BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Dinas Penanaman
4.3.2 Sumber Daya
Sumber daya adalah faktor yang paling penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik untuk berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sumber daya dapat berupa sumber daya manusia yang memadai dengan kemampuan dan keahlian yang baik untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, sumber daya anggaran (finansial) yang akan mendukung pengadaan sarana dan prasarana yang memadai dan sumber daya pendukung dalam bentuk fasilitas. Tanpa tersedianya sumberdaya maka akan sangat kecil kemungkinan kebijakan keterbukaan informasi dapat diimplementasikan dengan baik.
Ketersediaan sumber daya manusia dalam pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik di DPMPPTSP merupakan hal yang penting. Meskipun demikian perlu juga diketahui bahwa jumlah pegawai tidak selalu memberikan efek positif dalam implementasi kebijakan, tetapi dibutuhkan juga kualitas sumber daya yang mumpuni dan ahli dibidangnya sehingga berpengaruh terhadap kinerja pelaksana kebijakan. Pendidikan adalah bagian penting untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tersedia.
Tabel 4.5 : Displin Pendidikan Pegawai Sipil pada DPMPPTSP Deli Serdang
No Pendidikan Jumlah
1 Hukum 3
2 Administrasi 8
3 Ekonomi 5
4 Pemerintahan 3
Disiplin ilmu juga merupakan hal penting untuk menentukan kualitas SDM.
Suatu bidang akan berjalan dengan baik bila dilaksanakan oleh yang memiliki ilmu dan pemahaman di bidang tersebut. Disiplin ilmu yang dimiliki oleh pegawai DPMPPTSP sebagian besar berasal dari ilmu administrasi, ilmu pemerintahan, ilmu hukum, ilmu teknik, ilmu sosial dan ilmu ekonomi. Disiplin ilmu yang tentu saja sesuai dengan kebutuhan untuk mengurus perizinan dan permodalan di DPMPPTSP Deli Serdang .
Mengenai Ketersediaan Sumber Daya Manusia, oleh informan, selaku Kasubbag.
Perencanaan dan Program memberikan tanggapan :
Namun ketersediaan sumber daya manusia di DPMPPTSP ini masih terbatas masih perlu penambahan jumlahnya maupun penambahan mutu sumber daya manusianya, dan kualitas atau mutu SDM nya dapat ditingkatkan dengan melakukan pelatihan-pelatihan (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan Dokumentasi halaman 8 )
Hak serupa dengan yang dikatakan oleh informan lainnya :
Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) di DPMPPTSP Deli Serdang sekitar 70%, pegawai yang untuk memberikan layanan informasi, untuk menerima pengaduan, untuk melaksanakan verifikasi itu semua sudah ada tetapi masih kurang, seharusnya dalam melayani ada 2 atau 3 orang sekarang masih 1 orang karena keterbatasan pegawai (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara halaman 5 )
Selain sumber daya manusia, Sumber daya anggaran dan fasilitas juga merupakan faktor yang penting untuk mempersiapkan fasilitas atau sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang dibutuhkan.
Informan lainnya juga memberikan tanggapan mengenai ketersediaan fasilitas dan anggaran di DPMPPTSP Deli Serdang :
Sedangkan ketersediaan anggaran dan fasilitas di DPMPPTSP Deli Serdang sudah ada, tetapi fasilitasnya masih belum cukup karena terbatas pada anggaran yang ada di kabupaten/kota, jika APBDnya besar maka fasilitasnya akan menjadi lebih baik dan bagus, karena fasilitas yang baik dan bagus membutuhkan anggaran yang besar (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan Dokumentasi halaman 8 )
Hal senada dengan informan lainnya, Kasi Pelayanan Perizinan Dan Non Perizinan III, juga memberikan tanggapan :
Jika dipersentasikan ketersediaan anggaran dan fasilitas di DPMPPTSP Deli Serdang sekitar 60%, (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan Dokumentasi halaman 8 )
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan terkait ketersedian Sumber Daya Alam dan fasilitas di DPMPPTSP Deli Serdang, peneliti melihat sumber daya manusianya masih kurang dan masih perlu ditingkatkan lagi baik dari segi kualitas dan kuantitasnya, berdasarkan dengan wawancara yang peneliti lakukan, kalau sekarang mengurus izinnya sampai 1 hari karena Front Office baru, sedangkan yang lama lebih cepat dan kelengkapan berkasnya bisa menyusul.
Ketersediaan anggaran dan fasilitas di DPMPPTSP Deli Serdang sekitar 60%, Jaringan Internet, Wifi, CCTV dan pantauan KPK, Finger Print, Laptop, Computer, Printer, Server, Gedung dan lainnya sebagian telah ada di DPMPPTSP, meskipun perlu ditingkatkan lagi dengan mangadakan genset dan mushollah (Lihat Transkrip Wawancara, Observasi dan Dokumentasi halaman 9-10 )
Gambar 4.3
Suasana Front Office DPMPPTSP Deli Serdang
Sumber : Foto oleh Peneliti, 2018
Sarana dan prasarana secara keseluruhan masih membutuhkan perhatian untuk lebih ditingkatkan sehingga pelayanan informasi publik dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dari hasil pemaparan diatas dapat diketahui bahwa di DPMPPTSP Deli Serdang sumber daya manusia masih kurang dan begitu juga dengan sumber daya anggaran dan perlu ditingkatkan lagi pada fasilitas dan kuantitas serta kualitas sumber daya manusianya.
4.3.3 Hubungan Antar Pelaksana Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Hubungan antar pelaksana merupakan suatu proses yang kompleks. Didalam implementasi sebuah program atau kebijakan perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain yang berkaitan dengan program atau kebijakan. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.
Setiap 3 bulan sekali atau paling lama 6 bulan sekali kita memberikan informasi mengenai kegiatan atau program dinas ini ke PPID Deli Serdang (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 11 )
Kemudian informan di bawah ini menyatakan bahwa :
Kita ada bekerjasama dengan KPK, KPK meminta kita untuk menjadi E-Government yang cepat, transparan dan akuntabilitas agar mencegah terjadinya tindakan korupsi yang sering marak terjadi di lingkungan-lingkungan dinas (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 11 )
Menurut Van Meter dan Van Horn dalam (wahab, 2008:67) agar kebijakan publik bisa dilaksanakan dengan efektif, apa yang menjadi standar dan tujuan harus dipahami oleh para implementor, karena standar dan tujuan harus dikomunikasikan kepada para pelaksana.
Komunikasi pada organisasi menggunakan dua saluran dasar, yaitu saluran formal dan saluran informal. Saluran formal dan informal dilakukan melalui interpersonal (tatap muka) dan melalui media massa. Setiap saluran komonukasi memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Oleh karena itu penggunaan lebih dari 1 saluran secara simultan sering dilakukan. (Devito, 1997:28).
Rogers dan Rogers (1976:79-80) menjelaskan bahwa saluran formal adalah saluran yang telah ditetapkan oleh organisasi atauinstansi. Pesan-pesan mengalir ke dalam tiga arah: ke bawah, ke atas dan kesamping (horizontal). Pesan-pesan ke bawah terutama berisi informasi yang perlu bagi staf manapun untuk melaksanakan tugasnya, seperti kebijakan-kebijakan dan prosedur, perintah dan permintaan yang diturunkan ke tingkat yang tepat dalam jenjang hirarki. Pesan-pesan ke atas berbentuk laporan, permintaan, opini dan keluhan. Pesan-pesan kesamping berlangsung antar departemen, gugusan fungsi atau antar orang-orang pada tingkat yang sama dalam organisasi. Komunikasi formal terjadi dalam struktur organisasi
formal dan berwujud pola-pola hubungan formal, jadi dapat dikatakan dalam komunikasi formal terdapat pola tingkah laku yang relatif stabil dan berubah sangat lamban. Saluran informal terbentuk dari kesamaan kepentingan diantara orang- orang dalam organisasi. Saluran informal seringkali menjadi satu-satunya sarana komunikasi ketika saluran formal mengalami kemacetan atau gangguan.
Komunikasi merupakan penyampaian informasi yang akurat, jelas, konsisten dan menyeluruh antara pelaksana dalam implementasi kebijakan keterbukan informasi publik. Komunikasi yang buruk akan menimbulkan kesalahan dalam memaknai suatu informasi. Keberhasilan implementasi kebijakan ditentukan oleh komunikasi yang akurat antar para pelaksana kebijakan keterbukaan informasi publik, serta koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan.
Kejelasan standar dan tujuan kebijakan perlu dikomunikasikan secara tepat dengan para pelaksana. Pemerintah Indonesia dalam Perpres No. 97 Tahun 2014 sudah mengkomunikasikan kebijakan melalui saluran formal kebawah tujuan-tujuan dalam proses pelayanan di PTSP secara eksplisit pada pasal 18 yang juga menjadi standar pelayanan PTSP. Standar inilah yang menjadi sebuah keharusan bagi seluruh PTSP di Indonesia untuk dilaksanakan atau diimplementasikan.
Salah satu cara untuk menyampaikan pesan adalah dengan menggunakan cara sosialisasi. Proses sosialisasi bertujuan agar pesan dapat sampai kepada target atau sasaran. Jalur penyampaian pesan bisa melalui media dan dengan tatap muka, hal serupa dengan yang dikatakan informan lainnya:
Komunikasi yang dilakukan di DPMPPTSP melalui 2 sistem yaitu secara langsung dan secara tidak langsung, kalau secara langsung mereka datang ke kantor bertanya semua hal yang ingin mereka tanyakan tentang proses perizinan, dan yang tidak langsung komunikasinya melalui media online, di website perizinan bisa juga melakukan pengaduan secara online (Hasil
wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 11 )
Hal senada dengan yang dikatakan oleh staff DPMPPTSP Deli Serdang :
Masyarakat yang sekarang belum semua melek dengan teknologi yang ada, jadi masyarakat yang saya pandang berdasarkan umur, umur dari anak-anak sampai dewasa awal jelas sudah melek akan teknologi yang ada, tetapi dewasa sampai tua belum tentu mereka suka akan teknologi. Jadi cara penyampaiannya bisa dengan mengobrol lansung, informasinya diberikan secara langsung, melakukan sosialisasi secara langsung, melalui media Koran, radio dan TV (Hasil wawancara tanggal 26 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 12 )
Informan lainnya, selaku Kasi pengaduan dan layanan informasi juga memberikan tanggapan :
Dalam penyampaian informasi DPMPPTSP melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui pihak ke kecamatan, untuk sementara ini masih ke pihak ke kecamatan karena keterbatasan anggaran, tidak seperti dinas lain sudah memiliki mobil dinas dan DPMPPTSP Deli Serdang melakukan sosialisasi melalui media radio (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 11 )
Adapun masyarakat memberikan tanggapan mengenai penyampaian informasi yang dilakukan DPMPPTSP Deli Serdang yaitu Bapak Darma Syahputra Purba:
Sosialisasi pasti ada, kan ada biaya untuk sosialisasi untuk dipertanggung jawabkan, cuman karena rumah saya dekat dengan dinas, jadi saya langsung saja datang kedinas (Hasil wawancara tanggal 28 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 12)
Informan lainnya yang lagi mengurus izin juga memberikan tanggapan :
Sosialisasi KUPT tidak ada, dan dari camat pun belum ada. (Hasil wawancara tanggal 28 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 13 )
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan, peneliti melihat DPMPPTSP Deli Serdang dalam penyampaian informasi kepada masyarakat masih kurang,
DPMPPTSP Deli Serdang melakukan sosialisasi mengenai syarat-syarat dalam pengurusan izin menggunakan spanduk-spanduk yang dipasang di depan dinas, dan juga melalui website resmi DPMPPTSP Deli Serdang serta melalui radio. (hasil Observasi 19, 26, 28 maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 13)
Dari informasi – informasi di atas, penulis memahami bahwa penyampaian informasi di DPMPPTSP Deli Serdang masih perlu ditingkatkan lagi karena penyampaian informasinya masih melalui pihak kecamatan radio, dan spanduk.
Dengan demikian penyampaian informasi diharapkan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan kebijakan informasi publik dalam mewujudkan pemerintahan yang tansparan.
4.3.4 Karakteristik Agen Pelaksana
Karakteristik agen pelaksana kebijakan terkait dengan struktur birokrasi, norma-norma danpola-pola hubungan birokrasi. Karakter para pelaksana kebijakan atau program harus berkarakteristik keras dan ketat pada aturan serta taat pada sanksi hukum yang berlaku. Setiap bagian harus mengetahui tugasnya sesuai kedudukannya. Serta struktur birokrasi dalam pelaksanaan kebijakan perlu mempertegas alur pelaksanaan suatu kebijakan.
Struktur birokrasi yang jelas akan akan mendukung pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik, struktur yang jelas akan mempengaruhi pembagian tugas dan tanggung jawab pada setiap bagian yang dapat dilaksanakan dengan baik.
Selain itu dalam pelaksanaan suatu kebijakan setiap orang di bidangnya masing-masing diikat oleh norma dan nilai yang berlaku di lingkungan kerja.
Setiap bidangnya masing-masing kami terikat dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di dinas ini (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 13 )
Hal ini dikemukan oleh informan, kasi pengaduan dan layanan informasi serta kasi pelayanan perizinan dan non perizinan III menyatakan bahwa :
Struktur, tata cara dan prosedur di DPMPPTSP Deli Serdang sesuai dengan peraturan menteri dalam negeri, tentang tata cara pelayanan kepada masyarakat sudah ada tata caranya, diperaturan menteri sudah ada bagaimana standar operasional, berapa lama harus mengerjakan, baik menerima informasi baik dalam memberikan informasi, menerima pengaduan dan memverifikasinya, begitu juga dalam mengurus izin (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 14 )
Gambar 4.4
Alur Prosedur Pelayanan Izin
Sumber : Renstra DPMPPTSP Deli Serdang, 2018
Prosedur kebijakan di DPMPPTSP Deli Serdang transparan, pemohon bisa langsung mengetahui sampai sejauh mana proses permohonannya berada, bisa mereka liat di tracking perizinan DPMPPTSP (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 14)
Gambar 4.5
Foto Tracking Perizinan DPMPPTSP Deli Serdang
Sumber : website DPMPPTSP Deli Serdang, 2018
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan terkait karakteristik agen pelaksana yaitu terkait stuktur birokrasi dan prosedurnya sudah jelas dan transparan, struktur birokrasi DPMPPTSP Deli Serdang sudah ada tertempel di dinding di Front Office, tetapi alur prosedur pelayanan izin letaknya tidak stategis karena letaknya di area parkir yang belum tentu semua pengurus lewat area parkir, dan para pegawai sudah melayani pemohon sesuai tupoksi mereka dan sesuai SOP. (hasil Observasi 19, 21, 26, 28 maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 15)
Dari informasi–informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksana kebijakan di DPMPPTSP sudah memiliki struktur dan prosedur yang jelas sesuai peraturan menteri dalam negeri sehingga pembagian tugas dan tanggung jawab setiap bidang dapat dilaksanakan sesuai aturan.
4.3.5 Kondisi Sosial, Ekonomi Dan Politik
Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan; dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan.
Lingkungan eksternal perlu diperhatikan juga untuk mendukung dan menekan pelaksanaan kebijakan guna menilai keberhasilan implementasi kebijakan.
Keberhasilan kebijakan harus didukung dengan lingkungan eksternal yang kondusif jika lingkungan eksternal tidak kondusif dapat menjadi masalah dari kegagalan kinerja implementor kebijakan. Karena kondusif itu dapat menciptakan lingkungan yang baik dalam pelaksanaan kebijakan. Dalam pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik perlu di dukung oleh lingkungan eksternal seperti dukungan dari masyarakat.
Mengenai dukungan dari luar oleh informan, selaku Kasubbag. Perencanaan dan Program memberikan tanggapan :
Dukungan dari lingkungan luar ada, seperti masyarakat dan LSM tapi kita tetap berpedoman pada ketentuan peraturan yang berlaku (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip, Observasi dan dokumentasi Wawancara halaman 15 )
Hal serupa juga disampaikan oleh informan lainnya, staff DPMPPTSP Deli Serdang :
Pengaruhnya dari luar ada, contohnya anda, dengan anda kami jadi tau kebijakan ini ada (Hasil wawancara tanggal 26 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 16 )
Hal yang berbeda yang dikatakan oleh informan lainnya, Selaku Kasi Pelayanan Perizinan Dan Non Perizinan III mengenai pengaruh dari luar :
Dukunagan dari luar ada seperti dukungan dari masyarakat, pelaku usaha tetapi kita berpedoman pada peraturan yang ada karena kita ada SOP, kalau pemerintahan itu tidak bleh lari, pemerintahan itu terikat oleh peraturan yang harus dipedomani (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 15 )
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan, walaupun ada pengaruh dari luar DPMPPTSP Deli Serdang tetap berpedoman pada peraturan yang ada yang berlaku, sesuai dengan SOP, DPMPPTSP Deli Serdang sekarang ada pantauan dari KPK. (hasil Observasi 21, 26, 28 maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 16)
Gambar 4.6 : Kondisi depan Dinas Penanaman Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang
Sumber : Foto oleh peneliti, 2018
Dari informasi-informasi di atas, dapat disimpulkan dalam pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik di DPMPPTSP Deli Serdang ada pengaruh
dari luar. Tetapi walaupun ada pengaruh dari luar DPMPPTSP Deli Serdang tetap berpedoman pada peraturan yang berlaku dan sesuai dengan SOP.
4.3.6 Disposisi Implementor
Pemahaman dan respon para implementor sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan. Respon para implementor menjadi tolak ukur kesiapan dari pelaksana kebijakan untuk mengimplementasikan kebijakan. Jika implementor setuju dengan bagian dari isi kebijakan maka mereka akan melaksanakan dengan senang hati tetapi jika pandangan meraka berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses implementasi akan mengalami banyak masalah dalam disposisi.
Dalam implementasi kebijakan disposisi implementor dibedakan menjadi 3 hal yaitu (1) respon implementor terhadap kebijakan, terkait dengan kemauan implementor untuk melaksanakan kebijakan public, (2) kognisi, pemahaman terhadap kebijakan yang telah ditetapkan, (3) intens disposisi implementor yakni prefensi nilai yang di miliki.
Para pegawai DPMPPTSP Deli Serdang memberikan tanggapan mereka mengenai kebijakan Keterbukaan Informasi Publik :
Respon pegawai DPMPPTSP tentang kebijakan keterbukaan informasi publik mereka mendukung kebijakan ini, dan kebijakan ini bagus agar pelayanan publik clean of clean, transparan, akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan tetapi kebijakan keterbukaan inforamsi publik ini harus lebih diperbaiki lagi (Hasil wawancara tanggal 21 & 26 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 17-18 )
Tetapi ada juga sebagian staff yang tidak tahu tentang kebijakan keterbukaan informasi publik ada, setelah saya mewawancarainya baru mereka tahu kebijakan
keterbukaan informasi itu ada, jadi staff tersebut memberikan tanggapan mengenai respon dia mengenai kebijakan ini :
Respon saya biasa saja, karena kami tidak menggunakan kebijakan yang 2008, kami menggunakan turunannya dan kebijakan yang baru (Hasil wawancara tanggal 26 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 18 )
Setiap kebijakan perlu adanya Pengawasan ataupun kontrol yang dilakukan untuk meningkatkan pencapaian dalam pelaksanaan kebijakan. Seperti halnya dalam pelayanan informasi. Seperti yang dikatakan oleh Kasi Pengaduan Dan Informasi Layanan mengenai pengawasan yang dilakukan di DPMPPTSP Deli Serdang :
DPMPPTSP Deli Serdang melakukan pengawasan setiap saat, jika ada staff yang salah langsung di tegur, kita ingatkan bahwa dalam hal pelayanan harus terbuka (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 18 )
Informan lainnya, selaku Kasubbag. Perencanaan dan Program, juga memberikan tanggapan:
Pengawasan juga masih terus dilaksanakan baik tingkat interent maupun tingkat eksternal, kalau interent pengawasannya dari ekspektorat kadang-kadang dari KPK juga (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 19 )
Hal serupa juga dikatakan oleh informan lainnya, staff mengenai pengawasan yang dilakukan :
Media pengawas bukan berasal dari pihak dalam, sebagai pihak pengevaluasi selama ini dibutuhkan pihak luar untuk memperbaiki, untuk setiap dinas yang memberi evaluasi ada di pihak ekspektorat, dan masyarakat juga bisa menjadi control media evaluasi (Hasil wawancara tanggal 26 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 19 )
Informan lainnya, selaku Kasi Kebijakan Dan Advokasi Layanan, juga memberikan tanggapan :
Kalau ada staff yang salah harus ditegur, harus ramah kepada pemohon, dan harus terbuka, masing-masing bidang saling mengawasi, setiap saat diawasi, apa yang di butuhkan pemohon harus diberikan dan layani, tetapi tidak keluar dari tupoksi. Seminggu sekali diberikan pengarahan (Hasil wawancara tanggal 21 Maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 19 )
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan, respon para pegawai DPMPPTSP Deli Serdang sangat baik, mereka sangat mendukung kebijakan keterbukaan informasi publik, mereka melakukan pengawasan satu sama lain dan menegur jika staff ada yang salah dan saling mengingatkan bahwa dalam hal pelayanan harus terbuka. (hasil Observasi 21, 26, 28 maret 2018, Transkrip Wawancara, Observasi dan dokumentasi halaman 20)
Dari informasi–informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa respon pelaksana DPMPPTSP Deli Serdang akan kebijakan ini dapat dikatakan baik walaupun ada sebagian staff yang belum tau akan kebijakan keterbukaan informasi publik . Hal ini dapat dilihat dari sikap mereka yang mendukung dan melakukan pengawasan kebijakan keterbukaan informasi dan keseriusan meningkatkan pelayanan permohonan informasi d DPMPPTSP Deli Serdang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik dilaksanakan dengan cukup baik oleh Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizian Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang (DPMPPTSP) meskipun pelaksanaannya belum maksimal. Hal tersebut disimpulkan dengan variabel-variabel yang dijadikan peneliti untuk melihat Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik, yaitu :
5.1.1 Standar Dan Sasaran sKebijakan
Para pelaksana kebijakan keterbukaan informasi publik di DPMPPTSP sudah memahami standar dan tujuan dari kebijakan keterbukaan informasi publik yaitu untuk memenuhi hak masyarakat mengenai informasi publik, dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menciptakan pemerintahan yang transparan, akuntabilitas dan dapat dipertanggung jawabkan. Para pelaksana sudah memahami sasaran dari kebijakan keterbukaan informasi publik baik di luar DPMPPTSP yang sasarannya masyarakat umum maupun di DPMPPTSP Deli Serdang itu sendiri yang sasarannya para staff, penggiat ekonomi ataupun para pelaku usaha.
5.1.2 Sumber Daya
Sumber daya sering menjadi masalah utama dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah di Indonesia. Hal ini juga dirasakan dalam Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di DPMPPTSP Deli
Serdang. Sumber daya manusia di DPMPPTSP Deli Serdang masih kurang memadai dari segi kuantitas SDM maupun dari segi kemapuan atau kualitas SDM.
5.1.3 Hubungan Antar Pelaksana
Hubungan antar pelaksana didalam suatu program atau kebijakan
Hubungan antar pelaksana didalam suatu program atau kebijakan