• Tidak ada hasil yang ditemukan

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang dijadikan pedoman hidup manusia sedunia yang diturunkan kepada Rasulallah Muhammad Saw untuk seluruh umat manusia dan diturunkan secara mutawatir.

Membacanya bernilai ibadah.1 Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. Dalam bahasa Arab, yang tertulis dalam mushaf, yang membacanya terhitung sebagai ibadah, dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.2

Al-Qur’an mengajarkan manusia tentang tauhid. Selain mengajarkan manusia bagaimana cara beribadah kepada Allah untuk membersihkan diri sekaligus menunjukan kepada manusia di mana letak kebaikan dalam kehidupan dan bermasyarakat.3 Al-Qur’an yang merupakan Kalamullah (Firman Allah) ini diturunkan untuk dipahami, dimengerti, diperhatikan dan dihayati, agar selanjutnya bisa diamalkan segala perintah dan larangannya serta diikuti petunjuknya. Firman Allah dalam QS. as-Saba:

28.

ًةافاَك الَِّإ َكاَنْلَسْرَأ اَمَو َنوُمَلْعَ ي َلَّ ِساانلا َرَ ثْكَأ انِكََٰلَو اًريِذَنَو اًيرِشَب ِساانلِل

“dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ( QS. Saba’:

28).4

1 Ibrahim Eldeeh, be A living Qur’an: Petunjuk praktis penerapan ayat-ayat Al’qur’an dalam kehidupan sehari-hari (Jakarta: Lentera Hati, 2009),43.

2 Wahbah Zuhaili, Tafsir Al-Munir jiid 1 (juz 1-2), Terjemah Abdul Hayyie al-Kattani, dkk (Jakarta: Gema Insani, 2013), 1.

3 Muhammad Makhdlori, Keajaiban Membaca Al-Qur’an (Jogjakarta: Diva Press, 2007), 13.

4 Kementrian Agama Saudi Arabia, Diambil hari selasa tanggal 25 februari 2020 pukul 10.05 Wib. https://tafsirweb.com/7786-quran-surat-saba-ayat-28.html.

Al-Qur’an ditujukan kepada seluruh umat Islam, baik yang berasal dari bangsa Arab maupun yang bukan bangsa Arab. Tidak cukup hanya sekedar mampu membaca saja akan tetapi yang diperlukan adalah meyakini kebenarannya, mampu membaca, mampu mengerti dan memahami, mampu menghayati serta mampu untuk mengamalkannya.

Maka menjadi kewajiban untuk seluruh muslim belajar al-Qur’an, baik belajar membaca dengan lancar, baik membaca sesuai kaidah ilmu tajwid maupun belajar memahami makna yang terkandung pada al-Qur’an untuk dijadikan petunjuk dan pedoman hidup.5 Sebagaimana firman Allah dalam QS. an-Nahl :89.

َمْوَ يَو اَنْلازَ نَو ءلَُّؤَه ىَلَع اًديِهَش َكِب اَنْ ئِجَو ْمِهِسُفنَأ ْنِّم مِهْيَلَع اًديِهَش ٍةامُأ ِّلُك ِفِ ُثَعْ بَ ن

َيِمِلْسُمْلِل ىَرْشُبَو ًةَْحَْرَو ىًدُهَو ٍءْيَش ِّلُكِّل ًنًاَيْ بِت َباَتِكْلا َكْيَلَع

“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.6( QS. an-Nahl : 89)”.

Sebagaimana pula dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-A’raf ayat 52 :

ًةَْحَْرَو ىًدُه ٍمْلِع ىَلَع ُهاَنْلاصَف ٍباَتِكِب مُهاَنْ ئِج ْدَقَلَو َنوُنِمْؤُ ي ٍمْوَقِّل

“Dan sesungguhnya kami telah mendatangkan sebuah Kitab (al-Quran) kepada mereka yang kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan kami menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.7( QS.

al-A’raf : 52).

5 Siti Amarotul Insiah.“Hubungan Kegiatan Pembelajaran Terjemah Al-Qur’an Dengan Spiritualitas Santri DiPondok PesantrenSafiatul Huda Rungut, surabaya”

(Skripsi s1 fakultas Tarbiyah jurusan pndidikan Islam Universitas Islam Negri Sunan Ampel, Surabaya 2018), 2.

6 Kementrian Agama, Diambil hari selasa tanggal 11 Maret 2020pukul 22.22 Wib.

http://id.noblequran.org/quran/surah-an-nahl/ayat-89/

7 Kementrian Agama, http://id.noblequran.org/quran/surah-an-nahl/ayat-89/ .

Tujuan al-Qur’an tidak lain sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia agar mencapai Ridho Allah Swt, sebagaimana fungsi al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam. Karena hakikatnya manusia cenderung lupa dan berbuat salah. Seseorang yang memiliki pedoman hidup tentu akan berbeda dengan mereka yang menjalani kehidupan dengan asal-asalan. Dengan suatu pedoman, seseorang akan mengerti kapan dia harus berhenti dan kapan dia harus melakukan suatu hal. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana penyelesaiannya.

Setiap muslim mempunyai keyakinan ketika dirinya berinteraksi dengan al-Qur’an maka hidupnya akan merasakan ketenangan, kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat, untuk mendapatkan petunjuk al-Qur’an manusia berupaya untuk membacanya, memahaminya, dan mengamalkanya. Meskipun membacanya saja sudah merupakan ibadah. Membaca al-Qur,an menimbulkan pemahaman yang beragang tergantung kepada kemampuan individu masing-masing, pemahaman tersebut akan menciptakan prilaku yang beragam, sebagaimana al-Qur’an dalam praksis kehidupan, baik dalam ranah teologis, filosofi, psikologi maupun kultural.8

Oleh karena itu, sebagai seorang muslim perlu adanya interaksi dengan kitab al-Qur`an, dalam lintasan sejarah Islam, selalu mengalami perkembangan yang dinamis. Bagi umat Islam, al-Qur`an bukan hanya sebagai kitab suci yang menjadi pedoman hidup (dustur), akan tetapi berpungsi juga sebagai penyembuh bagi penyakit (syifa‟), penerang (nur) serta sekaligus menjadi kabar gembira (busyra). Oleh karenanya manusia berusaha untuk berinteraksi dengan al-Qur`an untuk mengekpresikan

8 Muhammad Azizan Fitriana dan Agustina Choirunnisa,” STUDI LIVING QUR’AN DI KALANGAN NARAPIDANA : Studi Kasus Pesantren At-Taubah Lembaga Pemasyarakatan Kab. Cianjur-Jawa Barat”. (Misykat, Volume 03, Nomor 02, Desember 2018), 65.

melalui ucapan, tulisan ataupun perbuatan baik berupa pemikiran, pengamalan emosional maupun spiritual.

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang erat kaitannya dengan pengajaran agama. Santri adalah sebutan untuk peserta didik yang tengah belajar di pondok pesantren. Pada lembaga pendidikan yang berbasis pesantren mengharuskan seorang santri bermukim dilingkungan pesantren yang jauh dari orang tua, namun ada pula yang tidak jauh dengan orang tuanya atau warga setempat yang menjadi peserta didik belajar di pondok pesantren yang biasanya disebut dengan santri kalong di kalangan masyarakat pada umumnya. Disini mereka akan belajar menjadi seorang yang mandiri dalam setiap hal, mulai dari mempersiapkan kebutuhan pribadi maupun rasa tanggung jawab sebagai seorang muslim.

Cirebon adalah salah satu kabupaten/kota di Jawa Barat di mana di daerah tersebut terdapat banyak pondok pesantren berdiri. Ada beberapa pondok pesantren ternama dengan identitas masing-masing seperti pondok pesantren Buntet kecamatan Astanajapura identik dengan kajian islam klasik dan kitab kuningnya, pondok pesantren Al-Bahjah kecamatan Sumber identik dengan dakwah dan tahfidz al-Qur,annya, pondok pesantren Kempek kecamatan Palimanan identik dengan kajian kitab kuning dengan metode sorongan, badongan, wetonan, dan pasaranya, pondok pesantren Babakan kecamatan Ciwaringin identik dengan kajian kitab kuning, bahasa Arab dan bahasa Inggrisnya, pondok pesantren Madinatunnajah kecamatan Pabedilan identik dengan unsur kedisiplinaan, kemandiriaan keseimbangan kurikulum ilmu agama dan umumnya serta bahasanya, pondok pesantren ini berkiblat ke pondok pesantren Gontor Ponorogo.9Melihat dari nama-nama pondok pesantren ternama tersebut

9 5 Pesantren terbaik d Cirebon di ambil pada selasa 25 Februari 2020 pukul 15.25 Wib. https://panduanterbaik.id/5-pesantren-terbaik-di-cirebon/.

nampaknya belum ada yang konsen unggulanya terhadap terjamah al-Qur,an.

Pada umumnya, mereka yang belajar di pondok pesantren berada pada usia remaja. Bahwa masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan, yang tercakup dalam “storm dan stress”. Dengan demikian remaja diombang-ambingkan oleh munculnya kekecewaan dan penderitaan, meningkatnya konflik, impian dan khayalan, pacaran dan percintaan, keterasingan dari kedewasaan dan norma kebudayaan.10 Kebanyakan dari remaja masih banyak yang belum mampu untuk mempungsikan fisik dan psikisnya secara baik dalam kehidupanya. Pada masa perkembangan ini, remaja perlu pondasi yang kuat agar dapat menemukan pandangan yang benar tentang konsep dirinya.11 Tidak sedikit remaja yang kehilangan arah dan mereka terjerumus kepada hal-hal yang negatif yang menyebabkan ketidakberaturan dalam kehidupanya.

Kenyataanya, fenomena pembelajaran al-Qur`an sebagai sebuah apresiasi dan pengaplikasian umat Islam ternyata sangat beragam. Ada berbagai model pembelajaran al-Qur`an, mulai dari untuk mengetahui artinya, berorientasi pada pemahaman dan pendalaman maknanya seperti yang banyak dilakukan oleh para ahli tafsir, sampai yang sekedar membaca al-Qur’an sebagai ibadah ritual atau untuk memperoleh ketenangan jiwa bahkan sebagai pedoman untuk petunjuk kehidupan.

Dalam hal ini Pondok Pesantren Yayasan Islam Tarbiyatul Banin merupakan salah satu lembaga pendidikan di Cirebon yang menerapkan berbagai kegiatan keagaman, salah satu programnya yang diunggulkanya adalah pembelajaran terjamah al-Qur’an secara lafdziyah untuk para

10 Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta: Gunung Mulia, 2004), 204-205.

11 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), 9-10.

santrinya sebagai upaya pengenalan santri pada bahasa al-Qur’an dan sarana untuk belajar memahami isi dari al-Qur’an itu sendiri. Kegiatan pembelajaran terjemah al-Qur’an tersebut dilakukan setiap hari senin-sabtu dimulai setelah shalat magrib hingga menjelang waktu isya, adapula yang dilakukan setelah isya sampai dengan selesai sesuai jadwal kelas-kelasnya, bahkan setelah waktu shubuh pembelajaran terjemah tersebut dilakukan di ruangan masjid secara gabungan dari seluruh kelas untuk muraja’ah terjemah yang sudah dipelajari.

Sebelum pembelajaran terjemah dimulai, santri terlebih dahulu membaca ayat al-Qur’an yang akan dipelajari terjemahnya secara bersama-sama. Kemudian ustad menuntun mengartikan ayat perkata dan diikuti oleh santri dan dilanjutkan dengan mengartikan satu ayat secara penuh. Dengan adanya program unggulan tersebut para santri tidak hanya bisa membaca al-Qur’an, tetapi juga dapat tahu dan mengerti makna yang terkandung dalam al-Qur’an.

Berangkat dari latar baelakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah permaslahan yang berhubungan dengan latar belakang diatas dengan judul “Pemahaman Santri Penerjemah Atas Al-Qur’an (Studi Kasus di Pondok Pesantren Terjemah Al-Qur’an Yayasan Islam Tarbiyatul Banin, Cirebon)”.