• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang Masalah

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : RAHMI IZMA WATI (Halaman 17-23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat. Banyak perusahaan yang tidak bisa bertahan lama karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Untuk menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien. Agar perusahaan bisa bekerja secara efektif dan efisien, perusahaan membutuhkan rencana kerja yang baik. Rencana kerja yang baik biasanya dibuat oleh manajemen.

Manajemen dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang dapat menunjang perkembangan perusahaan sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan (Raharjo, 2016: 1).

Salah satu tujuan utama perusahaan itu adalah untuk memaksimalkan keuntungan atau laba. Namun, seiring berkembangnya zaman, perusahaan tidak hanya berorientasi untuk memaksimalkan laba. Perusahaan harus menyeimbangkan antara orientasi keuangan dan perbaikan lingkungan. Saat ini tujuan bisnis tidak hanya mencari keuntungan (profit), tetapi juga bertanggung jawab kepada masyarakat (people) dan bumi (planet). Ketiga konsep tersebut dikenal dengan konsep Tripple-P Bottom Line. Maksud dari konsep tersebut adalah bahwa kegiatan bisnis tidak hanya bertujuan menguntungkan perusahaan saja. Namun, aktivitas tersebut juga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat dan turut berkonstribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar dengan cara mengungkapkan informasi sustainability report (laporan keberlanjutan) (Suryaningsih, 2017: 2).

Sustainability report merupakan praktek pengukuran, pengungkapan, dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. Bagi investor, sustianability report dapat digunakan sebagai alat kontrol atas pencapaian kinerja perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai media pengambilan keputusan. Sementara itu,

sustainability report dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bentuk komitmen perusahaan kepada stakeholders dalam menjaga sosial dan lingkungan disekitar perusahaan (Puspitandari dan Septiani, 2017: 1).Standar pelaporan sustainability report yang diakui secara internasional mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI). Informasi mengenai dampak aktivitas ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan dapat diungkapkan melalui sustainability report sebagai laporan sukarela yang disajikan secara terpisah dari Annual Report (Idah, 2013: 2).

Pengungkapan sustainability report merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Laporan ini memberikan informasi tentang pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability report mempunyai standar pengungkapan yang mencerminkan keseluruhan aktivitas sosial perusahaan.

Dalam hal ini, sustainability report berbeda dengan laporan keuangan.

Perusahaan kemudian mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui sustainability report untuk memenuhi kepentingan stakeholder. Melalui pengungkapan sustainability report perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan(Aniktia dan Muhammad, 2015: 9). Dalam penelitian ini yang akan dilihat yaitu pengaruhcorporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sustainability report.

Corporate governanceadalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (pemegang saham/pemilik modal, komisaris/dewan pengawas dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.Untuk mengukur tata kelola atau corporate governance perusahaan akan

3

dilihat dengan proporsi jumlah dewan komisaris, jumlah rapat dewan direksi danjumlah rapat komite audit.

Dalam implementasinya dewan komisaris memegang peran yang sangat penting dalam perusahaan, terutama dalam pelaksanaan mekanisme penerapan GCG. Dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemendalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan (Franita, 2018: 12). Selanjutnya dewan direksi, dewan direksi bertanggung jawab untuk bersama-sama mengelola kepentingan dan tujuan Perseroan guna mencapai visi dan misi Perseroan sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Annual Report, 2018: 112). Sedangkan komite audit memiliki tugas dalam pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi. Melalui jumlah pertemuan, komite audit semakin mampu mendorong manajemen untuk melakukan praktik pengungkapan sustainability report sebagai media komunikasi perusahaan dengan stakeholder dalam rangka memperoleh legitimasi melalui pelaksanaan corporate governance (Suryaningsih, 2017: 3). Selain dengan menggunakan corporate governance dalam pengungkapan sustainability report juga dapat dilihat berdasarkan karakteristik perusahaan.

Karakteristik dapat diartikan sebagai ciri khusus atau sifat khas yang sesuai dengan perwatakan tertentu. Karakteristik perusahaan sendiri merupakan ciri-ciri khusus yang melekat pada perusahaan, menandai sebuah perusahaan, dan membedakannya dengan perusahaan lain (Ikmal, 2015: 2).

Untuk melihat karakteristik perusahaan dapat dilihat dari beberapa segi, diantaranya yaitu jenis usaha atau tipe industri, struktur kepemilikan, tingkat leverage, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran dewan komisaris. Dalam penelitian ini untuk melihat karakteristik perusahaan dibatasi yaitu dilihat dari profitabilitas dan ukuran perusahaan. Profitabilitas dipilih karena profitabilitas itu menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba dan ukuran perusahaan dipilih karena skala ukuran perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan.

Menurut Jorenza (2015) dalam Minanari(2018:140)menjelaskan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas, maka semakin tinggi efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan. Profitabilitas dapat diukur menggunakan rasio profitabilitas yang akan menunjukkan seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Brigham dan Houston, 2010).Alat untuk mengukur profitabilitas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan ROA(Return On Aset). ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya dalam menghasilkan keuntungan. Perusahaan dengan manajemen yang memiliki pengetahuan akan mampu menciptakan profit dari aset yang ada dan akan memahami pentingnya aktifitas sosial, lingkungan dan ekonomi perusahaan, yang pada akhirnya akan diungkapkan dalam sustainability report.

Sedangkan ukuran perusahan merupakan karakteristik perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Semakin besar suatu perusahaan akan memunculkan pengeluaran yang lebih besar dalam mewujudkan legitimasi perusahaan, hal ini disebabkan karena perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas.

Legitimasi ini diperlukan perusahaan sebagai jalan untuk menciptakan keselarasan nilai-nilai sosial dari kegiatannya dengan norma perilaku yang ada dalam masyarakat. Legitimasi perusahaan dapat diwujudkan melalui pengungkapan sustainability report.

Kegiatan tata kelola perusahaan merujuk pada Al-Quran yang terkandung dalam Surat Huud (11: 61), yang berbunyi:

5

Terjemahan :“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah menjadikan manusia sebagai orang-orang yang memakmurkan bumi dengan cocok tanam, membangun dan membina hingga terdapatlah di muka bumi itu rumah yang tinggi-tinggi, yang dibuat oleh tukang yang pandai-pandai. Allah menjadikan bumi dan pohon-pohon yang rindang dan buah-buahan yang sedap dan lezat rasanya. Maka mohonlah kepada Allah supaya dia mengampuni dosa-dosamu, kemudian bertobatlah kepada-Nya, ketika tiap-tiap dari kamu mengerjakan sesuatu dosa dan beramallah dengan amalan yang saleh (Hasbi, 2011:389).

Objek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Agrikulturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang mana sampel yang masuk kriteria dalam penelitian ini yaitu 13 perusahaan kelapa sawit yang terdiri dari:

Tabel 1. 1

Daftar Perusahaan Agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018

No. Kode Nama Perusahaan

1. AALI Astra Agro Lestari Tbk 2. BWPT Eagle High Plantations Tbk 3. DSNG Dharma Satya Nusantara Tbk 4. GZCO Gozco Plantation Tbk

5. JAWA J.A. Wattie Tbk

6. LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk 7. PALM Provident Agro Tbk

8. SGRO Sampoerna Agro Tbk 9. SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk

10. SMAR Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk 11. SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk

12. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk

13. MAGP Multi Agro Gemilang Plantation Tbk Sumber: Annual Report (www.idx.co.id)

Pada penelitian ini objek penelitian yang penulis ambil yaitu Perusahaan Agrikultur yang berfokus pada perusahaan perkebunan kelapa sawit. Alasan penulis memilih Perusahaan perkebunan kelapa sawit pada penelitian ini karena sektor perkebunan kelapa sawit menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Pengelola perusahaan bagian perkebunan sangat berperan penting dalam transformasi aset biologis perusahaannya. Mulai dari masa penanaman, pemeliharaan sampai masa panen. Semua itu membutuhkan waktu yang cukup lama sampai kepada tumbuhan telah mengahasilkan. Dengan demikian perusahaan perlu melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkelanjutan atas tata kelola perusahaannya. Selain itu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri perkebunan kelapa sawit ini merupakan salah satu andalan komoditi pertanian di Indonesia yang menciptakan sendiri regulasi nasional pengembangan kelapa sawit berkelanjutan yaitu peraturan Menteri Pertanian No.

7

19/Permentan/OT/140/3/201 tentang pedoman perkebunan kelapa sawit bekelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainability Palm Oil-ISPO) dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan (Sustainable) yang disesuaikan dengan peraturan undang-undang yang berlaku.Variabelcorporate governance perusahaan dilihat menggunakan jumlah dewan komisaris, jumlah rapat dewan direksi dan jumlah rapat komite audit sedangkan karakteristik perusahaan dilihat menggunakanprofitabilitas, dan ukuran perusahaan dalam pelaporan yang berkelanjutan akan menggambarkan pengungkapan sustainability report.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “PengaruhCorporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report Pada Perusahaan Agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2016-2018”.

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : RAHMI IZMA WATI (Halaman 17-23)