• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

F. Makna Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di

Apa yang dilakukan para capres, cagub, dan cawalkot pada period era belakang ini merupakan proses kampanye model baru bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Kendati kampanye lewat internet masih terkesan dilakukan seadanya, banyaknya situs yang dibuat para caleg dan partai politik, diharapkan mengalami kemajuan pada masa yang akan datang.

PKS ingin memberi tahu masyarakat bahwa PKS itu dapat dipercaya. Oleh sebab itu, PKS melancarkan strategi komunikasi politik dengan menampilkan jenis-jenis iklan kreatif yang dapat diterima masyarakat banyak. Dari beberapa jenis iklan yang ditampilkan, PKS lebih banyak mengusung jenis iklan Reporte Netral dan jenis iklan Image Content, dengan alasan bahwa jika iklan yang ditampilkan lebih mengangkat image partai, maka feedbacknya mudah diterima.

Menjelang di Pemilu Legislatif 2014 mendatang, PKS menggunakan

“wajah baru” dalam memaknai perihal nomor urut pesertanya yang bernomor

kampanye, dengan menunjukkan ibu jari, telunjuk, dan kelingking. Ini dimaknai agar masyarakat mudah mengenal PKS dengan simbol yang lebih

“kekiniian” dan agar menarik perhatian kalangan pemula tentunya.

Sebuah partai memang mempunyai hak penuh mengenai jenis iklan seperti apa yang akan ditampilkan. Namun alangkah baiknya, jika dalam tayangan iklan tersebut tidak hanya mengusung image partai saja, visi misi kedepan dari partai tersebut juga harus dibahas. Masyarakat kita sudah bisa menilai, partai mana yang hanya sekedar mengobral janji-janji palsu dan partai mana yang benar-benar akan membantu mereka kea rah yang lebih baik. Masyarakat sekarang butuh tindakan bukan hanya jargon kosong saja, masyarakat butuh kejelasan dan keyakinan bahwa partai yang nantinya mereka pilih adalah partai yang benar-benar pro terhadap rakyat.

Di image PKS yang baru saat ini, PKS pun sudah membentuk sebuah

jargon baru, untuk menarik kembali simpati rakyat, jargon “Cinta, Kerja dan Harmoni” dimaknai PKS berdasarkan penjabaran “Cinta” adalah pendekatan ke konstituen dengan sentuhan kemanusiaan. Jargon “Kerja” diusung agar kader PKS se-Indonesia selalu bekerja berdasarkan kerja keras dengan hati untuk membawa partai ini ke tiga besar Pemilu 2014. Dan “Harmoni”

membuat Indonesia sebagai bangsa yang beragam tetap utuh, dan pada waktu yang sama Indonesia bisa terus tumbuh. Dengan dasar itu PKS mengandalkan strategihuman touchuntuk merebut simpati masyarakat. Ujung dari program PKS adalah memassifkan silaturahim ke seluruh elemen oleh kader-kader.

Tujuan PKS membuat jargon “Cinta, Kerja dan Harmoni” memang tak

hanya ingin menarik kembali simpati khalayak, di media sosial youtube, iklan kampanye yang dimunculkan PKS juga tak kalah unik adalah dengan memunculkan exposure yang bisa memanfaatkan momentum seperti harlem shake, menurut PKS dengan “menunggangi” gelombang yang sedang banyak

dibicarakan dengan memanfaatkan momentum seperti pembuatan video harlem shake,diharapkan masyarakat akan memahami sistem nilai, norma dan bentuk masyarakat ideal yang ingin diciptakan oleh PKS.

Citra ditampilkan dengan visi misi kinerja partai dan dipadukan dengan sosok muda yang mampu memimpin bangsa, tidak menutup kemungkinan perolehan suara pun meningkat karena tidak hanya remaja atau golongan tengah saja yang memilih, golongan captivedan yang bukan remaja lagi pun bisa jadi makin mantap untuk memilih PKS menjadi wakil rakyat yang dapat merubah nasib rakyat menjadi lebih baik dan bermartabat.

Proses pemaknaan pesan seringkali memainkan peranan penting dalam komunikasi, terutama komunikasi ideologi. Ideologi bukanlah barang fisik yang dapat disentuh dan diraba secara material. Tetapi ideologi membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat untuk memberikan arti, makna dan nuansa yang terkandung di dalamnya.

Ideologi PKS tidaklah menjadi mengherankan apabila komunikasi ideologi tersebut mengkomunikasikan sesuatu yang bersifat simbolik. Simbolik yang PKS maksud adalah menekankan aspek atribut dan konotasi yang muncul di seputar kata dan objek yang dituju.

Ideologi PKS dalam konteks bahasa memberikan konsekuensi tersendiri. karena, bahasa bukan sekedar alat penanda, melainkan juga harus mampu mengkomunikasikan maknanya. Mungkin justru fungsi terpenting bahasa yang dimaksud PKS adalah sebagai alat komunikasi yang memungkinkan terciptanya interaksi sosial khususnya di media sosial.

Sementara itu, persepsi dan konotasi akan sesuatu hal juga dapat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sejarah masyarakat setempat. Sehingga partai politik perlu hati-hati dalam mengkomunikasikan ideologinya yang kompleks, abstrak, dan rumit menjadi sesuatu yang sederhana, mudah dimengerti serta sesuai dengan kondisi dan situasi yang terdapat dalam masyarakat.54

Komunikasi yang dimaksudkan dalam kaitan ini adalah komunikasi internal dengan para pendukungnya, sekaligus juga dengan masyarakat luas, media bahkan juga dengan lawan politik. Sementara itu, bahasa ideologi tertentu juga harus dapat dengan mudah dipahami oleh lawan politik yang memiliki faham dan system nilai berbeda.

Tanpa sifat mudah dipahami, bahasa yang dipakai ideologi tak akan memberikan dampak optimal,bahkan bisa pula merugikan.55

Untuk masyarakat luas, ideology PKS harus mampu diterjemahkan dalam bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipahami oleh lapisan masyarakat manapun. Misalnya, struktur masyarakat petani pastilah memiliki ‘bahasa’

54

Firmanzah,”Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.104

55

Firmanzah,”Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.104

yang berbeda dengan masyarakat ‘industri’. Untuk itulah ideology PKS dituntut “luwes”, agar dapat dipahami oleh tiap-tiap lapisan masyarakat. Dalam hubungannya dengan media, ideology PKS harus mudah pula

dipahami, agar tidak terjadi “Miss Communication” ketika disebarkan secara

luas olehnya.