• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL STAD DAN TAI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGGUNAAN PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL STAD DAN TAI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENGGUNAAN PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL STAD DAN TAI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

(Studi Kasus pada Pembelajaran Kinematika Gerak Lurus untuk Siswa Kelas X Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Aliyah (MA) Mu’allimin Nahdatul Wathan

(NW) Pancor Lombok Timur-NTB)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama Pendidikan Fisika

Oleh

FARTINA S831008021

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

(2)

commit to user ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGGUNAAN PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL STAD DAN TAI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

Disusun Oleh FARTINA S831008021

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan

Pembimbing I Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 195201161980031001

...

Pembimbing II Dra. Suparmi, MA., Ph.D NIP. 195209151976032001

...

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M. Pd NIP.195201181980031001

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGGUNAAN PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL STAD DAN TAI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

Disusun Oleh

FARTINA S831008021

Telah Disetujui dan Disahkan Oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. H. Ashadi

NIP 195101021975011001

... /12/2011

Sekretaris Dr. H. Sarwanto, M.Si

NIP.196909011994031002195209151 976032001

... /12/2011

Anggota Penguji

1. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 195201161980031001

... /12/2011

2. Dra. Suparmi, MA., Ph.D NIP. 195209151976032001

... /12/2011

Surakarta, Desember 2011 Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D NIP.195201181980031001

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M. Pd NIP.195201181980031001

(4)

commit to user iv

PERNYATAAN

Yang Bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : FARTINA

NIM :

S831008021

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul “Penggunaan Pendekatan Kooperatif Model STAD dan TAI Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kreativitas Siswa (Studi Kasus pada Pembelajaran Kinematika Gerak Lurus untuk siswa Kelas X (Sepuluh) Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Aliyah (MA) Mu’allimin Nahdatul Wathan (NW) Pancor Lombok Timur Nusa Tenggara Barat)” adalah benar-benar karya sendiri. Hal-hal bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila diikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh tersebut.

Surakarta, Desember 2011 Yang membuat pernyataan

FARTINA

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Alam Nasyrah 5 & 6)

Dalam hidup ini beralaku hukum kekelan energi : Energi yang Anda berikan kepada dunia tak akan pernah hilang. Energi ini akan kembali

kepada Anda dalam bentuk yang lain.

Kebaikan yang Anda lakukan pasti akan kembali kepada Anda dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, perasaan bermakna maupun kepuasan

bathin yang mendalam.

(Arvan P)

(6)

commit to user vi

PERSEMBAHAN

kupersembahkan karya ini sebagai bukti cinta dan kasih sayangku untuk :

v Kedua orang tuaku yang sangat ku hormati dan

sebagai insfirasiku (Rohanah dan Hanum S.Pd) yang senantiasa mengalirkan do’a dan kasih sayang dukungan serta harapannya.

v Saudara-saudraku : kak Diana, kak Ocha, adik Ardi

dan yang paling bungsu Gunawan , yang selalu memberikan semangat dan motivasinya.

v Ponakanku tersayang Hawa Sir Magfirah.

v Keluarga besarku yang selalu memberikan motivasi

semgangat dan do’anya.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRAK

FARTINA. S831008021. “Penggunaan Pendekatan Kooperatif Model STAD dan TAI Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kreativitas Siswa (Studi Kasus pada Pembelajaran Kinematika Gerak Satu Dimensi untuk Siswa Kelas X (Sepuluh) Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Aliyah (MA) Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur-NTB). Tesis. Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Pembimbing: 1) Prof. Dr.

H. Widha Sunarno, M.Pd. 2) Dra. Suparmi, MA., Ph.D. Surakarta 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran STAD dan TAI, pengaruh sikap ilmiah siswa, dan pengaruh kreativitas belajar siswa serta interaksi-interaksinya terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Populasi penelitian seluruh siswa kelas X Madrasah Aliyah (MA) Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur tahun pelajaran 2011/2012, Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling sebanyak empat kelas. Metode pembelajaran pada kelas eksperimen 1 yaitu kelas X1 dan kelas X4 menggunakan model STAD dan pada kelas eksperimen 2 adalah kelas X3 dan X5 menggunakan model TAI. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk data prestasi belajar, kemudian metode angket untuk data sikap ilmiah, kreativitas belajar, dan prestasi afektif siswa. Uji hipotesis penelitian menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2 dengan mengunakan SPSS 17.

Dari hasil olah data disimpulkan: 1) Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap prestasi belajar kognitif siswa, tetapi tidak pada afektif siswa. Model pembelajaran TAI memberikan hasil yang lebih baik daripada model pembelajaran STAD; 2) Terdapat pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi afektif siswa, tetapi tidak pada aspek kognitif siswa. Sikap ilmiah tinggi memberikan hasil yang lebih baik daripada sikap ilmiah rendah; 3) Terdapat pengaruh kreativitas terhadap hasil afektif siswa, tetapi tidak pada aspek kognitif siswakreativitas tinggi memberikan hasil yang lebih baik daripada kreativitas rendah; 4) Tidak terdapat intraksi antra model pembelajaran dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa; 5) Tidak terdapat intraksi antara model pembelajaran dengan kreativitas terhadap prestasi kognitif dan afektif siswa; 6) Tidak terdapat intraksi antara sikap ilmiah dengan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa; 7) Tidak terdapat intraksi antara model pembelajaran, sikap ilmiah dan kreativitas belajar terhadapprestasi belajar kognitif dan afektif siswa.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, Model STAD , Model TAI, Sikap

(8)

commit to user viii

Ilmiah, Kreativitas Belajar, Prestasi Belajar Kognitif Dan Afektif, Gerak Satu Dimensi

ABSTRACT

Fartina. S831008021. " The Use of Cooperative Approach STAD and TAI Model, from Scientific Attitude and Creativity of Student (A Case Study in Education Kinematics of one Dimension Motion for 10th Grade Students, Madrasah Aliyah (MA) Mu'allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur, Academic Year 2011/2012). Thesis. Science Education Program, Post Graduate Program, Sebelas Maret University. Advisor: 1) Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. 2) Dra. Suparmi, MA., Ph.D. Surakarta. 2011.

The purpose of this research was to determine the effect of the use of learning models STAD and TAI, scientific attitude, creativity and its intractions toward the students’ achivement.

This research used an experimental methods and was conducted from Mei to November 2011. The population was all students in grade X MA Mu’alimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur academic year 2011/2012, The research sample was taken by cluster random sampling technique consisted of 7 classes. Consisted of 4 classes, the classes X1 and X4 used STAD metod and X3 and X5 used TAI metod. The data was collected by using test for cognitive student achievement, questionere for affective, scientific attitude, and creativity. The data was analyzed using anova three way with 2x2x2 factorial design and calculated by SPSS 17.

The result of the data calculation, was concluded: (1) there was an effect of use of TAI models and STAD models toward cognitive, but not in affective. TAI models giving result better than STAD models; (2) There was an effect scientific attitude toward affective, but not in cognitive. High scientific attitude giving of result better than low scientific attitude toward affective; (3) There was an effect creativity toward affective, but not in cognitive. High creativity giving of result better than low creativity; (4) There was no interaction between the learning models with scientific attitude toward cognitive and affective; (5) There was no interaction between the learning models with creativity toward cognitive and affective; (6) There was no intraction between scientific attitude with creativity toward cognitive and affective; 7) There was no intraction between the learning models with scientific attitude and creativity toward cognitive and affective.

Key word: Cooperative learning, TAI model, STAD model, scientific attitude, learning creativity, Cognitive and affective learning achievement, one-dimensional motion.

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala bentuk pujian yang ada hanyalah milik Allah SWT karena yang telah memberikan semua manusia rahmat, taufiq, hidayah, inayah dan segala bentuk kenikmatan lainnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat magister Program Studi Pendidikan Sains. Kemudian shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang mengarahkan ummat manusia dari jalan yang begitu jahiliah menuju jalan yang ilmiah islamiah atau dengan kata lain MINAZZULUMATI ILA NUUR.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyelesaian penyusunan Proposal Tesis ini banyak memperoleh bimbingan dan arahan serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi kesempatan untuk mengikuti studi di PPS Program Studi Pendidikan Sains minat utama pendidikan Fisika dan memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

2. Bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains sekaligus menjadi dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam penyusunan tesis ini dengan penuh kesabaran.

3. Ibu Dra. Suparmi, MA., Ph.D selaku Sekertaris Pendidikan Sains sekaligus menjadi dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing penulis dan memberikan saran dalam penulisan Tesis ini dengan penuh kesabaran.

4. Bapak dan ibu dosen program studi pendidikan sains program pascasarjana UNS yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi.

(10)

commit to user x

5. Munawar, M.Pd selaku Kepala sekolah MA Mu’allimin NW Pancor yang telah memberikan bantuan pelayanan kepada penulis utamanya pada saat pelaksanaan dan penyusunan penelitian tesis ini.

6. Kedua orangtuaku ( Rohanah dan Hanum, S.Pd) yang tetap memberikan do’a dan semangat yang tiada hentinya untuk terus mencari ilmu.

7. Teman-teman Magister Pendidikan Sains Fisika angkatan September 2010 terimakasih atas kritik dan saran pada setiap kesempatan.

8. Temen-temen kosku di Dinasty ( Octavina (Pepen), mbak Narti, Rizky, Vivi, Ernika, Heniz, Oktivia, Odonkz, Isnun, Desy, Mey-Mey, Devinta, Vera-Very, Evy, Sela, Ervin, Fitri, Windha, Hanna) terimakasih untuk semua bentuk dukungan yang kalian berikan selama ini.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini.

Penulis berusaha menyusun tesis ini dengan sebaik-baiknya, namun dengan penuh kesaadaran penulis mengakui masih banyak kekurangannya. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Surakarta, Desember 2011

Penulis

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN... xxi

BAB 1 PENDAHULUAN A. ... Latar Belakang... 1

B. ... Identifikasi Masalah ... 13

C. ... Pembatasa n Masalah ... 14

(12)

commit to user xii

D. ... Rum usan Masalah ... 15 E... Tujuan

Penelitian... 16 F... Manfaat

Penelitian... 17

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. ... Landasan

Teori ... 18 1... Pengertian

Belajar dan Teori-Teori Belajar ... 18 a... Pengertian

Belajar ... 18 b. ... Teori-Teori

Belajar ... 21 1)... Teori

Belajar Kontruktivisme ... 21 2)... Teori

Belajar Piaget ... 26 3)... Teori

Belajar Ausubel... 30 4)... Teori

Belajar Vygotsky... 32

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

2... Model Pembelajaran Kooperatif... 34 a... Manfaat

Pembelajaran Kooperatif... 36 b. ... Sintak- sintak pembelajaran kooperatif ... 37 3... Model pembelajaran STAD ... 39 4... Model pembelajaran TAI ... 41 5... Sikap

Ilmiah ... 45 6... Kretivitas

...49 7... Prestasi

Belajar Fisika ... 54 8... Pembelajar

an IPA (sains)... 57 9... Kinematika

Gerak ... 58 B. ... Penelitian

Yang Relevan ... 71

(14)

commit to user xiv

C. ... Kerangka Berfikir ... 76 D. ... Hipotesis

...81

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. ... Tempat dan Waktu Penelitian ... 83 B. ... Model Penelitian... 84 C. ... Rancangan

Penelitian... 84 D. ... Populasi

dan Sampel ... 85 E... Variabel

Penelitian... 86 F... Model Pengumpulan Data ... 87 G. ... Instrumen

Penelitian... 89 H. ... Uji Coba

Instrumen ... 90 I... Teknik

Analisis Data ... 99

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

1. ... Uji Prasyarat Analisis ... 99 2. ... Uji

Hipotesis ... 100 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ... Deskripsi Data... 107

1. ... Deskripsi data prestasi kognitif... 107 2. ... Deskripsi

data sikap ilmiah... 112 3. ... Deskripsi

data kreativitas... 117 4. ... Deskripsi

data prestasi afektif... 121 B... Uji

Prasyarat Analisis ... 126 1... Uji

Normalitas ... 126 2... Uji

Homogenitas... 128 C... Pengujian

Hipotesis... 130

(16)

commit to user xvi

1... Pengujian hipotesis... 130 2... Uji lanjut

anava... 134 D. ... Pembahasa

n ... 137 1... Hipotesis

Pertama... 137 2... Hipotesis

Kedua ... 141 3... Hipotesis

Ketiga ... 142 4... Hipotesis

Keempat ... 142 5... Hipotesis

Kelima ... 143 6... Hipotesis

Keenam... 143 7... Hipotesis

Ketujuh ... 144 E... Kelemahan

Dan Keterbatasan Penelitian ... 145

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

A. ... Kesimpula n ... 147 B... Implikasi

...149 1... Implikasi

Teoritis ... 149 2... Implikasi

Praktis... 149 C... Saran

...150 1... Kepada

Guru... 150 2... Kepada

Peneliti... 151

DAFTAR PUSTAKA... 152 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

(18)

commit to user xviii

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Model STAD... 40

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 83

Tabel 3.2 Desain Faktorial ... 85

Tabel 3.3 Validitas Butir Soal... 91

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes... 92

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 93

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes... 93

Tabel 3.7 Tabel Indeks Kesukaran... 94

Tabel 3.8 Distribusi Taraf Kesukaran Kognitif ... 95

Tabel 3.9 Distribusi Daya Beda Tes Kognitif... 96

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket... 98

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket... 99

Tabel 3.12 Tata Letak Data Prestasi Kognitif... 102

Tabel 3.13 Tata Letak Data Prestasi Afektif... 103

Tabel 4.1 Deskripsi Data Prestasi Kognitif... 109

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kognitif Model TAI ... 110

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kognitif Model STAD... 110

Tabel 4.4 Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Model, Sikap Ilmiah dan Kreativitas Belajar ... 111

Tabel 4.5 Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Model dan Sikap Ilmiah Siswa... 111

Tabel 4.6 Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Model dan Kreativitas Belajar Siswa ... 112

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xix

Tabel 4.7 Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan

Kreativitas Belajar Siswa ... 112 Tabel 4.8 Deskripsi Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Model, Sikap

Ilmiah dan Kreativitas Belajar Siswa ... 113 Tabel 4.9 Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Sikap .

Ilmiah Siswa ... 113 Tabel 4.10 Deskripsi Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Sikap Ilmiah

Tinggi ... 114 Tabel 4.11 Deskripsi Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Sikap Ilmiah

Rendah ... 114 Tabel 4.12 Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Sikap .

Ilmiah Siswa ... 115 Tabel 4.13 Deskripsi Data Prestasi Afektif Ditinjau dari Sikap Ilmiah

Tinggi ... 116 Tabel 4.14 Deskripsi Data Prestasi Afektif Ditinjau dari Sikap Ilmiah

Rendah ... 117 Tabel 4.15 Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kreativitas Belajar Siswa ... 118 Tabel 4.16 Deskripsi Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Kreativitas

Belajar Tinggi ... 119 Tabel 4.17 Deskripsi Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Kreativitas

Belajar rendah... 119 Tabel 4.18 Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Sikap .

(20)

commit to user xx

Ilmiah Siswa ... 120

Tabel 4.19 Deskripsi Data Prestasi Afektif Ditinjau dari Kreativitas Belajar Tinggi ... 121

Tabel 4.20 Deskripsi Data Prestasi Afektif Ditinjau dari Kreativitas Belajar Rendah ... 121

Tabel 4.21 Deskripsi Data Prestasi Afektif... 123

Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Afektif Model TAI ... 124

Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Afektif Model STAD... 124

Tabel 4.24 Data Prestasi Afektif Ditinjau dari Model, Sikap Ilmiah Dan Kreativitas Belajar ... 125

Tabel 4.25 Data Prestasi Afektif Ditinjau dari Model dan Sikap Ilmiah Siswa ... 125

Tabel 4.26 Data Prestasi Afektif Ditinjau dari Model dan Kreativitas Belajar Siswa ... 126

Tabel 4.27 Data Prestasi Afektif Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kreativitas Belajar Siswa ... 126

Tabel 4.28 Deskripsi Data Prestasi Afektif Ditinjau dari Model, Sikap Ilmiah dan Kreativitas Belajar Siswa ... 127

Tabel 4.29 Hasil Uji Normalitas Prestasi Kognitif ... 128

Tabel 4.30 Hasil Uji Normalitas Prestasi Afektif ... 129

Tabel 4.31 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Kognitif... 130

Tabel 4.32 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Afektif... 130

Tabel 4.33 Rangkuman ANAVA untuk Prestasi Kognitif... 131

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxi

Tabel 4.34 Rangkuman ANAVA untuk Prestasi Afektif... 133

Tabel 4.35 Uji Lanjut Anava Hipotesis Pertama Prestasi Kognitif ... 136

Tabel 4.36 Uji Lanjut Anava Hipotesis Kedua Prestasi Afektif ... 137

Tabel 4.37 Uji Lanjut Anava Hipotesis Ketiga Prestasi Afektif... 138

DAFTAR GAMBAR

(22)

commit to user xxii

Gambar 2.1 Grafik Hubungan Perpindahan Terhadap Waktu ... 61 Gambar 2.2 Grafik Hubungan Kecepatan Terhadap Waktu ... 62 Gambar 2.3 Grafik Hubungan s, v, t ... 63 Gambar 2.4 Grafik Perpindahan Dan Waktu Pada GLBB... 67 Gambar 2.5 Benda Yang Dilempar Ke Atas... 70 Gambar 4.1 Histogram Prestasi Kognitif Model TAI... 110 Gambar 4.2 Histogram Prestasi Kognitif Model STAD ... 111 Gambar 4.3 Histogram Prestsi Kognitif Ditinjau dari Sikap Ilmiah

Tinggi... 115 Gambar 4.4 Histogram Prestasi Kognitif Ditinjau dari Sikap Ilmiah

Rendah ... 115 Gambar 4.5 Histogram Prestasi Afektif Ditinjau dari Sikap Ilmiah

Tinggi... 117 Gambar 4.6 Histogram Prestasi Afektif Ditinjau dari Sikap Ilmiah

Rendah ... 117 Gambar 4.7 Histogram Prestasi Kognitif Ditinjau dari Kreativitas

Belajar Tinggi ... 119 Gambar 4.8 Histogram Prestasi Kognitif Ditinjau dari Kreativitas

Belajar Rendah... 120 Gambar 4.9 Histogram Prestasi Afektif Ditinjau dari Kreativitas

Belajar Tinggi ... 122 Gambar 4.10 Histogram Prestasi Afektif Ditinjau dari Kreativitas

Belajar Rendah... 122

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxiii

Gambar 4.11 Histogram Prestasi Afektif Model TAI... 124 Gambar 4.12 Histogram Prestasi Afektif Model STAD ... 125

DAFTAR LAMPIRAN

(24)

commit to user xxiv

Lampiran 01 Silabus ... 155 Lampiran 02 RPP STAD... 157 Lampiran 03 RPP TAI ... 172 Lampiran 04 Lembar Kerja Siswa (LKS) STAD dan TAI ... 187 Lampiran 05 Kisi-Kisi Sikap Ilmiah ... 198 Lampiran 06 Angket Sikap Ilmiah... 199 Lampiran 07 Kunci Jawaban Angket Sikap Ilmiah ... 206 Lampiran 08 Kisi-Kisi Angket Kreativitas ... 207 Lampiran 9 Angket Kreativitas... 208 Lampiran 10 Kunci Jawaban Angket Kreativitas ... 214 Lampiran 11Kisi-Kisi Tes Prestasi ... 215 Lampiran 12 Tes Prestasi Belajar Kognitif... 211 Lampiran 13 Kunci Jawaban Tes Prestasi ... 229 Lampiran 14 Angket Penilaian Apektif ... 230 Lampiran 15 Tes Prestasi Kognitif Siswa... 234 Lampiran 16 Kunci Jawaban Tes Prestasi Kognitif... 243 Lampiran 17 Analisis Data Uji Coba Tes Prestasi Kognitif ... 244 Lampiran 18indeks Kesukaran Prestasi Kognitif... 246 Lampiran 19 Daya Beda Prestasi Kognitif ... 247 Lampiran 20 Analisis Data Angket Sikapilmiah ... 248 Lampiran 21 Analisis Data Angket Kreativitas ... 249 Lampiran 22 Analisis Data Angket Afektif ... 250 Lampiran 23 Klasifikasi Data Model TAI ... 251

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxv

Lampiran 24 Klasipikasi Data Model STAD... 252 Lampiran 25 Uji Normalitas Prestasi Kognitif Dan Afektif ... 253 Lampiran 26 Uji Homogenitas Prestasi Kognitif Dan Afektif ... 258 Lampiran 27 Hasil Pengujian Hipotesis Prestasi Kognitif... 263 Lampiran 28 Hasil Pengujian Hipotesis Prestasi Afektif... 265 Lampiran 29 Uji Lanjut Anava Prestasi Kognitif ... 267 Lampiran 30 Uji Lanjut Anava Prestasi Afektif ... 270 Lampiran 31 Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian... 257 Lampiran 32 Photo Penelitian... 258

(26)

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Hal ini berdampak terhadap pembelajaran IPA disekolah harus memiliki tujuan utama sesuai dengan standar isi tersebut.

Berdasarkan pedoman tersebut pembelajaran sebagai salah satu cabang mata pelajaran IPA dan Teknologi menghendaki siswa memiliki pengetahuan tentang IPA sebagai produk, proses, dan sikap.Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mampu memuat banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika.

Mata pelajaran Fisika merupakan mata pelajaran adaptif, yang bertujuan membekali peserta didik dasar pengetahuan tentang hukum-hukum kealaman yang penguasaannya menjadi dasar sekaligus syarat kemampuan yang berfungsi mengantarkan peserta didik guna mencapai kompetensi program keahliannya. Di samping itu mata pelajaran Fisika mempersiapkan peserta didik agar dapat mengembangkan program keahliannya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Penguasaan mata pelajaran Fisika memudahkan peserta didik menganalisis proses-proses yang berkaitan dengan dasar-dasar kinerja peralatan dan piranti yang difungsikan untuk mendukung pembentukan kompetensi program keahlian.

Untuk itu dalam pembelajaran fisika guru harus bisa menggunakan pendekatan

(28)

commit to user

pembelajaran dan model atau pun model pembelajaran yang lebih baik serta guru harus memperhatikan sikap yang ada pada diri masing-masing siswa.

Model pembelajaran yang digunakan masih didominasi oleh ceramah, tanya jawab maupun konvensional. Sedangkan dalam pembelajaran fisika siswa itu harus bisa mengembangkan potensi keahlianya, salah satu caranya adalah dengan melibatkan siswa agar lebih aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Fokus pada permasalahan model pembelajaran fisika. Menurut Buchori (1995;146)

“Masalah model pembelajaran sebenarnya merupakan salah satu dari tiga masalah yang harus diperhatikan seorang guru untuk membimbing siswa untuk memahami situasi-situasi dunia kita”. Tiga masalah tersebut adalah, masalah pendekatan atau approach, masalah susunan substansi dan masalah model.

Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Mu’allimin Nahdlatul Wathan (NW) Pancor adalah sekolah yang terletak di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat yang merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta yang menyelenggarakan pendidikan sudah puluhan tahun lamanya. Kurikulum yang digunkan adalah KTSP ditambah dengan kurikulum pondok pesantren karena sekolah ini bernaung pada pesantren dan dalam sekolah ini semua siswanya dominan laki-laki. Sistem pendidikan yang diterapkan tidak jauh berbeda dengan lembaga pendidikan-lembaga pendidikan lainnya baik yang swasta maupun negeri yang ada di Indonesia. Sistem kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan (NW) Pancor, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang berlangsung di lembaga pendidikan negeri dan swasta, hanya saja implementasi dari sistem yang menjadi tuntutan tersebut terkadang tidak

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

maksimal yang disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari siswanya seperti sikap ilmiah, kreativitas belajar, motivasi belajar, tingkat berfikir abstrak siswa dan lain sebagainya, sehingga seorang pengajar dalam hal ini adalah guru sangat dituntut memiliki kemampuan manajerial yang tinggi seperti analisis instruksional, mendesain dan memilih model-model dan model yang tepat dan inovatif untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gagne (1992:22) yakni seorang guru sangat perlu memiliki kemampuan : 1) mengadakan analisis instruksional; 2) mengidentifikasi karakteristik awal dari siswa; 3) mengembangkan kriteria butir-butir tes sebagai pedoman; 4) merancang dan mengimplementasikan berbagai teknik-teknik penyajian (model mengajar) untuk menjamin efektivitas pembelajaran; 5) mengembangkan dan memilih materi yang akan diajarkan; 6) mendisain dan mengadakan tes formatif dan tes sumatif untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.

Seorang guru selama ini beranggapan bahwa tugas mereka hanya menstranfer ilmu dari guru ke siswa, padahal tugasnya bukan hanya sebatas itu saja. Salah satu sumber motivasi seorang siswa adalah guru ideal, jika gurunya adalah guru ideal, maka siswa akan semakin termotivasi untuk belajar. Seperti yang di kemukakan oleh Muhammad Surya (2002. 324-325) bahwa dari sudut pandang siswa, guru ideal adalah guru yang memiliki penampilan sedemikian rupa sebagai sosok sumber motivasi belajar yang menyenangkan. Dari sudut pandang orang tua siswa, guru ideal adalah sosok yang menjadi mitra bagi anak- anak yang ditipkan untuk dididik, dan dari sudut pandang pemerintah, guru ideal

(30)

commit to user

adalah wakil pemerintah dan wakil masyarakat dalam mempersiapkan warga negara untuk masa depan.

Dalam mata pelajaran fisika terdapat banyak materi pokok yang aplikasinya langsung dapat diamati oleh siswa secara langsung, misalnya Dinamika gerak, Suhu dan Kalor, Gerak Lurus, Getaran dan Gelombang, Listrik dan magnet, usaha, energi, momentum dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini materi pokok yang menjadi objek penelitian adalah materi pokok Kinematika Gerak. Dalam kinematika gerak terdapat konsep-konsep Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan pada saat ini kebanyakan disampaikan oleh seorang guru dengan model konvensional yakni hanya ceramah, dan latihan- latihan. Selain itu materi pelajaran tersebut memiliki konten materi yang sangat banyak, sehingga informasi yang diterima oleh siswa tidak akan maksimal bila materi pelajaran tersebut disampaikan dengan model ataupun strategi pembelajaran konvensional, dan siswa akhirnya menganggap seorang guru sebagai sumber referensi umum dan hanya satu-satunya sumber referensi yang harus dicari, sehingga siswapun enggan untuk mencari referensi lain sebagai referensinya dalam memahami suatu konsep yang membangun suatu pengetahuan.

Kinematika gerak merupakan salah satu materi pokok dalam mata pelajaran fisika yang langsung dapat diamati oleh seorang siswa dalam kehidupannya. Materi kinematika gerak bersifat konkret sehingga untuk memahami konsepnya, seorang siswa dapat melakukan pengamatan langsung

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dengan eksperimen ataupun demonstrasi. Selain itu materi kinematika gerak dalam satu dimensi juga bersifat analisis artinya antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya pada materi tersebut dapat diselesaikan dengan analisis matematis. Kinematika gerak dalam satu dimensi dalam ilmu fisika merupakan materi dasar yang mendasari semua konsep-konsep yang ada dalam bidang kajian berbeda dalam cakupan ilmu fisika, sehingga materi tersebut menjadi sangat penting untuk dipahami oleh siswa. Siswa sering menjumpai aplikasi materi pokok tersebut dalam kehidupannya hanya saja mereka belum terlalu jauh mengenal konsep-konsep mana yang dikatakan sebagai GLB dan konsep-konsep mana yang dikategorikan sebagai konsep-konsep GLBB dalam materi kinematika gerak.

Agar siswa lebih memahami konsep-konsep pada materi kinematika gerak maka dalam penelitian ini pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran kooperatif model STAD dan model pembelajaran TAI dengan melihat faktor internal dalam diri siswa yaitu sikap ilmiah dan kreativitas siswa. Dipilahnya pendekatan pembelajaran ini karena pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia pendidikan. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkat kelas dan untuk berbagai mata pelajaran. Pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan sebagai cara utama dalam mengatur kelas untuk pengajaran.

Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar

(32)

commit to user

yang mendukung pembelajan kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antara kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya bahwa para siswa perlu belajar untuk berfikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta megaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka, dan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sarana yang sangat baik untuk mencapai hal-hal seperti itu. Pembelajaran kooperatif berjalan dengan baik dan dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas, termasuk kelas- kelas yang khusus untuk anak-anak berbakat, kelas pendidikan khusus, dan bahkan untuk kelas dengan tingkat kecerdasan rata-rata, dan khususnya sangat diperlukan dalam kelas heterogen dengan berbagai tingkat kemampuan.

Pembelajaran kooperatif dapat membantu membuat perbedaan menjadi bahan pembelajaran dan bukannya menjadi masalah. Karena sekolah bergerak dari sistem pengelompokan yang lebih heterogen, pembelajaran kooperatif menjadi semakin penting. Lebih jauh lagi, pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan yang sangat besar untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan antra siswa-siswa pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka.

Pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas antara lain: Student Team Achievement Division (STAD) (Pembagian Pencapaian Tim Siswa), Team Games Tournament (TGT) (Turnamen Game Tim), dan Jigsaw II (Teka-teki II). Dua lainnya adalah

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kurikulum konprehensif yang dirancang untuk diguanakan pada mata pelajaran khusus pada tingkat kelas tertentu: yaitu Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (Mengarang Dan Membaca Terintegrasi Yang Kooperatif) digunakan untuk pelajaran membaca, dan Team Assited Individualization (TAI) (Percepatan Pengajaran Tim). Kelima model ini melibatkan pengarahan tim, tanggung jawab individul, dan kesempatan sukses yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda.

Student Team Achievement Division (STAD), dalam STAD siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.

Team Assisted Individualization (TAI). Team Assisted Individualization (Slavin, Leavely, dan Madden, 1986) sama dengan STAD dan TGT menggunakan penggunaan bauran kemampuan empat anggota yang berbeda dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja terbaik. Dalam TAI, para siswa memasuki sekuen indivudual berdasarkan tes penempatan dan kemudian melanjutkanya dengan tingkat kemampuan mereka sendiri. Secara umum, anggota kelompok bekerja pada unit pelajaran yang berbeda. Teman satu tim saling saling memeriksa hasil kerja masing-masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu

(34)

commit to user

dalam menyelesaika berbaagai masalah. Unit tes yang terakhir akan dilakukan dan skornya dihitung dengan monitor siswa.

Dalam kegiatan belajar mengajar mengnggunakan model kooperatif tipe STAD dan TAI membutuhkan media untuk berkomunikasi. Media yang paling mudah dan sering digunakan, salah satu contohnya adalah media Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa merupakan lembar kerja yang harus diisi dan dilengkapi langkah-langkah dan petunjuk kegiatan yang terperogram mengenai materi dan konsep yang akan dipelajari. Dengan LKS guru akan mudah membimbing dan mengarahkan siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Faktor dari dalam siswa yang mempengaruhi keberhasilan belajar misalya sikap ilmiah dan kreativitas siswa. Sikap ilmiah dan kreativitas siswa yang tinggi akan mempermudah dan memperlancar dalam mengerjakan LKS dan melakukan diskusi, sehingga semua siswa bisa memahami materi pelajaran. Sikap ilmiah dan kreativitas belajar siswa sangat berguna dalam diskusi kelompok namun dalam kenyataannya para guru belum memperhatikan faktor ini.

Keberhasilan belajar mengajar juga dapat dilihat dari dua faktor utama yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar siswa. Faktor dari dalam diri siswa (internal) antara lain berupa minat, keinginan, motivasi, kreativitas, sikap ilmiah dan aktivitas belajar siswa. Sedangkan faktor dari luar diri siswa (eksternal) adalah factor guru dan sarana prasarana. Guru sebagai pengajar harus dapat menyajikan materi pengjaran dengan baik, efektif dan efisien serta memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Hendaknya pula, guru tidak mendominasi kegiatan tersebut tetapi memotivasi dan membimbing siswa agar

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dapat mengembnagkan potensi dan kreativitasnya melalui belajar mengajar.

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, perlu dilaksanakan suatu model pembelajaran yang membuat siswa belajar proses dan produk pengetahuan sekaligus, yaitu melalui pendekatan keterampilan proses. Proses pengajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses menempatkan siswa sebagai subyek penting yang berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan keterampilan proses ini merupakan wahana pengembangan keterampilan intlektual, sosial, emosional, dan fisik peserta didik yang pada prinsipnya keterampilan-keterampilan tersebut telah ada pada diri siswa. Bila kita lihat dari hakikat pengajaran IPA yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah, maka pendekatan ini cukup mengenai sasaran jika kita hubungkan dalam proses dan sikap ilmiah, dan kreativitas dalam pembelajaran IPA.

Kreativitas siswa adalah termasuk salah satu factor internal yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Kreativitas dapat dikembangkan dengan jalan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketet. Menurut Uzer Usman dan setiawati (1993:

11-12) “Dalam kegiatan belajar-mengajar anak golongan kreatif lebih mampu menemukan masalah-masalah dan mampu memecahkannya pula, sehingga guru perlu memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak yang kreatif sehingga bakat dan miatnya dapat berkembang sesuai dengan potensi yang

(36)

commit to user

dimilikinya”. Untuk itu maka kreativitas siswa sangat penting dan perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran.

Selain kreativitas, sikap ilmiah juga merupakan factor keberhasilan pembelajaran dari dalam diri siswa. sikap ilmiah menunjukkan bagaimana seorang siswa dapat bertindak dan berfikir ilmiah sesuai dengan model ilmiah.

Sebagaimana yang disampiakan Syailani (2010:40) dalam Moh. Amin (1994:77), kumpulan atau pengetahuan produk sains berupa fakta, observasi, eksperimentasi, generalisasi dan analisis yang rasional dan ilmuan mengumpulkan pengetahuan sains berusaha untuk bersikap obyektif dan jujur, mengikuti macam prosedur eksperimen ini yang dikenal dengan sikap ilmiah. Dengan demikian, seorang siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memiliki ciri-ciri selalu bersikap obyektif, jujur, bertanggung jawab, rasa ingin tahu, sikap ingin menemukan, sikap kritis, sikap menghargai karya orang lain, tekun, dan mempunyai sikap terbuka.

Dengan demikian jika guru memberikan pengajaran dengan model pembelajaran yang tepat dan jika siswa memliki sikap ilmiah dan kreatvitas tinggi maka prestasi belajar siswa akan baik.

Untuk mengetahui bahwa proses pembelajaran dapat berlangsung dan sejauh mana siswa berhasil menguasai materi pembelajaran maka diperlukan alat ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran yaitu tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar merupakan alat pengukur dibidang pendidikan yang sangat penting, artinya sebagai sumber informasi guna mengambil keputusan. Teknik penilaian dalam proses pembelajaran dapat diliahat melalui tiga aspek yaitu aspek kognitif, apektif dan psikomotorik.

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Prestasi belajar merupakan salah satu dari proses belajar yang dicapai siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBM adalah model pembalajaran yang digunakan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan pada teori pembelajaran kontruktivisme. Teori pembelajaran kontruktivisme merupakan strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa mengkontruksi pengetahuannya, menerapkan pengetahuanya, belajar memecahkan maslah, mendiskusikan masalah, dan mempunyai keberanian menyampaika ide. Hal-hal yang pokok dalam teori kontruktivisme adalah “ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi konpleks ke situasi lain, dan apabila dikehandaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri” (Nurhadi, 2003) dalam Saiful Sagala (2007: 88). Sehingga tugas guru memfasilitasi agar pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan idenya, serta menyadarkan siswa supaya menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menerapkan suatu pendekatan pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran fisika pada materi kinematika gerak yakni model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI yang ditinjau dari sikap ilimiah dan kretativitas belajar siswa. Materi kinematika gerak merupakan materi pembelajaran yang sangat penting yang dapat dialami secara langsung oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif model TAI dan STAD diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar siswa pada materi kinematika gerak lurus.

(38)

commit to user

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah antara lain :

1. Pelaksanaan pembelajaran fisika di MA Mu’allimin Nahdatul Wathan (NW) Pancor, masih menggunakan model konvensional, monoton dan belum menggunakan variasi model pembelajaran.

2. Ada beberapa pendekatan pembelajran antara lain : pendekataan kooperatif, CTL, PBL dan lain-lain yang dapat digunakan, namun guru belum menggunakan pendekatan pembelajaran secara variatif.

3. Ada beberapa model pembelajaran fisika berdasarkan pendekatan kooperatif seperti : STAD, Jigsaw, GI, CIRC, NHT,TGT, TAI, namun belum banyak guru yang mengajar dengan menggunakan model pembelajaran secara variatif.

4. Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya sikap ilmiah, kreativitas, motivasi, gaya belajar, gaya berfikir, dan aktivitas.

Namun guru belum memperhatikan faktor-faktor tersebut.

5. Secara umum sikap ilmiah dan kreativitas siswa bervariasi, tetapi guru belum memperhatiakan hal tersebut.

6. Prestasi belajar terdiri dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun guru belum memperhatikan hal tersebut padahal prestasi belajar siswa terdiri dari aspek kogninif, apektif dan pisikomotorik.

7. Ada beberapa materi kelas X semester 1 yang meliputi : Pengukuran, Besaran dan Satuan, Kinematiaka Gerak, Geak Melingkar, dan Dinamika Gerak.

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Namun kaitan antara konsep-konsep belum ditunjukkan oleh guru secara bermakna.

8. Pelajaran fisika dikelas membosankan sehingga siswa tidak tertarik terhadap pelajaran fisika.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan pembelajaran yang ditetapkan dalam proses pembelajaran fisika adalah pendekatan kooperatif.

2. Model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran fisika adalah model STAD dan TAI.

3. Sikap ilmiah hanya dalam mengikuti pembelajaran di sekolah, dalam kategori tinggi dan rendah.

4. Kreativitas siswa dibatasi hanya dalam mengikuti pembelajaran di sekolah, dalam kategori tinggi dan rendah.

5. Prestasi belajar siswa dibatasi pada aspek kognitif dan aspek apektif.

6. Materi fisika.yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi Kinematika Gerak Lurus GLB dan GLBB.

D. Perumusan Masalah

Dengan melihat pembatasan masalah yang diuraikan diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

(40)

commit to user

1. Apakah ada pengaruh penggunaan pendekatan kooperatif model STAD dan TAI terhadap prestasi belajar?

2. Apakah ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar?

3. Apakah ada pengaruh kreativitas belajar siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar?

4. Apakah ada interaksi antara pendekatan kooperatif model STAD dan TAI dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar?

5. Apakah ada interaksi antara pendekatan kooperatif model STAD dan TAI dengan kreativitas siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar?

6. Apakah ada interaksi antara sikap ilmiah dan kreativitas belajar siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar?

7. Apakah ada interksi antara penggunaan pendekatan kooperatif model STAD dan TAI, dengan sikap ilmiah, dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar.

E. Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeteahui :

1. Pengaruh penggunaan pendekatan kooperatif model STAD dan TAI terhadap prestasi belajar.

2. Pengaruh sikap ilmiah siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar.

3. Pengaruh kreativitas siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar.

4. Interaksi antara pendekatan kooperatif model STAD dan TAI dengan sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar.

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

5. Interaksi antara pendekatan kooperatif model STAD dan TAI dengan kreativitas belajar siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar.

6. Interaksi antara sikap ilmiah dengan kreativitas belajar siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar.

7. Interaksi antara penerapan pendekatan kooperatif model STAD dan TAI, dengan sikap ilmiah, dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoris

a. Mengetahui pengaruh pendekatan kooperatif melalui model STAD dan TAI, ditinjau dari sikap ilmiah dan kreativitas siswa pada materi kinematika gerak lurus semester 1 kelas X MA Mu’allimin Nahdatul Wathan (NW) Pancor.

b. Siswa akan semakin sadar pada proses berpikirnya sendiri karena sering dilatih untuk menemukan suatu kebenaran

c. Semakin berkembangnya sikap berpikir ilmiah dan termotivasinya seorang siswa untuk belajar serta lebih terpacu untuk memahami konsep-konsep dengan baik.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan alternatif pembelajaran fisika yang melihatkan peran aktif siswa.

b. Memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

(42)

commit to user

c. Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran fisika.

d. Memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi para guru untuk meningkatkan prestasi belajar fisika.

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18 BAB II

KAJIAN TEORI, KRANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Dan Teori-Teori Belajar a. Pengertian Belajar

Menurut Benny A. Pribadi (2009:6), “belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu”. Belajar merupakan kegiatan pencarian kompetensi yang dilakukan oleh seseorang.

Pengetahuan tersebut dapat dikembangkan karena proses belajar dilakukan secara bermakna.

Sedangkan menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar (1988:11), ”belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Belajar merupakan sebuah proses yang akan menghasilkan perubahan perilaku. Hasil tersebut akan optimal jika proses belajar melibatkan individu melalui pengalaman langsung. Artinya hasil belajar akan tercapai jika dilakukan secara student centered. Siswa dituntut untuk selalu terlibat di dalam proses pembelajaran sejak awal, proses hingga akhir pembelajaran.

“Belajar dalam arti yang luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian atau

(44)

commit to user

mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan”. (Hamzah B. Uno, 2006:21). Hasil belajar tidak terbatas pada bertambahnya pengetahuan kognitif siswa, tetapi mereka juga harus dapat menjelaskan fenomena dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengetahuannya tersebut. Maka seseorang yang telah belajar akan memandang semua masalah berdasarkan pengetahuan yang telah didapatkannya. Mereka akan menggunakan pengetahuan dan nilai pengetahuan tersebut untuk menjawab permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar sangat kompleks tergantung bidang yang dipelajari. Akan tetapi hasil belajar yang diharapkan tidak hanya berupa pengetahuan kognitif tetapi kemampuan mengaplikasikan dan perubahan perilaku juga harus diperhatikan. Hasil belajar akan tercapai dengan baik jika dilakukan melalui proses yang baik. Maka peranan pembelajaran sangat penting dalam upaya pencapaian hasil belajar.

Walter Dick dan Lou Carey dalam Benny A. Pribadi (2009:11) mendefinisikan pembelajaran sebagai, ”rangkaian peistiwa atau kegiatan yang disampaikan secara terstruktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis media. Proses pembelajaran mempunyai tujuan agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan”. Pembelajaran yang baik memerlukan sebuah perencanaan yang baik pula. Persiapan harus dilakukan secara terstruktur dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Faktor -faktor yang dimaksud dapat berupa faktor eksternal atau faktor internal.

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Menurut Gagne dalam Mariana dalam Trianto (2007:12), “terjadinya proses pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun kondisi eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran”. Kombinasi yang baik antara kondisi internal dengan kondisi eksternal akan menghasilkan pembelajaran yang baik.

Guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran. “Guru memiliki peran sebagai fasilitator, yakni dapat mengantarkan pembelajaran yang lebih bermakna. Dalam mengajar, seorang guru harus kreatif untuk menemukan kiat-kiat jitu agar kelas menjadi hidup dan siswa tidak jenuh”. (Eko Susanto, 2009:21) Keberhasilan guru memerankan fungsinya sebagai fasilitator akan menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru harus menggunakan kemampuannya secara kreatif untuk meramu pembelajaran agar menjadi efektif dan bermakna.

Pembelajaran yang diharapkan oleh setiap mata pelajaran adalah pembelajaran efektif dan efisien. Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang mengakibatkan siswa memperoleh pengetahuan dari proses pembelajaran yang telah diikutinya. Pembelajaran efisien merupakan pembelajaran yang menghendaki siswa menikmati proses pembelajaran. Pembelajaran efektif dan efisien mengakibatkan siswa terlibat langsung di dalam proses pembelajaran.

Siswa membangun pengetahuan dengan menggunakan pengalaman sendiri, menghubungkannya dengan pengetahuan awal yang telah mereka miliki hingga

(46)

commit to user

terbentuk sebuah pengetahuan yang baru seperti diharapkan oleh pembelajaran itu Selanjutnya mereka akan selalu merasa tertantang mencari lebih jauh tentang konsep yang sudah didapatkannya untuk mendapatkan jawaban terhadap fenomena yang mereka temukan di dalam kehidupan sehari-hari. Keterlibatan siswa secara langsung ini akan membuat siswa mengikuti pembelajaran secara sadar tanpa adanya keterpaksaan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku untuk pencapaian kompetensi tertentu dengan mengutamakan keterlibatan siswa secara langsung di dalam proses tersebut. Siswa diajak untuk berpikir ilmiah, melakukan percobaan hingga membuat kesimpulan sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif mereka.

proses belajar harus dilakukan secara bertahap mulai dari yang paling sederhana menuju ke hal yeng lebih kompleks. Hal ini memungkinkan siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara terstruktur berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki dan pengalaman belajarnya bukan pengetahuan dari orang lain.

b. Teori-Teori Belajar

1) Teori belajar Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme mengatakan bahwa pengetahuan seseorang adalah bentukan (konstruksi) orang itu sendiri. Pengetahuan seseorang akan suatu benda bukanlah tiruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang akan benda tersebut. Tanpa keaktifan seseorang mencerna dan membentuknya, seseorang tidak akan mempunyai pengetahuan. Pengetahuan tidak dapat ditransfer melalui

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

otak guru yang dianggap tahu bila murid tidak mengolah dan membentuknya sendiri.

Teori belajar yang paling berpengaruh dalam pendidikan fisika yakni teori belajar Konstruktivisme. Teori ini merupakan teori belajar kognitif yang dinyatakan oleh Piaget. Teori belajar menurut pandangan Konstruktivis, menyatakan bahwa siswa tidak menerima begitu saja pengetahuan dari orang lain, tetapi siswa secara aktif membangun pengetahuannya dengan cara terus menerus mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru. Mereka membangun sendiri dalam pikiran pengetahuan-pengetahuan tentang peristiwa fisika dari pengalaman sebelum siswa memperoleh pelajaran fisika yang siswa terima di sekolah disimpan dalam struktur kognitif siswa, dengan kata lain Konstruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka tentang realita. Konstruktivisme sangat dipengaruhi oleh epistomologis Piaget dan Vygoysky. Sedangkan menurut Paul Suparno (1997: 8), “prinsip-prinsip teori beajar Konstruktivisme adalah pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara individu maupun secara berkelompok dan pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siwa kecuali dengan keaktifan siswa sendiri utuk menalar dan mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubaha konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap dan sesuai dengan konsep ilmiah”. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan membuat situasi agar konstruksi siswa berjalan mulus, sehingga siswa bukan penerima informasi yang pasif da n siswa sendiri yang aktif mencari pengetahuan.

(48)

commit to user

Para pendukung teori belajar Konstruktivisme seperti Vico, Von Glaserfeld menyatakan ilmu pengetahuan perlu dibangun atau dikonstruksi oleh masing-masing siswa melalui tiga aktivitas dasar. Ketiga aktivitas dasar tersebut adalah pelibatan siswa Aktif, artinya siswa bukan sebagai penerima pengetahuan yang pasif, laksana botol yang kosong yang setiap saat dapat diisi bermacam- macam pengetahuan, melainkan siswa sebagai pembuat struktur pemahaman pengetahuan yang aktif. Refleksi artinya siswa memperoleh pengetahuan yang dibangun dari pemahaman siswa untuk dijadikan pengetahuan yang baru dengan merepleksikan atau ditunjukan pada gerakan fisik dan sikap mental siswa.

Pengabstrakan, artinya setelah siswa memperoleh pengetahuan baru berusaha membuat pengetahuan yang bermakna. Dalam belajar siswa tidak hanya mengasimilasi konsep baru tetapi mengakomodasi, mengembangkan, memodifikasikan dan merubah konsep pengetahuan yang ada.

Menurut kajian teori pembelajaran, dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak boleh mengangap sebagai suatu proses memindahkan pengetahuan dari fikiran guru ke pada fikiran siswa karena apa yang diajarkan guru kerap kali tidak sama apa yang dipelajari siswa. Proses pembelajaran mempengaruhi apa yang dipelajari siswa, tetapi tidak menekankan apa yang dikonstruksikan oleh siswa.

Kegiatan belajar mengajar berdasarkan pandangan teori belajar Konstuktivisme berusaha untuk merinci konsepsi dan persepsi siswa dari pandangan siswa sendiri. Pembelajaran menurut pandanagan Konstruktivisme mengandaikan ada masalah dalam pembentukan perkembangan pengetahuan siswa. Dua andaian tersebut adalah siswa tidak menerima pengetahuan secara

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pasif tetapi bersifat aktif dalam membina pengetahuannya, dan pengetahuan siswa merupakan pembinaan oleh siswa sendiri berdasarkan pengalamannya dan ia bukan sebagai salinan realitas.

Dalam proses pembelajaran fisika, sering terjadi miskonsepsi. Timbulnya miskonsepsi ini menunjukan bahwa dalam otak siswa itu sendiri terbentuk pengetahuan selama mengikuti proses belajar mengajar. Pengetahuan siswa boleh tidak sesuai yang dibentuk fikiran dengan konsep pengetahuan yang diberikan selama proses belajar mengajar. Terbentuknya miskonsepsi ini merupkan pertanda bahwa dalam otak siswa terbentuk pengetahuan. Siswa bebas membentuk pengetahan sebelum kegiatan belajar mengajar secara formal berlangsung.

Menurut pandangan Konstruktivisme, konsepsi dan persepsi siswa tidak salah karena konsepsi dan prsepsi mereka adalah berdasarkan pembentuk pengetahuan dari tindakan yang dilakukan oleh siswa sendiri. Oleh karena itu sangat penting bagi guru agar diberi kesempatan untuk mengutarakan semua ide dan konsepnya tentang suatu masalah. Berdasarkan ide dan konsep dari siswa tersebut guru dapat membantu dalam perkembangan pengetahuan yang dipunyai dalam otak siswa.

Pembentukan pengetahuan itu pertama-tama ditentukan oleh kegiatan atau keaktifan siswa itu sendiri dalam berhadapan dengan persoalan, bahan, atau lingkungan baru. Menutut Paul Suparno (2001: 123) “Siswa sendirilah yang membentuk pengetahuannya. Namuan, ini berarti bahwa orang lain atau lingkungan sosial lain mempunyai pengaruh dalam pembentukan pengetahuan tersebut sebagai pemicu, mengkritik, dan menantang sehingga proses pengetahuan lebih linier, gagasan siswa ditantang, diluruskan, serta diyakinkan”.

(50)

commit to user

Menurut Pieget dalam Ratna Wilis (1988: 160) proses konstruktif terbagi dalam tiga macam (1) subyek dan obyek (2) skema-skema atau subsistem- subsistem (3) pengetahuan yang keseluruhan bagian-bagiannya bentuk pertama dapat dipandanag proses konstruksi pengetahuan fisis, bentuk yang kedua dapat dipandang sebagai konstruksi pengetahuan logika-matematika dan bentuk ketiga adalah diferensiasi dari sekema-sekema dan pengintegrasiannya kedalam keseluruhan pengetahuan. Prinsip yang esensisal dalam model Konstruktivisme adalah bahwa anak-anak memeperoleh banyak pengetahuan diluar sekolah, dan pendidikan seharusnya memperhatikan hal itu menunjang proses alamiah.

Teori belajar Konstruktivisme mempunyai ciri-ciri atau prinsip sebagai berikut: (1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, (2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali dengan keaktivan murid sendiri untuk menalar, (3) Murid aktif mengkonstruksi terus menerus. (4) Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi terhadaap proses konstruksi siswa.

Dari uraian di atas, untuk membangun dan meningkatkan pengetahuan siswa diharapkan dapat menjadi pasilitator dan tidak menggap bahwa ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan hasil transfer secara langsung dari guru kepada siswa. Sebagai fasilitator guru diharapkan memberi arahan pada siswa tentang model dan pendekatan apa yang digunakan agar pengetahuan dapat dibangun oleh siswa dengan konsep yang benar. Peran sekolah dalam membangun ilmu pengetahuan siswa yaitu sebagai penyedia alat, sarana prasarana dan sumber belajar, sedangkan peran guru adalah membuat situasi agar kontruksi siswa berjalan dengan baik.

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2) Teori belajar Piaget

Menurut Piaget, proses belajar akan terjadi bila mengikuti tahap tahap asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi atau penyimpangan. Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap yaitu: (1) Tahap sensorimotorik ( umur 0-2 tahun), ciri pokok berdasarkan tindakan dan langkah demi langkah; (2) Tahap praoprasi ( umur 2-7 tahun ); (3) Tahap oprasi konkrit ( umur 7-11 tahun ) ciri pokok perkembangan pemakaian aturan jelas/logis, reversible dan kekekalan; (4) Tahap oprasi formal ( umur 11 tahun keatas ) ciri pokok perkembangan hipotetis, abstrak, deduktif, logis, dan probabilitas. (Ratna Wilis, 1986: 347). Jadi dalam proses perkembangan berfikir siswa berasal dari hal-hal yang konkrit kemudian berangsur-angsur menuju ke hal-hal yang abstrak. Sebagai seorang guru dituntut untuk memahami hal-hal yang sulit dipahami oleh siswa yang diajar, misalnya sebuah benda jatuh kebawah bukan keatas, matahari tebenam di ufuk barat dan terbit di ufuk timur.

Konsep yang demikian ini yang masih sulit diterima oleh pemikiran siswa.

Titik perhatian yang dipelajari oleh Piaget yakni pada hakikat tentang bagaimana pengetahuan diperoleh dan bagaimana siswa dapat tahu tentang apa yang siswa ketahui. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan dan perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa jauh siswa secara aktif berinteraksi dengan lingkungan. Artinya pengetahuan itu merupakan sebuah proses, karena itu untuk memahami sebuah pengetahuan siswa dituntut untuk mengenali dan menjelaskan berbagai cara bagaimana siswa berinteraksi dengan lingkunganya.

(52)

commit to user

Menurut pandangan Piaget, manusia tumbuh, beradaptasi, dan berubah menurut perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional, perkembangan kognitif (berfikir), dan perkembangan bahasa.

Menurut Piaget, struktur intlektual (skemata), terbentuk ketika siswa berinteraksi dengan lingkungan (Ratna Wilis, 1988: 80). Perkembangan kognitif siswa sebagian besar bergantung pada seberapa jauh siswa secara aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi antara individu siswa dengan lingkungan merupakan sumber pengetahuan baru. Namun interaksi dengan lingkungan tidaklah cukup untuk mengembangkan pengetahuan kecuali jika intelegansi individu mampu memanfaatkan pengalaman dalam beinteraksi dengan lingkungan. Karena perkembangan intelektual siswa didasarkan pada dua fungsi yakni, organisasi dan adaptasi (Ratna Wilis, 1988: 80). Organisasi memberikan kemampuan untuk mensestimatika dan mengorganisir proses-proses fisik atau fisikologi menjadi sistim-sistim yang teratur dan saling berhubungan. Sedangkan fungsi yang kedua yakni adaptasi, namun semua org anisme lahir dengan kecendrungan untuk beradaptasi pada lingkungan dengan melaluai proses asimilasi dan akomodasi. Dalam proses asimilasi seseorang siswa menggunakan struktur atau kemampuan yang sudah dimiliki untuk menanggapi masalah yang dihadapi dengan lingkungannya, sedangkan pada proses akomodasi seseorang siswa memerlukan modifikasi struktur mental yang telah dimiliki dalam merespon terhadap tantangan lingkungannya.

Adaptasi merupakan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Jika seseorang tidak dapat beradaptasi lingkungannya maka akan terjadi

Gambar

Tabel 4.7 Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan
Gambar 2.1 Grafik Hubungan Perpindahan Terhadap Waktu ................  61  Gambar 2.2 Grafik Hubungan Kecepatan Terhadap Waktu ..................
Gambar 4.11 Histogram Prestasi Afektif Model TAI.............................  124  Gambar 4.12 Histogram Prestasi Afektif Model STAD ........................
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Model STAD
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika jawaban yang diajukan oleh peserta didik kurang relevan dengan materi standar , maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh

Sikap adalah kecenderungan memberikan tanggapan atau penilaian pada suatu obyek yang disukai atau tidak secara konsisten (Sarwono, 2009:84). Tiga komponen sikap tersebut

[r]

The objective of this study is to analyze how the budgeting policy is formulated, how the socio political realities behind budget formulation, and how so far

Didapatkan 93 penderita apendisitis akut dengan perforasi dan tanpa perforasi, akan tetapi sebanyak 21 data penderita memenuhi kriteria eksklusi seperti hasil laboratorium j u m l

Jadi yang dimaksud dengan berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan dalam mengevaluasi atau melakukan penilaian secara cermat tentang

2) Komunikasi antar individu dengan lingkungan yang lebih luas 3) Komunikasi antar individu dengan dua kelompok atau lebih.. Hambatan Teknis. 1) Tidak adanya rencana atau prosedur

b) Tidak berpotongan. Karena setiap isoquant merujuk pada satu tingkat output tertentu, maka tidak ada isoquant yang saling berpotongan semacam itu akan menunjukkan bahwa