• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembar peserta 2.2 Penghormatan dan Martabat

Dalam dokumen Manual Pelatihan untuk Pelatih (Halaman 70-73)

Mempromosikan penghormatan dan martabat di tempat kerja

Hak asasi manusia dan prinsip-prinsip dan hak-hak dasar di tempat kerja

Pekerja rumah tangga, sebagaimana pekerja lainnya, berhak atas penghormatan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia dan prinsip-prinsip dan hak-hak dasar di tempat kerja. Prinsip-prinsip dan hak-hak di tempat kerja ditetapkan oleh Deklarasi ILO tahun 1998 mengenai Prinsip-prinsip dan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja, dan Konvensi No. 189 (Pasal 3) menggemakan kewajiban bahwa setiap Negara anggota harus mempromosikan dan mewujudkan prinsip-prinsip dan hak-hak ini:

a) Kebebasan berserikat dan pengakuan efektif terhadap hak atas perundingan bersama.

b) penghapusan segala bentuk kerja paksa atau kerja wajib.

c) Penghapusan pekerja anak secara efektif.

d) Penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan.

Negara-negara diberi panduan khusus untuk mempromosikan dan melindungi hak-hak pekerja rumah tangga, dan diserukan agar:

• Menjamin hak pekerja rumah tangga dan majikan pekerja rumah tangga untuk membentuk dan ... untuk bergabung dengan organisasi, federasi dan konfederasi pilihan mereka sendiri (Pasal 3 (3)).

• Menetapkan usia minimum untuk pekerja rumah tangga sesuai dengan ketentuan Konvensi Usia Minimum, 1973 (No. 138), dan Konvensi Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak, 1999 (No. 182), dan tidak lebih rendah

“Apapun jenis pekerjaan yang Anda lakukan, Anda berhak atas penghormatan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia Anda, untuk hidup dan bekerja dengan cara yang layak dan bermartabat, bebas dari pelecehan dan eksploitasi”.

ILO. 2009. Domestic work - Decent work: A smart guide for domestic workers in Thailand, (Bangkok).

daripada yang ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan nasional bagi para pekerja pada umumnya (Pasal 4 (1)).

• Menjamin pengupahan ditetapkan tanpa diskriminasi berdasarkan jenis kelamin (Pasal 11).

Perlindungan dari penyalahgunaan, pelecehan dan kekerasan

Pekerja rumah tangga, yang sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan migran, sangat rentan terhadap penyalahgunaan, pelecehan dan kekerasan fisik, seksual, psikologis atau bentuk-bentuk penyalahgunaan, pelecehan dan kekerasan lainnya karena tempat kerja mereka tersembunyi dari masyarakat dan mereka pada umumnya tidak memiliki rekan kerja. Pekerja yang tinggal di dalam dapat sangat beresiko. Langkah-langkah diperlukan untuk menjamin bahwa pekerja rumah tangga menikmati perlindungan efektif dari segala bentuk penyalahgunaan, pelecehan dan kekerasan.

Ketentuan kerja yang adil dan kondisi hidup yang layak

Pekerja rumah tangga berhak mendapatkan Ketentuan kerja yang adil serta kondisi kerja yang layak dan, jika mereka tinggal di rumah tangga tersebut, kondisi hidup layak yang menghormati privasi mereka. Konvensi ini menetapkan pedoman komprehensif untuk membangun ketentuan kerja yang adil, berkenaan dengan pengupahan, jam kerja, kondisi kerja dan hidup yang aman dan layak, dan akses ke jaminan sosial (lihat Lembar pegangan peserta 2.3). Konvensi ini juga menangani hak dan masalah yang khusus untuk pekerja migran, pekerja rumah tangga anak, dan pekerja rumah tangga yang tinggal di dalam (lihat Lembar pegangan peserta 2.4).

Menerapkan dan mewujudkan hak seluruh pekerja rumah tangga

Kepatuhan dan Penegakan

Pekerja rumah tangga harus mampu mencari keadilan ketika mereka menghadapi pelanggaran hak-hak mereka. Mereka harus memiliki akses ke pengadilan dan prosedur penyelesaian perselisihan lainnya. Sesungguhnya, ada banyak tindakan yang dapat diambil untuk menjamin kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan nasional, dan ada banyak mekanisme yang tepat untuk menyelesaikan perselisihan dan menangani pengaduan. Sangat penting untuk memastikan langkah-langkah dan mekanisme ini ada dan pekerja rumah tangga tahu tentangnya dan diberdayakan untuk menggunakannya. Untuk tujuan itu, Konvensi menyerukan kepada negara-negara untuk:

• Mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa pekerja rumah tangga memiliki akses efektif ke pengadilan, tribunal atau mekanisme penyelesaian perselisihan lainnya (Pasal 16).

• Membangun mekanisme pengaduan yang efektif dan mudah diakses dan sarana kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan nasional untuk Perlindungan pekerja rumah tangga (Pasal 17 (1)).

• Mengembangkan dan menerapkan langkah-langkah untuk pengawasan ketenagakerjaan, penegakan dan sanksi, dengan memperhatikan karakteristik khusus pekerjaan rumah tangga (Pasal 17 (2)).

• Guna untuk menerapkan langkah-langkah pengawasan ketenagakerjaan, langkah-langkah semacam itu perlu menjelaskan syarat-syarat untuk akses ke bangunan rumah tangga (Pasal 17 (2)). Ini penting untuk menyeimbangkan perlindungan hak-hak pekerja rumah tangga dan privasi rumah tangga tempat mereka bekerja.

Mengatur agen ketenagakerjaan swasta

Agen ketenagakerjaan swasta memainkan

pekerja rumah tangga sendiri dengan tujuan untuk menyediakannya untuk rumah tangga. Untuk melindungi pekerja rumah tangga dari praktik-praktik yang melecehkan, Konvensi (Pasal 15) menyerukan kepada negara-negara untuk:

• Menentukan syarat-syarat yang mengatur operasi agen ketenagakerjaan swasta.

• Memastikan perangkat yang memadai untuk penyelidikan pengaduan pekerja rumah tangga.

• Mengadopsi langkah-langkah untuk secara memadai melindungi pekerja rumah tangga dan mencegah pelecehan, dengan bekerja sama dengan negara-negara lain yang sesuai; langkah-langkah ini harus mencakup undang-undang atau peraturan yang menyatakan tanggung-jawab masing-masing agen dan rumah tangga dan menetapkan sanksi, termasuk pelarangan agen yang terlibat dalam praktik penipuan atau pelecehan.

• Bila pekerja direkrut di satu negara untuk bekerja di negara lain, mempertimbangkan kesepakatan bilateral, regional atau multilateral untuk mencegah pelecehan dan praktik penipuan.

• Mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa biaya yang dibebankan oleh agen tidak dikurangkan dari upah pekerja rumah tangga.

Ketentuan-ketentuan ini perlu ditetapkan dengan berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja (Pasal 15 (2)).

Agen ketenagakerjaan swasta dan perlunya regulasi

Menurut laporan Human Rights Watch pada bulan Oktober 2011, kegagalan pemerintah Kamboja dan Malaysia untuk mengatur perekrut dan majikan membuat pekerja rumah tangga migran Kamboja rawan mengalami berbagai pelecehan. Sejak tahun 2008, empat puluh hingga lima puluh ribu perempuan dan anak perempuan Kamboja bermigrasi ke Malaysia sebagai pekerja rumah tangga. Beberapa agen perekrutan di Kamboja membuat dokumen identitas palsu untuk merekrut anak-anak, menawarkan insentif tunai dan makanan yang membuat para migran dan keluarganya terlilit hutang yang sangat besar, menipu mereka tentang tanggung-jawab kerja mereka di Malaysia, dan membebankan biaya perekrutan yang berlebihan. Pekerja rumah tangga mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa agen secara paksa mengurung orang-orang yang direkrut selama tiga bulan atau lebih di pusat-pusat pelatihan tanpa makanan, air, dan perawatan medis yang memadai. Beberapa agen ketenagakerjaan memaksa perempuan dan anak perempuan bermigrasi sekalipun mereka tidak ingin lagi bekerja di luar negeri. Pekerja yang melarikan diri dari pusat pelatihan menghadapi tindakan pembalasan karena melarikan diri atau karena gagal membayar hutang terkait dengan proses perekrutan.

Sumber: Poudyal, J. 2011. Cambodia/Malaysia: Domestic workers face abuse (Human Rights Watch, New York). Terdapat di: http://www.hrw.org/news/2011/10/31/cambodia-malaysia-domestic-workers-faceabuse [7 Nov. 2011].

Sumber bacaan lebih lanjut:

Human Rights Watch (HRW). 2006. Swept under the rug: Abuses against domestic workers around the world (New York).

HRW. 2010. Slow reform: Protection of migrant domestic workers in Asia and the Middle East (New York).

International Labour Organization (ILO). 2011. Decent work for domestic workers: Convention 189 & Recommendation 201 at a glance (Jenewa).

ILO. 2010. Report IV (1): Decent work for domestic workers, International Labour Conference, 99th Session, Jenewa, 2010 (Jenewa).

ILO. 2007. Decent work for domestic workers, Labour Education 2007/3-4. No. 148-140 (Jenewa, Bureau for Workers’ Activities (ACTRAV)).

Pekerja rumah tangga berhak menikmati Ketentuan kerja yang adil serta kondisi kerja yang layak dan, jika mereka tinggal di rumah tangga tersebut, kondisi hidup layak yang menghormati privasi mereka. Lembar pegangan peserta ini mengulas apa yang membentuk kondisi kerja dan hidup yang layak, sebagaimana ditetapkan oleh Konvensi No. 189 dan Rekomendasi No. 201.

Informasi mengenai syarat dan ketentuan kerja—kontrak kerja

Pekerja rumah tangga memiliki hak untuk diberitahu tentang syarat dan ketentuan kerja mereka dengan cara yang mudah dimengerti, sebaiknya melalui kontrak tertulis (Pasal 7).

Ini harus mencakup:

a) Nama dan alamat majikan dan pekerja. b) Alamat tempat kerja

c) tanggal mulai dan, jika kontrak adalah untuk jangka waktu tertentu, durasinya. d) jenis pekerjaan yang akan dilakukan.

e) pengupahan, metode perhitungan dan periodisitas pembayaran. f) jam kerja normal.

g) Cuti tahunan berbayar, dan waktu istirahat harian dan mingguan. h) Penyediaan makanan dan akomodasi, jika ada.

i) Periode masa percobaan atau uji coba, jika ada. j) ketentuan pemulangan, jika berlaku.

k) Syarat dan ketentuan berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja, termasuk periode pemberitahuan oleh pekerja rumah tangga ataupun majikan.

Kontrak tersebut harus diperiksa dengan cermat untuk memastikan bahwa ketentuannya sesuai dengan hak asasi manusia dan standar ketenagakerjaan internasional, khususnya Konvensi ILO No. 189, dan tidak melanggar hak-hak pekerja rumah tangga, migran atau setempat. Ketentuan yang membatasi gerak pekerja, memperbolehkan majikan menahan surat identitas atau dokumen pribadi pekerja, meminta pemeriksaan medis wajib, atau melarang perkawinan dan kehamilan harus tidak diperbolehkan di dalam kontrak. Ketentuan-ketentuan tersebut harus dihilangkan jika ditemukan.

Dalam dokumen Manual Pelatihan untuk Pelatih (Halaman 70-73)