BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3 Isi Kebijakan
4.3.4 Letak Pengambilan Keputusan
Letak pengambilan keputusan tentu erat kaitanya dengan para steakholders dimana setiap keputusan yang diambil dalam menjalankan suatu kebijakan satu program harus sesui dengan peraturan dan ketentuan yang ada dan keputusan yang diambil tentu untuk kepentingan bersama. Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu program dalam pengimplementasiannya. Apakah letak sebuah program yang ditentukan sudah tepat. Misalnya ketika Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sidikalang melaksanakan program pemberdayaan dalam hal pengaksesan modal usaha sudah tepat dengan kondisi yang ada sekarang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pasal 8 yang mengatakan bahwa, aspek pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a ditujukan untuk: a.
memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan bank; b. memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya sehingga dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; c. memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan d. membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan sistem konvensional maupun sistem syariah dengan jaminan yang disediakan oleh pemerintah.
Letak pengambilan keputusan oleh Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi sebagai salah satu steakholder pengambil keputusan telah sesuai dengan tugas Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi yang tertuang dalam Peraturan Bupati Dairi Nomor 20 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Dairi Pasal 187 ayat 1 yang berbunyi “Kepala Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan bidang pelatihan dan produktivitas kerja, pembinaan, penempatan ketenagakerjaan dan hubungan industrial, koperasi dan usaha mikro serta pelayanan administratif dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas lingkup dinas.
Steakholder kedua dalam pengambilan keputusan dalam kebijakan pemberdayaan UKM di Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi adalah pihak perbankan sebagai mitra penyedia peminjaman permodalan dalam membantu meningkatkan pengembangan UKM.
Konteks pengambilan keputusan tersebut menyangkut layak tidaknya sebuah UKM memperoleh pinjaman permodalan sesuai dengan ketentua-ketentuan yang ada di perbankan tersebut.
Dengan demikian, pengambilan keputusan dalam implementasi kebijakan pemberdayaan UKM melibatkan dua steakholders sebagai pengambil keputusan yang diambil dalam menjalankan suatu program. Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi sebagai steakholder pertama berperan sebagai pihak yang memiliki wewenang untuk menetapkan, memberikan dan memutuskan layak tidaknya sebuah UKM untuk memperoleh surat rekomendasi dalam memperoleh pinjaman dana dari pihak perbankan.
Steakholder kedua adalah pihak perbankan sebagai pihak yang berwewenang dalam memutuskan UKM yang bisa memperoleh pinjaman modal usaha berdasarkan surat rekomendasi yang keluarkan oleh Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi dan ketentuan lain di perbankan tersebut.
4.3.5 Pelaksana Program
Pelaksanaan program adalah suatu hal yang sangat penting dalam suatu kebijakan, karena pelaksana program adalah penggerak ataupun alat untuk mencapai suatu keberhasilan yang telah ditetapkan pada awal pembuat kebijakan.
Dapat dikatakan para pelaksana ini adalah penyedia dan yang pemberi pelayanan bagi masyarakat di dalam suatu program, selain itu pelaksana program juga sebagai tolak ukur untuk melihat sejauh mana suatu program diimplementasikannya.
Proses Implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, sosial yang langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat dan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tujuan kebijakan, baik yang negatif maupun yang positif.
Berdasrakan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi menyatakan bahwa:
“Dalam program pelatihan akses modal ini kami berkoordinasi dengan pihak Unit Pelaksana Tugas (UPT) Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai pihak yang bertugas dalam menjalankan kegiatan pelatihan tersebut. Jadi BLK menyusun rangkaian kegiatan pelatihan dan melaksanakan pelatihan. Jadi BLK-lah yang bertanggung jawab dalam kegiatan pelatihan, kita hanya berperan sebagai pengawas dan penerima laporan hasil kegiatan. ” (Transkrip Wawancara, halaman 2)
“Pihak BLK sendiri diisi oleh orang-orang yang benar-benar memang berkompeten di bidang pelatihan pengembangan UKM. Jadi pegawai disana dipilih berdasarkan latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya.”(Transkrip Wawancara, halaman 4)
Melalui hasil wawancara dengan informan di atas, kegiatan sosialisasi pemberdayaan UKM yang dilaksanakan oleh pihak Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi berkoordinasi dengan UPT Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam proses pelaksanaan kegiatan pelatihan. Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi hanya berperan sebagai pengawas dan penerima laporan hasil kegiatan. Berkaitan dengan aktor yang dilibatkan dalam pelatihan tersebut, UPT Balai Latihan Kerja (BLK) diisi oleh orang-orang yang memang berkompeten dibidang pelatihan pengembangan UKM sesuai dengan pendidikan dan keahlian yang dimiliki pada bidangnya masing-masing.
Melalui hasil wawancara dengan informan masyarakat yang menyatakan bahwa:
“Menurut kami program pemberdayaan UKM yang dilakukan Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menagah ini belum berhasil. Belum semua UKM yang ada merasakan langsung dampak dari kegiatan tersebut.”
(Transkrip Wawancara, halaman 14)
“Menurut saya program pemberdayaan UKM ini sudah cukup berhasil. Ya usaha yang kita jalankan saat ini bisa berkembang demikian karena pendampingan dan bantuan dari Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah untuk memperoleh pinjaman modal dari bank.” (Transkrip Wawancara, halaman 16)
Hasil dari wawancara dengan informan masyarakat tersebut menunjukkan bahwa program pemberdayaan UKM yang dijalankan oleh Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi di Sidikalang belum
mampu merangkul seluruh pelaku UKM. Jadi dampak yang ditimbulkan belum dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan pelaksanaan program pemberdayaan UKM di Sidikalang yang dilaksanakan oleh Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi berkoordinasi dengan UPT Balai Latihan kerja (BLK) diisi oleh pegawai yang memiliki kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan implementasi kebijakan pemberdayaan UKM. Namun dalam konteks pelaksanaan program yang dicanangkan belum mampu menyentuh seluruh masyarakat pelaku UKM di Sidikalang. Jadi dampak yang ditimbulkan belum dirasakan secara menyeluruh.
4.3.6 Sumber Daya Yang Dilibatkan
Pelaksanaan suatu kebijakan juga harus didukung oleh berbagai sumber daya yang mendukung agar pelaksanaanya berjalan dengan baik. Sumber daya menjadi salah satu kunci kesuksesan proses implementasi kebijakan bagi suatu daerah. Sejatinya, walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan dengan jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan, maka implementasi tidak akan berjalan efektif.
Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia seperti kompetensi implementor, sumber daya finansial atau bahkan peralatan, sarana/prasana dan lain-lain. Tanpa dukungan sumber daya, maka sebuah kebijakan hanya menjadi dokumen yang terpapar di atas kertas saja.
Dalam pelaksanaan atau pengimplementasian suatu kebijakan perlu didukung dengan adanya sumber daya yang dapat memberikan pengaruh positif dan berguna untuk mensukseskan dalam pelaksanaan suatu kebijakan ataupun program tersebut. Sumber daya yang memadai tentunya sangat membantu di dalam pelaksanaan suatu kebijakan tersebut agar dapat berjalan dengan baik, maksimal, efektif dan efisien.
A. Sumber Daya Manusia
Pelaksanaan kebijakan akan berjalan dengan baik dan lancar apabila didalam pelaksanaannya dilakukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencukupi dan tentunya berkualitas. Dalam pencapaian tersebut tentu membutuhkan SDM yang sesuai dengan kemampuan, yang memiliki kecakapan dan kecukupan untuk menjalankan suatu kebijakan tersebut. Berikut pemaparan informan melalui hasil wawancara dengan informan Kepala Bidang Koperasi Dan Usaha Mikro,yang menyatakan bahwa :
“Sumber daya manusia yang dilibatkan dalam pelakasanaan pemberdayaan UKM selain pegawai dinas dibagian Koperasi dan usaha mikro juga melibatkan pegawai dari UPT BLK. Para pegawai yang kita miliki memang telah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam pelatihan ini.” (Transkrip Wawancara, halaman 2)
Melalui hasil wawancara dengan informan di atas sumber daya manusia yang dilibatkan dalam implementasi pemberdayaan UKM berasal dari pegawai Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi bidang koperasi dan usaha mikro dan pegawai di UPT Balai Latihan Kerja (BLK).
Berikut daftar sumber daya manusia di Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan UPT Balai Latihan Kerja (BLK). (Lampiran Dokumentasi, halaman 2)
B. Sumber daya Finansial
Sumber daya finansial merupakan kecukupan modal (keuangan) dalam sebuah program atau kebijakan yang akan mendukung segala aktifitas serta fasilitas yang dibutuhkan agar terlaksananya kebijakan yang direncanakan berjalan dengan hasil yang maksimal. Sumber daya finansial yang digunakan oleh Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi bersumber dari APBD Kabupaten Dairi. Berikut pagu anggaran Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi sesuai dengan Rencana Strategis Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi Tahun 2017-2019. (Lampiran Dokumentasi, halaman 3)
C. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor pendukung dalam terlaksananya suatu kegiatan. Dalam pemberdayaan UKM di lingkungan Dinas Ketenagakerjaan Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Dairi sudah memadai dalam hal pelayanan kepada masyarakat pelaku UKM seperti ruangan yang memadai, peralatan, teknologi yang digunakan seperti fasilitas komputer dan alat tulis kantor. Berikut data sarana dan prasarana Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi dan UPT Balai Latihan Kerja (BLK).
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi
No Sarana
Jumlah (Unit)
1 Lemari 4 unit
2 Filling besi 1 unit
3 Kursi 19 unit
4 Meja 13 unit
5 Komputer PC 2 unit
6 Laptop 6 unit
7 Printer 3 unit
8 Kamera 1 unit
9 Proyektor 1 unit
Sumber: Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Dairi, 2018
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Dairi
No Sarana Prasarana Jumlah
1 Ruang Kantor 1
2 Asrama 1
3 Ruang Seminar 1
4 PBK Teknologi Mekanik 1 set
5 PBK Otomotif 2 set
6 PBK Listrik 1 set
7 PBK Pertanian 1 set
8 PBK Aneka Jurusan 1 set
9 Proyektor 2 set
10 Komputer 4 buah
11 Sound System 1 set
12 Meja 40 buah
13 Kursi 120 buah
14 Kamera 1 buah
Sumber: UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Dairi, 2018
Berdasarkan uraian diatas kita ketahui bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Ketenagakerjaan Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah dan UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Dairi sudah memadai untuk para pegawai yang ada dilingkungan kerja untuk bekerja secara maksimal dalam melakukan pemberdayaan terhadap pelaku UKM di Sidikalang.
4.4 Lingkungan Implementasi
4.4.1 Kekuasaan, Kepentingan dan Strategi Aktor yang Terlibat
Dalam suatu kebijakan perlu dipertimbangkan pula kekuatan atau kekuasaan, kepentingan strategi yang digunakan oleh para aktor yang terlibat guna memperlancar jalannya pelaksanaan suatu implementasi kebijakan. Bila ini tidak diperhitungkan dengan matang sangat besar kemungkinan program yang hendak diimplementasikan jauh dari yang diharapkan
Dalam proses implementasi kebijakan harus bisa melihat seberapa besar kekuasaan dari pembuat kebijakan dan pelaksana program hingga semakin jelas tujuan yang ingin dicapai. Hanya saja jika kepentingan yang mempengaruhi besar,
maka akan sedikit usaha untuk mengimplementasikan kebijakan. Selain itu seorang implementor harus bisa merencanakan strategi yang akan digunakan untuk mengimplementasikan kebijakan
Dalam hal kekuasaan dan kepentingan Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi sebagai pembuat kebijakan memiliki kuasa untuk membuat program kegiatan sebagai turunan dari kebijakan yang dibuat. Dinas tersebut juga memiliki kepentingan untuk menjalankan dan mensukseskan kegiatan yang telah direncanakan tersebut guna memenuhi kepentingan-kepentingan dari masyarakat sebagai pelaku UKM dan sebagai sasaran utama kebijakan yang mencakup peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang memiliki kuasa penuh atas UKM yang dimiliki. Hal itu sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi yang menyatakan bahwa:
“Dinas inikan sebagai lembaga yang bertugas untuk menjalankan suatu kebijakan yang telah ditetapkan memiliki wewenang untuk membuat program dalam menjalankan kebijakan tersebut. Jadi kepentingan kita adalah untuk menjalankan program tadi semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.” (Transkrip Wawancara, halaman 2)
Hal itu juga sesuai dengan hasil wawancara dengan informan masyarakat yang menyatakan bahwa:
“Sebagai masyarakat kami memerlukan kebijakan terkait UKM agar usaha-usaha yang sudah kami jalankan dapat berkembang dan memberikan dampak ekonomi yang baik. Ditambah lagi dengan adanya perlindungan untuk kami serta status hukum yang jelas dari usaha yang kami jalankan.” (Transkrip Wawancara, halaman 13)
Strategi yang dijalankan merupakan program kegiatan sebagai turunan dari kebijakan pemberdayaan UKM. Jadi strategi yang dijalankan oleh Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi adalah melakukan pendampingan kepada masyarakat pelaku UKM dengan melakukan kunjungan lapangan ke pelaku UKM untuk melihat progres usaha yang dilakukan dan memberikan masukan-masukan dalam menjalankan usaha mereka. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan informan Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi yang menyatakan bahwa:
“Jadi program yang kita jalankan adalah memberikan pendampingan kepada masyarakat pelaku UKM. Jadi kita mengunjungi masyarakat pelaku UKM untuk melihat progres usaha yang dilakukan juga untuk memberikan masukan dalam menjalankan kegiatan usaha mereka. Nanti ada juga kita membuat laporan dari program yang sudah kita jalankan tersebut. (Transkrip Wawancara, halaman 2)
Hal itu juga sesuai dengan hasil wawancara dengan informan masyarakat yang menyatakan bahwa:
“Pegawai dari Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi memang pernah datang kesini untuk melihat kegiatan usaha yang kita jalankan. Mereka juga memberi masukan-masuakan dalam mengembangkan usaha kita.”(Transkrip Wawancara, halaman 14)
Pada studi kepustakaan yang dilakukan penulis, Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi pernah melakukan kunjungan kerja langsung ke pelaku UKM di Sidikalang. Hal itu juga dimuat dalam portal media online MEDAN BISNIS DAILY pada 29 September 2017.
Gambar 4.2 Kunjungan kerja Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi
Sumber:Medan Daily Bisnis, 2018
Melalui hasil wawancara dan studi kepustakaan di atas menunjukkan bahwa kekuasaan dan kepentingan Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi adalah membuat dan menjalankan program kegiatan sebagai turunan dari kebijakan pemberdayaan UKM guna memenuhi kepentingan-kepentingan masyarakat pelaku UKM sebagai sasaran dari kebijakan yang dibuat. Strategi yang dijalankan adalah melalui pendampingan kepada masyarakat pelaku UKM untuk meninjau jalannya usaha juga untuk memberikan masukan kepada masyarakat pelaku UKM.
4.4.2 Karakteristik Lembaga Penguasa
Lingkungan dimana suatu kebijakan dijalankan juga berpengaruh terhadap keberhasilan kebijakan tersebut. Pada bagian ini dijelaskan karakteristik dari lembaga yang turut mempengaruhi kebijakan tersebut. Dalam implementasi kebijakan yang telah dibuat, maka pelaksanaannya terlepas dari karakteristik atau peran dari para pelaksana kebijakan itu sendiri namun sangat dipengaruhi oleh karakteristik lembaga pelaksana kebijakan. Karakteristik institusi atau yang dikenal sebagai budaya organisasi adalah sebuah karakteristik yang dijungjung tinggi oleh organisasi dalam mencapai tujuannya. Karakteristik institusi menjadi pedoman sumberdaya manusia dalam institusi untuk menghadapi permasalahan dan penyesuaian integrasi institusi tersebut.
Dalam implementasi pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Sidikalang, karakteristik Dinas Ketenagakerjaan Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi cenderung memiliki karakter yang kuat bagi para pelaku UKM yang usahanya telah berkembang dan memperoleh pendampingan dalam menjalankan usahanya. Sedangkan bagi masyarakat pelaku UKM yang tidak ikut ambil bagian dalam kebijakan pemberdayaan UKM karakteristik Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi cenderung buruk. Hal itu disebabkan oleh adanya faktor rasa kurang percaya masyarakat kepada dinas terkait. Masyarakat cenderung menganggap adanya nepotisme dari pegawai di dinas tersebut dalam menjalankan program pemberdayaan UKM. Hal itu disampaikan melalui wawancara dengan informan masyarakat yang menyatakan bahwa:
“Ya, Dinas Ketenagakerjaa Koperasi dan Usaha Kecil Menengah telah membantu kita selama ini, melakukan pendampingan dan memberi masukan-masukan juga membantu kita dalam memperoleh pinjaman modal usaha. “ (Transkrip Wawancara, halaman 14)
“Kami merasa kurang tertarik dengan kegiatan tersebut, karena menurut kami pihak-pihak yang akan dibantu oleh dinas tersebut adalah pihak yang memiliki hubungan keluarga dengan pegawai disana.” (Transkrip Wawancara, halaman 16)
Berdasarakan pengamatan penulis terhadap struktur organisasi Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi menunjukkan bahwa struktur organisasi yang dimiliki sudah cukup ramping.
Dalam kegiatan pemberdayaan UKM, Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi berkoordinasi dengan UPT Balai Latihan Kerja Kabupaten Dairi. Koordinasi yang dilakukan lebih mudah karena hanya melibatkan dua lembaga tersebut. Jadi Dinas Ketengakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi memiliki karakteristik struktur organisasi yang ramping.
Sesuai dengan hasil wawancara dan studi kepustakaan dapat disimpulkan bahwa karakteristik lembaga Dinas Ketengakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi sebagai lembaga pelaksana kebijakan memiliki karakteristik yang kuat bagi masyarakat pelaku UKM yang merasakan dampak program pemberdayaan UKM. Sedangkan bagi masyarakat yang cenderung tidak peduli terhadap program tersebut, Dinas Ketengakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi memiliki karakteristik yang cenderung buruk.
Dinas Ketengakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi juga memiliki karakteristik struktur organisasi yang ramping sehingga memudahkan dalam melakukan koordinasi dalam melaksanakan kebijakan.
4.4.3 Kepatuhan dan Daya Tanggap
Hal lain yang dirasa penting dalam proses pelaksanaan suatu kebijakan adalah kepatuhan dan respon dari para pelaksana. Masalah kepatuhan dan daya tanggap berkaitan dengan tanggapan dan respon subjek dari kebijakan tersebut..
Suatu kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah tentunya mengharapkan proses pelaksanaan yang maksimal dari aparatur lembaga pelaksana kebijakan tersebut untuk mencapai hasil yang maksimum. Maka yang hendak dijelaskan pada poin ini, sejauhmana respon atau daya tanggap implementor terhadap isi kebijakan dan bagaimana implementor melaksanakan seluruh isi kebijakan.
Dalam pelaksanaan program pemberdayaan UKM yang dilakukan oleh Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menegnah di Kabupaten Dairi menunjukkan kinerja yang progresif. Dengan dilakukanya sosialisasi pelatihan akses modal yang mana pada tahun-tahun sebelumnya hal ini belum pernah terealisasi. Hal ini disampaikan melalui hasil wawancara dengan informan Kepala Seksi Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi yang menyatakan bahwa :
“Tahun ini kita sudah melaksanakan sosialisasi pelatihan terkait akses modal yang bekerjasama dengan pihak perbankan untuk mensukseskan kegiatan” (Transkrip Wawancara, halaman 5)
Melalui studi kepustakan yang dilakukan penulis pada Rencana Strategis Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi Tahun 2017-2019 terdapat program kegiatan sosialisasi dukungan informasi penyediaan modal bagi UKM di Sidikalang Kabupaten Dairi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk terlaksananya sosialisasi tentang
informasi penyediaan bantuan permodalan dengan pagu anggaran sebesar Rp 70.000.000 -, .
Dapat disimpulkan melalui hasil wawancara dan studi kepustakaan menunjukkan kinerja yang progresif dari pegawai Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi. Kinerja yang progresif tersebut menunjukkan bahwa pegawai dinas tersebut memiliki respon yang baik terhadap program yang telah dicanangkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berikut ini diuraikan kesimpulan mengenai implementasi pemberdayaan Usaha Kecil Menengah pada Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Sidikalang berdasarkan faktor berikut:
5.1.1 Kepentingan Kelompok Sasaran
Sasaran utama dalam implementasi kebijakan pemberdayaan UKM pada Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah adalah masyarakat pelaku UKM. Kepentingan para pelaku UKM adalah memiliki usaha yang berbasis Usaha Kecil Menengah dan memiliki status hukum yang jelas serta dapat menjalankan usaha yang berdaya saing melalui bantuan dan pendampingan oleh pemerintah.
5.1.2 Tipe Manfaat
Pemerintah Kabupaten Dairi melalui Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah telah mengimplementasikan kebijakan pemberdayaan UKM melalui program sosialisasi pemberdayaan UKM dan pelatihan akses modal. Sebagian masyarakat pelaku UKM merasakan manfaat langsung dari program sosialisasi pemberdayaan UKM tersebut yang dibuktikan dari lahirnya UKM baru yang telah memiliki izin usaha dan masih menjalakan usahanya hingga saat ini. Dalam program pelatihan akses modal, masyarakat pelaku UKM yang
mengikuti pelatihan tersebut telah diberi pelatihan tentang bagaimana cara dan syarat-syarat dalam memperoleh pinjaman modal usaha dari pihak perbankan.
5.1.3 Derajat Perubahan yang Diinginkan
Derajat peubahan yang diinginkan oleh Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi dari lahirnya kebijakan pemberdayaan UKM kepada masyarakat pelaku UKM sebagai kelompok sasaran
Derajat peubahan yang diinginkan oleh Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Dairi dari lahirnya kebijakan pemberdayaan UKM kepada masyarakat pelaku UKM sebagai kelompok sasaran