mengajar materi stoikiometri sebaiknya menggunakan model TAI menggunakan media weblog. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran dengan model TAI menggunakan media weblog lebih baik dibandingkan dengan model STAD menggunakan media weblog pada pembelajaran kimia materi stoikiometri. Untuk mengajar materi stoikiometri sebaiknya memperhatikan kemampuan awal, karena siswa dengan kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan awal rendah. Untuk mengajar materi stoikiometri sebaiknya memperhatikan aktivitas belajar karena siswa dengan kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan awal rendah. Persamaanya adalah menggunakan model STAD dan TAI, yang lebih mengungulkan model TAI. Sedangkan

commit to user

perbedaanya dalam penelitian tersebut model TAI dengan media weblog pembelajaran kimia yang ditinjau dari kemampuan awal dan aktivitas belajar.