• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

KAJIAN TEORI, KRANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Dan Teori-Teori Belajar

1) Teori belajar Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme mengatakan bahwa pengetahuan seseorang adalah bentukan (konstruksi) orang itu sendiri. Pengetahuan seseorang akan suatu benda bukanlah tiruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang akan benda tersebut. Tanpa keaktifan seseorang mencerna dan membentuknya, seseorang tidak akan mempunyai pengetahuan. Pengetahuan tidak dapat ditransfer melalui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

otak guru yang dianggap tahu bila murid tidak mengolah dan membentuknya sendiri.

Teori belajar yang paling berpengaruh dalam pendidikan fisika yakni teori belajar Konstruktivisme. Teori ini merupakan teori belajar kognitif yang dinyatakan oleh Piaget. Teori belajar menurut pandangan Konstruktivis, menyatakan bahwa siswa tidak menerima begitu saja pengetahuan dari orang lain, tetapi siswa secara aktif membangun pengetahuannya dengan cara terus menerus mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru. Mereka membangun sendiri dalam pikiran pengetahuan-pengetahuan tentang peristiwa fisika dari pengalaman sebelum siswa memperoleh pelajaran fisika yang siswa terima di sekolah disimpan dalam struktur kognitif siswa, dengan kata lain Konstruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka tentang realita. Konstruktivisme sangat dipengaruhi oleh epistomologis Piaget dan Vygoysky. Sedangkan menurut Paul Suparno (1997: 8), “prinsip-prinsip teori beajar Konstruktivisme adalah pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara individu maupun secara berkelompok dan pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siwa kecuali dengan keaktifan siswa sendiri utuk menalar dan mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubaha konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap dan sesuai dengan konsep ilmiah”. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan membuat situasi agar konstruksi siswa berjalan mulus, sehingga siswa bukan penerima informasi yang pasif da n siswa sendiri yang aktif mencari pengetahuan.

commit to user

Para pendukung teori belajar Konstruktivisme seperti Vico, Von Glaserfeld menyatakan ilmu pengetahuan perlu dibangun atau dikonstruksi oleh masing-masing siswa melalui tiga aktivitas dasar. Ketiga aktivitas dasar tersebut adalah pelibatan siswa Aktif, artinya siswa bukan sebagai penerima pengetahuan yang pasif, laksana botol yang kosong yang setiap saat dapat diisi bermacam-macam pengetahuan, melainkan siswa sebagai pembuat struktur pemahaman pengetahuan yang aktif. Refleksi artinya siswa memperoleh pengetahuan yang dibangun dari pemahaman siswa untuk dijadikan pengetahuan yang baru dengan merepleksikan atau ditunjukan pada gerakan fisik dan sikap mental siswa.

Pengabstrakan, artinya setelah siswa memperoleh pengetahuan baru berusaha membuat pengetahuan yang bermakna. Dalam belajar siswa tidak hanya mengasimilasi konsep baru tetapi mengakomodasi, mengembangkan, memodifikasikan dan merubah konsep pengetahuan yang ada.

Menurut kajian teori pembelajaran, dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak boleh mengangap sebagai suatu proses memindahkan pengetahuan dari fikiran guru ke pada fikiran siswa karena apa yang diajarkan guru kerap kali tidak sama apa yang dipelajari siswa. Proses pembelajaran mempengaruhi apa yang dipelajari siswa, tetapi tidak menekankan apa yang dikonstruksikan oleh siswa.

Kegiatan belajar mengajar berdasarkan pandangan teori belajar Konstuktivisme berusaha untuk merinci konsepsi dan persepsi siswa dari pandangan siswa sendiri. Pembelajaran menurut pandanagan Konstruktivisme mengandaikan ada masalah dalam pembentukan perkembangan pengetahuan siswa. Dua andaian tersebut adalah siswa tidak menerima pengetahuan secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pasif tetapi bersifat aktif dalam membina pengetahuannya, dan pengetahuan siswa merupakan pembinaan oleh siswa sendiri berdasarkan pengalamannya dan ia bukan sebagai salinan realitas.

Dalam proses pembelajaran fisika, sering terjadi miskonsepsi. Timbulnya miskonsepsi ini menunjukan bahwa dalam otak siswa itu sendiri terbentuk pengetahuan selama mengikuti proses belajar mengajar. Pengetahuan siswa boleh tidak sesuai yang dibentuk fikiran dengan konsep pengetahuan yang diberikan selama proses belajar mengajar. Terbentuknya miskonsepsi ini merupkan pertanda bahwa dalam otak siswa terbentuk pengetahuan. Siswa bebas membentuk pengetahan sebelum kegiatan belajar mengajar secara formal berlangsung.

Menurut pandangan Konstruktivisme, konsepsi dan persepsi siswa tidak salah karena konsepsi dan prsepsi mereka adalah berdasarkan pembentuk pengetahuan dari tindakan yang dilakukan oleh siswa sendiri. Oleh karena itu sangat penting bagi guru agar diberi kesempatan untuk mengutarakan semua ide dan konsepnya tentang suatu masalah. Berdasarkan ide dan konsep dari siswa tersebut guru dapat membantu dalam perkembangan pengetahuan yang dipunyai dalam otak siswa.

Pembentukan pengetahuan itu pertama-tama ditentukan oleh kegiatan atau keaktifan siswa itu sendiri dalam berhadapan dengan persoalan, bahan, atau lingkungan baru. Menutut Paul Suparno (2001: 123) “Siswa sendirilah yang membentuk pengetahuannya. Namuan, ini berarti bahwa orang lain atau lingkungan sosial lain mempunyai pengaruh dalam pembentukan pengetahuan tersebut sebagai pemicu, mengkritik, dan menantang sehingga proses pengetahuan lebih linier, gagasan siswa ditantang, diluruskan, serta diyakinkan”.

commit to user

Menurut Pieget dalam Ratna Wilis (1988: 160) proses konstruktif terbagi dalam tiga macam (1) subyek dan obyek (2) skema-skema atau subsistem-subsistem (3) pengetahuan yang keseluruhan bagian-bagiannya bentuk pertama dapat dipandanag proses konstruksi pengetahuan fisis, bentuk yang kedua dapat dipandang sebagai konstruksi pengetahuan logika-matematika dan bentuk ketiga adalah diferensiasi dari sekema-sekema dan pengintegrasiannya kedalam keseluruhan pengetahuan. Prinsip yang esensisal dalam model Konstruktivisme adalah bahwa anak-anak memeperoleh banyak pengetahuan diluar sekolah, dan pendidikan seharusnya memperhatikan hal itu menunjang proses alamiah.

Teori belajar Konstruktivisme mempunyai ciri-ciri atau prinsip sebagai berikut: (1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, (2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali dengan keaktivan murid sendiri untuk menalar, (3) Murid aktif mengkonstruksi terus menerus. (4) Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi terhadaap proses konstruksi siswa.

Dari uraian di atas, untuk membangun dan meningkatkan pengetahuan siswa diharapkan dapat menjadi pasilitator dan tidak menggap bahwa ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan hasil transfer secara langsung dari guru kepada siswa. Sebagai fasilitator guru diharapkan memberi arahan pada siswa tentang model dan pendekatan apa yang digunakan agar pengetahuan dapat dibangun oleh siswa dengan konsep yang benar. Peran sekolah dalam membangun ilmu pengetahuan siswa yaitu sebagai penyedia alat, sarana prasarana dan sumber belajar, sedangkan peran guru adalah membuat situasi agar kontruksi siswa berjalan dengan baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26