• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asas dan Tujuan Keterbukaan Informasi Publik

Dalam dokumen SHAFIRA MAULIDA NIM : (Halaman 30-0)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Transparansi

2.4.1 Asas dan Tujuan Keterbukaan Informasi Publik

Keterbukaan (openness) menyangkut kepada terbukanya kesempatan bagi rakyat untuk mengajukan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah yang dinilainya tidak transparan. Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang bersifat terbuka dan transparan dalam memberikan data dan informasi yang memadai bagi masyarakat sebagai bahan untuk melakukan penilaian atas jalannya pemerintahan Sedangkan kerangka hukum atau ruleoflaw dapat diartikan bahwa goodgovernance mempunyai karakteristik berupa jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan publik yang dibuat dan dilaksanakan. Karenanya, setiap kebijakan publik dan peraturan perundangan harus selalu dirumuskan, ditetapkan dan dilaksanakan berdasarkan prosedur baku yang telah melembaga dan diketahui oleh masyarakat umum, serta memiliki kesempatan untuk mengevaluasinya (Mihradi, 2011:43)

Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah hak publik untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Good governance akan terlaksana dengan baik apabila ada pengawasan publik, sehingga pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan. Hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. Hak setiap warga negara untuk memperoleh informasi dipandang relevan untuk meningkatkan kualitas keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik. Partisipasi masyarakat tidak akan ada artinya tanpa jaminan ketcrbukaan informasi publik. Keterbukaan Informasi Publik dengan demikian mempunyai tujuan, dan tujuan itu secara formal ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008.

Keberadaan UU KIP sangat penting sebagai landasan hukum yang berkaitan dengan;

1. Hak setiap orang untuk memperoleh informasi

2. Kewajiban badan publik menyediakan dan melayani pemintaan informasi secara cepat, tepat waktu, biaya ringan, proporsional dan

3. Pengecualian bersifat ketat dan tertatas.

4. Kewajiban badan publik untuk membenahi system dokumentasi dan pelayanan informasi.

Asas keterbukaan informasi publik yang ditantukan dalam Pasal 2 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008, ada 4 sebagai bcrikut: Asas Keterbukaan Informasi Publik

1. Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat di akses oleh setiap Pengguna Informasi Publik.

2. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas.

3. Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan sederhana

4. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai dengan Undang-Undang, kepatutan, dan kepentingan umum didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat serta setelah dipertimbangkan secara seksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar dari pada membukanya atau sebaliknya.

Tujuan keterbukaan informasi publik secara normatif di dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 sebagai berikut:

1. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik.

2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik.

3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik.

4. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien,akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.

5. Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak.

6. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa

7. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas. artisipasi Masyarakat 2.4.2 Kebebasan Memperoleh Informasi Publik

Kebebasan memperoleh informasi adalah hak masyarakat dalam membuka jalan untuk memperoleh informasi dan untuk tahu apa yang sedang pemerintah lakukan atas nama mereka. Tanpa hal – hal itu, kebebasan akan merana dan partisipasi masyarakat pada pemerintahan tetap akan sepenggal – sepenggal.

Kebebasan nemperoleh infornasi merupakan bagian dari hak asasi manusia dan sekaligus nerupakan salah satu ciri terpenting dalam negara demokrasi untuk mewujudkan pemerintahan yang terbuka ( open government ). Kebebasan memperoleh informasi publik merupakan elemen penting mengoptimalkan pengawasan publik terhadap pelaksanaan roda organisasi pemerintahan dan lembaga – lembaga negara lainnya untuk mendorong pemerintahan yang akuntabel (Mihradi, 2011:25)

Dalam kaitan dengan jaminan hak atas kebebasan memperoleh informasi publik, maka ciri goodgovernance berupa transparansi dan keterbukaan di atas merupakan indikator diakomodasinya hak dimaksud. Pemerintah dituntut untuk selalu terbuka dan menjamin akses stakeholders terhadap berbagai informasi mengenai proses kebijakan publik, alokasi anggaran untuk pelaksanaan serta pemantauan dan dalam pelaksanaan kebijakan. Selain dalam pula, masyarakat dan stakeholders perlu mengetahui apakah tindakan-tindakan pemerintah beserta sejumlah pengeluaran untuk membiayai kegia benar-benar menghasilkan kinerja yang dengan yang diharapkan.

Menurut mas achmadsantosa di dalam pemerintahan yang terbuka dan transparan maka ada enam hak publik yang harus dijamin (Mihradi,2011:8)

a. Hak publik untuk memantau dan mengamati perilaku pejabat publik (dalam menjalankan fungsi publiknya) (right to observe).

b. Hak publik untuk mendapatkan informasi publik (access to information) c. Hak publik untuk berpartisipasi dalam pembentukan kebijakan publik (right

to participate).

d. Hak publik untuk dilindungi dalam mengungkap fakta dan kebenaran (whistle blower protection).

e. Hak atau kebebasan berekspresi yang diwujudkan melalui kebebasan pers yang berkualitas.

f. Hak publik untuk mengajukan keberatan (right to appeal)

Sedangkan hak untuk mendapatkan informasi atau jaminan hak atas kebebasan memperoleh informasi publik terdiri atas lima hal, yakni:

1. hak untuk mengetahui (right to know);

2. hak untuk menghadiri pertemuan publik (right to observe right to attend public meeting);

3. hak untuk mendapatkan salinan informasi (right to obtain the copy akses pasif);

4. hak untuk diinformasikan tanpa harus ada permintaan (right to be informed akses) dan

5. hak untuk menyebarluaskan informasi (right to disseminate).

Menurut Agus Dwiyanto, hak atas kebebasan memperoleh informasi publik sebagai bentuk realisasi transparansi dan keterbukaan memiliki korelasi dengan pemenuhan hak-hak warga masyarakat lainnya. Misalnya, hak warga untuk berpartisipasi akan menjadi sulit dilakukan bila tidak dijamin akses dan hak atas informasi publik. Pemenuhan hak atas kebebasan memperoleh informasi publik juga membantu masyarakat untuk menilai tindakan pemerintah apakah akuntabel atau tidak. Sebab, untuk dapat memahami tindakan pemerintah tersebut, harus terdapat cukup informasi sehingga masyarakat dapat melakukan penilaian yang fair.

Pada akhirnya, penjaminan hak atas kebebasan memperoleh informasi publik dalam bingkai bentuk perwujudan transparansi dan keterbukaan pemerintah akan memiliki kontribusi strategis bagi upaya penegakan hukum dan pemberantasan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini disebabkan karena salah satu kendala penegakan hukum di Indonesia adalah tidak transparannya proses penegakan hukum.

2.5 Hipotesis Kerja

Menurut Sugiyono (2013:64) mengatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Hipotesis kerja adalah hipotesis yang bersumber dari kesimpulan teoritik, sebagai pedoman untuk melakukan penelitian (Umar,

2010:38). Dalam penelitian kualitatif , hipotesis tidak diuji, tetapi sebagai panduan dalam proses analisis data. Maka penulisi merumuskan hipotesiskerja dalam penelititan ini, yaitu “Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPPTSP) Kabupaten Deliserdang meliputi Standar Dan Sasaran Kebijakan, Sumber Daya, Hubungan Antar Organisasi, Karakteristik Agen Pelaksana, Kondisi Social, Ekonomi Dan Politik Dan Disposisi Implementor.”

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Yang bertujuan untuk menggambarkan sifat peristiwa yaitu implementasi kebijakan keterbukaan informasi public di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang yang ditinjau dari model Van Meter dan Van Horn.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian terhadap masalah masalah atau fenomena – fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta – fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya dan mencoba menganalisis untuk memberikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh (Sudarman, 2002:41).

Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala–gejala, fakta dan kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi serta menganalisa kebenaran berdasarkan data yang diperoleh (Nawawi,1993:140).

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, maka peneliti diharapkan dapat melihat fakta-fakta, kejadian-kejadian, dan gejala-gejala yang ada, yakni tentang implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik dengan mengumpulkan informasi atau data kelapangan terkait dengan Standar Dan Sasaran Kebijakan, Sumber Daya, Komunikasi/Hubungan Antar Organisasi, Karakteristik Agen Pelaksana, Kondisi Sosial, Ekonomi Dan Politik Dan Disposisi Implementor.

3.2 Lokasi penelitian

Penelitian yang penulis teliti adalah mengenai Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang. Penulis mengambil mengenai itu dikarenakan permasalahan minimnya sosialisasi berkaitan dengan keterbukaan informasi mengenai syarat-syarat pengurusan izin yang harus dipenuhi pemohon.

Untuk memperoleh data sebagai bahan untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan, Penelitian ini dilaksanakan Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu ( DPMPPSTSP) Kabupaten Deli Serdang di Jl. Mawar No. 5 Tj. Garbus Satu, Lubuk Pakam.Dimana Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang sebagai lembaga publik yang menangai terkait implementasi kebijakan keterbukaan informasi, sehingga peneliti mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan menggunakan teori yang sudah di tentukan oleh peneliti.

3.3 Informan Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:221) penentuan sampel atau informan dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkaninformasi yang maksimum.Dalam penelitian kualitatif subjek penelitian ditentukann secara sengaja.Informan adalah orang yang benar-benar mengetahui atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini terdiri dari :

Tabel 3.1 : Matrik Informan

No. Informan Informasi yang dibutuhkan Jumlah 1 Kasubbag 1. Standar/tujuan dan sasaran kebijakan KIP

2. Ketersediaan SDM, anggaran dan ketersediaan fasilitas DPMPPTSP Deli Serdang

3. Komunikasi dan penyampaian informasi DPMPPTSP Deli Serdang kepada masyarakat

2 Kepala bidang 1. Standar/tujuan dan sasaran kebijakan KIP

2. Ketersediaan SDM, anggaran dan ketersediaan fasilitas DPMPPTSP Deli Serdang

3. Komunikasi dan penyampaian informasi DPMPPTSP Deli Serdang kepada masyarakat

3 Kepala seksi 1. Standar/tujuan dan sasaran kebijakan KIP 2 Ketersediaan SDM, anggaran dan ketersediaan fasilitas DPMPPTSP Deli Serdang

3 Komunikasi dan penyampaian informasi DPMPPTSP Deli Serdang kepada masyarakat

4 Staff 1. Standar/tujuan dan sasaran kebijakan KIP 2. Ketersediaan SDM, anggaran dan

ketersediaan fasilitas DPMPPTSP Deli 3

Serdang

3. Komunikasi dan penyampaian informasi DPMPPTSP Deli Serdang kepada masyarakat ketersediaan fasilitas DPMPPTSP Deli Serdang

2. Sosialisasi atau penyampaian informasi DPMPPTSP Deli Serdang kepada masyarakat

3. Pemahaman atau respon badan publik terhadap kebijakan KIP

3

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara lansung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dapat dilakukan dengan instrument sebagai berikut :

a. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan lansung kepada pihak yang terkait dengan tujuan untuk memperoleh informasi yng dibutuhkan. Metode wawancara ini ditujukan untuk informan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yang mengetahui dan terkait dengan topic penelitian. Sebelum mengumpulkan informasi kelapangan penulis terlebih dahulu menyusun pedoman wawancara.

b. Observasi ( pengamatan ) adalah pengamatan lansung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Melalui observasi peneliti dapat memperoleh pandangan mengenai apa yang sebenarnya dlakukan dan melihat lansung keterkaitan yang terdapat didalamnya dan kemudian mencatat gejala – gejala yang ditemukan dilapangan untuk melengkapi data – data yang diperlukan sebagai acua yang berkenaan dengan topic penelitian. Sebelum mengumpulkan informasi kelapangan penulis terlebih dahulu menyusun pedoman observasi.

c. Studi dokumentasi,yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen – dokumen yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian. Sebelum mengumpulkan informasi kelapangan penulis terlebih dahulu menyusun pedoman dokumentasi.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif. Analisa data kualitatif adalah analisa terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar penelititan dalam menghubungan fakta, data dan informasi.Jadi teknik analisis data kualitatif menyajikan hasil wawancara dan melakukan analisis terhadap masalah yang di temukan dilapangan sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian dapat menarik kesimpulan.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2007:243) Terdapat beberpa langkah dalam melakukan analisis datayaitu sebagai berikut :

1. Reduksi data

Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal – hal yang penting tentang penelitian dengan mencari tema dan pola hingga memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data display / penyajian data

Data display bermakna sebagai sekumpul informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk uraian atau teks yang bersifat naratif, bagan dan dalam bentuk tabel sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnyaberdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Kesimpulan atau verifikasi

Dalam penelitian ini, kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila kesimpulan pada tahap awal didukung oleh bukti – bukti yang valid san konsisten saat penelitian kembali ke lapangan maka data tersebut dapat dikatakan sebagai data yang kredibel

3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Triangulasi.Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330)

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115)yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini

selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.

Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.

Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.

Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton,1987:331).

Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut :

 Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

 Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

 Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

 Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

 Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Tujuan umum dilakukan triangulasi adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis, maupun interpretatif dari sebuah riset. Dengan demikian triangulasi memiliki arti penting dalam menjembatani dikotomi riset kualitatif dan

kuantitatif, dan pengumpulan data triangulasi (triangulation) melibatkan observasi, wawancara dan dokumentasi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum DPMPPTSP Deli Serdang

Terbentuknya Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPPTSP) Kabupaten Deli Serdang pada tanggal 23 November 2016 adalah salah satu perwujudan dari penataan kembali Sususan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah yang telah disusun sebelumnya dalam Peraturan Daerah Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang dan telah diubah dengan Peraturan Derah Kabupaten Deli Serdang Nomor 1 Tahaun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, dengan Nomenklatur sebelumnya Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPPTSP) yang terbentuk pada tanggal 04 Januari 2016.

Visi DPMPPTSP adalah “Prima Dalam Pelayanan Perizinan Dan Investasi Serta Mendorong Kualitas Perekonomian Daerah Yang Berdaya Saing”. Misi DPMPPTSP adalah(1) Menciptakan pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal yang berkualitas, (2) Mengupayakan optimalisasi profesionalisme sumber daya aparatur (SDA).

Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 2333 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah. Memiliki tugas melaksanakan koordinasi kebijakan daerah dan pelayanan di bidang perizinan usaha dan perizinan non usaha secara terpadu dengan

prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dansimplikasi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang merupakan unsur pendukung tugas Bupati Kabupaten Deli Serdang bidang pelayanan perizinan dan penanaman modal, dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Deli Serdang melalui sekretaris daerah. Dinas yang awal mulanya adalah Badan ini berubah menjadi dinas pada tahun 2016 berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 2333 Tahun 2016

Tuntutan pelayanan yang baik oleh pemerintah yang lebih tinggi, dan masyarakat Deli Serdang itu sendiri bahwa kebutuhan masyarakat akan jasa layanan publik yang semakin tinggi dan kompleks membawa pemerintah Deli Serdang untuk membentuk pusat pelayanan publik dengan sistem satu atap dan mengintegrasikan kantor pelayanan perizinan terpadu di dalamnya yang kemudian disempurnakan menjadi Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang yang berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 2029 Tahun 2016 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Kepada Dinas Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang diberikan kewenangan 31 jenis pelayanan yaitu :

1. Izin Mendirikan Bangunan;

2. Izin Gangguan (HO);

3. Izin Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Perusahaan;

4. Izin Reklame;

5. Izin Apotik;

6. Izin Usaha Toko Modern (IUTM) beserta Izin Pronsip Lokasi;

7. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP) beserta Izin Prinsip Lokasi;

8. Izin Usaha Jasa konstruksi;

9. Izin Peruntukan Penggunan Tanah;

10. Izin Usaha Industri dan Tanda Daftar Industri;

11. Izin Usaha dan Tada Daftar Usaha Pariwisata;

12. Tanda Daftar Gudang;

13. Izin Laboratorium Kesehatan;

14. Izin Usaha Angkutan;

15. Izin Trayek;

16. Izin Usaha Peternakan dan Tanda Daftar Peternakan;

17. Izin Usahan Perkebunan Untuk Budidaya (IUP-B);

18. Izin Usaha Perkebunan untuk Pengolahan (IUP-P);

19. Izin Usaha Perkebunan (IUP);

20. Izin Perubahan Luas Lahan;

21. Izin Perunahan Jenis Tanaman;

22. Izin Perubahan Kapasitas Pengolahan Hasil Perkebunan;

23. Izin Diversifikasi Usaha;

24. Izin Usaha Produksi Benih dan Tanda Daftar Produsen, Penyalur, dan Pedagang Benih Bina;

25. Rekomendasi Kesesuian Dengan Perencanaan Pembangunan Perkebunan Kabupaten Untuk IUP-P Yang Diterbitkan Oleh Gubernur;

26. Rekomendasi Kesesuian Dengan Perencanaan Pembangunan Perkebunan Kabupaten Untuk IUP-B Yang Diterbitkan Oleh Gubernur;

27. Izin Usaha Perikanan;

28. Izin Lingkungan;

29. Izin Pengumpulan Limbah B3 Skala Kabupaten;

30. Izin Pembuangan Air Limbar Ke Badan Air;

31. Izin Pemanfaatan Bagian Jalan.

4.1.1 Tugas Pokok Dan Fungsi DPMPPTSP Deli Serdang

Sesuai Dengan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 768 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 886 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok Fungsi Dan Rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, Maka Dalam Melaksanakan Tugas Pokok Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang, Kepala Dinas Mempunyai Fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan perizinan terpadu yang meliputi bidang industri dan perdagangan, pertanian, bangunan dan tata ruang pertanian dan umum serta bidang penanaman modal.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan publik serta penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (KM) pada Pelayanan Perizinan Terpadu yang meliputi bidang industri dan perdagangan, pertanian, bangunan dan tata ruang, pertanian dan umum serta bidang penanaman modal.

c. Pembinaan dan melaksanakan tugas dalam bidang pelayanan perizinan terpadu yang meliputi bidang industri dan perdagangan, pertanian, bangunan dan tata ruang, pertanian dan umum serta penanaman modal.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya di bidang Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal.

Masing - masing kepala dan sub bagian mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal

 Menetapkan program kerja disetiap bidang seksi

 Melaksanakan pelayanan perizinan terpadu secara langsung maupun paralel

yang meliputi bidang industri dan perdagangan, pertanian, bangunan dan tata ruang, pertanian dan umum serta Penanaman Modal dan Promosi Daerah

 Merumuskan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Perizinan Terpadu yang

meliputi bidang industri dan perdagangan, pertanian, bangunan dan tata ruang, pertanian dan umum serta dan Penanaman Modal dan Promosi Daerah;

 Merumuskan penyelenggaraan promosi terpadu potensi daerah dalam rangka pengembangan investasi di daerah di dalam negeri maupun di luar negeri;

 Merumuskan laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

 Menilai prestasi kerja bawahan dengan menggunakan formulir capaian SKP

yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai penetapan kontrak prestasi kerja bawahan

 Melaksanakan tuga lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

 Merancang/menyusun pelaksanaan kegiatan dari program kerja;

 Menyusun dan melakukan pengelolaan administratif umum

 Menyusun dan melakukan pengelolaan administratif umum

Dalam dokumen SHAFIRA MAULIDA NIM : (Halaman 30-0)