• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI TINJAUAN TEORITIS KEGIATAN

E. Metode Terjemah Al-Qur’an

Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, metode diartikan sebagai cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Secara umum, Zaka Al-Farisi memaparkan bahwa metode penerjemahan merupakan cara, teknik atau prosedur yang dipilih penerjemah ketika melakukan kegiatan penerjemahan atau menangani masalah-masalah yang dihadapi saat proses penerjemahan.

Sangat mungkin pemilihan metode juga berhubungan dengan tujuan penerjemahan itu sendiri.35

Sedangkan penerjemahan berdasarkan pada penekanan bahasa target diantaranya metode penerjemahan adaptasi, penerjemahan bebas, penerjemahan idiomatis dan penerjemahan komunikatif. Menurut Newmark hanya dua metode yang dianggap dapat memenuhi tujuan utama penerjemahan, yaitu penerjemahan semantis dan penerjemahan komunikatif. Pada penerjemahan semantis, penerjemah lebih memberi penekanan pada aspek linguistik bahasa sumber. Dengan demikian penerjemahan sebisa mungkin dilakukan sesuai dengan bentuk teks aslinya. Sedangkan pada penerjemahan komunikatif, diupayakan untuk memberikan penjelasan yang memadai kepada pembaca dengan tujuan amanat dari penulis teks sumber dapat tersampaikan.31

Dalam khazanah penerjemahan di dunia arab metode penerjemahan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut:

30 M. Zaka Al Farisi, Pedoman…, 23-24.

31 M. Zaka Al Farisi, Pedoman…, 57-58.

a) Terjemah harfiah, yaitu memindahkan suatu ungkapan dari suatu bahasa ke bahasa lain dimana dalam pemindahan itu tetap terjaga dan terpelihara susunan, tertib dan semua makna bahasa yang diterjemahkan.32 Amronie Drajat dalam Ulumul Qur‟an menjelaskan bahwa terjemah harfiah ialah proses menerjemah yang tetap menjaga keaslian dari segi nazhm dan susunannya secara konsisten. Lebih lanjut Beliau menuliskan proses terjemahan secara harfiyah menyerupai penggantian kata perkata yang sinonim secara ketat, sehingga sebagian orang menamakan terjemah harfiyah dengan terjemah lafdziyah dan sebagian orang menamakannya terjemah musawiyah, terjemah dengan meletakkan padanan katanya. Yang dilakukan oleh seseorang penerjemah dengan menggunakan terjemah harfiyah adalah memahami tiap kalimat asalnya, kemudian menggantikannya dengan kalimat yang searti dalam bahasa lain, mengganti tiap kalimat demi kalimat, sekalipun tidak jarang hal tersebut sering mengaburkan makna yang terkandung dalam bahasa aslinya, karena adanya perbedaan karakter bahasa asli dan bahasa penerjemahnya.33

b) Terjemah Tafsiriyah, yaitu menjelaskan suatu ungkapan dan maknanya yang terdapat dalam suatu bahasa dengan menggunakan bahasa lain, tanpa menjaga atau memelihara susunan serta tertib bahasa aslinya, dan juga tidak pula mengungkapkan semua makna yang dimaksudkan oleh bahasa aslinya.34 Penerjemah dengan terjemah tafsiriyah mendasarkan terjemahan pada makna asli dari suatu kalimat, kemudian menuangkannya kedalam bahasa lain dengan tetap menjaga pesan asalnya, tanpa terikat dengan arti kata perkata dan susunan bahasa aslinya.

32 Kadar M. Yusuf, Studi AlQuran,124.

33 Amronie Drajat, Ulumul Quran…130-131.

34 Kadar M. Yusuf, Studi AlQuran,124.

Pada hakikatnya, tidak ada perbedaan antara terjemah harfiyah dengan Sterjemah tafsiriyah, keduanya adalah bentuk pengungkapan makna yang tepat dengan semua makna dan maksud dari bahasa aslinya. Perbedaan keduanya hanyalah dalam performanya, pada terjemah harfiyah mengganti posisi tiap kosakata dari bahasa aslinya, sementara terjemah tafsiriyah tidak demikian. Amronie Drajat mengungkapkan bahwa terjemah tafsiriyah dapat lebih mudah dipahami karna penerjemahannya disertai makna inti dari kalimat aslinya. Sementara pada terjemah harfiyah agak sedikit njlimet dan susah, karena penerjemahannya disesuaikan dengan bahasa penerjemah yang berlaku sehingga akan sulit untuk dipahami.

Mengingat adanya perbedaan karakter bahasa satu dengan bahasa lainnya.35

Sementara itu Ahmad Hasan Az-Zayyat dikutip oleh Hanifah Ahmad hasan menegaskan bahwa metode penerjemahan yang diikutinya adalah yang memadukan kebaikan metode harfiyah dan tafsiriyah. Langkah-langkah yang dilaluinya adalah sebagai berikut:

Pertama, menerjemahkan nas sumber secara harfiah dengan mengikuti struktur dan urutan nas sumber. Kedua, mengalihkan terjemah harfiyah kedalam struktur bahasa penerima yang pokok. Disini terjadilah proses transposisi tanpa menambah atau mengurangi. Ketiga, mengulangi proses penerjemahan dengan menyelami perasaan dan spirit penulis melalui penggunaan metafora yang relevan.36

35 Kadar M. Yusuf, Studi AlQuran,124.

36 Umi Hanifah, Metode Terjemah : Teori Penerjemahan Arab Indonesia, (Sidoarjo: CV Dwi putra pustaka jaya), 67-68.

37

PROFIL PESANTREN DAN SANTRI

A. Profil Umum Pondok Pesantren Terjemah Al-Qur’an Yayasan Islam Tarbiyatul Banin

Dalam pembahasan ini penulis akan menginformasikan tentang keterangan singkat dari pondok pesantren yang didalamnya meliputi nama, alamat, telepon, asset, dan geografis.

Nama Pondok pesantren : Pondok Pesantren Terjemah Al-Qur’an Yayasan Islam Tarbiyatul Banin

Alamat : Jl. Ki Ageng Tepak 27 B Desa Dukupuntang

Kecamatan : Dukupuntang

Kabupaten : Cirebon

Provinsi : Jawa Barat

Nomor Telpon : 02318344460/08122385895

Kepemilikan Aset :Semua asset pondok pesantren berupa wakaf bukan milik pribadi

Letak geografis :

a. Sebelah Barat : Desa Girinata b. Sebelah Utara : Desa Balad c. Sebela Selatan : Desa Bobos

d. Sebelah Timur : Kantor Desa Dukupuntang.1

1 Hasil Observasi penulis di Pondok Pesantren terjemah Al-qur’an YITB 10 juni 2020.

B. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren

Pada awalnya Pondok Pesantren Terjemah Al-qur’an Yayasan Islam Tarbiyatul Banin dirintis mulai sejak tahun 2005 didirikan oleh KH. Dr.

Achmad Kholiq, M.A beliau adalah penduduk asli daerah setempat, awalnya ini tempat sarana belajar al-Qur’an anak-anak setempat di blok dukumalang kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.2 Nama

“Pondok Pesantren Terjemah Al-Qur’an Yayasan Islan Tarbiyatul Banin”

dipilih karena tempat ini ingin dijadikan sebagai tempat pendidikan anak-anak dalam belajar al-Qur’an. Dengan adanya inisiatif mengumpulkan anak-anak yang punya potensi tetapi secara ekonomi tidak mampu kita berikan mereka kemampuan untuk menerjemahkan al-Qur’an, setelah mendapatkan respon positif yang signifikan dari masyarakat setempat dan publik akhirnya merasa perlu untuk mendirikan lembaga pendidikan.

Sebagaimana dijelaskan KH. Dr. Achmad Kholiq, M.A dalam wawancara

“Secara formalnya tahun 2009. Tetapi, sebelum itu sebenarnya sudah merintis yaitu pada tahun 2005. Pada tahun 2005, mengumpulkan anak-anak yang punya potensi tetapi secara ekonomi tidak mampu kita berikan mereka kemampuan untuk menerjemahkan al-Qur’an. Setelah mendapat respon yang cukup signifikan dari publik, kita merasa perlu mendirikan lembaga pendidikan. Maka pada tahun 2008, kita sudah merancang membuat kurikulum dan model pembelajarannya. Kemudian tahun 2009 meresmikan gedung dan resmi menerima santri baru. Waktu itu santri memang diperuntukkan secara umum, namun pada tahun 2009 menjadi dikhususkan, karena banyak orang yang mengusulkan untuk mendirikan lembaga pendidikan. Akhirnya kami jadikan SMP sebagai project awal dari pesantren ini. Anak SMP dibordingkan sekaligus juga sekolah,

2 Hasil observasi penulis di Pondok Pesantren Terjemah Al-Qur’an YITB, 10 juni 2020.

paginya muatan kurikulum normal sekolah umum bermuatan khusus terjemah, dan sore menjelang malamnya kami berikan kurikulum bermuatan khusus terjemah al-quran”.3

Pada perkembangan setelah adanya pendirian gedung dan penerimaan calon peserta didik akhirnya di tahun 2008 mulai dirancang kurikulum kemudian pada 1 April tahun 2009 mulai diresmikan secara yuridis formal dengan akta notaris Solikhin, S.H, M.Kn no.26 Taahun 2006 dengan Nama Yayasan Islam Tarbiyatul Banin Pondok Pesantren Terjemah Al-Qur’an dan di SK.MENKUMHAM RI pada tahun 2009 dengan no.AHU,4045.AH,01.04.Th.2009 dengan nama “Pondok Pesantren Terjemah Al-qur’an Yayasan Islam Tarbiyatul Banin”.4

Hingga saat ini Pesantren khusus terjemah al-Qur’an menjadi salah satu lembaga pendidikan yang dikembangkan oleh Yayasan Islam Tarbiyatul Banin Dukupuntang, Setelah menyelenggarakan pendidikan formal dari mulai TK, MI, MD, SMP, SMA dan Pesantren modern, maka sejak tahun 2009 lalu membuka pesantren khusus terjemah al-Qur’an. Pesantren ini diharapkan mejadi unggulan yang akan mencetak generasi baru dengan kemampuan menerjemahkan al-Qur’an secara fasih dan cepat.5

C. Visi Misi dan Dasar Pemikiran

Visi adalah serangkaian kata yang menunjukan impian atau cita-cita yang di tuju oleh suatu lembaga, organisasi, instansi juga perusahaan, misi merupakan tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai visi

3 Ust. Dr. Achmad Kholiq MA. (Pimpina Pondok Pesantren) Diwawancarai oleh EdiApriadi Senin 22 Juni 2020.

4 Hasil Observasi di Pondok Pesantren TerjemahAl-qur’an YITB diambil pada 21 juni 2020.

5 Hasil Observasi 21 juni 2020.

tersebut. Sedangkan dasar pemkiran merupakan penanda yang menjadi latar belakang untuk diadakanya proyek tersebut.6

1. Visi

Menjadi pesantren al-Qur’an yang mampu membentuk generasi qurani yang dapat memahami, mengamalkan, menjaga, menyebarluaskan al-Qur’an dan berakhlakul karimah.

2. Misi

Menyebarkan pendidikan formal terpadu plus pesantren terjemah al-Qur’an yang Islami yang memadukan aspek skill, knowledge, attitude, dan kepribadian Islam, cerdas intelektual, emosional, dan spiritual.

3. Dasar Pemikiran

a) Al-Qur’an hadir semata-mata untuk memberikan petunjuk kehidupan yang aplikatif dan menjanjikan kehidupan dunia dan akhirat.

b) Sebagai petunjuk. Mustahil al-Qur’an dapat diaplikasikan tanpa adanya pemahaman.

c) Asumsi umum bahwa belajar al-Qur’an sangat sulit bahkan tidak mungkin dapat dipahami secara keseluruhan.

d) Semakin banyaknya TPQ dna TPA yang hanya sampai pada tahap pengenalan baca tulis al-Qur’an dan belum menyentuh aspek terjemah.

e) Upaya-upaya pemerintah untuk menunjang gerakan membaca, menulis dan pemahaman al-Qur’an telah dilakukan antara lain dengan penyelenggaraan MTQ tingkat nasional.7

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, https://kbbi.web.id/visi.html.

7 Observasi Dokumentasi Pondok Pesantren Terjemah al-Qur’an YITB diambil pada 21 juni 2020.

D. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Terjemah Al-Qur’an Yayasan Islam Tarbiyatul Banin

Struktur organisasi merupakan sebuah susuna komponen lembaga yang menunjukan pembagian kerja atau peran untuk melakukan kegiatan yang tidak sama kemudian dikoordinasikan secara bersama-sama sesuai visi dan misi yang berlandaskan kepada dasar pemikiran dan tujuan secara bersama-sama. Oleh karena itu struktur organisasi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi agar setiap individu memiliki tanggung jawab di bidangnya masing-masing guna mencapai tujuan organisasi.

Beikut merupakan struktur organisasi kepengurusan pondok pesantren terjemah al-Qur’an yayasan islam tarbiyatul banin kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.

Pimpinan Pesantren : KH. Dr. Achmad Kholiq, M.A

Sekretaris : Ali Wahyuno, S.H

Bendahara : H. Sutrisno, SE

Div.Akademik/Kurikulum : Ustdzh. Fivi Nurul Alfiyah, S.Pd.I Mrs.

Cicih Sari Nengsih, (Staf ), Ahmad Sodikin, M.HI

Div. Sarana Prasarana : Ikromullah Ramadhan, S.E. Sy (Staf) Ust.

Nasuha MZ, Ivan Rahadian, S.Pd (Staf) Div. Asrama : Faihsal Rahimi, S.Th, S.E, M.M (Ikhwan),

Ustdzah. Siti Aisyah (Akhwat) Asatidz/Pengajar :

1. Ust. Dr. Achmad Kholiq, MA (Materi Terjemah, Kitab, Hadits, dan Tafsir).

2. Ust. Mustofa Kamal, S.Pd (Materi Bahasa Inggris & Terjemah Quran in English).

3. Ust. Ahmad Khozin, M.Pd, M.A (Materi Kitab dan khitobah).

4. Ust. Zakaria Ahmad, Lc. (Materi Sirah Nabawi dan Hadits).

5. Ust. Agus Wahyu, M.Ag (Materi Bahasa Arab, Nahwu, dan Sharaf)

6. Ust. Ahmad Shodikin, M.H.I (Materi Fikih dan Praktek Ibadah).

7. Ust. Nasrudin, MA (Materi Hadist).

8. Ust. Ali Wahyuno, M.H. (Materi Khitobah dan Pendidikan Karakter).

9. Ustdzh. Fivi Nurul Alfiyah, S.Pd.I (Materi Bahasa Inggris).

10. Ust. Ahmad Sholeh, S.E (Materi Kewirausahaan).

11. Ust. Ade Munadi (Materi Tahsin dan Tahfidz).

12. Ust. Sukedi (Materi Tahfiz Quran) 13. Ust Ridho (Materi Tahsin).

14. Ikromullah Ramadhan, S.E. Sy. (Materi Terjemah Al-Quran).

15. Muhammad Yusuf (Materi B.Inggris).

16. Ivan Rahadian, S.Pd (Materi B.Inggris).

17. Ustz. Nur Hasanah (Materi Tahsin & Tahdiz).

18. Ustz. Fatimah (Materi Tahsin & Tahdiz).

19. Ustz. Riza Rihana, S.Pd.I (Materi BTQ).

20. Ustz. Uca Sudrajat (Materi Tahsin).

21. Syifa Al Huzni, S.Sy (Materi Terjemah).

22. Faihsal Rahimi, S.Th, S.E, M.M (Materi Bahasa Arab).

23. Ustadzah Haifa Nadwatul Umah Nidaturramdani (Materi Terjemah).

E. Santri Pondok Pesantren Terjemah Al-qur’an YITB Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon

Santri di pondok pesantren terjemah secara keseluruhan berjumlah kurang lebh 100 orang yang terdiri dari beberapa level. Berikut adalah data santri yang tinggal di asrama pondok pesantren terjemah al-Qur’an yayasan islam tarbiyatul banin tahun ajaran 2019/2020:

Tabel 3.1 Daftar Nama Santri Nama Santri 10. Lela puji pangestu 11. M. luqman N 5. Firaesa anis sabila 6. Ibnu riyandi

19. Puniki intiha P.

26. Siska aulia fahriza 27. Tiyara rizzahra S al-Qur’an yayasan islam tarbiyatul banin adalah sebagai berikut:

1. Gedung Asrama putra 2 lantai permanen.

2. Gedung asrama puteri 2 lantai permanen.

3. Masjid.

4. Aula.

5. Kantor administrasi yayasan.

6. Perpustakaan.

7. Lapangan olahraga.

8. Ruang kreatifitas Santri

9. Gedung Sekolah Permanen TPA.

10. Gedung sekolah permanen MI.

11. Gedung sekolah permanen MD.

12. Gedung sekolah permanen SMP.

13. Gedungsekolah permanen SMA.

14. Lab Komputer.

G. Profil Informan

Data informan adalah data yang dijadikan rujukan utama untuk penelitian penulis. Dari semua ustadz dan ustadzah yang ada di Pondok Pesantren Terjemah al-Qur’an Yayasan Islam Tarbiyatul Banin penulis hanya mewawancarai pimpinan pondok pesantren, ustadz dan ustadzah pengajar terjemah al-Qur’an, 5 orang santriwan dan 5 orang santriwati.

Berikutdata informan yang akan penulis informasikan dalam bentuk table sebagai berikut:

ng Kec.

Kec.Dukupunta

49

PEMAHAMAN AL-QUR’AN MELALUI PEMBELAJARAN TERJEMAH

Kepercayaan umat islam terhadap al-Qur‟an tentunya merupakan hal yang final dan tentu tidak di ragukan lagi. Mengingat al-Qur‟an bukan hanya sebagai kitab suci bagi umat islam, lebih daripada itu al-Qur‟an menjadi Sumber hukum pertama bagi kaum muslim, menjadi obat bagi hatinya, menjadi petunjuk bagi kehidupanya, dan pembeda bagi umat lainya. Sebagai sarana bacaan ibadah untuk mengetahui isi kandungan al-Qur‟an tidak kalah penting, perlu adanya motivasi lebih untuk mendorong terciptanya generasi Qur‟ani yang mengetahui akan makna yang disampaikan al-Qur‟an sehingga al-Qur‟an bisa hidup di masyarakat dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

A. Motivasi dan Tujuan Pembelajaran Terjemah

Motivasi merupakan modal awal untuk mencapai cita-cita yang diinginkan baik dalam pembelajaran atau dalam kehidupan demi tercapainya tujuan. Tujuan sendiri merupakan uraian detail dari rencana yang akan dicapai. Santri yang mempunyai motivasi dan tujuan yang jelas tentu akan bersungguh-sungguh dalam belajar guna mengaplikasikan ilmu yang di dapat terhadap kehidupan sehari-hari.

1. Motivasi Pembelajaran Terjemah Santri

Santri yang sedang menempuh program pembelajaran terjemah al-Qur‟an ditahap awal memiliki motivasi masing-masing dalam belajar terjemah, banyak faktor yang menjadi latar belakang motivasi dari para santri untuk belajar terjemah, seperti dari keimanan atau kepercayaan, Akhlak pribadi santri, keingintahuan yang tinggi untuk memahami

pokok-pokok ajaran al-Qur‟an. Berdasarkan hasil analisis dari wawancara penulis terhadap santri ada tiga kelompok jawaban santri yang melatarbelakangi motivasi tersebut. Sebagaimana tabel berikut:

Tabel 4.1 Motivasi santri dalam belajar terjemah al-Qur‟an

No Nama Motivasi Latar Belakang

1. Amanda Ihya belakang motivasinya dari keimanan atau kepercayaan pribadinya menjawab “saya yakin saya dapat mencapai apa yang saya inginkan, salah satunya yaitu hidup dengan penuh mengamalkan ilmu-ilmu dari al-Quran, serta dapat menjalani hidup disertai hukum yang ada di al-Qur‟an”.1 Berdasarkan analisis dari penlis maksud dari jawaban Amanda menjelaskan bahwa motivasi belajar terjemah al-Qur‟an adalah untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran yang disampaikan al-Qur‟an dan senantiasa mengamalkan ilmu yang di dapat dari al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari.

1 Amanda Ihya Nuraini (Santri pondok pesantren terjemah Al-Qur‟an YITB), diwawancarai oleh Edi Apriadi, Cirebon, Kamis 11 Juni 2020.

Kedua, responden Muhammad Ash Shayiim sebagian santri belajar terjemah al-Qur‟an yang latar belakang motivasinya adalah Akhlak, Muhammad Ash Shayiim menjawab bahwa “saya termotivasi agar dapat menjalani hidup dengan disertai hukum yang ada di al-Qur‟an. Karena kalau hidup tidak mempunyai aturan dan hukum yang jelas maka hidup menjadi tidak terarah. Harapan saya setelah belajar terjemah al-Qur‟an saya bisa menjalani hidup lebih terarah.”.2 Maksud dari jawaban Muhammad Ash Shayiim yaitu agar menjalani hidup lebih terarah lagi sesuai dengan ajaran al-Qur‟an. Begitu juga dengan Muhammad Bagas Adisetyo menyampaikan “Motivasi saya belajar terjemah al-Qur‟an yaitu ingin memahami apa saja maksud dari surah-surah dalam al-Qur‟an.

Karena biasanya saya hanya mengaji Bahasa arabnya saja tanpa tahu arti dan maksudnya. Harapan saya setelah saya belajar terjemah ai-Qur‟an ini yaitu lebih baik lagi dalam kehidupan sehari-hari. Karena al-Qur‟an mengajarkan bagaimana bersikap dan bertindak di kehidupan sehari-hari sesuai dengan aturan agama.3 Maksud dari jawaban Muhammad Bagas Adisetyo yaitu ingin memahami intisari dari surah-surah yang ada di al-Qur‟an agar bisa dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan.

Ketiga, dalam klsifikasi ini terdapat 7 responden menjawab belajar terjemah al-Qur‟an dengan latar belakang motivasi keingintahuan yang tinggi untuk memahami pokok-pokok ajaran Al-Qur‟an. Pada jawaban ini santri menjawab bervariatif pada intinya jawaban mereka merujuk kepada keingintahuan yang tinggi untuk memahami poko-pokon ajaran al-Qur‟an sebagaimana Abdurrahman Shidik menjawab “motivasi mempelajari terjemah al-Qur‟an yaitu agar bisa memperdalam makna dan isi

2 Muhammad Ash Shyiim (Santriwati pondok pesantren terjemah Al-Qur‟an YITB), diwawancarai oleh Edi Apriadi, Cirebon, Selasa 23 Juni 2020.

3 Muhammad Bagas Adisetyo (Santriwati pondok pesantren terjemah Al-Qur‟an YITB), diwawancarai oleh Edi Apriadi, Cirebon, Kamis 11 Juni 2020.

kandungan al-Quran. Seperti memahami pokok-pokok ajaran yang terkandung didalamnya. Agar bisa menjalankan kehidupan ini sesuai dengan ajaran-ajaran al-Qur‟an”.4 Maksud dari jawaban Abdurrahman Shidik yaitu motivasi mempelajari terjemah al-Qur‟an agar bisa memahami makna dan isi kandungan dari al-Qur‟an untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang di sampaikan oleh Firaesa Anisa Sabil “saya memiliki motivasi yaitu supaya bisa memperdalam makna dan isi kandungan al-Qur‟an”. Jawaban dari Firaesa Anisa Sabil menjelaskan bahwa motivasi belajar terjemah al-Qur‟an dapat mengetahui isi dan makna serta memperdalam pemahaman terhadap kandungan al-Qur‟an.

Berdasarkan hasil uraian keseluruhan wawancara terhadap responden di atas maka penulis menemukan beberapa kelompok klasifikasi menjadi 3 pembahasan, penulis melihat motivasi belajar terjemah al-Qur‟an lebih condong kepada keingintahuan yang tinggi untuk memaham pokok-pokok isi kandungan al-Quran agar pemahaman dari pengetahuan yang diperoleh dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Pembelajaran Terjemah

Pembelajaran terjemah al-Quran tentunya memiliki tujuan tersendiri yang akan menghasilkan output sesuai dengan tujuannya, selain langkah awal Untuk mengetahui pembelajaran terjemah al-Quran, maka penulis melakukan wawancara terhadap pendiri pondok pesantren Tarbiyatul Banin Cirebon yaitu Dr. Achmad Kholiq, M.A. beliau menjelaskan terkait tujuan dari pembelajaran terjemah al-Quran tersebut. Beliau mengatakan

“Yang pertama itu ibadah menghapal al-quran itu bagus dapat pahala dan itu dianjurkan, tetapi mengerti tentang apa yang menjadi dialog kita

4 Abdurrahman Shidik (Santriwati pondok pesantren terjemah Al-Qur‟an YITB), diwawancarai oleh Edi Apriadi, Cirebon, kamis 11 Juni 2020.

dengan Allah jauh lebih bagus dan caranya sebelum ke tafsir kita harus mengerti kosa kata. Terjemah quran dulu mengerti kemudian kita mencoba memahami lalu menafsirkan”.5 Maksud beliau bahwa ibadah menghafalkan teks al-Quran memang baik dan dianjurkan serta mendapatkan pahala. Namun, mengerti tentang isi dialog kita dengan Tuhan jauh lebih bagus. Sebelum lebih jauh menafsirkan, maka santri perlu memahami makna kosa katanya dahulu. Bermula dari menerjemahkan al-Quran kemudian mencoba memahami lalu menafsirkan. Secara implisit Pondok Pesantren Terjemah al-Qur‟an mempunyai tujuan sebagai berikut :

a) Meninngkatkan syiar Islam, sekaligus upaya membumikan Al-quran sebagai sarana ibadah dan peningkatan kualitas generasi baru yang memiliki kemampuan terhadap memahami isi kandungan al-Qur‟an.

b) Menyiapkan generasi baru al-Quran yang mampu menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Islam dan al-Qur‟an dalam segala aspek-aspek kehidupan.

c) Mengambil peran aktif dalam menanggulangi krisis moral bangsa Indonesia dewasa Indonesia.6

Pembelajaran terjemah al-Qur‟an mempunyai tiga tujuan besar untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan, secara garis besar inti dari tujuanya yaitu, menciptakan generasi Qur‟ani, mampu mengaplikasikan ajaran al-Qur‟an yang telah dipahami dalam kehidupan sehari-hari. Bukti nyata yang dirasakan santri setelah belajar terjemah al-Qur‟an dalam kehidupan sehari hari pribadi lebih baik lagi sebagaimana jawaban Tiya Mauludia “menjadi lebih baik, banyak berbagi, rajin ibadahnya, semakin

5 Dr. Achmad Kholiq MA. Wawancara oleh Edi Apriadi pada hari Senin 22 Juni 2020.

6 Hasil observasi Penulis di Pondok Pesantren Terjemah al-Qur‟an, Senin 22 juni 2020.

peduli lingkungan seperti rajin kebersihan, semakin menghormati yang tua dan semakin menyayangi yang muda”.7 Maksud perubahan dalam kehidupan sehari hari yang di rasaakan Tiya Mauludia ibadah lebih rajin, lebih peduli lagi terhadap kebersihan, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Sebagaimana juga yang di ungkapkan oleh Riyandi “Perbedaan perilakunya sangat terasa yaa. Menjadi lebih baik intinya sih. Kepekaan dan kepedulian sama orang-orang di sekitar semakin tumbuh. Terus semangat untuk berbuat positif semakin tinggi. Dan kualitas ibadah menjadi lebih baik”.8 Maksud dari penelasan Riyandi belajar terjemah al-Qur‟an membuat perubahan pada kehidup sehari-hari secara muamalah lebih peduli kepada sesame, sering berbagi, semakin semangat dalam belajar positif semakin tinggi juga.

B. Proses Pembelajaran Terjemah

Terkait pembelajaran terjemah al-Quran yang diterapkan di pondok pesantren terjemah, penulis melakukan wawancara terhadap 15 orang

Terkait pembelajaran terjemah al-Quran yang diterapkan di pondok pesantren terjemah, penulis melakukan wawancara terhadap 15 orang