• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

B. Proses Pembelajaran Terjemah

1. Metode Pembelajaran Terjemah Al-Qur’an

Program pembelajaran terjemah al-Quran di Pondok Pesantren Terjemah Al-Quran Islam Tarbiyatul Banin Cirebon menerapkan sebuah metode pembelajaran gabungan antara model yang dikembangkan oleh Istiqlal dan model yang dikembangkan oleh pondok pesantren itu sendiri.

Model istiqlal yaitu model pembelajaran belajar terjemah 40 jam ustadz membacakan arti dari ayat al-Qur‟an kemudian di kuti ulang oleh jama‟ah, sedangkan model pondok yaitu, ustadz membaca surah yang akan diterjemahkan kemudian santri mengulang terjemah kemudian ustadz meterjemahkan ayat perkata lalu diulang oleh santri kemudian menerjemahkan secara utuh satu ayat secara utuh. Sebagaimana Dr.

Achmad Kholiq, M.A menjawab “Jadi kita masih merupakan kombinasi antara model yang dikembangkan oleh istiqlal dan model kita sendiri.

Filosofinya begini, konsep dasarnya di dalam al-quran itu jumlah kosa katanya memang masih ada debatable,ada yang bilang 90 ribu kosa kata, ada yang bilang 110 ribu kosa kata, itu tergantung pendekatannya. Kosa kata al-quran yang dimulai dari “bismillah” sampai “an-naas” jumlah kosa katanya ada kisaran seperti yang sudah disampaikan tadi ada yang bilang 90 ribu ada juga yang bilang 110 ribu. Saya termasuk yang bermazhab 110 ribu kosa kata. Nah dari 110 ribu kosa kata 79% itu diulang-ulang jadi mengapa quran itu tebal karena diulang-ulang. Contoh “

نيذلا

” jumlahnya ada 810. Jadi kalo ada anak santri katakanlah kelas 1 SMP ya kita ajarkan

“nak

نيذلا

itu artinya „orang-orang yang” kemudian dia langsung menangkap dan menghapal dalam waktu 2 detik itu sudah mengerti.

Dalam waktu 2 detik, dia sudah bisa menghapal 810 kosa kata karena memang kosa kata “

نيذلا

" ada 810 kurang lebihnya begitu. Maka dalam waktu 2 detik dari 110 ribu dikurangi 810 tidak lama bukan. Kemudian misalnya lapadz “

ْ مُه

” di al-quran itu ada 3 ribu kata berikan kepada anak-anak kalo “

ْ مُه

” artinya „mereka‟ dalam waktu 2 detik pun sudah menguasai 3 ribu kosa kata. Belum lagi kata-kata yang lainnya. Jadi pendekatannya atau metodologinya adalah karena di quran banyak kata-kata yang diulang, maka kita ambil kata-kata kuncinya. Ternyata kosa kata-kata yang paling banyak mewakili itu ada di surat al-Baqarah juz pertama dan juz kedua. Jadi pada juz pertama dan juz kedua ada kurang lebih sekitar 8 ribu kosa kata. Sebenarnya jika anak-anak sudah menguasai juz pertama dan juz kedua sudah di luar kepala kosa katanya mulai dari “bismillah”

sampai juz kedua itu jumlah kosa katanya hampir 8 ribu. Artinya kalo 8 ribu kosa kata anak sudah menguasai vocabulary mufrodat 8 ribu itu sudah cukup untuk menerjemahkan 50% dari isi al-quran. Meski kadang-kadang kendala anak-anak itu malas dan segala macam”.9

Penjelasan Ust. Akhmad Kholiq tersebut maksudnya bahwa dengan metode pembelajaran kombinasi antara model Istiqlal dan model pembelajaran internal pondok pesantren, merupakan suatu cara yang mudah untuk belajar terjemah al-Qur‟an. Karena pada dasarnya, walaupun kosa kata yang terdapat di dalam al-Qur‟an itu sangat banyak, mencapai 110 ribu kosa kata, namun banyak kosa kata yang muncul berulang. Pada dasarnya, terjemah itu merupakan sebuah usaha menyalin atau atau

9 Dr. Achmad Kholiq MA. Wawancara oleh Edi Apriadi pada hari Senin 22 Juni 2020 .

memindahkan arti suatu bahasa ke Bahasa yang lain.10 Sebagaimana bagan berikut:

Bagan 4.1 Metode Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an

Metode pembelajaran terjemah al-Qur‟an yang diterapkan pada Pondok Pesantren Terjemah al-Qur‟an Islam Tarbiyatul Banin tergolong menggunakan metode terjemah Lafdiyah atau Harfiyah yaitu proses menerjemah yang tetap menjaga keaslian dari segi bahasa dan susunannya secara konsisten. Lebih lanjut Beliau menuliskan proses terjemahan secara harfiyah menyerupai penggantian kata perkata yang sinonim secara ketat, sehingga sebagian orang menamakan terjemah harfiyah dengan terjemah lafdziyah dan sebagian orang menamakannya terjemah musawiyah, terjemah dengan meletakkan padanan katanya.11

Maksud penjelasan dari metode di atas yang dilakukan oleh seseorang penerjemah dengan menggunakan terjemah harfiyah adalah memahami tiap kalimat asalnya, kemudian menggantikannya dengan kalimat yang searti dalam bahasa lain, mengganti tiap kalimat demi kalimat, sekalipun

10 Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an,(Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2014),112.

11 Amronie Drajat, Ulumul Quran… 130-131.

Membaca Surah Yang

Akan diterjemahkan Ustadz meterjemahkan

ayat perkata

Santri mengulang terjemahan al-Qur'an

Ustadz menerjemahkan ayat

secara keseluruhan Santri mengulang

terjemahan ayat secara keseluruhan

tidak jarang hal tersebut sering mengaburkan makna yang terkandung dalam bahasa aslinya, karena adanya perbedaan karakter bahasa asli dan bahasa penerjemahnya. Sebagaimana tabel berikut:

Tabel 4.2 Metode Terjemah Al-Quran

No. Metode Nama Ustadz / Ustadzah Pembelajaran terjemah al-Quran memiliki metode pembelajaran yang diterapkan pada setiap jam pelajarannya. Peneliti telah melakukan wawancara terhadapa empat responden dari kalangan ustadz / ustadzah dan satu orang responden dari pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren terjemah al-Quran Islam Tarbiyatul Banin yaitu Dr. Achmad Kholiq, MA. Satu dari tiga orang responden ustadz / ustadzah yaitu Ustadzah Haifa, S.Pd mengatakan bahwa metode pembelajran yang telah diterapkan oleh pondok pesantren tarbiyatul banin yaitu metode 40 jam terjemah al-Quran.12 Kemudian, tiga dari empat responden ustadz / ustadzah yaitu Ustadz Syifa Huzni, S.H., Ustadz Uca Sudrajat, S.H., dan Ustadz Ikrom Ramadhan, SE.Sy. mereka mengatakan bahwa metode terjemah yang dilakuakn pondok pesantren tersebut menggunakan metode terjemah perkata.

Maksud penjelasan dari ustad dan ustadzah di atas yaitu model dari metode prakteknya yaitu meterjemahkan ayat secara perkata dari ayat al-Qur‟an terlebih dahulu kemudian meterjemahkan secara keselruhan dari

12 Ustadzah Haifa, S.Pd.(pengajar terjemah di pondok pesantren) pada hari Kamis tanggal 18 Juni 2020.

ayat al-Qur‟an, sedangkan 40 jam terjemah al-Qur‟an adalah nama metode yang diterapkan oleh istiqlal yang menjadi inovasi program pembelajaran terjemah al-Qur‟an di Pondok Pesantren Tejemah Al-Qur‟an Yayasan Islam Tarbiyatul Banin, Cirebon.

2. Ketertarikan Santri dalam Belajar Terjemah Al-Qur’an